Anda di halaman 1dari 34

ASKEP CA Kolon (Kanker Kolon)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system)

dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung

dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa

panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan

rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnya dari dinding dalam dari

usus besar.

Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-

tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak

menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian

lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy

dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus

besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan

dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip.

Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal

cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang

berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada

bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru

terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh

darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi
pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari

kanker adalah tidak mungkin.

1.2 TUJUAN PENULISAN

a. Tujuan Umum

Untuk memahami Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit kanker

kolon

b. Tujuan Khusus

1. Mahasiswa dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan pada pasien

dengan penyakit kanker kolon

2. Mahasiswa mampu menerapkan perawatan yang baik bagi pasien dengan

penyakit kanker kolon


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang

tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki

keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma

ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling

sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon

sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan

Martin Tucker, 1998).

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam

permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari

pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium

awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon

adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau

rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum,

asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan

membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah

penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS

1998 )
Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak

diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara

untuk mengubah kanker Colon.

2.2 Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan

waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor

kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer

Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.

Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :

- Usia lebih dari 40 tahun

- Darah dalam feses

- Riwayat polip rektal atau polip kolon

- Adanya polip adematosa atau adenoma villus

- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga

- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis

- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang

menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga

mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar

menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak

hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,

menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan
di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet

dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak

dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok

menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan

buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :

 Daging merah

 Lemak hewan

 Makanan berlemak

 Daging dan ikan goreng atau panggang

 Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

 Makanan yang harus dikonsumsi:

 Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari

golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )

 Butir padi yang utuh

 Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama

yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga

type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada

polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5%

dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai

potensial tinggi untuk menjadi manigna.


Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak

diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen

autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada

colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati

100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga

mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan

usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari

kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita

penyakit tersebut.

2.3 Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi

segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan

kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses gejala paling umum kedua. Gejala

dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi, atau penurunan

berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah

kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala

yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan

dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan

distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungakan

dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,

konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.


2.4 Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun

makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu

berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak

hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di

dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga

dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma

(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya

dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup,

serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor

dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat

meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih

sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih

sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung

kemih (vesika urinaria).

2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon

dan mesokolon.

3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon

mengalirkan darah balik ke sistem portal.


Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:

1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan

dinding usus besar (lapisan mukosa).

2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di

bawah lapisan mukosa.

3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe

yang banyak terdapat di sekitar usus.

4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar

limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

2.5 Klasifikasi

Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor,

N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).

T Tumor primer

TO Tidak ada tumor

TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa

T2 Invasi ke dinding otot

T3 Tumor menembus dinding otot

N Kelenjar limfa

N0 tidak ada metastase

N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral

N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral

N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional


M Metastasis jauh

MO Tidak ada metastasis jauh

MI Ada metastasis jauh

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip.

Biasanya tumor ini tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara

berlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini menyebar dalam beberapa

metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di

perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada

organ yang ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar

atau menyebar ke limpa atau pada sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung

masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada usus besar melalui

limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju

liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-

paru.

Tempat metastase yang lain termasuk:

- Kelenjar Adrenalin

- Ginjal

- Kulit

- Tulang

- Otak

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan

sistem sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum
pembedahan tumor belum dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan

dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke rongga peritonial.

2.6 Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau

lengkap.

2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran

langsung.

3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar

kolon yang menyebabkan hemorragi.

4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

6. Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor

menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.

Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus

besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan

mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary

bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.


2.7 Pencegahan

Pencegahan Kanker Kolon.

1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan

menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan

besi dalam usus besar.

2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.

3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.

4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.

5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur

untuk buang air besar.

6. Hidup rileks dan kurangi stress.

2.8 Penatalaksanaan

a) Penatalaksanaan medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan

pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi

komponen darah dapat diberikan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal

paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya

diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi

dan atau imunoterapi.

Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini

sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi.

Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan
leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya

dilakukan radiasi dan kemoterapi

b) Penatalaksanaan bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan

rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada

satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan

polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk

meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan

sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di

eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas

B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon

kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor

sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat

dilakukan. Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.

Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.

o Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus

pada sisi pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)

o Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan

tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)

o Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta

reanastomosis lanjut dari kolostomi

o Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi

yang tidak dapat direseksi)


c) Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi

dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah

pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi

sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau

evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan

penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada

jaringan sekitar.

d) Penatalaksanaan Keperawatan

1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.

2. Meningkatkan kenyamanan.

3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

4. Mencegah komplikasi.

5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan

kebutuhan pengobatan.

e) Penatalaksanaan Diet

1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat

dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi

menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran

yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel

kanker.

2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)


3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol

tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.

4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal

tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.

5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.9 Pemeriksaan penunjang

1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi

maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat

dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu

dilakukan biopsi.

2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah :

foto dada dan foto kolon (barium enema).

3. Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan

tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan

adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor

pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini.

Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan

colonoscopy.

4. Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas

dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat

yang jauh yang sudah metastasis.


5. Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis

kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan.

Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau

suatu striktura.

6. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada

tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.

7. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di

beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan

diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah

adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.

8. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal,

walaupun demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa

Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar

CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang

sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk

mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari

5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air

besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap

shigella dan juga amoeba.

9. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan

diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.


10. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan

menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang,

kulit, organ dan sebagainya.

11. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan

anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit

meningkat atau berkurang.

12. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KANKER KOLON

3.1 Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Biodata :

Pasien

Nama :

Umur :

Agama :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Status Pernikahan :

Alamat :

Tanggal Masuk RS :

Diagnosa Medis :

2. Keluhan utama :

Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien masuk ke Rumah Sakit, dengan keluhan nyeri pada abdomen, kram perut,

pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan kadang

disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat

letih.

b. Riwayat Penyakit Dahulu :

c. Riwayat Penyakit Keluarga

4. Basic Promoting physiology of Health

1. Aktifitas dan latihan

Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat

di rumah dan berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit,

klien hanya bisa berbaring di tempat tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu

oleh keluarganya.

2. Tidur dan istirahat

Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur

malam karena klien jarang sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur.

Saat sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan tidur siang selama 1 jam. Klien

kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena nyeri yang dialami klien,

klien tampak lemah.

3. Kenyamanan dan nyeri

Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan

lebih terasa menyakitkan jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang
saat klien beristirahat. Region nyeri yaitu pada abdomen bagian bawah

(dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut muka klien tampak menahan nyeri.

4. Nutrisi

Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam

kerja yang mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat

badan dalam 2 bulan terakhir turun drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang

paling sering dikonsumsi klien yaitu daging hewan dan makanan cepat saji (sate

& gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki pantangan terhadap

makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi gastrointestinal. Saat

sakit, klien hanya mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang

habis karena klien mual, tidak nafsu makan, & klien tidak makan yang pedas &

berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak hewani dan tinggi serat.

Kebutuhan pemenuhan nutrisi dibantu oleh keluarganya.

5. Cairan, elektrolit, dan asam basa

Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum

klien + 2-3 gelas/hari. Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line

jenis RL 20 tetes/menit

6. Oksigenasi

Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien

tidak batuk, klien tidak merokok, klien tidak terpasang oksigen.

7. Eliminasi fekal/bowel

Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning,

konsistensi padat, berbau khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.
Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di

RS, feses berwarna kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah

segar, berbau anyir.

8. Eliminasi urin

Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih.

Klien tidak menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan

keluarga.

9. Sensori, persepsi, dan kognitif

Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori,

persepsi, dan kognitif

5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

a. Keadaan Umum

Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi 70x/menit,

irama reguler kekuatan sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C

b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut

mudah patah saat dicabut, hitam tanpa uban, dan bersih.

Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak

anemis, sklera tidak ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra

normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal, jernih, visus mata kanan dan kiri

normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak mata klien bagian bawah.
Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis,

gangguan indera pencium, atau secret.

Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan

tidak ada gigi palsu. Bibir klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi

klien berwarna merah, lidah klien tampak kotor.

Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.

Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk,

tidak ada hematoma, tida ada lesi.

Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada

pembesaran tonsil.

c. Dada : bentuk dada klien normal

Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi : Fremitus taktil kanan

sama dengan kiri. Perkusi : pulmo kanan dan kiri sonor. Auskultasi : vesikuler

pada pulmo kanan dan kiri

Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid

clavicula sic 5, Perkusi : menunjukkan batas jantung normal.

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung

II (SII) di ruang intercosta II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada,

murmur tidak ada.

d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan pada

perut bawah. Auskultasi : peristaltik permenit.

e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.

f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.
g. Ekstremitas :

- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif

- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif

Psiko sosio budaya dan spiritual :

Psikologis :

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi

gelisahnya klien dihibur keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat

baik, keluarga memberikan semangat kepada klien agar klien selalu berdo’a

supaya cepat sembuh.

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga

mengatakan sedikit cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status

kesehatannya.

Sosial :

Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo.

Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara

mengatasinya dengan melakukan kegiatan kerja bakti.

Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak

merugikan kesehatannya.

Spiritual :
Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa

dilakukan adalah yasinan. Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang

sekarang sedang dialami : klien yakin akan dirinya pasti sembuh.

6. Pemeriksaan Penunjang

Tes Diagnostik : (05 Mei 2012)

Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18 g/dL Turun

Ht/PVC 42 40-52% Normal

Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL Normal

Trombosit 253.000 150.000-450.000 /uL Normal

Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal

Radiologi :

Foto colon ( Barium Enema)

Colonoscopy

7. Terapi Medis
Bed rest

IVFD RL 20 tetes/menit

Th/oral :

Th/inj :

Kemoterapi

Leukovorin

5-FU, Levamisol, Leuvocorin

Pembedahan / Laparaskop
3.2 Proses Keperawatan

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register : 123

Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : Ca. Colon

Ruang Rawat : Paviliun Asri 3 Alamat : Kalirejo

TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

05/05/12 DS : Nyeri akut Obstruksi tumor

08.00 WIB- Klien mengatakan perutnya pada usus dengan

sangat sakit bagian bawah kemungkinan

- Klien mengatakan perutnya menekan organ yang

bertambah sakit saat bergerak lain

- Klien mengatakan nyeri

hilang timbul

DO :

- Klien tampak meringis

kesakitan

- Klien tampak gelisah

- Skala nyeri klien 8

- Klien tampak tidak nyaman

dengan perutnya
06/05/12 DS : Nyeri akut Agen cedera fisik

13.00 WIB- Klien mengatakan nyeri (insisi pembedahan)

pada daerah yang di insisi

- Klien mengatakan tubuhnya

masih lemah

DDO :

- Klien tampak lemah

- Klien tampak menahan

nyeri

- Ekspresi wajah klien

cemberut

- Tampak kemerahan pada

daerah bekas operasi

06/05/12 DS : Risiko infeksi Tindakan invasif,

13.30 WIB- Klien mengatakan gatal insisi post

pada daerah yang di insisi pembedahan

- Keluarga klien mengatakan

badan klien hangat

DO :

- Daerah pembedahan tampak

masih baru dan terfiksasi

- Leukosit : 15.000 /Ul

- Suhu : 37,5 C

06/05/12 DS Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik

14.00 WIB- Klien mengatakan


punggungnya terasa panas

- Klien mengatakan susah

bergerak

- Klien mengatakan tidak

mampu beraktifitas secara

mandiri

DDO :

- Klien terlihat berbaring di

tempat tidur

- Klien tampak terpasang

kateter

- Aktifitas klien terlihat

dibantu keluarga

- Klien tampak lemah

- Tampak adanya luka insisi

pada perut klien

06/05/12 DDS : Ketidakseimbangan Ketidakmampuan

15.00 WIB- Klien mengatakan tidak nutrisi kurang dari untuk mencerna

nafsu makan kebutuhan tubuh makanan

- Klien mengatakan tubuhnya

lemas

- Keluarga klien mengatakan

klien belum memakan apapun

pasca operasi
- Klien mengatakan lidahnya

terasa pahit

DDO :

- Klien tampak lemas

- Bibir klien tampak kering &

pucat

- BB turun + 11 kg selama

sakit

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA):

Pre Operasi

Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Post Operasi

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

3.3 Pengkajian

Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut sbb:
Aktivitas/istirahat

Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan

keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat

dan tidur.

Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan

darah.

Integritas ego

Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya

merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)

Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.

Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan,

rasa bersalah, kehilangan.

Tanda : Kontrol, depresi.

Menyangkal, menarik diri, marah.

Eliminasi

Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien,

konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi,

komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak

adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.

Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi

adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.

Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar

inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat

badan, lingkar perut, dan colok dubur.


Makanan/cairan

Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi

setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual,

perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.

Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema

Neurosensori

Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi

darah ke otak tidak lancar.

Nyeri/kenyamanan

Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai

nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

Pernapasan

Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).

Pemajanan asbes

Keamanan

Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.

Tanda: Demam.

Ruam ku1it, ulserasi

Seksualitas

Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan.

Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun

Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

Interaksi sosial

Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan)


Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran penyuluhan/pembelajaran

Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara

Sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis

Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer

akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.

Riwayat pengobatan

Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.

3.4 Diagnosa Prioritas

1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang

lain

Kami mengambil diagnosa ini sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada keluhan utama

klien yaitu mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen tersebut karena adanya

obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain. Hal ini jika tidak

segera ditangani akan berakibat fatal pada klien.

2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan oleh klien

dalam kasus ini sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan dalam

melakukan aktifitas dan istirahat.

3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan


Resiko infeksi pada klien disebabkan karena adanya luka heacting pasca operasi. Pada kasus

tersebut luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan, dimana hal tersebut

merupakan tanda terjadinya infeksi.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

Intoleransi aktifitas terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan diskontuinitas

jaringan sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien mengalami luka insisi sehingga

kesulitan dalam beraktifitas. Klien mengatakan apabila bergerak perutnya terasa amat nyeri,

sehingga aktifitas klien perlu dibantu baik oleh keluarga maupun perawat.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

Ketidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum berfungsi

secara optimal pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna makanan dengan baik.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan penyakit

yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kanker

kolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS

1998). Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak

diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan

cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya. Pembedahan

adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker kolon.

Dari kasus diagnosa keperawatan yang muncul di antaranya :

Pre Operasi

1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Post Operasi

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna

makanan

5.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan

pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku

penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah

selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih,,.


DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo

Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk

perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M.,

Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By

Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI,

Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications,

Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai