Anda di halaman 1dari 30

TUGAS 2

Kelompok 4:
Agustinus Ronaldo
Ardina Ayu
Miranda Talitha Zagita
Raden Muhammad Feryanda
Yohannes Pandu Wicaksono
Dapatkah anda
menjelaskan
rancangan analisis
pestisida tersebut?

2
Rancangan
Analisis GC/MS
Instrumentasi
Gas Chromatograph (Agilent 7890 B)
Mass spektrometer (Agilent 7000 C)
Kromatografi
Gas
Digunakan untuk memisahkan,mengidentifikasi dan menentukan komponen-
komponen organik volatile yang stabil pada temperatur tinggi

Terdapat dua fase dalam suatu alat kromatografi gas yaitu:


Fase diam – Kolom
Fase gerak – Gas pembawa (Helium)

Nantinya didapatkan dua bentuk analisis yang dihasilkan berupa


Analisis kualitatif : Waktu retensi
Analisis kuantitatif : luas puncak
Tahapan Instrumentasi
Preparasi sampel Injeksi sampel Separasi oleh GC
Menyiapkan sampel Sampel dimasukan ke Sampel yang sudah
yang akan dianalisis dalam injektor yang berbentuk uap dibawa
sebanyak 1𝜇l-2𝜇l ke bersuhu 275 ℃ lalu oleh gas helium (gas
dalam penyuntik terjadi perubahan carrier) kedalam
(Syringe) bentuk fase sampel sistem kolom.
Cair Gas
Scaning
Deteksi MS
Senyawa pestisida
Lebih dari 275.000 dideteksi dengan
spektra massa dari jangkauan scan
senyawa didapat
kuantitasnya dan 40 m/z – 450 m/z.
dideteksi jenis Spektra massa dicatat
senyawa menurut nilai dalam waktu 0,5-1,0 s
m/z dan didapat data
berupa fingerprint
Keadaan Instrument

GAS CHROMATOGRAPHY MASS SPEKTROMETER


GAS PEMBAWA : HELIUM( GC INLET LINE
30CM/SEC ) TEMPERATURE : 275 ℃

TEMPERATUR INJEKTOR : 270 ℃ ION SOURCE


TEMPERATURE : 275 ℃
TIPE INJEKTOR : SPLITLESS SCAN RANGE : M/Z 40-
450
OVEN PROGRAM : SCAN TIME : 0,2 SEC
TEMPERATURE HOLD TIME
RATE
80 ℃ 0 MIN
20℃/MIN
290 ℃ 4,5 MIN

TOTAL TIME : 20 MENIT INTERSCAN DELAY : 0,1


SEC
Instrument MS

Q1
EI (source) Q2 Q3
Memisahkan ion
Mengionisasikan Mengoptimalkan Mengelompoka
dari EI untuk
fragmen sampel kelimpahan nilai n ion produk
masuk kedalam
sebelum masuk m/z dan tempat berdasarkan
filter massa
ke filter massa dihasilkanya struktur
berdasarkan
pola fragmentasi fragmen
nilai m/z
Hasil dan Analisis
Parameter apa saja
yang harus
diketahui?

10
Efisiensi Pelarut Efisiensi pelarut sebagai hasil dari interaksi bahan terlarut dan

pelarut menentukan posisi relative pita-pita bahan terlarut pada


dan Koefisien kromatogram. Hal ini ditentukan oleh koefisien partisi masing –

Partisi masing K dari bahan terlarut (analitik) dalam pelarut (fase diam) pada

temperature tertentu.

Koefisien partisi K didefinisikan sebagai berikut:

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑑𝑖𝑎𝑚 (𝑐𝑎𝑖𝑟)
𝐾=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎ℎ𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑎𝑛𝑎𝑙𝑖𝑡 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 (𝑔𝑎𝑠)

[𝐶𝑠](𝑐𝑎𝑖𝑟)
𝐾=
[𝐶𝑚](𝑔𝑎𝑠)

11
Standar Semakin efisien system yang di uji coba, semakin sempit puncak
yang dihasilkan. Standar devisiasi (σ) dapat dicari dengan:

Devisiasi Wb = 4σ
Wh = 2,354σ

12
Retensi Relatif / Efisiensi pelarut diukur dengan α (retensi relative). Retensi relative
bergantung pada temperature. Efisiensi pelarut dirumuskan sebagai

Selektivitas / berikut

𝑡 ′ 𝑅2 𝑘′2 𝐾2
Faktor Pemisah 𝛼= ′
𝑡 𝑅1
=
𝑘′1
=
𝐾1

13
Waktu Retensi Waktu (tM) setelah injeksi sampel sampai dengan munculnya
puncak sering kali dinamakan waktu mati.
Waktu yang diperlukan puncak spesies analit untuk mencapai
detektor dinamakan waktu retensi (tR). Laju linear rata-rata dari
migrasi zat terlarut (v) dan kecepatan linear rata-rata dari spesies
dalam fasa bergerak (u) diberikan ada persamaan dibawah ini

𝐿
𝑣=
𝑡𝑅
𝐿
𝑢= , dimana L = Panjang Kolom
𝑡𝑀

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑓𝑎𝑠𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘


𝑣=𝑢𝑥
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
1
𝑣=𝑢𝑥
1+𝐾𝑉𝑠/𝑉𝑚

Dimana:
Vs = Volume fasa diam dan Vm = Volume fasa bergerak 14
Faktor Faktor kapasitas menyatakan perbandingan mol komponen analit
dalam fasa diam terhadap mol komponen dalam fasa gerak pada

Kapasitas temperature tertentu. Faktor ini banyak digunakan untuk


mendeskripsikan laju migrasi zat terlarut dalam kolom. Untuk
spesies A, nilai faktor kapasitasnya adalah sebagai berikut

𝐾𝑎𝑉𝑠

𝑘𝐴=
𝑉𝑚


𝑡𝑅 − 𝑡𝑀
𝑘𝐴=
𝑡𝑀
k’ > 1 maka elusi akan berlangsung dengan cepat
k’ > 20-30 maka waktu elusi akan berlangsung sangat panjang.

15
Plat teoritik adalah istilah yang berasal dari teori destilasi yang kemudian diadaptasi ke
Jumlah dan dalam kromatografi. Plat ini menandakan suatu titik dalam kolom dimana terdapat
kesetimbangan antara fasa cair dan gas. Jumlah plat teoritik (n) dapat diukur dengan

Tinggi Plat menggunakan rumus


𝑛=
𝑡𝑟 2
( ) =
𝜎
𝑡𝑅 2
16( ) =
𝑊𝑏
𝑡𝑅 2
5,54( )
𝑊ℎ
, dimana tR = waktu retensi dan Wb = lebar

Rata-Rata puncak pada pita elusi


Tinggi plat teoritik disebut juga HETP (height Equivalent Theoritical Plate) yang
berfungsi untuk merepresentasikan efisiensi dari kolom.
𝐿
𝐻𝐸𝑇𝑃 = 𝐻 = , dimana L = panjang kolom dan n = jumlah plat teoritik.
𝑛

16
Efisiensi Kolom Efisiensi kolom berkaitan dengan pelebaran puncak dari pita awal
ketika melewati kolom. Pada G.C. plat terpisah adalah suatu konsep
tiruan yang digunakan untuk membandingkan kolom sejenis pada
kondisi spesifik antara lain:
Tipe pelarut dan pemuatan.
Bahan terlarut / solut
Kecepatan aliran
Temperatur
Ukuran sampel
Rata-rata linear gas mengalir pada kolom (µ) dapat dihitung
dengan:
𝐿
µ= , dimana tm adalah waktu gas tertahan
𝑡𝑚

17
Resolusi Kolom Resolusi kolom (Rs) dapat mengukur kemampuan kolom untuk memisahkan dua
analit secara kuantitatif. Untuk lebih jelasnya dapat dituliskan dalam persamaan
berikut
2 𝛥𝑍 2[ 𝑡𝑟 𝑏− 𝑡𝑔 𝑎)]
𝑅𝑠 = = , dimana ΔZ merupakan jarak puncak analit A dan B
𝑊𝑎+𝑊𝑏 𝑊𝑎+𝑊𝑏

yang terbaca pada kromatogram.


Resolusi kolom dapat dipengaruhi oleh faktor selektivitas, kapasitas sepasang zat
terlarut pada kolom yang dapat dilihat pada persamaan berikut

𝑁 𝛼−1 𝑘′𝑏
𝑅𝑠 = ( )( ′ ), dimana α = faktor selektivitas
4 𝛼 1 +𝑘 𝑏

Jumlah piringan yang dibutuhkan untuk mencapai resolusi kolom dengan nilai
tertentu

′𝑏
𝛼 − 1 𝑘
𝑁 = 16𝑅𝑠 2 ( )2 ( )2
𝛼 1 + 𝑘′𝑏
Resolusi kolom dapat mempengaruhi waktu retensi (tR)

3
16𝑅𝑠 2 𝐻 𝛼 2 (1 + ′
𝑘 𝑏)
(𝑡𝑔)𝑏 = ( )
𝑢 𝛼−1 (𝑘 ′ 𝑏)2

18
Mengapa metoda
GC/MS sering
digunakan untuk
analisa kuantitatif
maupun kualitatif?

19
Pengertian Metode GC-
MS
Metode GC-MS merupakan metode pemisahan senyawa organik
yang menggunakan dua metode analisis senyawa yaitu
kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara
kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis
struktur molekul senyawa analit.
Gambar 1. Skema GC/MS (Sumber:www.chromacademy.com)
Analisa kualitatif
Identifikasi senyawa yang terkandung dalam suatu
campuran berdasarkan waktu retensi dan berat molekul

Analisa kuantitatif
Penentuan konsentrasi dari kandungan senyawa dalam
suatu campuran
Identifikasi Senyawa Penyusun Minyak Kulit Batang
Kayu Manis
(Cinnamomum cassia) Menggunakan GC-MS

Gambar 2. Kromatogram minyak kayu manis


Gambar 3. Spektrum massa senyawa puncak 1

Gambar 4. Spektrum massa senyawa puncak 2


Gambar 5. Spektrum massa senyawa puncak 3
Apa keunggulan
dan kekurangan
teknik analisa ini?

26
GCMS merupakan metode pemisahan senyawa organik yang menggunakan dua metode analisis senyawa
yaitu Kromatografi Gas (GC) untuk menganalisis jumlah senyawa secara kuantitatif dan Spektometri Massa
(MS) untuk menganalisis struktur molekul senyawa analit.

27
Kromatografi Gas (GC) adalah metode pemisahan dan pendeteksian senyawa-senyawa organik yang mudah
menguap dan senyawa-senyawa anorganik yang berada dalam suatu campuran. Biasa digunakan untuk
analisis kualitatif dan kuantitatif senyawa campuran

Sedangkan Spektrometri Massa (MS) adalah alat atau instrumen yang digunakan untuk menentukan
struktur kimia dari suatu molekul organik bedasarkan perhitunggan massa dari molekul serta pola-pola
fragmentasinya.

28
Kelebihan dan Kekurangan GCMS
KELEBIHAN KEKURANGAN

Efisien, resolusi tinggi sehingga dapat Sampel yang tidak mudah menguap
menganalisa partikel yang berukuran membutuhkan preparasi terlebih
sangat kecil (co: polutan di udara) dahulu (ekstraksi, outgassing, dll)
Dapat mengidentifikasi komponen Teknik Kromatografi Gas tidak mudah
organik dengan cara separasi senyawa memisahkan campuran dalam skala
kompleks besar
Mempunyai sensitivitas yang tinggi, Tidak cocok menganalisis senyawa
sehingga dapat memisahkan senyawa labil pada suhu tinggi (akan
yang bercampur dan mampu terdekomposisi pada awal pemisahan)
menganalisa berbagai senyawa
Analisisa berlangsung cepat, biasanya Fasa gas tidak bersifat reaktif
dalam hitungan menit terhadap fasa diam dan zat terlarut

Tidak merusak sampel

29
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai