Anda di halaman 1dari 60

MAKALAH KEPERAWATAN

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan

merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu

keperawatan . Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti

perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu

terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga

dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus

mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai

dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan

yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian

besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah

melalui proses keperawatan.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. dalam

melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan

teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide

dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan

smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide

untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang

nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau
kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang

absolut atau bukti secara langsung.Yang dimaksud teori keperawatan adalah

usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai

keperawatan . Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun

suatu model konsep dalam keperawatan ,dan model konsep

keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan.

Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu

diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan

praktek keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar

keperawatan .

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan model praktik keperawatan dan

apakah tujuan teori dan model keperawatan ?

2. Bagaimanakah karakteristik teori keperawatan dan apa sajakah faktor-

faktor yang mempengaruhi teori keperawatan ?

3. Bagaimanakah pandangan beberapa ahli tentang model konsep dan teori

keperawatan

C. TUJUAN

1. Mengetahui model praktik keperawatan dan tujuan teori dan model

keperawatan

2. Mengetahui karakteristik teori keperawatan dan faktor-faktor yang

mempengaruhi teori keperawatan

3. Mengetahui pandangan beberapa ahlitentang model konsep dan teori

keperawatan
BAB II

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN

Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik

tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui

penggunaan symbol dan diafragma. Konsep adalah suatu keyakinan yang

kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau fenomena

berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau

keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi yang sangat abstrak

dan berkaitan yang menjelaskan secara luas fenomena-fenomena,

mengekspresikan asumsi dan mencerminkan masalah.

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep

atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-

gejala atau fenomena –fenomena dengan menentukan hubungan spesifik

antara konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan,

meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji,

diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian.

Teori keperawatan didefinisikan oleh Stevens (1981) sebagai usaha

untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan.

Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan

disiplin ilmu lainnya dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan

memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan keperawatan yang dilakukan.


Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk

menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk

memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di

dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi

organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka

terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu

saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.

B. TUJUAN TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

a.Tujuan Teori Keperawatan

Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu

keperawatan dan pengembangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin

dicapai, diantaranya:

1.Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang

kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam pelayanan keperawatan , baik bentuk

tindakan atau bentuk model praktek keperawatan sehingga berbagai permasalahan

dapat teratasi.

2.Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk

memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan

keperawatan kemudian dapat memberikan dasar dalam menyelesaikan berbagai

masalah keperawatan .
3.Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesain masalah dalam

keperawatan dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan

keperawatan sehingga segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.

4. Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi

keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan

keperawatan dapat terus bertambah dan berkembang.1

b. Tujuan Model Keperawatan

1. Menjaga konsisten asuhan keperawatan .

2. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan asuhan

keperawatan oleh tim keperawatan .

3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan .

4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan keputusan.

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi

setiap anggota tim keperawatan .2

C. KARAKTERISTIK TEORI KEPERAWATAN

Torrest (1985) dan Chinn & Jacob (1983) menegaskan terdapat lima karakteristik

dasar teori keperawatan :

1. Teori keperawatan mengidentifikasikan dan mendefinisikan sebagai

hubungan yang spesifik dari konsep-konsep keperawatan seperti hubungan antara

konsep manusia, konsep sehat-sakit, konsep lingkungan dan keperawatan


2. Teori keperawatan bersifat ilmiah, artinya teori keperawatan digunakan

dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan

cara berpikir yang logis

3. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum, artinya teori

keperawatan dapat digunakan pada masalah sederhana maupun masalah kesehatan

yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan

4. Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge

keperawatan yang dilakukan melalui penelitian

5. Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki

kualitas praktek keperawatan 1

D. FAKTOR PENGARUH TEORI KEPERAWATAN

1. Filosofi Florence Nigtingale

Florence merupakan salah satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori

keperawatan yang melalui filosofi keperawatan yaitu dengan mengidentifikasi

peran perawat dalam menemukan kebutuhan dasar manusia pada klien serta

pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang yang sakit yang dikenal

dengan teori lingkungannya. Selain Florence juga membuat standar pada

pendidikan keperawatan serta standar pelaksanaan asuhan keperawatan yang

efesien.Beliau juga membedakan praktek keperawatan dengan kedokteran dan

perbedaan perawatan pada orang yang sakit dengan yang sehat.

2. Kebudayaan

Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori

keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan


pelayanan keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita

mempunyai jiwa yang sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan

identitas dalam proses telah berubah seiring dengan perkembangan

keperawatan sebagai profesi yang mandiri, demikian juga yang dahulu budaya

perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan berjalannya dan diakuinya

keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi keperawatan telah

ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan langsung akan

tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim

kesehatan.

3. Sistem Pendidikan

Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori

keperawatan . Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan

kurikulum keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah

memiliki sistem pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan

rumah sakit sehingga teori-teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi

pada pelayanan keperawatan .

4. Pengembangan Ilmu Keperawatan

Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu

keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu

keperawatan komunitas yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus

berkembang dan tidak menutup kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang

akan selalu ada cabang ilmu keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang

diakui sebagai bagian ilmu keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat

dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau lingkup bidang ilmu keperawatan .1


E. SEJARAH KEPERAWATAN DALAM ISLAM

Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’ad, banyak dari

mereka yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal dari dunia barat

yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang berasal dari Inggris.

Sesungguhnya apabila kita ingin menelaah lebih jauh lagi ke belakang jauh sebelum

agama Islam menyentuh dunia barat, dunia barat saat itu mengalami masa

kegelapan dan kebodohan di karenakan pada waktu itu kebijakan dari pihak gereja

yang lebih banyak menguntungkan mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya

yaitu Jazirah Arab dimana Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan

mengalami kemajuan terutama dalam dunia keperawatan . Bukan berarti rasul

menjadi seorang tabib tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan

mengandung ajaran dan nilai- nilai kesehatan seperti perilaku hidup bersih dan

sehat, pentingnya menjaga kebersihan diri ( Personal Hygiene ), menjaga

kebersihan makanan, mencuci tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.

Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper Presented at the

3rd International Nursing Conference “Empowerment and Health: An Agenda for

Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di Brunei Darussalam 1-4

Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah perawat profesional pertama

dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi Muhammad SAW di abad pertama

Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi, dan diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik

dan bersifat empati. Rufaidah seorang pemimpin, organisatoris, mampu

memobilisasi dan memotivasi orang lain.


Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam

Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum Ansar

yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah. Ayahnya

seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu ayahnya.

Dan saat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya merawat kaum

muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam

keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan

dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga mendirikan Rumah Sakit

lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan

agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.

Dalam beberapa literatur sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja

bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat,

Ummu Sulaiman, dan Hindun.3

Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah :

a. Ku’ayibat,

b. Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,

c. Ummu Atiyah Al Ansariyat, dan

d. Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.

Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam

1. Masa penyebaran Islam/ The Islamic Period (570 – 632 M)

Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period) sebelum 570

M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di masa ini, sejalan

dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars), memberikan gambaran tentang

keperawatan dimasa ini. Sistem kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan
pengobatan dilakukan oleh dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih

dominan. Hanya sedikit sekali lilatur tentang perawat, namun dalam periode ini

dikenal seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan

peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya (Tumulty

2001, Al Osimy, 1994)

2. MasaSetelah Nabi/Post –Prophetic Era (632 – 1000 M)

Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW jarang

sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh kedokteran

dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang pendidik, dan menjadi

pedoman yang juga menyediakan pelayanan keperawatan . Dia menulis dua

karangan tentang “The Reason Why Some Persons and the Common People Leave

a Physician Even if He Is Clever” dan “A Clever Physician Does Not Have the

Power to Heal All Diseases, for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di

masa ini ada perawat diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti

mengobati luka, dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan

rehidrasi.

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)

Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan mengenalkan

perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang tersebar dalam peradaban

Islam dan banyak dianut RS modern saat ini hingga sekarang, yaitu pemisahan

antara ruang pasien laki-laki dan wanita, serta perawat wanita merawat pasien

wanita dan perawat laki-laki, hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al

Osimy, 2004)

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development


Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing dari Eropa,

Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan bekerja di RS di negara-

negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang keperawatan di Arab, sampai

tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun 1890 seorang misionaris Amerika, dokter

dan perawat dari Amerika telah masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja

Saudi King Saud. (Amreding, 2003)

Dimasa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah Al-Khateeb,

seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan Diploma Keperawatan di

Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun 1960 dia membangun Institusi

Keperawatan di Arab Saudi.3

F. PANDANGAN BEBERAPA AHLI TENTANG MODEL KONSEP

DAN TEORI KEPERAWATAN

1. Siti Rufaidah

Kegiatan pelayanan keperawatan berkualiatas telah dimulai sejak seorang perawat

muslim pertama yaitu Siti Rufaidah pada jaman Nabi Muhammad S.A.W, yang

selalu berusaha memberikan pelayanan terbaiknya bagi yang membutuhkan tanpa

membedakan apakah kliennya kaya atau miskin. Ada pula yang mengenal sebagai

Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asalmiya dimana dalam beberapa catatan

publikasi menyebutkan Rufaidah Al-Asalmiya, yang memulai praktek

keperawatan dimasa Nabi Muhammad SAW adalah perawat pertama muslim

Sementara sejarah perawat di Eropa dan Amerika mengenal Florence Nightingale

sebagai pelopor keperawatan modern, Negara di timur tengah memberikan status


ini kepada Rufaidah, seorang perawat muslim (Jan, 1996). Talenta perjuangan dan

kepahlawanan Rufaidah secara verbal diteruskan turun temurun dari generasi ke

generasi di perawat Islam khususnya di Arab Saudi dan diteruskan ke generasi

modern perawat di Saudi dan Timur.

Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, dan

dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad SAW, untuk ikut di

garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang terluka, dan Nabi

mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan

pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat perang.

Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia memberikan perhatian

kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia

merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan

memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan

keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi

kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi

teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang.3

2. Florence Nightingale (Teori Nightingale)

Nightingale membuat sebuah teori yang dikenal sebagai teori keperawatan modern

(modern nursing). Titik berat teori ini adalah pada aspek lingkungan. Nightingale

meyakini bahwa kondisi lingkungan yang sehat penting untuk penanganan

perawatan yang layak. Komponen lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan,

antara lain:
a. Udara segar

b. Air bersih

c. Saluran pembuangan yang efesien

d. Kebersihan

e. Cahaya

Aspek lingkungan yang diutamakan Nightingale dalam merawat klien adalah

ventilasi yang cukup bagi klien.Ia berkeyakinan bahwa ketersediaan udara segar

secara terus-menerus merupakan prinsip utama dalam perawatan. Oleh sebab itu,

setiap perawat harus menjaga udara yang harus dihirup klien tetap bersih , sebersih

udara luar tanpa harus membuatnya kedinginan. Komponen lain yang tidak kalah

penting dalam perawatn klien adalah cahaya matahari. Nightingale yakin sinar

matahari dapat member manfaat yang besar bagi kesehatan klien. Karenanya,

perawat juga perlu membawa klien berjalan-jalan keluar untuk merasakan sinar

matahari selama tidak terdapat kontraindikasi .focus perawatan klien menurut

Nightingale adalah pada kebersihan. Ia berpendapat, kondisi kesehatan klien sangat

dipengaruhi oleh tingkat kebersihan, baik kebersihan klien, perawat maupun

lingkungan.4

Selain kelima komponen lingkungan diatas, seorang perawat juga harus

memperhatikan kehangatan, ketenangan, dan makanan klien.

Asumsi Utama Teori Nightingale

Nightingale mendefenisikan kesehatan sebagai kondisi sejahtera dan mampu

memanfaatkan setiap daya yang dimiliki hingga batas maksimal, sedangkan

penyakit merupakan proses perbaikan yang dilakukan tubuh untuk membebaskan


diri dari gangguan yang dialami sehingga individu dapat kembali sehat. Prinsip

perawatan adalah menjaga agar proses reparative ini tidak terganggu dan tiak

menyediakan kondisi yang optimal untuk proses tersebut. Untuk mencapai kondisi

kesehatan, perawat harus menggunakan nalarnya, disertai ketekunan dan observasi.

Dengan demikian, kesehatan dapat dipelihara melalui upaya pencegahan penyakit

melalui faktor kesehatan lingkungan. Ia menyebut hal ini sebagai health

nursing dan membedakannya dengan proper nursing yang berarti merawat klien

yang sakit hingga ia dapat bertahan atau setidaknya menjadi lebih baik hingga saat

kematiannya.

Menurut Nightingale, lingkungan adalah tatanan eksternal yang memengaruhi sakit

dan sehatnya seseorang, termasuk disini makanan klien dan interaksi perawat

dengan klien. Jika seseonrang ingin sehat, perawat, alam, dan orang yang

bersangkutan harus bekerja sama agar proses reparative dapat berjalan. Hubungan

ketiga komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Pengaruh Teori Nightingale Terhadap Keperawatan

Teori Nigtingale, keperawatan modern (modern nursing), merupakan langkah

awal dalam formalisasi dan pengembangan ilmu keperawatan selanjutnya. Ia telah

meletakkan suatu pijakan bagi pengembangan teori keperawatn sesudahnya.

Didasari atau tidak, Nightingale telah member pedoman umum bagi perawat dalam

merawat klien.Prinsip-prinsip dasar perbaikan lingkungan dan penanganan

psikologis terhadap klien dapat diterapkan dengan modifikasi dalam banyak tatanan
perawatan kontemporer.Ide-ide Nightingale telah mendorong pemikiran produktif

bagi perawat dan profesi keperawatan .4

3. Virginia Henderson (Teori Henderson)

Defenisi Keperawatan Menurut Henderson

Virginia henderson memperkenalkan defenition of nursing (defenisi

keperawatan ). Defenisinya mengenai keperawatan dipengaruhi oleh latar

belakang pendidikannya.Ia menyatakan bahwa defenisi keperawatan harus

menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Henderson sendiri kemudian

mengemukakan sebuah defenisi keperawatan yang ditinjau dari sisi fungsional.

Menurutnya, tugas unik perawat adalah membantu individu, baik dalam keadaan

sakit maupun sehat, melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna

mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan

damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki

kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untk itu. Di samping itu,

Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan yang dikenal dengan

“The Activities of Living”.Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat adalah

membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat

mungkin.Perawat menjalankan tugasnya secara mandiri, tidak tergantung pada

dokter.Akan tetapi perawat tetap menyampaikan rencananya pada dokter sewaktu

mengunjungi pasien.4

Konsep Utama Teori Henderson

Konsep utama teori Henderson mencakup manusia, keperawatan , kesehatan, dan

lingkungan.
1. Manusia. Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan

bantuan untuk meraih kesehatan, kebebasan, atau kematian yang damai, serta

bantuan untuk meraih kemandirian. Menurut Henderson, kebutuhan dasar manusia

terdiri atas 14 komponen yang merupakan komponen penanganan perawatan.

Keempat belas kebutuhan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Bernapas secara normal

2) Makan dan minum dengan cukup

3) Membuang kotoran tubuh

4) Bergerak dan menjaga posisi yang diinginkan

5) Tidur dan istirahat

6) Memilih pakaian yang sesuai

7) Menjaga suhu tubuh tetap dalam batas normal dengan menyesuaikan

pakaian dan mengubah lingkungan

8) Menjaga tubuh tetap bersih dan terawat serta melindungi integumen

9) Menghindari bahaya lingkungan yang bisa melukai

10) Berkomunikasi dengan orang lain dalam menungkapkan emosi, kebutuhan,

rasa takut, atau pendapat

11) Beribadah sesuai dengan keyakinan

12) Bekerja dengan tata cara yang mengandung prestasi

13) Bermain atau terlibat dalam berbagai kegiatan rekreasi

14) Belajar mengetahui atau memuaskan atau rasa penasaran yang menuntun

pada perkembangan normal dan kesehatan serta menggunakan fasilitas kesehatan

yang tersedia.
Keempat belas kebutuhan dasar manusia di atas dapat diklasifikasikan menjadi

empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan

spiritual kebutuhan dasar poin a-i termasuk komponen kebutuhan biologis, poin j

dan n termasuk komponen kebutuhan psikologis, poin k termasuk kebutuhan

spiritual, dan komponen l dan m termasuk komponen kebutuhan sosiologis.

Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat

dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sama halnya dengan klien dan keluarga,

mereka merupakan satu kesatuan (unit).4

2. Keperawatan . Perawat mempunyai fungsi unik untuk membantu individu,

baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagai anggota tim kesehatan, perawat

mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan

kebutuhan manusia (14 komponen di atas). Untuk menjlankan fungsinya, perawat

harus memiliki pengetahuan biologis maupun sosial.

3. Kesehatan. Sehat adalah kualitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat

berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting daripada

mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan

saling ketergantungan. Individu akan meraih atau mempertahankan kesehatan bila

mereka memiliki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup.

4. Lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan aspek

lingkungan.

a. Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi

sakit akan menghambat kemampuan tersebut

b. Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis


c. Perawat harus memiliki pengetahuan tentang keamanan lingkungan

d. Dokter menggunakan hasil observasi dan penilaian perawat sebagai dasar

dalam memberikan resep

e. Perawat harus meminimalkan peluang terjadinya luka melalui saran-saran

tentang kontruksi bangunan dan pemeliharaannya

f. Perawat harus tahu tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk

memperkirakan adanya bahaya.4

Dalam pemberian layanan kepada klien, terjalin hubungan antara perawat dengan

klien. Menurut henderson, hubungan perawat-klien terbagi dalam tiga tingkatan,

mulai dari hubungan sangat bergantung hingga hubungan sangat mandiri.

1. Perawat sebagai pengganti (substitute) bagi pasien

2. Perawat sebagai penolong (helper) bagi pasien

3. Perawat sebagai mitra (partner) bagi pasien.

Pada situasi pasien yang gawat, perawat berperan sebagai pengganti di dalam

memenuhi kebutuhan pasien akibat kekuatan fisik, kemampuan, atau kemampuan

pasien yang berkurang.Di sini perawat berfungsi untuk “melengkapinya”.Setelah

kondisi gawat berlalu dan pasien berada fase pemulihan, perawat berperan sebagai

penolong untuk menolong atau membantu pasien mendapatkan kembali

kemandiriannya. Kemandirin ini sifatnya relatif, sebab tidak ada satu pun manusia

yang tidak bergantung pada orang lain. Meskipun demikian, perawat berusaha keras

saling bergantung demi mewujudkan kesehatan pasien.Sebagai mitra, perawat dan

pasien bersama-sama merumuskan rencana perawatan bagi pasien.Meski

diagnosisnya berbeda, setiap pasien tetap memiliki kebutuhan dasar yang harus

dipenuhi. Hanya saja, kebutuhan dasar tersebut dimodifikasi berdasarkan kondisi


patologis dan faktor lainnya, seperti usia, tabiat, kondisi emosional, status sosial

atau budaya, serta kekuatan fisik dan intelektual.

Kaitannya dengan hubungan perawat-dokter, Henderson berpendapat bahwa

perawat tidak boleh selalu tunduk mengikuti perintah dokter.Henderson sendiri

mempertanyakan filosofi yang membolehkan seorang dokter memberi perintah

kepada pasien atau tenaga kesehatan lainnya.Tugas perawat adalah membantu

pasien dalam melakukan manajemen kesehatan ketika tidak ada dokter.Rencana

perawatan yang dirumuskan perawat dan pasien harus dijalankan sedemikian rupa

sehingga dapat memenuhi rencana pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

Keyakinan dan tata Nilai Teori Henderson

Fokus keperawatan pada teori Henderson adalah klien yang memiliki keterikatan

hidup secar individual selama daur kehidupan, dari fase ketergantungan hingga

kemandirian sesuai dengan usia, keadaan, dan lingkungan. Perawat merupakan

penolong utama klien dalam melaksanakan aktivitas penting guna memelihara dan

memulihkan kesehatan klien atau mencapai kematian yang damai.Bantuan ini

diberikan oleh perawat karena kurangnya pengetahuan kekeuatan, atau kemauan

klien dalam melaksanakan 14 komponen kebutuhan dasar.4

Aplikasi Teori henderson dalam Proses Keperawatan

Defenisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik

keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi

asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini


terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang smula bergantung pada orang lain

menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung

(dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan,

mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan

dasar.

Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien

berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data , perawat

menggunakan metode observasi, indera penciuman, peraba, dan pendengaran.

Setelah data terkummpul, perawat menganalisis data tersebut dan

membandingkannya dengan perngetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis

tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis

keperawatan menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu

dalam memenuhi kebutuhannya, dengan atau tanpa bantuan, serta dengan

mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.

Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana

kebutuhan sesuai kebutuhan indiviu, termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika

ditemukan adanya perubahan, serta dokumentasi bagaimana perawat membantu

individu dalam keadaan sehat atau sakit.Selanjutnya, pada tahap implementasi,

perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam

rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari

kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai. Intervensi yang

diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar

belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik


individu. Terakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan

dengan menilai kemandirian pasien dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.4

4. Imogene King (Teori King)

King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan

pendekatan sistem terbuka dalam hubungan interaksi yang konstan dengan

lingkungan, sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.

Dalam mencapai hubungan interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang

meliputi adanya system personal, system interpersonal dan system social yang

saling berhubungan satu dengan yang lain, yang dapat digambarkan sebagai

berikut:

Menurut King system personal merupakan system terbuka dimana didalamnya

terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktu

dari individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu

hubungan antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti

bahwa suatu interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social, sesuai

dengan situasi yang ada. Melalui dasar sistem tersebut, maka King memandang

manusia merupakan individu yang reaktif yakni bereaksi terhadap situasi, orang

dan objek. Manusia sebagai makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas

dari masa lalu dan sekarang yang dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan

sebagai makhluk social manusia akan hidup bersama orang lain yang akan

berinteraksi satu dengan yang lain.1

Berdasarkan hal tersebut, maka manusia memiliki tiga kebutuhan dasar yaitu:

1. Informasi kesehatan
2. Pencegah penyakit

3. Kebutuhan terhadap perawat ketika sakit.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, King mengemukakan pendekatan teori yang

terdiri dari komponen yang dapat digambarkan pada gambar 1.5.

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dijelaskan bahwa konsep hubungan manusia

menurut King terdiri dari komponen:

1. Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,

dalam memahami atu mengenali kondisi yang ada dalam keperawatn dengan

gambaran hubungan perawat dank lien untuk melakukan kontrak atau tujuan yang

diharapkan.

2. Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi adanya aksi dan

meruapakn respons dari individu.

3. Interaksi merupakan suatu bentuk kerja sama yang saling mempengaruhi

antara perawat dan klien yang terwujud dalam komunikasi.

4. Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadi suatu

persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan.1

5. Dorothe E. Orem (Teori Orem)

Pandangan Teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada

kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperewatan mandiri serta

mengatur dalam kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem

mengembangkan tiga bentuk teori self care diantaranya :

1. Perawatan Diri Sendiri (self care)


Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi : pertama,

self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta

dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan

kehidupan, keshatan serta kesejahteraan ; kedua,self care agency, merupakan suatu

kemampuan inidividu dalam melakukan perawatan diri sendiri, yang dapat

dipengaruhi oleh usia, perkembangan, sosiokultural, kesehatan dan lain-lain.

; ketiga, adanya tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri sendiri yang

merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatn

diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat

; keempat, kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada

penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan

dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya mempertahankan fungsi

tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah aktivitas sehari-hari (ADL)

dengan mengelompokkan kedalamkebutuhan dasar manusianya.

2. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum dimana segala

perencanaan kepereawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan yang dapat

diterapkan pada anak yang belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi

kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam perawatan dan

tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun kuantitas.

3. Teori Sistem Keperawatan

Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan

diri pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari pada Orem yang

mengemukakan tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri,kebutuhan pasien dan


kemampuan pasien dalam melakukan perawatan mandiri.Dalam pandangan teori

system ini Orem memberikan identifikasi dalam system pelayanan

keperawatan diantaranya :

a. Sistem bantuan secara penuh (Wholly Compensatory System)

Merupakan suatu tindakan keperawatn dengan memberikan bantuan secara penuh

pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan

perawatan secara mandiri yang memerlukan bantuan dalam pergerakan,

pengontrolan dan ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan

system ini dapat dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas

dengan sengaja seperti pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih

dapat membuat suatu pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang

lain akan tetapi tidak mampu dalam melakukan tindakan yang memerlukan

ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti pada pasien yang fraktur vertebra dan

pada pasien yang tidak mampu mengurus sendiri, membuat penilaian serta

keputusan dalam self care-nya dan pasien tersebut masih mampu melakukan

ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tindakan self care-nya melalui

bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.

b. Sistem bantuan sebagian (Partially Compensatory System)

`Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan

ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada

pasien yang post operasi abdomen dimana pasien ini memiliki kemampuan seperti

cuci tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolongan perawat dalam

ambulasi dan perawatan luka.

c. System suportif dan edukatif


Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan

dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memerlukan perawatn secar

mandiri.Sistem ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan

keperawatan setelah dilakukan pembelajaran.Pemberian system ini dapat

dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.1

6. Jean Watson (Teori Watson)

` Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori

pengetahuan manusia dan merawat manusia.Tolak ukur pandangan Watson ini

didasari pada unsure teori kemanusiaan. Pandangan teori Jean Watson ini

memahami bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manusia yang saling

berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk hidup) yang

meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi dan kebutuhan

ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi kebutuhan

aktifitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk

integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan

kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk pengembangan) yaitu

kebutuhan aktualisasi diri.1

Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia

adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan,

sehingga dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan

sejahtera baik fisik, mental dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan

antara pikiran, badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut

keperawatan harus berperan dan meningkatkan status kesehatan, mencegah


terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan kesehatan dan

fokusnya pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Teori human caring

Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah “human

science and humancare”. Watson percaya bahwa focus utama dalam

keperawatan adalah pada carative factor yang bermula dari perspektif himanistik

yang dikombinasikan dengan dasar poengetahuan ilmiah. Oleh karena itu, perawat

perlu mengembangkan filososfi humanistic dan system nilai serta seni yang

kuat.Filosofi humanistic dan system nilai ini member fondasi yang kokoh bagi ilmu

keperawatan , sedangkan dasar seni dapat membantu perawat menbgembangkan

vidsi mereka serta nilai-nilai dunia dan keterampilan berpikir kritis.Pengembangan

keterampilan berpikir kritis.Pengembangan keterampilan berpikir kritis dibutuhkan

dalam asuhan keperawatan , namun fokusnya lebih pada peningkatan kesehatan,

bukan pengobatan penyakit.4

Asumsi dasar tentang ilmu keperawatan Watson

Beberapa asumsi dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut:

1. Asuhan keperawatan dapat dilakukan dan diperaktikkan secara

interpersonal.

2. Asuhan keperawatterlaksana oleh adanya factor carative yang menghasilkan

kepuasan pada kebutuhan manusia.

3. Asuhan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan kesehatan dan

perkembangan individu dan keluarga.


4. Respons asuhan keperawatan tidak ahanya menerima seseorang

sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal-hal yang mungkin terjadi padanya

nantinya.

5. Lingkungan asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan

kemungkinan perkembangan potensi dan member keleluasaan bagi seseorang untuk

memilih kegiatan yang tebaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.

6. Asuhan keperawatan lebih bersifat healthgenic (menyehatkan) daripada

curing (mengobati).

7. Praktik caring merupakan pusat keperawatan .

Factor carative teori Watson

Struktur dibangun dari sepuluh factor carative yaitu:

1. Membentuk sistem nilai humanistic-alturistik.

2. Menanamkan keyakinan dan harapan (faith-hope).

3. Mengembangkan sensitivitas untuk diri sendiri dan orang lain.

4. Membina hubungan saling percaya dab saling bantu (helping-trust).

5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative.

6. Menggunakan metode mpemecahan masalah yang sistemantis dalam

pengambilan keputusan.

7. Meningkatkan proses belajar-mengajar interpersonal.

8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, dan memeperbaiki

mental, sosiokultural, dan spiritual.

9. Membantu dlam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

10. Mengembangkan factor kekuatan eksistensial-fenomenologis.4


7. Hidegard E. Pepelau (Teori Peplau)

Hildegar E.Peplau lahir pada tanggal 1 september 1909 di Reading, Pennsylvania.

Peplau lulus dari hospital School of Nursing di Pottstown, penssyilvania pada tahun

1931. Gelar B.A. dalam bidang psikologi interpersonal diperolehnya dari

Bennington Univercity, Vermont pada Tahun 1943. Peplau meraih gelar M.A.

dalam bidang keperawatan psikiatri dari Teacher’s College, Columbia, New York

pada Tahun 1947 dan gelar Ed.D. dalam bidang pengembangan kurikulum pada

tahun 1953.

Keperawatan Psikodinamik

Konstribusi Peplau dalam bidang keperawatan , khususnya keperawatan psikiatri,

sanga5t banyak. Tahun 1952, ia meluncurkan bukunya yang berjudul interpersonal

relations in Nursing. Peplau membuat model keperawatan dengan istilah

keperawatan psikodinamik.Menurutnya, keperawatan psikodinamik merupakan

kemampuan seortang perawat untuk memahami tingkah lakunya guna membantu

orang lain, mengindetifikasi kesulitan yang dirasakannya, dan untuk menerapkan

prinsip hubungan manusia pada permasalahan yang timbul di semua level

pengalaman.

Fase orientasi

Pada fase ini, perawat dank lien bertindaj sebagai dua indsividu yang belum saling

kenal mengenal. Selama fase orientasi, koien merupakan seseorang yang

memerlukan bantuan professional dan perawat berperan membantu klien mengenali

dan memahami masalahnya serat menentukan apa myang klien perlukan saat itu.

Jadi, fase orientasi ini merupakan fase untuk menetukan adanya masalah.

Fase identifikasi
Pada fase ini, klien memberikan respons atau mnegidentifikasi persoalan yang ia

hadapi bersama orang yang dianggap memahami masalahnya. Respons setiap klien

berbeda satu sama lain. Di sini perawat melakukan eksplorasi perasaan dan

membantu klien menghadapi penyakit yang ia rasakan sebagai sebuah pengalaman

yang mengorientasi ulang perasaannya dan menguatkan kekuatan positif pada

pribadi klien serta memneri kepuasan yang diperlukan.

Fase eksploitasi

Pada fase 4 ini, perawat memberi layanan keperawatan berdasarkan kebutuhan

klien. Disinilah, masing-masing pihak mulai merasa menjadi bagian integral dari

proses interpersonal. Selama fase eksploitasim, klien mengambil secara penuh nilai

yang ditawarkan kepadanya melalui sebuah hubungan.

Prisnsip tindakan pada fase ini adalah eksplorasi/menggali, memahami keadaan

klien, dan mencegah meluasnya masalah. Perawat mendorong klien untuk menggali

dan mengfungkapkan perasaan, emosi, pikiran, serta sikapnya tanpa paksaan dan

mempertahankan suasana terapeutik yang mendukung.

Fase resolusi/terminasi

Pada fase resolusi, tujuan bersama antara perawat bdan klien sudah samapi pada

tahap akhir dan keduanya siap mengakhiri hubungan terapiutik yang selama ini

terjalin.Fase resolusi terkadang menjadi fase yang sulit bagi kedua bekah pihak,

sebab disini dapat terjadi peningkatan kecemasan dabn ketegangan jika ada hal-

halk yang belum terselesaikan pada masing-masing fase.Indicator keberhasilan

untuk fase ini adalah jika klien sudah mampu mandiri dan lepas dari bantuan

perawat. Selanjutnay, baik perawat maupun klien akan menjadi individu yang

matang dan lebih berpengalaman.4


Teori keperawatan Peplau dan komponen utama keperawatan

1. Keperawatan . Keperawatan didefinisikan oleh Peplau sebagai sebuah

proses yang signifikan, bersifat terapeutik, dan interpersonal.

Keperawatan merupakan instrument edukatif, kekuatan yang mendewasakan dan

menborong kepribadian seseorang dalam arah yang kreatif, konstruktif, produktif,

personal, dan kehidupan komunitas. Profesi keperawatan memiliki tanggung

jawab legaldi dalaam pemanfaatan keperawatan secara vefektif berikut segala

konsekuensinya bagi klien.

2. Individu. Individu menurut eplau adalah organisme yang mempunyai

kemampuan untuk berusaha mengurangi ketegangan yang ditimbulkan oleh

kebutuhan.

3. Kesehatan. Peplau mendefinisikan kesehatan sebagai sebuah symbol yang

menyatakan secara tidak langsung perkembangan progresif dari kepribadian dan

proses kemanusiaan yang terus menerus mengarah pada keadaan kreatif,

konstruktif, produktif di dalam kehidupan pribadi ataupun komunitas.

4. Lingkungan. Meskipun Peplau tidak secara langsung menyebutkan

lingkungan sebagai salah satu konsep utama dalam perawatan, ia mendorong

perawat untuk memperhatikan kebudayaan da adat istiadat klien saat klien harus

membiasakan diri dengan rutinitas rumah sakit.

8. Martha E. Rogers (Teori Roger)

Teori Manusia sebagai Satu kesatuan (Unitary Human Beings)


Model Rogers pertama kali dipublikasikan pada 1970, yaitu An Introduction to the

Theoritical Basis of Nursing. Rogers kemudian memperjelas dan mendefenisikan

konsep-konsepnya, salah satunya The Science of Unitary human Beings: A

Paradigm for Nursing.

Rogers mengambil pengetahuan dari antropologi, psikologi, sosiologi, astronomi,

agama, filsafat, matematika, sastra, dan sumber-sumber lain yang membangun

modelnya berdasarkan manusia sebagai suatu kesatuan (unitary human beings) dan

lingkungan sebagai bidang energi yang menyatu dengan proses kehidupan.

Dalam model keperawatan nya, Rogers meletakkan dasar-dasar yang

menggambarkan proses kehidupan manusia. Proses kehidupan manusia dicirikan

oleh keseluruhan (wholeness), keterbukaan (openness), kesatuan arah

(unidirectionality), pola (pattern) dan organisasi, ilmu pengetahuan, serta

pemikiran.4

Teori Rogers dan Konsep Utama Keperawatan

1. Keperawatan . Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang

menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan sebagai ilmu

merupakan ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk menghibur

agar mempertahankan dan memulihkan kesehatan, mencegah penyakit, merawat,

serta merehabilitasi individu yang sakit dan cacat. Pada dasarnya, ilmu

keperawatan mempelajari sifat dan arah pengembangan manusia sebagai satu

kesatuan yang utuh dengan lingkungan. Kaitannya dengan proses kehidupan

manusia, ilmu keperawatan merupakan ilmu pengetahuan empiris yang

menggambarkan, menerangkan, dan memprediksi proses kehidupan manusia. Oleh

sebab itu, keperawatan bersifat unik karena merupakan satu-satunya ilmu


pengetahuan yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia. Lebih

lanjut, praktik keperawatan profesional merupakan praktik yang bersifat kreatif,

imajinatif, dan eksis untuk melayani individu. Praktik keperawatan profesional

tidak memiliki fungsi dependen, melainkan bersifat kolaboratif.

2. Individu. Individu menurut Rogers merupakan suatu kesatuan yang tidak

bisa disederhanakan dan merupakan manifestasi karateristik yang melebihi dan

bahkan berbeda dari bagian-bagiannya. Manusia sebagai satu kesatuan merupakan

aspek integral manusia dengan lingkungan. Manusia berada dalam proses

kehidupan yang kontinu dengan lingkungan secara keseluruhan, yang tidak

dipahami jika disederhanakan menjadi bagian-bagian tertentu. Proses kehidupan,

menurut Rogers, adalah homeodinamis yang bersifat probalistik. Rogers

mengartikan individu sebagai sistem terbuka di dalam proses kontinu bersama

sistem terbuka lingkungan. Keperawatan memandang individu sebagai bagian dari

satu kesatuan yang tidak dapat disederhanakan.

3. Lingkungan. Rogers mendefenisikan lingkungan sebagai suatu medan

energi empat dimensi yang tidak dapat disederhanakan, yang dicirikan oleh pola

dan manifestasi karakter yang berbeda dengan bagian-bagiannya. Lingkungan

mencakup segala sesuatu yang berada di luar manusia. Manusia merupakan medan

energi yang dinamis yang terus melakukan pertukaran dengan medan lingkungan,

keduanya bersifat tidak terbatas. Interaksi antara manusia dan lingkungan bersifat

kontinu, mutual, dan simultan.

4. Kesehatan. Rogers banyak menggunakan kata kesehatan (health) dalam

tulisan pertamanya, namun ia tidak pernah mendefinisikan kata tersebut. Ia

menggunakan kata kesehatan positif (positive health) untuk menunjukkan kondisi


bugar (wellness) dan tidak adanya penyakit dan penyakit parah. Istilah health

digunakan oleh Rogers dalam konteks nilai yang ditentukan oleh budaya atau

individu.4

9. Sister Calista Roy (Teori Roy)

Model Adaptasi Roy

ROY berpendapat bahwa ada empat elemen penting dalam model adaptasi

keperawatan , yakni keperawatan , tenaga kesehatan, lingkungan, dan sehat.

1. Elemen keperawatan

Keperawatan adalah suatu disiplin ilmu dan ilmu tersebut menjadi landasan dalam

melaksanakan praktik keperawatan (Roy, 1983).

Lebih spesifik Roy (1986) berpendapat bahwa keperawatan sebagai ilmu dan

praktik berperan dalam meningkatkan adaptasi individu dan kelompok terhadap

kesehatan sehingga sikap yang muncul semakin positif.

Keperawatan memberi perbaikan pada manusia sebagai sutu kesatuan yang utuh

untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan dan berespons

terhadap stimulus internal yang mempengaruhi adaptasi.Jika stressor terjadi dan

individu tidak dapat menggunakan “koping” secara efektif maka individu tersebut

memerlukan perawatan.

Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu dengan lingkungan,

sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin meningkat.Komponen-komponen

adaptasi mencakup fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan saling

ketergantungan.

2. Elemen manusia
Manusia merupakan bagian dari sistem adaptasi, yaitu suatu kumpulan unit yang

saling berhubungan mempunyai masukan, proses kontrol, keluaran dan umpan

balik (Roy, 1986). Proses kontrol adalah mekanisme koping yang dimanifestasikan

dengan adaptasi secara spesifik. Manusia dalam sistem ini berperan sebagai

kognator dan regulator (pengaturan) untuk mempertahankan adaptasi.

Terdapat empat cara adaptasi, mencakup adaptasi terhadap fungsi fisologis, konsep

diri, fungsi peran dan terhadap kebutuhan saling ketergantungan.

Pada model adaptasi keperawatan , manusia dilihat dari sistem kehidupan yang

terbuka, adaptif, melakukan pertukaran energi dengan zat/benda dan lingkungan.

Manusia sebagai masukan dalam sistem adaptif, terdiri dari lingkungan eksternal

dan internal. Proses kontrol manusia adalah mekanisme koping yakni sistem

regulator dan kognator. Keluaran dari sistem ini dapat berupa respons adaptif atau

respons tidak efektif.

Regulator dihubungkan dengan fungsi fisiologis sedangkan kognator dihubungkan

dengan konsep diri dan fungsi peran.

3. Elemen lingkungan

Lingkungan didefenisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan faktor lain yang

mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu atau kelompok.

4. Elemen sehat

Kesehatan didefenisikan sebagai keadaan yang muncul atau proses yang terjadi

pada mahluk hidup dan terintegrasi dalam individu seutuhnya (Roy, 1984).

Proses adaptasi
Proses adaptasi melibatkan seluruh fungsi secara holistik, mencakup semua

interaksi individu dengan lingkungannya dan dibagi menjadi dua proses, seperti

yang berikut.

1. Proses yang ditimbulkan oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal.

Perubahan ini merupakan stresor atau stimulus fokal. Apabila stresor atau stimulus

tersebut mendapat dukungan dari faktor-faktor konseptual dan resitual maka

akanmuncul interaksi yang biasa disebut stres. Dengan demikian adaptasi sangat

diperlukan untuk mengatasi stres.

2. Proses mekanisme koping yang dirangsang untuk menghasilkan respons

adaptif atau tidak efektif. Hasil dari proses adaptasi adalah suatu kondisi yang dapat

meningkatkan pencapaian tujuan individu mencakup kelangsungan hidup,

pertumbuhan, reproduksi, dan integritas.

Aplikasi Model Adaptasi Roy

Model ini dapat digunakan dalam penelitian keperawatan , dan sebagai pedoman

dalam memberikan perawatan pada anak-anak, lansia, dan di komunitas.Model ini

lebih menekankan pada faktor psikologis.2

10. Leininger (Teori Leininger)

Teori ini diagagas pertama kali oleh Madeleine Leininger yang diinspirasi oleh

pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di Midwestern

United States pada tahun 1950. Saat itu ia melihat adanya perubahan perilaku di

antara anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat

Leinenger menelaah kembali profesi keperawatan .ia mengedintifikasi bahwa


pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan

keperawatan ternyata masih kurang.

Pada tahun 1960, Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing,

ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger

mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya

mulai dipresentasikan pada tahun 1988.Teori Leinenger kemudian disebut sebagai

Cultural Care Diversity and Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya

sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan transkultural.

Konsep Teori Keperawatan Transkultural

Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang

berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang

berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan , nilai-

nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan

mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi

tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-

Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran

perawat dalam memahami budaya klien.

Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,

keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock

atau culture imposition.Culture shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba

mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu

(klien). Klien akan merasakan perasaan tidak nyaman, gelisah dan disorientasi

karena perbedaan nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan. Sedangkan culture

imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-


diam maupun terang-terangan, memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan

kebiasaan/perilaku yang dimilikinya kepada individu, keluarga, atau kelompok dari

budaya lain karena mereka meyakini bahwa budayanya lebih tinggi daripada

budaya kelompok lain.

Model matahari terbit (sunrise model) ini melambangkan esensi

keperawatan dalam transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan

asuhan keperawatan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas,

lembaga), perawat terlebih dahulu harus mempunyai pengetahuan mengenai

pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan budaya serta struktur sosial yang

berkembang di berbagai belahan dunia (secara global) maupun masyarakat dalam

lingkup yang sempit.

Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh

tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan

kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan

pendidikan.4

Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi

masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan .

semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan

holistik, penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena

itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan

keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh

terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and

practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap

pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level
individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem

kesehatan. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan , ketujuh faktor tersebut

masuk ke dalam level pertama yaitu tahap pengkajian.

Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara

sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan

profesional melalui asuhan keperawatan . Eksistensi peran perawat tersebut

digambarkan oleh Leinenger dengan gambar seperti di bawah ini. Oleh karena itu

perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan

keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan

proses keperawatan , hal tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan

keperawatan .

Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan

tiga prinsip asuhan keperawatan , yaitu :

1.Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,

atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat

kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.

2.Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi,

atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk

beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya

hidup individu atu klien.

3.Culture care repatterning/restructuring, yaitu prinsip merekonstruksi atau

mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup

klien ke arah yang lebih baik.


Hasil akhir yang diperoleh melalui pendekatan keperawatan transkultural pada

asuhan keperawatan adalah tercapainya culture congruent nursing care health and

well being, yaitu asuhan keperawatan yang kompeten berdasarkan budaya dan

pengetahuan kesehatan yang sensitif, kreatif, serta cara-cara yang bermakna guna

mencapai tingkat kesehatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.4

11. Abdellah (Teori Abdellah)

Teori keperawatan yang dikembangkan oleh Faye Abdellah et al. (1960) meliputi

pemberian asuhan keperawatan bagi seluruh manusia untuk memenuhi kebutuhan

fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual baik klien maupun keluarga. Ketika

menggunakan pendekatan ini, perawat memerlukan pengetahuan dan keterampilam

dalam hubungan interpersonal, psikologi, pertumbuhan dan perkembangan

manusia, komunikasi dan sosiologi, juga pengetahuan tenyang ilmu-ilmu dasar dan

keterampilan keperawatan tertentu.Perawat adalah pemberi jalan dalam

menyelesaikan masalah dan juga sebagai pembuat keputusan. Perawat merumuskan

gambaran tentang kebutuhan klien secara individual, yang mungkin terjadi dalanm

bidang-bidang berikut ini:

1. Kenyamanan. Kebersihan dan keamanan.

2. Keseimbangan fisiologi.

3. Faktor-faktor psikologi dan sosial.

4. Faktor-faktor sosiologi dan komunitas.

Dalam keempat bidang diatas, Abdellah et al.(1960) mengidentifikasi kebutuhan

klien secara spesifik, yang sering dikenal sebagai 21 masalah

keperawatan Abdellah:

1. Mempertahankan kebersihan dan kenyamanan fisik yang baik.


2. Mempertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal.

3. Mencegah terjadinya kecelakaan, cedera atau trauma lain dan mencegah

meluasnya infeksi.

4. Mempertahankan mekanika tubuh yang baik serta mencegah dan

memperbaiki deformitas.

5. Memfasilitasi masukan oksigen keseluruhsel tubuh.

6. Mempertahankan nutrisi untuk seluruh sel tubuh.

7. Mempertahankan eliminasi.

8. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

9. Mengenali respons-respons fisiologis tubuh terhadap kondisi penyakit-

patologis, fisiologis, dan kompensasi.

10. Mempertahankan mekanisme dan fungsi regulasi.

11. Mempertahankan fungsi sensorik.

12. Menfidentifikasi dan menerima ekspresi, perasaan dan reaksi positif dan

negative.

13. Mengidentifikasi dan menerima adanya hubungan timbale-balik antara

emosi dan penyakit organic.

14. Mempertahankan komunikasi verbal dan nonverbal.

15. Memfasilitasi perkembangan hubungan interpersonal yang produktif.

16. Memfasilitasi pencapaian tujuan spiritual personal yang progresif.

17. Menghasilkan dan/atau mempertahankan lingkungan yang terapeutik.

18. Memfasilitasi kesadaran akan diri sendiri sebagai individu yang memiliki

kebutuhan fisik, emosi dan perkembangan yang berbeda.


19. Menerima tujuan optimal yang dapat dicapai sehubungan dengan

keterbatasan-fisik dan emosional.

20. Menggunakan sumber-sumber di komunitas sebagai sumber bantuan dalam

mengatasi masalah yang muncul akibat dari penyakit.

21. Memehami peran dari masalah sosial sebagai factor-faktor yang

mempengaruhi dalam munculnya suatu penyakit.5

12. Ida Orlando (Teori Orlando)

Bagi Ida Orlando (1961), klien adalah individu dengan suatu kebutuhan, dimana

bila kebutuhan tersebut dipenuhi maka stress akan berkurang, meningkatkan

kepuasan atau mendorong pencapaian kesehatan optimal (Chinn dan Jacobs, 1995).

Teori Orlando secara radikal mengubah focus keperawatan dari diagnose medis

klien dan kegiatan-kegiatan otomatis ke perilaku klien menurut kebutuhan klien

yang mendesak dan ditentukan jika kebutuhan dapat dipenuhi dengan tindakan

keperawatan (Schmieding, 1995). Teori Orlando terdiri dari kerangka konsep bagi

profesi keperawatan . Tiga elemen, yaitu perilaku klien, reaksi perawat dan

tindakan perawat, akan membentuk situasi keperawatan (Marriner-Tomey, 1994).

Setelah perawat melakukan kebutuhan klien, mereka mendapatkan dampak

kebutuhan pada tingkat kesehatan klien dan akan bertindak secara otomatis atau

direncanakan untuk memenuhi kebutuhan, yang pada akhirnya untuk menurunkan

tekanan atau stress yang dialami oleh klien (Chinn dan Jacobs, 1995)6

13. Myra Levine (Teori Levine)

Teori keperawatan Myra Levine dirumuskan pada tahun 1966 dan dipublikasikan

pada tahun 1973, menggambarkan klien sebagai makhluk hidup terintregasi yang
saling berinteraksi dan beradaptasi terhadap lingkungannya. Levine percaya bahwa

intervensi keperawatan merupakan akivitas konservasi, dengan konservasi energi

sebagai pertimbangan utama (Fawcett, 1989). Sehat dipandang dari sudut

konservasi energy dalam lingkup area sebagai berikut, Levine menyebutnya

sebagai empat prinsip konservasi dalam keperawatan :

1. Konservasi energi klien

2. Konservasi struktur integritas

3. Konservasi integritas personal

4. Konservasi integrasi social

Melalui pendekatan ini, asuhan keperawatan meliputi konservasi aktivitas yang

ditujukan pada penggunaan secara optimal sumber-sumber kekuatan klien.7

14. Dorothy Johnshon (Teori Jhonson)

Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana

klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau

potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari

keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah

melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada

kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku berikut:

1. Perilaku mencari keamanan

2. Perilaku mencari perawatan

3. Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi

prestasi

4. Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural
5. Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan

cultural

6. Perilaku seksual dan identitas peran

7. Perilaku melindungi diri sendiri

Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku

diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi

secara efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu

adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat

mengidentikasi ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan

keperawatan untuk mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.8

15. Betty Neuman (Teori Neuman)

Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman ini adalah model konsep

Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas

keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan

memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan

dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.

Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel

yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain,

garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya

perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang

memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis

pertahanan resisten yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat

pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi

didaerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan


dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier.Model ini bertujuan

agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis.Sehingga

Betty Neuman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling

ketergantungan (interpendensi).

Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar

pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia

sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan

satu kesatuan dari variable yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis,

sosiokultural dan spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan

dipengaruhi lingkungan serta klien serta memandang sehat sebagai kondisi

terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan

yang dinamis dari menghindari stressor.

Secara umum focus dari model konsep keperawatan menurut Nueman ini berfokus

pada respons terhadap stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi proses

adaptasi pada pasien. Untuk itu tindakan keperawtan seharusnya dilakukan menurut

Neuman adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat

stressor.Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder, dan

tersier.9

Pencegahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk

mengidentifikasi adanya stressor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stressor

serta mendukung koping pada pasien secara konstruktif.Pencegahan sekunder

menurut Neuman meliputi berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi

gejala penyakit serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dan pencegahan

tersier dapat meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap
adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit.Upaya pencegahan

tersebut dipentingkan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

16. Joyce Travelbee (Teori Travelbee)

Konsep- konsep dasar dan definisi- definisi

1. Manusia. Manusia ditemukan sebagai individu yang unik dan takdapat

dipisahkan dalam suatu waktu adaa didunia ini. tidak ada yang seperti manusia baik

yang pernah hidup ataupun yang akan hidup.

2. Pasien. Kata pasien adalah merupakan hal yang klise yang berguna untuk

komunikasi ekonomi. sebenrnya pasien itu tidaklah ada. hanya ada mahluk hidup

individu yang membutuhkan kepedulian, pelayanan, dan bantuan dari orang lain

yang dipercaya dapat memberikan pertolongan yang dibutuhkan.

3. Perawat. Perawat juga seorang manusia “perawat memiliki tubuh yang

berpengetanhuan khusus dan berkemampuan untuk menggunakanya yang

bertujuan membantu orang lauin untuk mencegah penyakit atau memelihara tingkat

kesehatan yang tinggi.

4. Penyakit. penyakit dalah sebuah kategori dan klasifikasi . travelbee tidak

menggunakan kata penyakit (illness) sebagai definisi dari tidak sehat akan tetapi ia

lebih mengidentifikasakannya dari pengalaman sakit seseorang. travelbee

menemukan penyakit sebagai criteria subjektiv dan objektif ditentukan oleh

dampak luar dari penyakit dalam diri individu. sedangkan criteria subjektiv lebih

kepada apa yang seseorang rasakan sebagai penyakit.

5. Penderitaan. Penderitaan adalah perasaan yang tidak senang yang meluas

dari mental yang pindah dengan sederhana, secara fisik, atau ketidak sesuain
spiritual hingga penderitaan tersebut dinamakan tingkat yang menular “tidak

terjaga”dan seterusnya meningkat dari persamaan apatis.

6. Rasa Sakit. Rasa sakit itu sendiri tidak dapat diamati hanya saja dampaknya

tidak tertulis. rasa sakit adalah pengalaman tersendiri dan susah untuk

dikomunikasikan keindividu. penderitaan dapat diganti diatas continuum, seperti

yang telah diilustrasikan di gambar 23-1

7. Harapan. Harapan adalah karakterisasi yang dibangun oleh mental dengan

keinginan untuk memeperoleh sebuah penyelesaian atau menyelesaikan sebuah

penggabungan perwencanaan dengan beberapa tingkatan pengharapan bahwa apa

yang diinginkan atau diminta dapat tercapai. harapan berhubungan atau adakaitanya

dengan ketergantungan dengan yang lain, pilihan, keinginan, kepercayaan,

kegigihan, keberanian dan orientasi pada masa depan.

8. Keputuasaan. Keputusasaan adalah ketiadaan pengharapan.

9. Komunikasi. Komunikasi adalah proses yang dapat memungkinkan perawat

untuk membangun hubungan antar sesama manusia dan dengan demikian

memenuhi tujuan dari keperawatan , yakni membantu individu- individu dan

keluarga-keluarga untuk mencegah dan untuk penanggulangan dengan pengalaman

penyakit dan penderitaan bahkan jika dibutuhkan untuk membantui mereka untuk

menemukan arti dari pengalaman ini.

10. Interaksi. kata interaksi (interaction) mengacu pada banyak hubungan

selama dua individu yang dapat berpengaruh timbal balikantara sesame dan dapat

berkomunikasi secara verbal taupun nonverbal.10

Interaksi Antara Perawat Dan Pasien. Kata interaksi antara perawat dan pasien

mengacu pada hubungan antra perawat dan seseorang yang menderita sakit dan
dikarakteristikkan oleh fakta bahwa antara kedua individu merasa

dipenanggulangan klise yang lain.

Kebutuhan keperawatan . Sebuah kebutuhan keperawatan adalah rasa kebutuhan

dari seseorang yang sakit (atau keluarga) yang dapat ditemukan oleh perawat

professional pelaksana dan dengan meletakkan dalam jangkauan definisi yang

legal/ sah atau dalam praktik keperawatan .

Pengobatan untuk diri sendiri. Pengobatan yang digunakan untuk diri sendiri

adalaah kemampuan seseorang untuk menggunakan secara sadar dan dalam

memenuhi kekhawatiran dalam berusaha untuk memebangun hub dan intervensi

struktur keperawatan .hal ini memerlukan pengetahuan diri sendiri, kepemahaman

diri sendiri, pemahaman dari pengetahuan. seseorang yang dinamis kemampuan

untuk mengintetprestasikan sesuatu pengetahuan pribadi yang sama dengan

pengetahuan yang lain, dan kemampuan dalam campur tangan yang efektif dalam

situasi keperawatan .

Rasa empati . Empati adalah proses yang mana individu dapat memehami psikologi

dari orang lain.

Rasa simpati. Simpati termasuk keinginan untuk memebantu seseorang yang

sedang mengalami tekanan/ stress.

Hubungan. Hubungan adalah suatu proses, satu kejadian, satu pengalaman atau

pengalaman yang berkelanjutan dengan cara bersama dan dengan

keperawatan dan menerima kepedulianya. hal ini menyusun sebuah kelompok

yang menyangkut pikiran dan perasaan, pikiran-pikiran ini, perasaan-perasaan dan

penderitaan yang diubah atau dikomunikasikan oleh seorang terhadap orang lain.
Hubungan antara sesama manusia. Sebuah hubungan antara sesame manusia adalah

pengalaman utama dari pengalaamn yang berkelanjutan antara perawat dan

penerima keperawatan ya.karakteristi utama dr pengalaman adalah kebutuhan

keperawatan dalam individu (atau keluarga) itu bertemu. hub antara sesame

manusia dalam situasi keperawatan adalah berarti terusmenerus dengan maksud .

keperawatan adalah suatu kepandaian. hubungan antara sessama manusia

dibangun ketika perawat dan penerima perawatanya mencapai sebuah hub setelah

meningkat atas tahapan pertemuan yang original, munculnya identitas, empati dan

simpati.

Asumsi Utama Keperawatan

Travelbee mendefinisikan keperawatan sebagai sebuah proses antar diri

perseorangan komunitas untuk mencegah dan menanggulangi dengan pengalaman

dari penyakit dan penderitaan dan bahkan jika diperlukan untuk sebuah proses antar

diri seseorang karena ini adalah merupakan sebuah pengalaman yang terjadi antara

perawat dan individu atau sekelompok individu – individu.

Personal/ orang. Kata person didefinisikan sebagai manusia, antara keduanya antara

perawat dan pasien dalah manusia, seorang manusia dalah pribadi yang unik,

indifidu yang tidak dapat dipisahkan yang berproses berkelanjutan menjadi susunan

dan perubahan.

Kesehatan. Travelbee mendevinisikan kesehatan sebagai kesehatan subjektif dan

objektif.status kesehatan subjektif seseorang adalah sebuah definisi secara individu

yang membaik dalam persetujuandengan penilain diri sendiri dari status fisik,-

emosi dan spiritual. kesehatan objektif adalah ketiadaan penyakit yang tidak dapat
dilihat, ketidak mampuan atau ukuran kecatatan dan pemeriksaan fisik, uji

laboratorium, penafsiran oleh seorang direktur spiritual, atau penasehat psikologi.

Lingkungan. Travelbee tidak secara tegas mendefinisikan lingkungan dalam

teorinya.di mendefinisikan kondisi dan kehidupan pengalam pertemuan oleh semua

manusi selama menderita, harapan dan kesakitan dan kondisi ini dapat disamakan

dengan lingkungan.10

17. Paterson and Zderad (Teori Humanistik)

Keperawatan Humanistik

Keperawatan humanistic adalah respon keperawatan kepada pergerakan

humanistic terhadap ilmu jiwa, yang mana terlihat sebagai alternative kepada dua

ilmu jiwa yang dominan.Ilmu jiwa Freudian tampak terbatas dalam orientasinya

menghadapi orang yang sakit, dan perilaku jiwa menjadi orientasi yang

mekanisme.Orientasi yang humanistik mencoba mengambil sebuah pandangan

yang lebih luas terhadap potensial dari manusia, mencoba untuk mengerti mereka

dari konteks pengalaman hidup mereka di dunia ini dari pada mencoba untuk

menggantikan pandangan mereka, tujuannya adalah untuk suplemen mereka.

Praktek dari keperawatan humanistik ini berakar dari pemikiran yang

eksistensial.Eksistensialisme adalah pendekatan filosofi untuk mengetahui

kehidupan.Individu dipandang sebagai kemungkinan-kemungkinan pada saat

membuat pilihan.Pilihan ini menggambarkan hubungan dan artian dari

seseorang.Seperti psikologi humanistik, eksistensialisme adalah sebuah respon

terhadap filosofi dominan yang positif dan yang diterapkan.Menurut tulisan

Kirkegaard dan Nietzche, dengan memiliki kesempatan untuk memilih, setiap

tindakan yang kita pilih adalah signifikan dan memberikan arti kehidupan kita.
Teori humanistik Keperawatan dan Metaparadigma

1. Manusia

Manusia dipandang dari kerangka kerja eksistensial melalui pilihan-pilihan.

Manusia sebagai individu yang penting berhubungan dengan orang lain di dalam

waktu dan jarak. Manusia dikarakterkan sebagai orang yang mampu, terbuka

terhadap pilihan, mempuyai nilai, dan manifestasi unik terhadap mereka yang dulu

sekarang dan masa depan. Aplikasi dalam dunia keperawatan adalah jelas bahwa

manusia memerlukan informasi.Mereka membutuhkan pilihan.Individu dan

kelompok membutuhkan kesempatan untuk membuat pilihan mereka sendiri.

2. Kesehatan

Kesehatan adalah komponen penting dari seseorang, sebagai kualitas dari

kehidupan dan kematian.Hal ini bisa disebut sebagai lebih dari tidak adanya

penyakit. Kesehatan adalah sebagai pengalaman di dalam proses kehidupan.

Kesehatan bisa ditemukan pada kemauan seseorang untuk terbuka kepada

pengalaman kehidupan mereka terhadap fisik, sosial, spiritual, kognitif atau

keadaan emosi mereka.Implikasi terhadap praktek keperawatan membuka jarak

yang luas untuk definisi kesehatan.Kategori diagnosa bermanfaat hanya jika setuju

terhadap orang atau mereka yang ditunjuk. Hubungan bahwa perawatan

mempunyai hubungan dengan orang yang menerima perawatan adalah kritikal,

bahkan lebih penting adalah kebutuhan akan penghargaan terhadap hubungan yang

eksis dalam kehidupan sehari-hari.

3. Keperawatan

Keperawatan adalah respon manusia terhadap satu orang kepada yang lain dalam

waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuannya untuk mendapatkan kesehatan.


Keperawatan juga adalah mengenai bentuk individu yang unik dan berfokus pada

seluruh bagian. Pada saat seseorang sakit dan tubuh juga mengalami perubahan, ini

akan mempengaruhi dunia seseorang dan pengalaman mereka. Pandangan klien

tentang dunia adalah hal yang penting dalam keperawatan .Paterson dan Zderad

mengatakan keperawatan menunjukkan sebuah pertemuan spesial dari

setiapmanusia.

Keperawatan terlihat seperti campuran yang unik antara teori dan

metodologi.Teori bisa diartikulasikan dari kerangka kerja terbuka yang didapatkan

dari situasi manusia.Kerangka kerja ini digunakan untuk memberikan dimensi

kemungkinan dari keperawatan humanistic manusia.Teori tidak bisa eksis tanpa

praktek keperawatan .Mereka menyebut praktek keperawatan adalah metodologi,

yang mengatakan bahwa keperawatan sebagai campuran yang unik antara seni dan

ilmu.Seni keperawatan diwujudkan dari interaksi antara perawat dan

klien.Keperawatan sebagai seni yang sanggup untuk menggunakan teori-teori

diantara konteks kehidupan sebagai perjuangan seseorang untuk mencapai sesuatu

yang mereka inginkan.11

Fenomenologi Nursologi dan Proses Keperawatan

a. Assessment

Merupakan pengumpulan data subjek dan objek tentang seseorang melalui

observasi, interaksi dengan klien, dan informasi dari sumber lainya seperti hasil

laboraturium

b. Diagnosa
Merujuk kepada langkah terhadap proses keperawatan dimana perawat membuat

sebuah statement masalah. Perawat mengumpulkan data menurut tingkat kebutuhan

pasien, kemudian menganalisa data dengan mengklasifikasikan data tersebut, lalu

membandingkan dengan pengetahuan teori dan prinsip, dan akhirnya tiba pada

suatu kesimpulan yang menyatakan kalau itu sebuah masalah

c. Perencanaan dan implementasi

Fase ini merupakan proses keperawatan yang menyebutkan sebuah tujuan atau

hasil yang dicapai oleh klien dengan objektif menjadi tujuan yang terdepan.

Tindakan perawat dan klien yang khusus diuraikan secara jelas.Fenomenologi

nursologi tidak menjelaskan bentuk dari tujuan yang langsung terhadap rencana

keperawatan .Keperawatan humanistik memperhatikan orang yang membutuhkan

kebutuhan.Tujuannya adalah kesejahteraan yang diterbitkan melalui dialog.

d. Evaluasi

Fase ini menyebutkan apa tingkah laku klien yang telah berubah sebagai ukuran

umtuk menjadi tujuan dan objektif. Tingkah laku mengubah hasil dari tindakan

perawat dan klien. Melalui humanistik yang alami, perhatiannya tidak dengan hasil

tingkah laku tetapi dengan pengalaman klien. Seorang klien yang mampu untuk

membuat pilihan tentang perawatan kesehatan mereka dan bertanggung jawab

terhadap pilihannya, dapat menemukan arti dalam kehidupannya. Dengan

melakukan hal ini dengan seorang perawat, klien mempunyai kesempatan untuk

menegaskan situasi humanness dari perspeksinya, hasil pertumbuhan personak atau

kesehatan.11

Karakteristik Teori dan Kerja Paterson and Zderad


a. Teori dapat berhubungan timbal balik degan cara untuk menciptakan cara

yang berbeda untuk melihat fenomena penting

b. Teori harus masuk akal dan alam.

c. Teori juga harus sederhana tetapi menyeluruh atau umum.

d. Teori bisa menjadi dasar untuk hipotesis yang diuji atau untuk teori yang

dibangkitka.

e. Teori menyumbang dan menolong untuk meningkatkan pengetahuan

dengan disiplin melalu implementasi penelitian untuk menvalidasi teori-teori

tersebut.

f. Teori bisa digunakan oleh praktisi-praktisi untuk menuntun dan

membuktikan praktek mereka.

g. Teori harus konsisten dengan teori-teori yang tervalidasi, hukum, dan

prinsipal tetapi membuka pertanyaan yang tidak terjawab yang diperlukan untuk

diinvestigasi

18. Lydia E. Hall (Teori Hall)

Lydia E. Hall memperkenalkan 3 teori lingkaran keperawatan dimana masimg-

masing lingkaran menunjukkan proses keperawatan nya yaitu:

1. Lingkaran Kepedulian (care)

Pada lingkaran kepedulian ini perawat yang professional akan menyediakan

kebutuhan pasien baik secara jasmani maupun rohani. Ketika kepedulian (care)

berfungsi perawat menerapkan pengetahuan yang alami dan ilmu pengetahuan

biologi yang menjadi dasar ilmu keperawatan yang kuat.Perawat harus


menciptakan suasana yang nyaman pada diri pasien, sehingga pasien itu

menganggap perawat sebagai penghibur dan pemberi kenyamanan.

2. Lingkaran inti (core)

Perawat yang profesional dalam hubungannya dengan pasien bias membantu pasien

untuk menyatakan perasaan/penyakit yang dideritanya. Intinya perawatharus

mempedulikan pasien untuk kesembuhannya.Perawat yang professional dengan

menggunakan tehnik berhadapan/berhubungan langsung dengan pasien guna untuk

melihat status kesehatan sekarang dan yang akan datang.

3. Lingkaran keperawatan (cure)

Kepedulian perawat terhadap pasien yang didasarkan pada ilmu pengetahuan cara

pengobatan suatu penyakit. Perawat yang professional adalah perawat yang bias

membantu si pasien agar cepat sembuh sehingga dapat meringankan beban

keluarga.12

Teori Hall dan 4 konsep utama

Proses keperawatan yang dikenalkan meliputi hubungan antara

manusia,kesehatan,bersosialisasi dengan lingkungan dan keperawatan . Uraiannya

dapat dijelaskan seperti dibawah ini:

1. Manusia atau seseorang yang berusia 16 tahun atau lebih yang mengalami

suatu penyakit membutuhkan bantuan/proses keperawatan yang lebih .individu ini

membutuhkan motifasi dari semua keluarganya agar cepat sembuh.

2. Kesehatan yang optimal dapat dilihat dari perilaku manusia itu sendiri

3. Konsep lingkungan masyarakat yang dihadapkan dengan hubungan

individu akan menciptakan kesehatan yang merata dan menyeluruh.


4. Proses keperawatan berhubungan dengan (kepedulian , inti , dan

keperawatan ). Tujuan utama adalah untuk mencapai suat hubungan antara

individu dengan individu dengan individu lain/antara perawat dengan pasien.12

Proses Keperawatan

Hall memberikan motivasi pada pasien demi proses penyembuhan. Aspek ini

meliputi 5 proses keperawatan yaitu: penilaian, diagnosis, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

a. Tahap penilaian meliputi tentang status kesehatan individu atau pasien.

Menurut teori Hall proses pengumpulan data ditujukan demi kepentingan kesehatan

pasien dibandingkan demi kepentingan perawat. Pengumpulan data ini harus

mengarah pada peningkatan kesehatan individu.

b. Tahap yang kedua adalah diagnosa keperawatan , dimana perawat

mengamati penyakit pasien sehingga dapat mengetahui penyakit yang dideritanya.

Sehingga proses penyembuhannya akan lebih muda.

c. Perencanaan melibatkan prioritas utama pada pasien. Peran perawat adalah

membantu pasien menjadi sadar dan mengerti akan pentingnya kesehatan bagi

kehidupannya. Inti dari perencanaan ini untuk membantu pasien menjadi lebih

mengerti dengan kebutuhan, perasaan dan motivasi. Perawat bekerja sama dengan

pasien untuk mencapai kesembuhan dengan pengobatan medis.

d. Implementasi melibatkan institusi rencana kerja yang nyata. Tahap ini

adalah merupakan tahap memberikan pelayanan yang nyata antara perawat dengan

pasien yang meliputi memandikan pasien, membalut luka, makan, memberikan

kebutuhan kenyamanan dan lain-lain. Perawat juga membantu pasien dan keluarga

untuk memahami dan menerapkan rencana yang medis.


e. Evaluasi adalah suatu proses untuk melihat kemajuan kondisi kesehatan

pada pasien. Tahap proses evaluasi diarahkan kepada berhasil atau tidaknya pasien

dalam mencapai suatu kesehatan.

Aplikasi dan Pembatasan Teori

Di dalam meninjau ulang teori keperawatan Hall ada beberapa area yang

membatasi aplikasi kepada kepedulian pasien.

Yang pertama untuk area ini adalah langkah suatu penyakit. Pasien membutuhkan

perhatian yang lebih dari seorang perawat untuk proses penyembuhannya. Faktor

yang kedua adalah masalah umur. Yang ketiga faktor pembatasan adalah uraian

bagaimana cara membantu seseorang kea rah yang lebih mengerti tentang

kesehatan. Faktor yang keempat adalah keluaga hanya berada di dalam perawatan

melingkar (care, core, cure).

Akhirnya, Theori Hall hanya untuk individu atau seseorang yang sedang sakit. Ini

tidak akan menandakan bahwa keperawatan berhubungan langsung dengan

kesehatan individu, kelurga dan masyarakat dan meniadakan konsep tentang

kesehatan dan pelayanan kesehatan untuk mencegah suatu penyakit. Seorang kllien

dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia

(inti), status patologis dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh perawatan.

Perawat sebagai pemberi perawatan.12

19. Ernestine Wiedenbach

Tujuan Keperawatan : Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang

berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang

dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986).13

Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang


memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki

komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)

Teori Ernestine Wiedenbach

1. The agent : mid wife. Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan

ibu dan bayi yang segera untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu

kebutuhan untuk persipan menjadi orang tua.

2. He recipient. Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut

Widenbach adalah individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.

3. The Goal / purpose. Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing

individu dengan memperhatikan tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal.

4. The Means Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan.14

20. Parse (Teori Parse)

Teori Parse (1981) adalah Untuk memfokuskan pada manusia sebagai suatu unit

yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat (Parse,

1990) (Nursing as science and art [Marriner-Torney, 1994]).13

Kerangka Kerja Praktik yaitu manusia secara terus menerus berinteraksi dengan

lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya mempertahankan kesehatannya

(Marriner-Torney, 1994).

Sehat adalah suatu kontinu, proses yang terbuka bukan sekedar status sehat atau

hilangnya penyakit (Parse, 1990; Marriner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995).
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi

dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual

keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat

mendapatkan informasi agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat

dengan apa yang terjadi pada suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat

kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu

model konsep dalam keperawatan ,dan model konsep keperawatan digunakan

dalam menentukan model praktek keperawatan . Ada beberapa yang

mempengaruhi teori keperawatan yaitu, filosofi Nightingale, kebudayaan,

pendidikan, dan ilmu keperawatan .

B. SARAN

Dalam penysunan makalah sebaiknya mahasiswa menggunakan minimal tiga

literatur untuk menghasilkan makalah yang isinya lengkap dan sebaiknya perlu

ditambahkan lagi buku-buku kesehatan lainnya yang belum tersedia di

perpustakaan untuk menunjang penyelesaian tugas mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA
1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan .

Jakarta : Salemba Medika

2. Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta: Widya

Medika

3. http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/17/sejarah-keperawatan -

islam-rufaidah-binti-saad/

4. Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan . Jakarta: EGC

5. http://Teori Keperawatan _ Abdellah « Elisasiregar's Blog.mht/

6. http://Teori Keperawatan _Ida Orlando « Elisasiregar's Blog.mht

7. http://Teori Keperawatan Myra Levine« Elisasiregar's Blog.mht

8. http://Teori Keperawatan Dorothy Johnshon « Elisasiregar's Blog.mht

9. http://Konsep & Metode Keperawatan (ed. 2) - Google Buku.mht

10. http://Ilmu Keperawatan _ JOYCE TRAVELBEE.mht

11. http://Teori Keperawatan Humanistik_ Paterson and Zderad «

Elisasiregar's Blog.mht

12. http://iLnas_ makalah teori Lydia E. Hall.mht

13. Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan , Konsep,

Proses & Praktik. Jakarta: EGC.

14. http://konsep dasar keperawatan \teori ernestine.mht

Makalah Kesehatan Keperawatan | CONTOH MAKALAH KEPERAWATAN

KONSEP TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN

Share on Facebook Twitter Google+

Materi Kesehatan :

Anda mungkin juga menyukai