Anda di halaman 1dari 19

Content name Pasal Ayat ShortExplanation BAB

Negara Indonesia, ialah Negara Kesatuan , yang berbentuk Bentuk Negara Pasal 1 1 1 BENTUK DAN I
Republik. Ayat 1 KEDAULATAN
NEGARA INDONESIA
Kedaulatan berada di tangan rakyat, dan dilaksanakan, menurut Kedaulatan Rakyat Pasal 1 1 2 BENTUK DAN I
Undang-Undang Dasar. Ayat 2 KEDAULATAN
NEGARA INDONESIA
Negara Indonesia, adalah negara hukum. Indonesia adalah Pasal 1 1 3 BENTUK DAN I
Negara hukum Ayat 3 KEDAULATAN
NEGARA INDONESIA
Majelis Permusyawaratan Rakyat, terdiri atas anggota Dewan, Anggota-anggota Pasal 2 2 1 MAJELIS II
Perwakilan Rakyat, dan anggota DPD , yang dipilih melalui MPR Ayat 1 PERMUSYAWARATAN
pemilihan umum, dan diatur lebih lanjut dengan undang-undang. RAKYAT
Majelis Permusyawaratan Rakyat, bersidang sedikitnya sekali, Hapus Pasal 2 2 2 MAJELIS II
dalam lima tahun di ibukota negara. Ayat 2 PERMUSYAWARATAN
RAKYAT
Segala putusan MPR ditetapkan dengan suara yang terbanyak. Mekanisme Pasal 2 2 3 MAJELIS II
Putusan MPR Ayat 3 PERMUSYAWARATAN
RAKYAT
Majelis Permusyawaratan Rakyat, berwenang mengubah dan Wewenang MPR Pasal 3 3 1 MAJELIS II
menetapkan Undang-Undang Dasar. mengubah dan Ayat 1 PERMUSYAWARATAN
menetapkan UUD RAKYAT
Majelis Permusyawaratan Rakyat, melantik Presiden dan/atau Wewenang MPR Pasal 3 3 2 MAJELIS II
Wakil Presiden. melantik Presiden Ayat 2 PERMUSYAWARATAN
dan/atau Wakil RAKYAT
Presiden
Majelis Permusyawaratan Rakyat, hanya dapat memberhentikan Hapus Pasal 3 3 3 MAJELIS II
Presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya Ayat 3 PERMUSYAWARATAN
menurut Undang-Undang Dasar. RAKYAT
Presiden Republik Indonesia, memegang kekuasaan Hapus Pasal 4 4 1 KEKUASAAN III
pemerintahan, menurut Undang-Undang Dasar. Ayat 1 PEMERINTAHAN
NEGARA
Dalam melakukan kewajibannya, Presiden dibantu oleh satu Presiden dalam Pasal 4 4 2 KEKUASAAN III
orang Wakil Presiden. melakukan Ayat 2 PEMERINTAHAN
kewajibannya NEGARA
dibantu oleh
seorang Wakil
Presiden
Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang, kepada Hak Presiden Pasal 5 5 1 KEKUASAAN III
DPR . mengajukan RUU Ayat 1 PEMERINTAHAN
Kepada DPR NEGARA
Presiden menetapkan peraturan pemerintah, untuk menjalankan Hak dan wewenang Pasal 5 5 2 KEKUASAAN III
undang-undang, sebagaimana mestinya. Presiden Ayat 2 PEMERINTAHAN
menetapkan NEGARA
Peraturan
Pemerintah
Calon Presiden dan calon Wakil Presiden, harus seorang warga Syarat menjadi Pasal 6 6 1 KEKUASAAN III
negara Indonesia, sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima Calon Presiden dan Ayat 1 PEMERINTAHAN
kewarganegaraan lain karena, kehendaknya sendiri, tidak pernah Calon Wakil NEGARA
mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani Presiden
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban, sebagai Presiden dan
Wakil Presiden.
Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden, diatur Hapus Pasal 6 6 2 KEKUASAAN III
lebih lanjut dengan undang-undang. Ayat 2 PEMERINTAHAN
NEGARA
Presiden dan Wakil Presiden, dipilih dalam satu pasangan secara Mekanisme Pasal 6A 6A 1 KEKUASAAN III
langsung, oleh rakyat. Pemilihan Presiden PEMERINTAHAN
dan Wakil Presiden NEGARA
Presiden dan Wakil Presiden, memegang jabatan selama lima Masa Jabatan Pasal 7 7 KEKUASAAN III
tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang Presiden dan Wakil PEMERINTAHAN
sama, hanya untuk satu kali masa jabatan. Presiden NEGARA
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam Mekanisme Pasal 7A 7A KEKUASAAN III
masa jabatannya, oleh MPR , atas usul DPR , baik apabila terbukti Pemberhentian PEMERINTAHAN
telah melakukan pelanggaran hukum, berupa pengkhianatan Presiden NEGARA
terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat
lainnya, atau perbuatan tercela, maupun apabila terbukti tidak
lagi memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan DPR . Presidan tidak Pasal 7C 7C KEKUASAAN III
mempunyai PEMERINTAHAN
wewenang dan NEGARA
kekuasaan untuk
membubarkan DPR
Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat Pasal 8 8 1 KEKUASAAN III
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan Ayat 1 PEMERINTAHAN
oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatannya. NEGARA
Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat- Pasal 8 8 2 KEKUASAAN III
lambatnya dalam waktu enam puluh hari, MPR Ayat 2 PEMERINTAHAN
menyelenggarakan sidang untuk memilih Wakil Presiden dari dua NEGARA
calon yang diusulkan oleh Presiden.
Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, Pasal 8 8 3 KEKUASAAN III
diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam Ayat 3 PEMERINTAHAN
masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugas NEGARA
kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri,
dan Menteri Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-
lambatnya tiga puluh hari setelah itu, MPR menyelenggarakan
sidang untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, dari dua
pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh
partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon
Presiden dan Wakil Presidennya meraih suara terbanyak pertama
dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir
masa jabatannya.
Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden hapus Pasal 9 9 1 KEKUASAAN III
bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan sungguh- Ayat 1 PEMERINTAHAN
sungguh di hadapan MPR , atau DPR , sebagai berikut : Sumpah NEGARA
Presiden (Wakil Presiden) : “Demi Allah, saya bersumpah akan
memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia dengan sebaik-
baiknya dan seadiladilnya , memegang teguh Undang-Undang
Dasar, dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya, serta berbakti kepada Nusa dan
Bangsa.” Janji Presiden (Wakil Presiden) : “Saya berjanji dengan
sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik
Indonesia (Wakil Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-
baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-Undang
Dasar dan menjalankan segala undang-undang, dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Nusa dan Bangsa”.
Jika MPR atau DPR , tidak dapat mengadakan sidang, Presiden dan Pasal 9 9 2 KEKUASAAN III
Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau berjanji dengan Ayat 2 PEMERINTAHAN
sungguh-sungguh di hadapan pimpinan MPR dengan disaksikan NEGARA
oleh Pimpinan Mahkamah Agung.
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Kekuasaan Pasal 10 10 KEKUASAAN III
Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara. Presiden atas PEMERINTAHAN
Angkatan Laut, NEGARA
Angkatan Darat,
dan Angkatan
Udara
Presiden dengan persetujuan DPR , menyatakan perang, membuat Wewenang Pasal 11 11 1 KEKUASAAN III
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain. presiden dalam Ayat 1 - 3 PEMERINTAHAN
menyatakan NEGARA
perang, membuat
perdamaian dan
perjanjian dengan
Negara lain
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan Wewenang Pasal 12 12 KEKUASAAN III
akibatnya keadaan bahaya ditetapkan dengan Undang-Undang . Presiden untuk PEMERINTAHAN
menyatakan NEGARA
keadaan bahaya
Presiden mengangkat duta dan konsul. Wewenang Pasal 13 13 1 KEKUASAAN III
Presiden untuk Ayat 1 - 3 PEMERINTAHAN
mengangkat duta NEGARA
dan konsul, dan
menerima duta
Negara lain
Presiden memberi grasi dan rehabilitasi, dengan memperhatikan Wewenang Pasal 14 14 1 KEKUASAAN III
pertimbangan Mahkamah Agung. presiden untuk Ayat 1 PEMERINTAHAN
memberi grasi dan NEGARA
rehabilitasi
Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan Wewenang Pasal 14 14 2 KEKUASAAN III
pertimbangan DPR . presiden untuk Ayat 2 PEMERINTAHAN
memberi amnesti NEGARA
dan abolisi
Presiden memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda Wewenang Pasal 15 15 KEKUASAAN III
kehormatan yang diatur dengan undang-undang. presiden untuk PEMERINTAHAN
memberi gelar, NEGARA
tanda jasa, dan
tanda kehormatan
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan, yang bertugas Pasal 16 16 KEKUASAAN III
memberikan nasihat dan pertimbangan kepada Presiden, yang PEMERINTAHAN
selanjutnya diatur dalam Undang-Undang . NEGARA
Dihapus. Pasal 16 16 DEWAN IV
PERTIMBANGAN
AGUNG
Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri Negara Pasal 17 17 1 KEMENTERIAN V
Ayat 1 - 4 NEGARA
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Penyelenggaraan Pasal 18 18 1 PEMERINTAHAN VI
provinsi, dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, Pemerintahan Ayat 1 - 7 DAERAH
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai Daerah
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota, Pasal 18 18 2 PEMERINTAHAN VI
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan, menurut Ayat 2 DAERAH
asas otonomi dan tugas pembantuan.
Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota Pasal 18 18 3 PEMERINTAHAN VI
memiliki DPR Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui Ayat 3 DAERAH
pemilihan umum.
Gubernur, Bupati, dan Walikota, masing-masing sebagai kepala Pasal 18 18 4 PEMERINTAHAN VI
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota, dipilih secara Ayat 4 DAERAH
demokratis.
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, Pasal 18 18 5 PEMERINTAHAN VI
kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang Ayat 5 DAERAH
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah, dan Pasal 18 18 6 PEMERINTAHAN VI
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas Ayat 6 DAERAH
pembantuan.
Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan Hubungan Pasal 18A 18A 1 PEMERINTAHAN VI
daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi, dan Pemerintah Pusat Ayat 1 DAERAH
kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan dan Daerah dan 2
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan Satuan-satuan Pasal 18B 18B 1 PEMERINTAHAN VI
daerah, yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur Pemerintahan Ayat 1-2 DAERAH
dengan undang-undang. Daerah Khusus dan
Kesatuan
masyarakat hokum
adat
Anggota DPR , dipilih melalui pemilihan umum. Dewan Perwakilan Pasal 19 – 19 1 DEWAN VII
Rakyat Pasal 22 B PERWAKILAN RAKYAT
Susunan DPR , diatur dengan undang-undang. Pasal 19 19 2 DEWAN VII
Ayat 2 PERWAKILAN RAKYAT
Dewan Perwakilan Rakyat, bersidang sedikitnya sekali dalam Pasal 19 19 3 DEWAN VII
setahun. Ayat 3 PERWAKILAN RAKYAT
Dewan Perwakilan Rakyat, memegang kekuasaan membentuk Pasal 20 20 1 DEWAN VII
undang-undang. Ayat 1 PERWAKILAN RAKYAT
Setiap rancangan undang-undang, dibahas oleh DPR , dan Pasal 20 20 2 DEWAN VII
Presiden, untuk mendapat persetujuan bersama. Ayat 2 PERWAKILAN RAKYAT
Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapat persetujuan Pasal 20 20 3 DEWAN VII
bersama, rancangan undang-undang itu, tidak boleh diajukan lagi Ayat 3 PERWAKILAN RAKYAT
dalam persidangan DPR masa itu.
Presiden mengesahkan rancangan undang-undang, yang telah Pasal 20 20 4 DEWAN VII
disetujui bersama untuk menjadi undang-undang. Ayat 4 PERWAKILAN RAKYAT
Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui Pasal 20 20 5 DEWAN VII
bersama tersebut, tidak disahkan oleh Presiden, dalam waktu tiga Ayat 5 PERWAKILAN RAKYAT
puluh hari semenjak rancangan undang-undang tersebut disetujui,
rancangan Undang-Undang tersebut sah menjadi undang-undang
dan wajib diundangkan.
Dewan Perwakilan Rakyat, memiliki fungsi legislasi, fungsi Pasal 20A 20A 1 DEWAN VII
anggaran, dan fungsi pengawasan. Ayat 1 PERWAKILAN RAKYAT
Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam Pasal 20A 20A 2 DEWAN VII
pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, DPR , mempunyai hak Ayat 2 PERWAKILAN RAKYAT
interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.
Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Pasal 20A 20A 3 DEWAN VII
Dasar ini, setiap anggota DPR , mempunyai hak mengajukan Ayat 3 PERWAKILAN RAKYAT
pertanyaan, menyampaikan usul dan pendapat, serta hak
imunitas.
Ketentuan lebih lanjut tentang hak DPR , dan hak anggota DPR , Pasal 20A 20A 4 DEWAN VII
diatur dalam undang-undang. Ayat 4 PERWAKILAN RAKYAT
Anggota DPR , berhak mengajukan usul rancangan undang- Pasal 21 21 DEWAN VII
undang. PERWAKILAN RAKYAT
Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak Pasal 22 22 1 DEWAN VII
menetapkan peraturan pemerintah sebagai pengganti undang- Ayat 1 PERWAKILAN RAKYAT
undang.
Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPR , Pasal 22 22 2 DEWAN VII
dalam persidangan yang berikut. Ayat 2 PERWAKILAN RAKYAT
Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu Pasal 22 22 3 DEWAN VII
harus dicabut. Ayat 3 PERWAKILAN RAKYAT
Ketentuan lebih lanjut, tentang tata ca-ra pembentukan undang- Pasal 22A 22A DEWAN VII
undang, diatur dengan undang-undang. PERWAKILAN RAKYAT
Anggota DPR , dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- Pasal 22B 22B DEWAN VII
syarat, dan tata caranya, diatur dalam undang-undang. PERWAKILAN RAKYAT
Anggota DPD dipilih dari setiap provinsi melalui pemilihan umum. Dewan Perwakilan Pasal 22C 22C 1 DEWAN VIIA
Daerah – Pasal 22 PERWAKILAN
D DAERAH
Anggota DPD , dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah Pasal 22C 22C 2 DEWAN VIIA
seluruh anggota DPD itu tidak lebih dari sepertiga, jumlah anggota Ayat 2 PERWAKILAN
DPR . DAERAH
Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam Pasal 22C 22C 3 DEWAN VIIA
setahun. Ayat 3 PERWAKILAN
DAERAH
Susunan dan kedudukan DPD diatur dengan undang-undang. Pasal 22C 22C 4 DEWAN VIIA
Ayat 4 PERWAKILAN
DAERAH
DPD dapat mengajukan kepada DPR , rancangan undang-undang Pasal 22D 22D 1 DEWAN VIIA
yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan Ayat 1 PERWAKILAN
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan DAERAH
daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah.
Dewan Perwakilan Daerah ikut membahas rancangan undang- Pasal 22D 22D 2 DEWAN VIIA
undang yang berkaitan dengan otonomi daerah hubungan pusat Ayat 2 PERWAKILAN
dan daerah pembentukan, pemekaran, dan penggabungan daerah DAERAH
pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah serta
memberikan pertimbangan kepada DPR , atas rancangan undang-
undang anggaran pendapatan dan belanja negara dan rancangan
undang-undang yang berkaitan dengan pajak, pendidikan, dan
agama.
Dewan Perwakilan Daerah dapat melakukan pengawasan atas Pasal 22D 22D 3 DEWAN VIIA
pelaksanaan undang-undang mengenai: otonomi daerah, Ayat 3 PERWAKILAN
pembentukan, pemekaran dan penggabungan daerah, hubungan DAERAH
pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam dan sumber
daya ekonomi lainnya, pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara, pajak, pendidikan, dan agama serta
menyampaikan hasil pengawasannya itu kepada DPR , sebagai
bahan pertimbangan untuk ditindaklanjuti.
Anggota DPD dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat- Pasal 22D 22D 4 DEWAN VIIA
syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang. Ayat 4 PERWAKILAN
DAERAH
Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, Pasal 22E 22E 1 PEMILIHAN UMUM VIIB
rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali. Ayat 1
Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota DPR , Pemilihan Umum Pasal 22E 22E 2 PEMILIHAN UMUM VIIB
DPD , Presiden dan Wakil Presiden dan DPR Daerah.
Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DPR , dan Pasal 22E 22E 3 PEMILIHAN UMUM VIIB
anggota DPRD adalah partai politik. Ayat 3
Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota DPD adalah Pasal 22E 22E 4 PEMILIHAN UMUM VIIB
perseorangan. Ayat 4
Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan Pasal 22E 22E 5 PEMILIHAN UMUM VIIB
umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Ayat 5
Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan Pasal 22E 22E 6 PEMILIHAN UMUM VIIB
undang-undang. Ayat 6
Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari Pasal 23 23 1 HAL KEUANGAN VIII
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan Ayat 1
undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung
jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja Pasal 23 23 2 HAL KEUANGAN VIII
negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama DPR , Ayat 2
dengan memperhatikan pertimbangan DPD .
Apabila DPR , tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan Pasal 23 23 3 HAL KEUANGAN VIII
dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah Ayat 3
menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun
yang lalu.
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan Hal Keuangan Pasal 23A 23A HAL KEUANGAN VIII
negara diatur dengan undang-undang. – Pasal
23C
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan Undang-Undang . Pasal 23B 23B HAL KEUANGAN VIII
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang- Pasal 23C 23C HAL KEUANGAN VIII
undang.
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, Pasal 23D 23D HAL KEUANGAN VIII
kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur
dengan undang-undang.
Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang Badan Pemeriksa Pasal 23E 23E 1 BADAN PEMERIKSA VIIIA
keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang Keuangan Ayat 1 KEUANGAN
bebas dan mandiri.
Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada DPR , DPD Pasal 23E 23E 2 BADAN PEMERIKSA VIIIA
, dan DPR Daerah, sesuai dengan kewenangannya. Ayat 2 KEUANGAN
Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga Pasal 23E 23E 3 BADAN PEMERIKSA VIIIA
perwakilan dan/atau badan sesuai dengan Undang-Undang . Ayat 3 KEUANGAN
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh DPR , dengan Pasal 23F 23F 1 BADAN PEMERIKSA VIIIA
memperhatikan pertimbangan DPD dan diresmikan oleh Presiden. Ayat 1 KEUANGAN
Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh Pasal 23F 23F 2 BADAN PEMERIKSA VIIIA
anggota. Ayat 2 KEUANGAN
Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibu kota negara, dan Pasal 23G 23G 1 BADAN PEMERIKSA VIIIA
memiliki perwakilan di setiap provinsi. Ayat 1 KEUANGAN
Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan Pasal 23G 23G 2 BADAN PEMERIKSA VIIIA
diatur dengan undang-undang. Ayat 2 KEUANGAN
Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka Pasal 24 24 1 KEKUASAAN IX
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan Ayat 1 KEHAKIMAN
keadilan.
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung Pasal 24 24 2 KEKUASAAN IX
dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Ayat 2 KEHAKIMAN
peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan
peradilan militer,lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan Pasal 24 24 3 KEKUASAAN IX
kehakiman diatur dalam undang-undang. Ayat 3 KEHAKIMAN
Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, Pasal 24A 24A 1 KEKUASAAN IX
menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang- Ayat 1 KEHAKIMAN
undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang
lainnya yang diberikan oleh undang-undang.
Hakim agung harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak Pasal 24A 24A 2 KEKUASAAN IX
tercela, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum. Ayat 2 KEHAKIMAN
Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada DPR , untuk Pasal 24A 24A 3 KEKUASAAN IX
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai Ayat 3 KEHAKIMAN
hakim agung oleh Presiden.
Ketua dan wakil ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh Pasal 24A 24A 4 KEKUASAAN IX
Hakim Agung Ayat 4 KEHAKIMAN
Susunan, kedudukan, keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Pasal 24A 24A 5 KEKUASAAN IX
Agung serta badan peradilan di bawahnya diatur dengan undang- Ayat 5 KEHAKIMAN
undang.
Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan Pasal 24B 24B 1 KEKUASAAN IX
pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain Ayat 1 KEHAKIMAN
dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.
Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan Pasal 24B 24B 2 KEKUASAAN IX
pengalaman di bidang hukum serta memiliki integritas dan Ayat 2 KEHAKIMAN
kepribadian yang tidak tercela.
Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden Pasal 24B 24B 3 KEKUASAAN IX
dengan persetujuan DPR . Ayat 3 KEHAKIMAN
Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur Pasal 24B 24B 4 KEKUASAAN IX
dengan undang-undang. Ayat 4 KEHAKIMAN
Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama Pasal 24C 24C 1 KEKUASAAN IX
dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Ayat 1 KEHAKIMAN
undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutus pembubaran
partai politik, dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan
umum.
Mahkamah Konstitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Pasal 24C 24C 2 KEKUASAAN IX
DPR , mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Ayat 2 KEHAKIMAN
Wakil Presiden menurut Undang-Undang Dasar.
Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim Pasal 24C 24C 3 KEKUASAAN IX
konstitusi yang ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing- Ayat 3 KEHAKIMAN
masing tiga orang oleh Mahkamah Agung, tiga orang oleh DPR ,
dan tiga orang oleh Presiden.
Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh Pasal 24C 24C 4 KEKUASAAN IX
hakim konstitusi. Ayat 4 KEHAKIMAN
Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang Pasal 24C 24C 5 KEKUASAAN IX
tidak tercela, adil, negarawan yang menguasai konstitusi dan Ayat 5 KEHAKIMAN
ketatanegaraan, serta tidak merangkap sebagai pejabat negara.
Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara Pasal 24C 24C 6 KEKUASAAN IX
serta ketentuan lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur Ayat 6 KEHAKIMAN
dengan undang-undang.
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai Pasal 25 25 KEKUASAAN IX
hakim ditetapkan dengan undang-undang. KEHAKIMAN
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara Pasal 25A 25A WILAYAH NEGARA IXA
kepulauan yang berciri Nusantara dengan wilayah yang batas-
batas dan hak-haknya ditetapkan dengan Undang-Undang .
Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia Pasal 26 26 1 WARGA NEGARA X
asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang- Ayat 1 DAN PENDUDUK
undang sebagai warga negara.
Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang Pasal 26 26 2 WARGA NEGARA X
bertempat tinggal di Indonesia. Ayat 2 DAN PENDUDUK
Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan Pasal 26 26 3 WARGA NEGARA X
undang-undang. Ayat 3 DAN PENDUDUK
Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum Pasal 27 27 1 WARGA NEGARA X
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan Ayat 1 DAN PENDUDUK
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan Pasal 27 27 2 WARGA NEGARA X
yang layak bagi kemanusiaan. Ayat 2 DAN PENDUDUK
Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya Pasal 27 27 3 WARGA NEGARA X
pembelaan negara. Ayat 3 DAN PENDUDUK
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran Pasal 28 28 WARGA NEGARA X
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan DAN PENDUDUK
undang-undang.
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan Pasal 28A 28A HAK ASASI MANUSIA XA
hidup dan kehidupannya.
Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan Pasal 28B 28B 1 HAK ASASI MANUSIA XA
keturunan melalui perkawinan yang sah. Ayat 1
Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan Pasal 28B 28B 2 HAK ASASI MANUSIA XA
berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan Ayat 2
diskriminasi.
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan Pasal 28C 28C 1 HAK ASASI MANUSIA XA
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan Ayat 1
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni
dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia.
Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam Pasal 28C 28C 2 HAK ASASI MANUSIA XA
memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun Ayat 2
masyarakat, bangsa, dan negaranya.
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan Pasal 28D 28D 1 HAK ASASI MANUSIA XA
kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan Ayat 1
hukum.
Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan Pasal 28D 28D 2 HAK ASASI MANUSIA XA
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja. Ayat 2
Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama Pasal 28D 28D 3 HAK ASASI MANUSIA XA
dalam pemerintahan. Ayat 3
Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan. Pasal 28D 28D 4 HAK ASASI MANUSIA XA
Ayat 4
Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut Pasal 28E 28E 1 HAK ASASI MANUSIA XA
agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih Ayat 1
pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di
wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, Pasal 28E 28E 2 HAK ASASI MANUSIA XA
menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya. Ayat 2
Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan Pasal 28E 28E 3 HAK ASASI MANUSIA XA
mengeluarkan pendapat. Ayat 3
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh Pasal 28F 28F HAK ASASI MANUSIA XA
informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan
sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, Pasal 28G 28G 1 HAK ASASI MANUSIA XA
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah Ayat 1
kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu
yang merupakan hak asasi.
Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan Pasal 28G 28G 2 HAK ASASI MANUSIA XA
yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak Ayat 2
memperoleh suaka politik dari negara lain.
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat Pasal 28H 28H 1 HAK ASASI MANUSIA XA
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat Ayat 1
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus Pasal 28H 28H 2 HAK ASASI MANUSIA XA
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna Ayat 2
mencapai persamaan dan keadilan.
Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan Pasal 28H 28H 3 HAK ASASI MANUSIA XA
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang Ayat 3
bermartabat.
Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik Pasal 28H 28H 4 HAK ASASI MANUSIA XA
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh Ayat 4
siapa pun.
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan Pasal 28I 28I 1 HAK ASASI MANUSIA XA
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak Ayat 1
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,
dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut
adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apa pun.
Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat Pasal 28I 28I 2 HAK ASASI MANUSIA XA
diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan Ayat 2
perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati Pasal 28I 28I 3 HAK ASASI MANUSIA XA
selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban. Ayat 3
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi Pasal 28I 28I 4 HAK ASASI MANUSIA XA
manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Ayat 4
Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai Pasal 28I 28I 5 HAK ASASI MANUSIA XA
dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka Ayat 5
pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan
dalam peraturan perUndang-Undang an.
Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain Pasal 28J 28J 1 HAK ASASI MANUSIA XA
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan Ayat 1
bernegara.
Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib Pasal 28J 28J 2 HAK ASASI MANUSIA XA
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang- Ayat 2
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan
serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.
Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Pasal 29 29 1 AGAMA XI
Ayat 1
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk Pasal 29 29 2 AGAMA XI
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut Ayat 2
agamanya dan kepercayaannya itu.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha Pasal 30 30 1 PERTAHANAN DAN XII
pertahanan dan keamanan negara. Ayat 1 KEAMANAN NEGARA
Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui Pasal 30 30 2 PERTAHANAN DAN XII
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Ayat 2 KEAMANAN NEGARA
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia,
sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Pasal 30 30 3 PERTAHANAN DAN XII
Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas Ayat 3 KEAMANAN NEGARA
mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan
kedaulatan negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang Pasal 30 30 4 PERTAHANAN DAN XII
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas Ayat 4 KEAMANAN NEGARA
melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan
hukum.
usunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Pasal 30 30 5 PERTAHANAN DAN XII
Negara Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Ayat 5 KEAMANAN NEGARA
Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di
dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-
hal yang terkait dengan pertahanan dan keamanan diatur dengan
undang-undang.
Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pasal 31 31 1 PENDIDIKAN DAN XIII
Ayat 1 KEBUDAYAAN
Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan Pasal 31 31 2 PENDIDIKAN DAN XIII
pemerintah wajib membiayainya. Ayat 2 KEBUDAYAAN
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem Pasal 31 31 3 PENDIDIKAN DAN XIII
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan Ayat 3 KEBUDAYAAN
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang- Pasal 31 31 4 PENDIDIKAN DAN XIII
kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan Ayat 4 KEBUDAYAAN
belanja negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja
daerah untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan Pasal 31 31 5 PENDIDIKAN DAN XIII
menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk Ayat 5 KEBUDAYAAN
kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah Pasal 32 32 1 PENDIDIKAN DAN XIII
peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam Ayat 1 KEBUDAYAAN
memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai Pasal 32 32 2 PENDIDIKAN DAN XIII
kekayaan budaya nasional. Ayat 2 KEBUDAYAAN
Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas Pasal 33 33 1 PEREKONOMIAN XIV
kekeluargaan. Ayat 1 NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang Pasal 33 33 2 PEREKONOMIAN XIV
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Ayat 2 NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya Pasal 33 33 3 PEREKONOMIAN XIV
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar Ayat 3 NASIONAL DAN
kemakmuran rakyat. KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi Pasal 33 33 4 PEREKONOMIAN XIV
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, Ayat 4 NASIONAL DAN
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta KESEJAHTERAAN
dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi SOSIAL
nasional.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur Pasal 33 33 5 PEREKONOMIAN XIV
dalam undang-undang. Ayat 5 NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Pasal 34 34 1 PEREKONOMIAN XIV
Ayat 1 NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh Pasal 34 34 2 PEREKONOMIAN XIV
rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak Ayat 2 NASIONAL DAN
mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan Pasal 34 34 3 PEREKONOMIAN XIV
kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Ayat 3 NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur Pasal 34 34 4 PEREKONOMIAN XIV
dalam undang-undang. Ayat 4 NASIONAL DAN
KESEJAHTERAAN
SOSIAL
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih. Pasal 35 35 BENDERA, BAHASA, XV
DAN LAMBANG
NEGARA, SERTA
LAGU
KEBANGSAAN**)
Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia. Pasal 36 36 BENDERA, BAHASA, XV
DAN LAMBANG
NEGARA, SERTA
LAGU
KEBANGSAAN**)
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Pasal 36A 36A BENDERA, BAHASA, XV
Bhinneka Tunggal Ika. DAN LAMBANG
NEGARA, SERTA
LAGU
KEBANGSAAN**)
Lagu Kebangsaan ialah Indonesia Raya. Pasal 36B 36B BENDERA, BAHASA, XV
DAN LAMBANG
NEGARA, SERTA
LAGU
KEBANGSAAN**)
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Pasal 36C 36C BENDERA, BAHASA, XV
Negara, serta Lagu Kebangsaan diatur dengan undang-undang. DAN LAMBANG
NEGARA, SERTA
LAGU
KEBANGSAAN**)
Usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar dapat Pasal 37 37 1 PERUBAHAN XVI
diagendakan dalam sidang MPR apabila diajukan oleh Ayat 1 UNDANG-UNDANG
sekurangkurangnya sepertiga dari jumlah anggota MPR . DASAR
Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan Pasal 37 37 2 PERUBAHAN XVI
secara tertulis dan ditunjukkan dengan jelas bagian yang Ayat 2 UNDANG-UNDANG
diusulkan untuk diubah beserta alasannya. DASAR
Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar, Sidang MPR Pasal 37 37 3 PERUBAHAN XVI
dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Ayat 3 UNDANG-UNDANG
MPR . DASAR
Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar Pasal 37 37 4 PERUBAHAN XVI
dilakukan dengan persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh Ayat 4 UNDANG-UNDANG
persen ditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR . DASAR
Khusus mengenai bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 37 37 5 PERUBAHAN XVI
tidak dapat dilakukan perubahan. Ayat 5 UNDANG-UNDANG
DASAR
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap Pasal I I PERUBAHAN ATURAN
berlaku selama belum diadakan yang baru menurut Undang- Aturan UNDANG-UNDANG PERALIHAN
Undang Dasar ini. Peralihan DASAR
Semua lembaga negara yang ada masih tetap berfungsi sepanjang Pasal II II PERUBAHAN ATURAN
untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang Dasar dan belum Aturan UNDANG-UNDANG PERALIHAN
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini. Peralihan DASAR
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Pasal III III PERUBAHAN ATURAN
Agustus 2003 dan sebelum dibentuk segala kewenangannya Aturan UNDANG-UNDANG PERALIHAN
dilakukan oleh Mahkamah Agung. Peralihan DASAR
Majelis Permusyawaratan Rakyat ditugasi untuk melakukan Pasal I I ATURAN
peninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan MPR Aturan TAMBAHAN
Sementara dan Ketetapan MPR untuk diambil putusan pada Tambahan
Sidang MPR tahun 2003.
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Pasal II II ATURAN
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Aturan TAMBAHAN
terdiri atas Pembukaan dan pasal-pasal. Tambahan

Anda mungkin juga menyukai