Anda di halaman 1dari 6

Nama : RIJAT MIKO

NIM : 23562021135
Prodi : Teknik Komputer B
Semester : 1 (Satu)
Mata Kuliah : Pengantar Rekayasa Komputer & Desain
Tugas : Bab 1

1. Sebutkan definisi atau pengertian dari istilah-istilah sebagai berikut:


a. Perangkat lunak (software)
b. Sistem (system)
c. Aplikasi (application)
d. Rekayasa perangkat lunak (software engineering)
e. Software engineer
f. Software developer
g. Programmer
h. Social IT
2. Apakah proses produksi perangkat lunak identik atau serupa dengan proses produksi pada pabrik/manufaktur
pembuatan mobil? Jelaskan alasannya!
3. Bidang rekayasa perangkat lunak apakah sebagai bagian dari seni atau bagian dari teknik? Jelaskan alasannya!
4. Mengapa ada proses-proses atau tahapan-tahapan yang harus di lakukan dalam rekayasa perangkat lunak?
5. Mengapa rekayasa perangkat lunak sebaiknya fokus pada pelanggan atau pengguna?
6. Mengapa faktor sosial dari teknologi informasi sering sekali diabaikan oleh pengembang aplikasi?
7. Mengapa faktor sosial dari teknologi informasi perlu untuk diperhatikan?
8. Sebutkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode konversi sistem yang sudah disebutkan di atas!

JAWABAN

1. Definisi atau Pengertian :


A. Perangkat lunak (software) adalah kumpulan instruksi atau program komputer yang dirancang untuk
menjalankan tugas-tugas tertentu pada perangkat keras komputer. Ini mencakup program-program yang
digunakan untuk mengontrol, mengelola, dan menjalankan perangkat keras, serta aplikasi yang
digunakan oleh pengguna akhir untuk melakukan tugas-tugas tertentu.
B. Sistem (system) adalah kumpulan elemen yang saling terkait yang bekerja bersama untuk mencapai
tujuan tertentu. Dalam konteks komputer, sistem dapat merujuk pada kombinasi perangkat keras,
perangkat lunak, dan proses yang bekerja bersama untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu.
C. Aplikasi (application) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu atau
memberikan fungsi-fungsi khusus kepada pengguna akhir. Aplikasi dapat berupa program komputer
mandiri atau bagian dari sistem yang lebih besar.
D. Rekayasa perangkat lunak (software engineering) adalah disiplin ilmu yang berkaitan dengan
pengembangan, perancangan, dan pemeliharaan perangkat lunak. Ini melibatkan penerapan prinsip-
prinsip teknik dan metode yang sistematis untuk menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas tinggi.
E. Software engineer adalah seorang profesional yang terlibat dalam pengembangan perangkat lunak.
Mereka bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, menguji, dan memelihara perangkat
lunak dengan menggunakan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak.
F. Software developer adalah seorang profesional yang terlibat dalam pengembangan perangkat lunak.
Mereka bertanggung jawab untuk merancang, mengembangkan, dan menguji perangkat lunak sesuai
dengan kebutuhan dan spesifikasi yang diberikan.
G. Programmer adalah seseorang yang memiliki keterampilan dalam menulis kode komputer. Mereka
bertanggung jawab untuk menerjemahkan desain perangkat lunak menjadi kode yang dapat dijalankan
oleh komputer.
H. Social IT adalah istilah yang mengacu pada penggunaan teknologi informasi (IT) dalam konteks sosial. Ini
mencakup penggunaan media sosial, jejaring sosial, dan aplikasi lainnya yang memfasilitasi interaksi dan
kolaborasi antara individu dan kelompok dalam lingkungan digital.

2. Proses produksi perangkat lunak tidak identik atau serupa dengan proses produksi pada pabrik/manufaktur
pembuatan mobil. Ada beberapa perbedaan mendasar antara keduanya, dan ini disebabkan oleh
karakteristik yang berbeda dari perangkat lunak dan mobil.

 Sifat Immaterial: Perangkat lunak adalah entitas immaterial yang terdiri dari kode dan instruksi yang
dijalankan oleh komputer. Ini berbeda dengan mobil yang merupakan objek fisik yang terdiri dari berbagai
komponen mekanis dan elektronik. Karena sifat immaterial perangkat lunak, proses produksinya lebih
berfokus pada pengembangan, pengujian, dan pemeliharaan perangkat lunak, bukan pada pembuatan fisik
seperti pada mobil.
 Siklus Hidup: Perangkat lunak memiliki siklus hidup yang berbeda dengan mobil. Proses produksi perangkat
lunak melibatkan tahap-tahap seperti analisis kebutuhan, perancangan, pengembangan, pengujian, dan
pemeliharaan. Setelah perangkat lunak selesai dikembangkan, versi baru atau pembaruan dapat dirilis untuk
memperbaiki bug atau menambahkan fitur baru. Sedangkan mobil memiliki siklus hidup yang lebih terfokus
pada tahap perancangan, produksi, dan distribusi.
 Fleksibilitas dan Iterasi: Proses produksi perangkat lunak lebih fleksibel dan memungkinkan untuk iterasi
yang lebih cepat. Perangkat lunak dapat diperbarui dan ditingkatkan dengan cepat melalui pembaruan
perangkat lunak. Sebaliknya, dalam produksi mobil, perubahan dan pembaruan yang signifikan memerlukan
perubahan dalam desain, produksi, dan distribusi yang membutuhkan waktu dan biaya yang lebih besar.
 Keterlibatan Manusia: Proses produksi perangkat lunak melibatkan keterlibatan manusia yang lebih besar
dalam hal pengembangan, pengujian, dan pemeliharaan. Sementara itu, produksi mobil melibatkan mesin
dan peralatan produksi yang kompleks serta keterlibatan manusia yang lebih sedikit dalam proses produksi.

Meskipun ada perbedaan mendasar antara proses produksi perangkat lunak dan mobil, keduanya memiliki
kesamaan dalam hal pentingnya perencanaan, pengembangan, pengujian, dan pemeliharaan untuk
mencapai kualitas yang baik dan memenuhi kebutuhan pengguna.

3. Bidang rekayasa perangkat lunak dapat dianggap sebagai bagian dari teknik, meskipun ada juga argumen
yang menyatakan bahwa itu juga memiliki elemen seni. Alasan utama untuk mengklasifikasikan rekayasa
perangkat lunak sebagai bagian dari teknik adalah karena fokus utamanya adalah pada pengembangan
sistem yang dapat memenuhi kebutuhan fungsional dan teknis yang ditentukan sebelumnya, Rekayasa
perangkat lunak melibatkan penerapan prinsip-prinsip ilmiah dan matematika untuk merancang,
mengembangkan, dan memelihara perangkat lunak yang kompleks. Ini melibatkan pemahaman yang
mendalam tentang algoritma, struktur data, arsitektur perangkat lunak, dan teknologi terkait lainnya.
Rekayasa perangkat lunak juga melibatkan penggunaan metodologi dan proses yang terstruktur untuk
mengelola siklus hidup perangkat lunak, termasuk analisis kebutuhan, perancangan, implementasi,
pengujian, dan pemeliharaan.
Namun, ada juga elemen seni dalam rekayasa perangkat lunak. Seperti seni, rekayasa perangkat lunak
melibatkan kreativitas dan pemikiran inovatif. Pengembang perangkat lunak seringkali harus menemukan
solusi yang elegan dan efisien untuk masalah yang kompleks. Mereka juga harus mempertimbangkan aspek
pengalaman pengguna, estetika antarmuka, dan desain yang menarik.
Dalam kesimpulannya, meskipun rekayasa perangkat lunak memiliki elemen seni, fokus utamanya adalah
pada aspek teknis dan ilmiah. Oleh karena itu, lebih tepat untuk mengklasifikasikannya sebagai bagian dari
teknik.
4. Proses-proses atau tahapan-tahapan dalam rekayasa perangkat lunak ada untuk memastikan bahwa
pengembangan perangkat lunak dilakukan secara terstruktur, efisien, dan menghasilkan produk yang
berkualitas. Berikut adalah beberapa alasan mengapa ada proses-proses atau tahapan-tahapan dalam
rekayasa perangkat lunak:

 Pengelolaan risiko: Proses-proses dalam rekayasa perangkat lunak membantu mengidentifikasi dan
mengelola risiko yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Dengan melakukan analisis risiko dan
perencanaan yang tepat, tim pengembang dapat mengurangi kemungkinan terjadinya masalah dan
mengantisipasi tantangan yang mungkin muncul selama proses pengembangan.
 Pengorganisasian dan perencanaan: Tahapan-tahapan dalam rekayasa perangkat lunak membantu dalam
pengorganisasian dan perencanaan proyek. Ini melibatkan penentuan tujuan proyek, alokasi sumber daya,
penjadwalan, dan pengaturan prioritas. Dengan memiliki rencana yang jelas, tim pengembang dapat bekerja
secara efisien dan menghindari kebingungan atau kekacauan.
 Pemahaman kebutuhan: Tahapan awal dalam rekayasa perangkat lunak adalah memahami kebutuhan
pengguna dan pemangku kepentingan. Proses ini melibatkan analisis kebutuhan, pengumpulan informasi,
dan komunikasi yang efektif dengan klien atau pengguna. Dengan memahami kebutuhan dengan baik, tim
pengembang dapat merancang dan mengembangkan perangkat lunak yang sesuai dengan harapan
pengguna.
 Perancangan dan implementasi: Tahapan perancangan dan implementasi dalam rekayasa perangkat lunak
membantu dalam merancang arsitektur perangkat lunak, mengembangkan kode, dan menguji fungsionalitas
perangkat lunak. Proses ini melibatkan pemilihan teknologi yang tepat, desain yang baik, dan implementasi
yang efisien. Dengan mengikuti proses ini, tim pengembang dapat memastikan bahwa perangkat lunak yang
dihasilkan memenuhi kebutuhan dan standar yang ditetapkan.
 Pengujian dan validasi: Tahapan pengujian dan validasi penting untuk memastikan bahwa perangkat lunak
berfungsi dengan baik dan sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Proses ini melibatkan pengujian unit,
pengujian integrasi, pengujian sistem, dan validasi oleh pengguna. Dengan melakukan pengujian yang
komprehensif, tim pengembang dapat mengidentifikasi dan memperbaiki bug atau masalah sebelum
perangkat lunak dirilis.
 Pemeliharaan dan pengembangan lanjutan: Setelah perangkat lunak dirilis, proses pemeliharaan dan
pengembangan lanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak tetap berfungsi dengan baik
dan memenuhi kebutuhan yang berkembang dari pengguna. Ini melibatkan pemantauan kinerja, perbaikan
bug, peningkatan fitur, dan penyesuaian dengan perubahan lingkungan atau kebutuhan bisnis.

Dengan mengikuti proses-proses atau tahapan-tahapan ini, rekayasa perangkat lunak dapat dilakukan
dengan lebih terstruktur, efisien, dan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Ini juga membantu dalam
mengelola risiko, memastikan pemahaman kebutuhan yang baik, dan meminimalkan kesalahan atau
masalah selama pengembangan perangkat lunak.

5. Rekayasa perangkat lunak sebaiknya fokus pada pelanggan atau pengguna karena mereka adalah pihak yang
akan menggunakan dan mendapatkan manfaat dari perangkat lunak yang dikembangkan. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa fokus pada pelanggan atau pengguna sangat penting dalam rekayasa perangkat
lunak:

o Memenuhi kebutuhan pengguna: Fokus pada pelanggan atau pengguna membantu dalam memahami
kebutuhan mereka dengan baik. Dengan memahami kebutuhan pengguna, tim pengembang dapat
merancang dan mengembangkan perangkat lunak yang sesuai dengan harapan dan keinginan pengguna. Ini
membantu memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan benar-benar bermanfaat dan relevan bagi
pengguna.
o Meningkatkan kepuasan pengguna: Dengan memprioritaskan kebutuhan dan preferensi pengguna, rekayasa
perangkat lunak dapat menghasilkan produk yang lebih memuaskan pengguna. Ini dapat mencakup
antarmuka yang intuitif, fungsionalitas yang sesuai, kinerja yang baik, dan pengalaman pengguna yang positif
secara keseluruhan. Dengan memuaskan pengguna, perangkat lunak memiliki peluang yang lebih baik untuk
diterima dan digunakan dengan baik.
o Meningkatkan adopsi dan penerimaan: Dengan memahami kebutuhan dan preferensi pengguna, rekayasa
perangkat lunak dapat menghasilkan produk yang lebih mudah diadopsi dan diterima oleh pengguna. Ketika
perangkat lunak dirancang dengan mempertimbangkan pengguna, mereka lebih mungkin untuk merasa
nyaman dan terbiasa dengan penggunaannya. Hal ini dapat meningkatkan tingkat adopsi dan penerimaan
perangkat lunak di pasar.
o Mengurangi kesalahan dan masalah: Fokus pada pelanggan atau pengguna membantu dalam
mengidentifikasi dan mengatasi masalah atau kesalahan yang mungkin terjadi dalam perangkat lunak.
Dengan memahami bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan perangkat lunak, tim pengembang dapat
menguji dan memvalidasi perangkat lunak secara lebih efektif. Ini membantu mengurangi risiko kesalahan
atau masalah yang dapat mengganggu penggunaan perangkat lunak.
o Meningkatkan kepercayaan dan loyalitas: Dengan memberikan perhatian pada kebutuhan dan keinginan
pengguna, rekayasa perangkat lunak dapat membangun kepercayaan dan loyalitas pengguna. Ketika
pengguna merasa bahwa perangkat lunak dirancang dengan mempertimbangkan kepentingan mereka,
mereka lebih cenderung untuk tetap menggunakan perangkat lunak tersebut dan merekomendasikannya
kepada orang lain. Ini membantu membangun reputasi yang baik dan meningkatkan keberhasilan produk.

Dalam kesimpulannya, fokus pada pelanggan atau pengguna sangat penting dalam rekayasa perangkat lunak
karena membantu memenuhi kebutuhan pengguna, meningkatkan kepuasan, meningkatkan adopsi dan
penerimaan, mengurangi kesalahan, dan membangun kepercayaan dan loyalitas pengguna. Dengan
memprioritaskan pengguna, rekayasa perangkat lunak dapat menghasilkan produk yang lebih baik dan lebih
berhasil.

6. Faktor sosial dari teknologi informasi sering diabaikan oleh pengembang aplikasi karena beberapa alasan
berikut:

 Fokus pada teknisitas: Pengembang aplikasi sering kali lebih fokus pada aspek teknis dan fungsionalitas
perangkat lunak daripada mempertimbangkan dampak sosialnya. Mereka mungkin lebih tertarik pada
pemrograman, desain antarmuka, dan fitur-fitur baru daripada memikirkan implikasi sosial yang mungkin
timbul dari penggunaan perangkat lunak tersebut.
 Keterbatasan pengetahuan: Pengembang aplikasi mungkin tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang
faktor sosial yang terkait dengan teknologi informasi. Mereka mungkin lebih terlatih dalam aspek teknis
daripada dalam ilmu sosial atau etika. Karena itu, mereka mungkin tidak menyadari pentingnya
mempertimbangkan faktor sosial dalam pengembangan aplikasi.
 Tekanan waktu dan anggaran: Dalam lingkungan pengembangan perangkat lunak yang sering kali kompetitif,
pengembang sering kali menghadapi tekanan waktu dan anggaran yang ketat. Hal ini dapat menyebabkan
mereka fokus pada memenuhi persyaratan teknis dan meluncurkan produk dengan cepat, tanpa
mempertimbangkan secara menyeluruh faktor sosial yang mungkin terlibat.
 Kurangnya kesadaran: Beberapa pengembang mungkin tidak sepenuhnya menyadari dampak sosial yang
dapat ditimbulkan oleh perangkat lunak yang mereka kembangkan. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa
teknologi informasi dapat mempengaruhi privasi, keamanan, kesenjangan digital, atau masalah etika lainnya.
Kurangnya kesadaran ini dapat menyebabkan mereka mengabaikan faktor sosial dalam pengembangan
aplikasi.
Namun, penting untuk diingat bahwa faktor sosial dari teknologi informasi seharusnya tidak diabaikan.
Pengembang aplikasi harus mempertimbangkan implikasi sosial dari perangkat lunak yang mereka
kembangkan, termasuk dampaknya terhadap privasi, keamanan, kesenjangan digital, etika, dan
kesejahteraan pengguna. Dengan memperhatikan faktor sosial ini, pengembang dapat menghasilkan aplikasi
yang lebih bertanggung jawab dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

7. Faktor sosial dari teknologi informasi perlu diperhatikan karena memiliki dampak yang signifikan pada
masyarakat dan individu. Berikut adalah beberapa alasan mengapa faktor sosial dari teknologi informasi
perlu diperhatikan:

Dampak pada kehidupan sehari-hari: Teknologi informasi mempengaruhi cara kita berinteraksi, bekerja,
belajar, dan berkomunikasi. Perkembangan teknologi informasi dapat mengubah cara kita menjalani
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan dampak sosialnya agar teknologi
informasi dapat digunakan secara positif dan memberikan manfaat bagi masyarakat.
Privasi dan keamanan: Teknologi informasi dapat mempengaruhi privasi dan keamanan individu.
Pengumpulan data pribadi, pelanggaran privasi, dan serangan siber adalah beberapa masalah yang muncul
dalam era digital. Dengan memperhatikan faktor sosial, pengembang dapat merancang sistem yang
melindungi privasi dan keamanan pengguna.
Kesenjangan digital: Teknologi informasi dapat menciptakan kesenjangan digital antara mereka yang
memiliki akses dan keterampilan teknologi dengan mereka yang tidak. Faktor sosial seperti aksesibilitas,
inklusi digital, dan kesetaraan akses harus dipertimbangkan agar teknologi informasi dapat digunakan secara
merata oleh semua orang.
Etika dan tanggung jawab: Pengembangan teknologi informasi juga melibatkan pertimbangan etika dan
tanggung jawab. Penggunaan teknologi informasi harus mematuhi prinsip-prinsip etika, menghormati hak
asasi manusia, dan mempertimbangkan dampak sosial yang mungkin timbul. Dengan memperhatikan faktor
sosial, pengembang dapat menghindari dampak negatif dan mempromosikan penggunaan teknologi yang
bertanggung jawab.
Dampak sosial dan budaya: Teknologi informasi dapat mempengaruhi struktur sosial, budaya, dan nilai-nilai
masyarakat. Pengembang perlu mempertimbangkan implikasi sosial dan budaya dari teknologi informasi
yang mereka kembangkan agar dapat menghormati keragaman budaya dan masyarakat yang berbeda.

Dengan memperhatikan faktor sosial dari teknologi informasi, pengembang dapat merancang dan
mengembangkan solusi yang lebih baik, lebih inklusif, dan lebih bertanggung jawab. Ini membantu
memastikan bahwa teknologi informasi digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup, mempromosikan
keadilan sosial, dan memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan.

8. Ada beberapa metode konversi sistem yang umum digunakan dalam pengembangan sistem informasi.
Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari beberapa metode konversi sistem yang umum:
 Metode Konversi Tunggal (Direct Cutover):

 Kelebihan: Metode ini relatif cepat dan sederhana. Sistem baru dapat diimplementasikan dengan
cepat, dan biaya pelatihan dan pengembangan sistem baru dapat diminimalkan.
 Kekurangan: Risiko kegagalan sistem yang tinggi. Jika terjadi masalah atau kesalahan dalam sistem
baru, tidak ada sistem lama yang dapat digunakan sebagai cadangan. Selain itu, perubahan yang
cepat dapat menimbulkan resistensi dari pengguna yang tidak terbiasa dengan sistem baru.

 Metode Konversi Paralel (Parallel Conversion):


 Kelebihan: Metode ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan sistem lama dan sistem baru
secara bersamaan selama periode transisi. Ini mengurangi risiko kegagalan sistem dan
memungkinkan pengguna untuk beradaptasi secara bertahap dengan sistem baru.
 Kekurangan: Metode ini membutuhkan sumber daya yang lebih besar karena kedua sistem harus
berjalan secara paralel. Selain itu, dapat membingungkan pengguna karena mereka harus berpindah
antara dua sistem yang berbeda.

 Metode Konversi Fase (Phased Conversion):

 Kelebihan: Metode ini memungkinkan implementasi sistem baru secara bertahap dalam tahap-tahap
yang terdefinisi. Ini memungkinkan pengguna untuk beradaptasi dengan sistem baru secara
perlahan dan meminimalkan risiko kegagalan sistem.
 Kekurangan: Metode ini membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengimplementasikan sistem
baru secara penuh. Selain itu, koordinasi yang baik diperlukan antara tim pengembang dan
pengguna agar transisi berjalan lancar.

 Metode Konversi Pilot (Pilot Conversion):

 Kelebihan: Metode ini memungkinkan pengguna untuk menguji sistem baru dalam lingkungan yang
terbatas sebelum diimplementasikan secara luas. Ini memungkinkan identifikasi masalah dan
perbaikan sebelum sistem diperluas ke seluruh organisasi.
 Kekurangan: Metode ini membutuhkan sumber daya yang cukup untuk menguji sistem baru dalam
lingkungan pilot. Selain itu, jika ada masalah yang muncul selama uji coba, dapat mempengaruhi
operasional organisasi dalam lingkungan pilot.

Setiap metode konversi sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pemilihan metode yang
tepat tergantung pada kebutuhan dan karakteristik organisasi yang bersangkutan. Penting untuk
mempertimbangkan faktor-faktor seperti risiko, biaya, waktu, dan kesiapan pengguna dalam memilih metode
konversi yang paling sesuai.

Anda mungkin juga menyukai