Anda di halaman 1dari 4

Etika profesi adalah suatu aturan mengenai sikap professional yang dibuat secara

sistematis berdasarkan prinsip-prinsip moral untuk menjaga dari hal yang dinilai
menyimpang dari kode etik. Etika profesi menyatakan apa yang benar dan baik,
dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi professional. Profesi pada bidang
teknologi informasi sangat beragam. Secara umum terbagi menjadi 4 kelompok
diantaranya mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software) :
merancang sistem operasi, database, sistem aplikasi. Mereka yang bergelut di
bidang perangkat keras (hardware) : technical engineering, networking engineer,
dll. Mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi, dan terakhir
bidang pengembangan bisnis teknologi informasi. Pada kesempatan kali ini, saya
akan membahas mengenai etika profesi software engineering.
Software engineering atau rekayasa perangkat lunak adalah suatu bidang profesi
yang mendalami cara-cara pengembangan perangkat lunak dan melakukan
aktivitas engineering seperti analisa, rekayasa, spesifikasi, implementasi, dan
validasi untuk menghasilkan produk. Di Indonesia profesi software engineer
belum termasuk profesi yang berdiri sendiri. belum memiliki organisasi profesi
untuk memberikan kualifikasi yang jelas tentang software engineer dan
membantu anggotanya dalam memperbaharui pengetahuan dan
keterampilannya. Pengesahan profesi software engineer diperlukan karena
berhubungan dengan kehidupan orang banyak.
Pada pengembangan perangkat lunak terdapat dua actor yang terlibat yaitu
sistem analis dan programmer. Sistem analis melakukan analisa terhadap masalah
dan kebutuhan organisasi dalam mengelola orang, metode, dan teknologi untuk
mengatasi masalah tersebut. Programmer merencanakan keperluan penggunaan
perangkat keras dan lnak yang sesuai dengan solusi yang direkomendasikan oleh
sistem analis, dan memastikan kebenarannya sesuai dengan spesifikasi.
Sebagai salah satu bidang profesi, software engineer memerlukan suatu aturan
dalam melakukan kegiatannya. Maka Joint team IEEE Computer Society dan ACM
telah mengeluarkan kode etik dalam bidang software engineering, antara lain
harus mengikuti delapan prinsip berikut ini.
1. PUBLIK : mementingkan kepentingan umum
2. KLIEN & PEMBERI KERJA : bersikap terbaik untuk kepentingan klien dan
pemberi kerja dengan tetap mementingkan kepentingan umum.
3. PRODUK : menghasilkan produk yang sesuai standar professional tertinggi.

Halaman| 1
4. NILAI : menjaga integritas dalam memberika penilaian.
5. MANAGEMENT : mengatur dan mempromosikan pendekatan etika pada
manajemen pengembangan software.
6. PROFESI : memajukan integritas dan reputasi konsisten profesi dengan
kepentingan umum.
7. KOLEGA : bersikap adil dan membantu rekan kerja.
8. SELF : berpartisipasi dalam praktek profesi
Etika software engineering digambarkan sebagai aktivitas yang membuat pilihan
praktis sehingga memengaruhi orang lain secara signifikan. Sebuah kumpulan
prinsip-prinsip pedoman atau etika yang harus dipatuhi atau tindakan sesuai
aturan yang ada. Software engineering merupakan sebuah disiplin ilmu yang
mempelajari hubungan antara dua hal yang berbeda dalam suatu etika.
Etika kegiatan software engineering dengan melakukan tindakan yang
memberikan dampak terhadap nilai-nilai kehidupan orang lain. Fokus kegiatan
software engineering terletak pada hal teknis produk yang dikembangkan. Etika
software engineering terjadi ketika keputusan dibuat oleh professional komputasi
sejak dari desain, pengembangan, pembangunan, dan maintance alat-alat
terkomputerisasi yang berpengaruh terhadap orang lain.
Software engineer memiliki hak terhadap pengguna produknya. Tidak hanya pada
implementasi sistem, tetapi juga produk-produk lain seperti persyaratan, rencana
manajemen proyek software, desain spesifikasi, dokumentasi, tes kecocokan,
program-program, petunjuk penggunaan, dan materi pelatihan. Etika software
engineering berhubungan dengan dua aspek dasar yaitu sebagai pegawai yang
dibayar oleh klien, harus melayani kebutuhan mereka, dan berpartisipasi dalam
fungsi sosial yang penting. Etika software engineering melingkupi umum, profesi,
dan etika teknisnya.
Karakteristik yang harus dimiliki software engineer sebagai suatu profesi antara
lain sebagai berikut.
1. Kompetensi
Dalam ruang lingkup software engineer diperlukan sifat kompetensi yang
menuntut profesional untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilans
sesuai dengan tuntutan profesinya. Dunia software engineering terus berkembang
dan berubah dengan cepat maka seorang software engineer harus terus
melakukan perkembangan dan belajar terus. Sesuai dengan kode etik profesi yang
berlaku bahwa hanya profesional yang kompoten yang berhak melakukan
pekerjaan dibidangnya.

Halaman| 2
2. Tanggung Jawab
Seorang software engineer harus memiliki kesadaran untuk membebankan hasil
pekerjaannya sebagai tanggung jawab pribadi, sehingga perlu mengenal
kemampuan dirinya.
Seorang profesional harus menguasai ilmu secara mendalam di bidangnya,
memiliki skill baik itu soft skill maupun hard skill, dan selalu berpikir positif
dengan menjunjung tinggi etika dan integritas profesi.
Dalam melakukan pengembangan profesi software engineer di Indonesia,
memerlukan infrastruktur seperti berikut.
1. Lembaga Pendidikan tinggi yang mengelola program studi software
engineering
2. Industri yang mendukung pemakaian profesional software engineer
3. Organisasi profesi software engineer yang dikelola oleh para profesional
yang berperan untuk membantu membuat definisi profesi, kebijakan etika
profesi dan sebagai komunitas yang mengkomunikasikan berbagai topik
antar anggota.
4. Tersedianya materi bacaan atau alat komunikasi yang membantu
profesional software engineer memperbaharui pengetahuan dan
keterampilannya.
Seorang profesional tidak dapat membuat program semaunya, ada beberapa hal
yang harus diperhatikan misalnya untuk apa program tersebut nantinya
digunakan oleh klien, menjamin keamanan (security) sistem kerja program
aplikasi tersebut dari pihak-pihak yang dapat mengacaukan sistem kerjanya
seperti hacker, cracker, dan lain-lain.
Ciri-ciri yang harus dimiliki seorang profesional seperti software engineer
berbeda dengan bidang pekerjaan lainnya. ciri-ciri tersebut diantaranya memiliki
kemampuan atau keterampilan dalam menggunakan peralatan yang berhubungan
dengan bidang pekerjaan teknologi informasi. seorang IT harus mengetahui dan
mempraktekkan pengetahuan mengenai IT ke dalam pekerjaannya. seorang
profesional harus mempunyai ilmu dan pengalaman dalam menganalisa suatu
software atau program, mampu bekerja dengan disiplin, mampu bekerja sama,
dan cepat tanggap terhadap masalah client. Contohnya kode etik organisasi
profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanya dan prosedur
pendisiplinan bagi mereka yang melanggar aturan.
Pada professionalisme software engineer, lisensi profesi diperlukan untuk
menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga mereka yang

Halaman| 3
memiliki lisensi dianggap bisa dipercaya. pelatihan institutional selain ujian
biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan istitusional dimana calon
profesional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh
organisasi. peningkatan keterampilan melalui pengembangan profesional juga
dipersyaratkan.
Berdasarkan laporan Bussiness Global Software Alliance (BSA) dan International
Data Corporation (IDC) dalam Annual Global Software Piracy 2007, mengatakan
bahwa Indonesia menempati posisi 12 sebagai negara terbesar dengan tingkat
pembajakan software. Etika teknologi informasi dalam undang-undang
diperlukan karena banyak pelanggaran yang terjadi berkaitan dengan hal
tersebut, maka dibuatlah undang-undang sebagai dasar hokum atas segala
kejahatan dan pelanggaran yang terjadi. Undang-undang yang mengatur tentang
teknologi informasi diantaranya sebagai berikut.
1. UU HAKI (Undang-Undang Hak Cipta) yang sudah disahkan dengan nomor
19 tahun 2002 yang diberlakukan mulai tanggal 29 Juli 2003 yang berisi
mengenai peraturan tentang hak cipta.
2. UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang sudah
disahkan dengan nomor 11 tahun 2008 yang didalmnya mengatur tentang
porngrafi di internet, transaksi di internet dan etika penggunaan internet.

Halaman| 4

Anda mungkin juga menyukai