TINEA PEDIS
Disusun oleh :
Fitria Ramadhani Puspitasari
20164011185
Dokter Pembimbing :
dr. Nafiah Chusniyati, Sp. KK
1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
IDENTITAS
Nama : Ny. EN
Umur : 34 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
SUBYEKTIF
Keluhan Utama :
Gatal-gatal di kaki kanan dan kiri terutama pada bagian sela-sela jari disertai luka lecet
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang pasien perempuan usia 34 tahun datang ke poli kulit RS PKU Muhammadiyah
Gamping dengan keluhan gatal-gatal di kaki kanan dan kiri terutama pada bagian sela-sela
jari disertai luka lecet dan basah dibawah jari ke-3 dan ke-5 kaki kanan, serta jari ke-4 kaki
kiri. Keluhan awal tampak seperti vesikel dan ada yang disertai nanah kemudian beberapa
hari kemudian tampak luka lecet (erosi). Keluhan dirasakan kurang lebih sudah 1 minggu.
Pasien sempat mengeluhkan demam beberapa hari yang lalu. Riwayat terapi yang sudah
diberikan: salep merk 88, salep merk sriti. Dalam sebulan terakhir, pasien sedang merawat
anaknya yang masih bayi, setiap pagi dan sore rutin memandikan bayinya, pasien
mengatakan ketika memandikan bayinya pasien tidak menggunakan alas kaki dan pasti
kondisi kaki menjadi basah.
2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
STATUS GENERALIS
Tanda Vital
- Tekanan darah : 115/78 mmHg
- Frekuensi nadi : 83 x/menit
- Frekuensi napas : 19 x/menit
- Suhu : 37,0 oC
STATUS DV
Interdigitalis kanan dan kiri: terdapat plak eritem, vesikel, pustul, dan erosi di sela-sela jari
kedua kaki.
3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
DIAGNOSIS
Tinea Pedis Interdigitalis
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
Dermatitis Kontak Iritan
Dishidrosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Yang dapat dilakukan:
Kerokan kulit + KOH 10%: akan tampak hifa panjang.
Kultur terbaik dengan agar Sabouraud: tumbuh koloni-koloni jamur
4
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
PENATALAKSANAAN
R/ Tab Griseofulvin 500 mg No XIV
S 1 dd tab 1
R/ Cream Ketokonazole 2% Tube I
S 2 dd ue
Edukasi:
- Menjaga kebersihan diri
- Gunakan sandal atau sepatu yang lebar dan keringkan jari kaki setelah terpapar air
PROGNOSIS
Bila diobati dengan benar, penyakit akan sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila terpajan
ulang dengan jamur penyebab. Tinea pedis menjadi kronik dan rekuren bila sumber
penularan terus menerus ada.
5
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
TINJAUAN PUSTAKA
TINEA PEDIS
Definisi
Tinea pedis atau athlete’s foot adalah penyakit infeksi jamur superfisial yang disebabkan
oleh jamur kelompok Dermatofita, terjadi pada pergelangan kaki, telapak dan sela-sela jari
kaki.
Epidemiologi
Tinea pedis lebih sering menginfeksi laki-laki daripada perempuan, dan angka
prevalensinya meningkat sesuai dengan meningkatnya umur, dan jarang sekali ditemukan
pada anak-anak. Insidensi tinea pedia meningkat pada iklim yang lelmbab dan hangat, karena
meningkatkan pertumbuhan jamur.
Etiologi
Patogenesis
Dermatofita memiliki enzim seperti keratinolytic protease, lipase dan lainnya yang
berperan sebagai faktor virulensi terhadap invasi ke kulit, rambut, kuku, dan juga
memanfaatkan keratin sebagai sumber nutrisi untuk bertahan hidup. Fase penting dalam
infeksi dermatofita adalah terikatnya dermatofita dengan jaringan keratin yang diikuti oleh
invasi dan pertumbuhan elemen myocelial. Terlepasnya mediator proinflamasi sebagai
konsekuensi dari degradasi keratin membuat tubuh host ikut merespon dengan timbulnya
gejala inflamasi.
6
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
Manifestasi Klinis
Bentuk klinis yang paling banyak dijumpai. Terdapat skuama, maserasi dan eritema pada
daerah interdigital dan subdigital kaki, terutama pada tiga jari lateral. Pada kondisi tertentu,
infeksi dapat menyebar ke telapak kaki yang berdekatan dan bagian dorsum pedis. Oklusi dan
ko-infeksi dengan bakteri dapat menyebabkan maserasi, pruritus, dan malodor
(dermatofitosis kompleks atau athlete’s foot).
Klinis tampak skuama difus atau setempat, bilateral, pada kulit yang tebal (telapak kaki,
lateral dan medial kaki), dikenal sebagai “moccasin-type.” Trichophyton rubrum merupakan
patogen utama. Dapat timbul sedikit vesikel, meninggalkan skuama kolaret dengan diameter
kurang dari 2 mm. Tinea manum unilateral umumnya berhubungan dengan tinea pedis
hiperkeratotik sehingga terjadi “two feet-one hand syndrome”.
3. Tipe vesikobulosa
7
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
Tinea pedis tipe vesikobulosa umumnya disebabkan oleh T. interdigitale (T. mentagrophytes
var.mentagrophytes). Klinis tampak vesikel tegang dengan diameter lebih dari 3 mm,
vesikopustul, atau bula pada kulit tipis telapak kaki dan periplantar. Jarang dilaporkan pada
anak-anak.
Terjadi ko-infeksi dengan bakteri gram negatif menyebabkan vesikopustul dan daerah luas
dengan ulserasi purulen pada permukaan plantar. Sering diikuti selulitis, limfangitis,
limfadenopati, dan demam.
Penegakan Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Mikroskopik
Sampel kulit diambil dengan kerokan. Pada pemeriksaan ini, dermatofit memiliki septa serta
cabang hifa pada preparat KOH 10-20%.
Kultur
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Topikal:
8
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
Obat pilihan: Golongan alilamin (krim Terbinafin, Butenafin sekali sehari selama 1-2
minggu.
Alternatif:
Golongan azol: misalnya, krim Mikonazol, Ketokonazol, Klotrimazol 2 kali sehari selama 3-
4 minggu.
2. Sistemik:
Alternatif:
Itrakonazol 2x100 mg/hari selama 3 minggu atau 100 mg/hari selama 4 minggu
Nonmedikamentosa
Edukasi:
3. Pastikan kulit dalam keadaan kering sebelum menutup area yang rentan terinfeksi jamur.
4. Gunakan sandal atau sepatu yang lebar dan keringkan jari kaki setelah mandi atau terpapar
air.
Prognosis
Bila diobati dengan benar, penyakit akan sembuh dan tidak kambuh, kecuali bila terpajan
ulang dengan jamur penyebab. Tinea pedis menjadi kronik dan rekuren bila sumber
penularan terus menerus ada.
9
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
10
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Fitria Ramadhani Puspitasari
PRESENTASI KASUS 20164011185
Daftar Pustaka
1. Wolf K. Johnson RA. Fungal Infections of the Skin and Hair. In:Fitzpatrick. Color Atlas
and Synopsis of Clinical Dermatology, 6th Edition. New York: McGraw Hill
Company. 2009. p 697-701
2. PERDOSKI. 2017. Panduan Praktik Klinis.
3. Siregar RS. 2013. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. Jakarta: EGC.
4. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. Edisi revisi
tahun 2014.
11