Anda di halaman 1dari 19

SKIZOFRENIA

1.1 Latar Belakang

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindrom dengan variasi penyebab


(banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis
atau"deteriorating") yang luas, serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.1

Pada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik


dari pikiran dan persepsi, serta oleh afek yang tidak wajar (inappropiate) atau tumpul
(bluntted). Kesadaran yang jernih (clear consciousness) dan kemampuan
intelektual biasanya tetap terpelihara, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat
berkembang kemudian. Skizofrenia lebih sering terjadi pada populasi urban dan pada
kelompok sosial ekonomi rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh suatu
“kecenderungan terpuruk” (misal, orang–orang pengangguran yang tidak fungsional,
berakhir pada lingkungan pinggiran ). Lingkungan yang buruk tidak “menyebabkan”
gangguan ini, meskipun demikian, lingkungan yang buruk dapat menyebabkan penyakit
sulit dikendalikan.1

Skizofrenia adalah sama-sama prevalensinya antara laki-laki dan wanita.


Tetapi, dua jenis kelamin tersebut menunjukkan perbedaan dalam onset dan
perjalanan penyakit. Laki-laki mempunyai onset lebih awal daripada wanita. Usia
puncak onset untuk laki-laki adalah 15 sampai 25 tahun; untuk wanita usia puncak
adalah 25 sampai 35 tahun. Onset skizofrenia sebelum usia 10 tahun atau sesudah 50
tahun adalah sangat jarang. Penanganan pasien skizofrenia dibagi secara garis besar
menjadi:2

1. Psikofarmaka
2. Psikoterapi : Psikoterapi Individu, Psikoterapi Keluarga dan Psikoterapi
Kelompok.

Sebagian besar pasien skizofrenia mendapatkan manfaat dari pemakaian


kombinasi pengobatan antipsikotik dan psikoterapi.2

1.2 Batasan Masalah


Referat ini membahas tentang skizofrenia secara umum dan penatalaksanaan
skizorenia secara “Psikoterapi”.

Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1 Definisi

Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab


(banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang bergantung pada perimbangan
pengaruh, genetik, fisik, dan sosial budaya.1

2.2 Epidemiologi

Di Amerika Serikat prevalensi skizofrenia seumur hidup dilaporkan secara


bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5 persen; konsisten dengan rentang tersebut,
penelitian Epidemiological Catchment Area (ECA) yang disponsori oleh National
Institue of Mental Health (NIMH) melaporkan prevalensi seumur hidup sebesar 1,3%.
Kira-kira 0,025-0,05 % populasi total diobati untuk skizofrenia dalam satu tahun.
Walaupun dua pertiga dari pasien yang diobati tersebut membutuhkan perawatan di
rumajh sakit, hanya kira-kira setengah dari semua pasien skizofrenik mendapatkan
pengobatan, tidak tergantung pada keparahan penyakit.2

Prevalensi skizofrenia diantara orangtua dari anak-anak skizofrenia adalah kira-


kira 8 persen, yang mendekati dua kali prevalensi orang tua dari pasien skizofrenik
onset dewasa. Skizofrenia jarang di diagnosis pada anak-anak yang kurang dari 5 tahun;
gangguan ini sering di diagnosis pada remaja yang baru berusia lebih dari 15 tahun.
Gejala biasanya timbul secara perlahan-lahan dan kriteria diagnosis secara bertahap di
penuhi dengan berjalannya waktu. Kadang-kadang, onset skizofrenia adalah tiba-tiba
dan terjadi pada anak yang sebelumnya baik-baik saja. Skizofrenia juga dapat
didiagnosis pada anak-anak yang pernah mengalami kesulitan kronis dan selanjutnya
mengalami eksaserbasi yang bermakna.2

2.3 Etiologi

Walaupun penelitian keluarga dan genetik memberikan bukti-bukti yang cukup


banyak tentang peranan biologis pada perkembangan skizofrenia, tidak ada petanda
biologis yang spesifik yang telah dikenali, dan mekanisme persis tentang transmisi
skizofrenia adalah tidak dimengerti. 3

Skizofrenia secara bermakna adalah lebih menonjol diantara sanak saudara


pertama mereka dengan skizofrenia dibandingkan dengan populasi umum. Penelitian
adopsi pada pasien skizofrenik onset dewasatelah menunjukkan bahwa skizofrenik
terjadi pada sanak saudara biologis bukan pada saudara angkat. Pola transmisi genetik
skizofrenia tetap tidak diketahui tetapi, terlihat lebih banhyak beban genetik yang
ditemukan pada sanak saudara dari mereka dengan skizofrenia onset anak-anak
dibandingkan dengan sanak saudara dengan mereka dengan skizofrenia onset dewasa.3

2.4 Gejala Klinis

Perjalanan penyakit Skizofrenia dapat dibagi menjadi 3 fase yaitu fase


prodromal, fase aktif dan fase residual. Pada fase prodromal biasanya timbul gejala-
gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu, bulan ataupun lebih dari satu tahun
sebelum onset psikotik menjadi jelas. Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi
pekerjaan, fungsi sosial, fungsi penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri.
Perubahan perubahan ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan
teman, mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”. Semakin lama fase
prodromal semakin buruk prognosisnya. Pada fase aktif gejala positif / psikotik menjadi
jelas seperti tingkah laku katatonik, inkoherensi, waham, halusinasi disertai gangguan
afek. Hampir semua individu datang berobat pada fase ini, bila tidak mendapat
pengobatan gejala gejala tersebut dapat hilang spontan suatu saat mengalami
eksaserbasi atau terus bertahan. Fase aktif akan diikuti oleh fase residual dimana gejala
gejalanya sama dengan fase prodromal tetapi gejala positif / psikotiknya sudah
berkurang. Disamping gejala gejala yang terjadi pada ketiga fase diatas, pendenta
skizofrenia juga mengalami gangguan kognitif berupa gangguan berbicara spontan,
mengurutkan peristiwa, kewaspadaan dan eksekutif (atensi, konsentrasi, hubungan
sosial).4

Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami psikosis hanya untuk sebagian


kecil hidupnya. Yang khas, mereka lebih lama (bertahun-tahun) berada pada fae
residual, yaitu fase yang memperlihatkan gambaran penyakit yang ringan. Selama
periode fase residual ini, pasien dapat mengisolasi diri atau menarik diri, dan “aneh”.
Pemikiran dan pembicaraan mereka tidak jelas dan di rasakan oleh orang lain sebagai
sesuatu yang aneh dan tidak da[at di mngerti, mereka yakin bahwa mereka mempunyai
suatu kekuatan dan sensitivitas khusus dan mempunyai pengalaman “mistik” dan
psikis.4

2.5 Diagnosis

Berikut ini merupakan pedoman diagnostik untuk Skizofrenia berdasarkan PPDGJ


III :

 Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)1,9 :

i. - “thought echo” : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang


atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi
pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun kualitasnya
berbeda ; atau

- “thought insertion or withdrawal” : isi yang asing dan luar


masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya
diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal) ;
dan

- “thought broadcasting” : isi pikirannya tersiar keluar


sehingga orang lain atau umum mengetahuinya;1,9

ii. - “delusion of control” : waham tentang dirinya


dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar ; atau

- “delusion of passivitiy” : waham tentang dirinya tidak


berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar;
(tentang ”dirinya” = secara jelas merujuk kepergerakan
tubuh / anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau
penginderaan khusus) ;
- “delusional perception” = pengalaman indrawi yang
tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya,
biasnya bersifatmistik atau mukjizat.1,9

iii. Halusinasi auditorik :

- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap


perilaku pasien, atau

- Mendiskusikan perilaku pasien di antara mereka sendiri (di antara


berbagai suara yang berbicara)1,9

iv. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas
manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi
dengan makhluk asing dari dunia lain).1,9

 Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :

v. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai bai
oeh waham yang menetap ataupun setegah berbentuk tanpa kandunga
afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over valued-ideas)
yang metap, atau apabila terjadi berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus berulang ;

vi. Arus pikiran yang tertutup (break) atau mengalami sisipan


(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang
tidak relevan, atau neologisme ;

vii. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi


tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme,
dan stupor ;

viii. Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika; 1,9

Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). Harus ada
suatu perubahan ang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut
dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri
secara sosial.2

2.6 Terapi

 Psikofarmaka5,6

Obat antipsikotik yang paling lama penggunannya disebut antipsikotik


konvensional. Walaupun sangat efektif, antipsikotik konvensional sering
menimbulkan efek samping yang serius. Contoh obat antipsikotik konvensional antara
lain :

1) Haloperidol
2) Thioridazine

3) Thiothixene

4) Fluphenazine

5) Trifluoperazine

6) Chlorpromazine

7) Pherpenazine
Akbat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik
konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical
antipsycotic. Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional).
Pertama, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat
menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya
para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional.
Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan
Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan
interval 2-4 minggu (disebut juga depot formulations). Dengan depot
formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan
secara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak dapat digunakan pada
newer atypic antipsycotic.5,6

Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya
berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan
antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang
tersedia, antara lain :

o Risperdal (risperidone)
o Seroquel (quetiapine)

o Zyprexa (olanzopine)

Para ahli banyak yang merekomendasikan obat-obat ini digunakan sebagai terapi untuk
menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia.

 Psikoterapi

Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. 3 da juga yang mengatakan
bahwa Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seseorang
pasien yan dilakukan oleh seseorang yang terlatih dalam hubungan profesional secara
sukarela, dengan maksud menghilangkan, mengubah, atau menghambat gejala-gejala
yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertumbuhan
kepribadian secara positif.8

Penggolongan psikoterapi secara umum adalah sebagai berikut :

 Psikoterapi individual
 Psikoterapi kelompok

 Psikoterapi keluarga

 Manajemen kasus

 Assertive Community Treatment (ACT)

2.7 Psikoterapi Individual

Masalah yang menyebabkan orang datang ke dokter untuk berobat berasal dari 2
kondisi, yang asal kehidupan manusia di masa lalu dan masalah yang tampaknya berasal
dari strees dan tekanan pada masa sekarang yang melebihi kemampuan pengendalian
secara sadar pasien. Dinamika interpersonal dan intrapsikis sekarang kemungkinan
mendapatkan perhatian yang terbesar dalam terapi psikoanalitik, dan mendapatkan
perhatian yang lebih kecil dengan rekonstruksi terinci dari kehidupan masa lalu pasien.6

Psikoanalisis dan psioterapi analitik, adalah unik di antara terapi yang ada,
memberikan kerangka kerja teoritis dan klinis untuk meneliti perkembangan manusia
dari sudut motivasi, impuls, dan konflik perlekatan, keintiman, dan sifat harga diri. 6
Berikut beberapa hal mengenai psikoterapi :

o Psikoanalisis7

Pikiran dan peran yang berada dalam alam bawah sadar


dibawa ke dalam alam sadar. Psikoanalisis menekankan konflik
antara dorongan bawah sadar dan pertimbangan moral yang
dimiliki pasien terhadap impuls yang ada. Kebutuhan utama
untuk melakukan psikoanalisis adalah integrasi yang bertahap
material yang sebelumnya direpresi ke dalam struktur
kepribadian total. Psikoanalisis merupakan proses yang
berjalam lambat. Bila proses berjalan terlalu cepat, pasien
mungkin memandang analisis sebagai trauma yang baru. Tugas
analisis pada awalnya adalah untuk mempersiapkan pasien
untuk menghadapi material yang menimbulkan kecemasan
yang telah diungkapkan.7

Psikoanalisis biasanya membutuhkan waktu antara tiga


dan enam tahun kadang lebih lama. Sesi biasanya dilakukan
empat atau lebih dalam seminggu, masing-masing selama 45 –
50 menit. Beberapa metoden dan macam psikoanalisis adalah :

1. Asosiasi Bebas

Dalam asosiasi bebas, pasien mengatakan segala sesuatu


yang datang ke dalam pikirannya tanpa ada penyensoran.
7

2. Perhatian Mengalir Bebas

Jawaban ahli analisis terhadap asosiasi bebas pasien adalah cara


mendengarkan yang khusus, yang dinamakan perhatian mengalir bebas.7

3. Aturan Abstinensi

Dengan mengikuti aturan abstinensi, pasien mampu


menunda pemuasan terhadap keinginan instingual seperti
membicarakannya dalam terapi.7

4. Interpretasi

Ahli analisis menjelaskan pada pasien tentang interpretasi


peristiwa psikologis yang sebelumnya tidak dimengerti
oleh pasien atau tidak berarti bagi pasien. 7

5. Transferensi balik
Mencakup spektrum luas reaksi ahli analisis dan pasien
memiliki komponen bawah sadar yang didasarkan pada
konflik yang tidak disadari oleh ahli analisis.7

6. Ikatan terapeutik

Suatu hubungan nyata antara ahli analisis dan pasien


melibatkan dua orang dewasa yang memasuki kerja
sama, dinamakan sebagai ikatan terapeutik atau kerja.7

7. Resistensi

Menurut Freud, gagasan atau impuls bawah sadar akan


direpresikan atau dicegah supaya tidak memasuki
kesadaran karena hal tersebut tidak dapat diterima lagi
bagi kesadaran karena suatu alasan dan perlu diatasi jika
analisis berjalan.7

Indikasi utama psikoanalisis adalah konflik psikologis yang berlangsung


lama yang telah menimbulkan gejala atau gagasan. Psikoanalisis dianggap
efektif dalam mengobati gangguan kecemasan tertentu seperti fobia dan
gangguan obsesif – kompulsif, gangguan depresi ringan ( gangguan distimik ),
beberapa gangguan kepribadian dan beberapa gangguan pengendalian impulsdan
gangguan seksual.7

Kontra indikasi untuk psikoanalisis adalah :

 Usia : orang dewasa diatas 40 tahun tidak memiliki fleksibiitas untuk


perubahan yang cukup. Calon ideal biasanya dewasa muda.7

 Kecerdasan : sebaiknya pasien cukup cerdas unutk dapat bekerja sama.7

 Situasi hidup : sedang tidak dalam situasi kesakitan, misalnya masalah


dengan finansial.7

 Gangguan kepribadian antisosial7

 Keterbatasan waktu : keterbatasan berlaku terutama untuk gejala gawat


darurat dan pada gejala yang tidak dapat ditoleransi lagi oleh pasien. 7
 Sifat hubungan : keterbatasan berlaku terutama untuk gejala gawat
darurat dan pada gejala yang tidak dapat ditoleransi lagi oleh pasien. 7

o Psikoterapi Psikonalatik

Psikoterapi psikoanalitik adalah terapi yang didasarkan pada rumusan


psikoanalitik yang telah dimodifikasi secara konseptual dan teknik pelaksanaan
psikoterapi. Psikoterapi psikoanalitik biasanya tidak menggunakan tempat tidur
dan tidak seperti asosiasi bebas dimana pasien tidur , dan lebih memusatkan
perhatiannya pada pola dinamika sekarang.7

Tipe terapi ini jauh lebih fleksibel dan lebih sering digunakan bersama –
sama dengan medikasi psikotropik. Psikoterapi psikoanalitik mengobati
sebagian besar gangguan yang ada dalam bidang psikopatologi. Berikut adalah
terapi dan macam psikoterapi psikoanalitik :

1. Terapi beroriantasi tilikan

Tilikan adalah pengertian pasien tentang fungsi psikologisnya dan


kepribadiannya. Terapi berorientasi tilikan adalah terapi yang terpilih
untuk seorang pasien yang memiliki kekuatan ego yang adekuat tetapi
karena satu dan lain alasan, tidak dapat atau tidak boleh menjalani
psikoanalisis.7

2. Psikoterapi Supportif

Disebut juga psikoterapi berorientasi hubungan. Memiliki tujuan untuk


memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan
kapasitas yang telah terganggu.7

Psikoterapi supportif adalah bagian penting dalam psioterapi supportif.


Tujuan pengungkapan tersebut untuk mendapatkan tilikan ke dalam pola
dinamika bawah sadar yang dapat memperkuat respon sekarang.7

Beberapa klinisi dan peneliti telah menyadari bahwa kemampuan pasien


skizofrenia untuk membentuk ikatan terapeutik dengan ahli terapi dapat memperkirakan
hasil akhirnya. Sekurangnya satu penelitian menemukan bahwa pasien skizofrenia yang
mampu membentuk ikatan terapeutik yang baik kemungkinan akan tetap mengikuti
psikoterapi, tetap patuh pada medikasinya, dan mempunyai hasil akhir yang baik pada
pemeriksaan follow-up dua tahun.2

o Psikoterapi Singkat7

Prediktor yang paling bermanfaat untuk keberhasilan adalah motivasi


pasien terhadap antara lain :

a) Memusatkan perhatian dan memecahkan konflik yang ada,

b) Mampu mengembangkan ikatan terapeutik dan bekerjasama dengan ahli


terapi.

Kontraindikasi dari terapi ini adalah usaha bunuh diri yang serius,
ketergantungan zat, penyalahgunaan alkohol yang kronis, gejala obsesional, dan
tindakan destruktif.7 Berikut adalah macam dan kriteria psikoterapi singkat :

a) Psikoterapi terbatas waktu

Persyaratan teknisnya :

- Pembatasan yang jelas maksimal untuk dua belas sesion ( sesi


pertemuan ).

- Transferensi positif pada awalnya.

- Penentuan dan ketaatan yang kuat pada masalah inti.

- Menghindari perkembangan ketergantungan.

- Penjelasan pengalaman sekarang, masa lalu dan penolakan.7

b) Pskoterapi dinamik jangka pendek

Kriterianya :

- Menekankan penilaian fungsi ego.

- Menegakkan fokus psikoterapeutik


- Kemampuan untuk terlibat di dalam interaksi emosional dengan
pemeriksa

- Besarnya kemampuan pasien untuk mengalami dan mentolelir


kecemasan, rasa bersalah dan depresi.

- Motivasi pasien untuk berubah.

- Pemikiran psikologis pasien.

c) Psikoterapi provokasi kecemasan jangka pendek

Kriteria pemilihannya :

- Keluhan utama jelas


- Kemampuan untuk berinteraksi secara fleksibel denga pemeriksa dan
mengekspresikan perasaan dengan tepat.

- Pengalaman psikologis di atas rata-rata. 7

d) Psikoterapi interpersonal

Dapat digunakan untuk mengobati gangguan depresif. Pasien diajari


untuk menilai secara realistik interaksi mereka dengan orang lain dan
menyadari bagaimana mereka mengisolasi diri yang memperberat
depresi yang mereka keluhkan.7

2.8 Psikoterapi Kelompok

Adalah terapi dimana orang yang memiliki penyakit emosional yang telah
dipilih secara cermat dan ditempatkan ke dalam kelompok yang dibimbing oleh terapis
yang terlatih untuk membantu satu sama lainnya dalam menjalani perubahan
kepribadian. Terapi kelompok bertujuan untuk menghilangkan gejala, mengubah
hubungan interpersonal dan mengubah dinamika keluarga dengan pasangan spesifik.
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah,
dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku,
terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau supportif. Terdapat suatu keraguan
apakah interpretasi dinamik dan terapi tilikan adalah berguna bagi pasien skizofrenia
tipikal. Tetapi terapi kelompok adalah efektif dalam menurunkan isolasi sosial,
meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien dengan
skizofrenia. Kelompok yang memimpin dalam cara yang supportif, bukannya dalam
cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.

Adapun kriteria pemilihan pasien untuk terapi kelompok


adalah :

- Adanya gangguan kecemasan secara umum.

- Adanya kecemasan teman sebaya.

- Adanya gangguan kepribadian.

Jenis-jenis terapi kelompok antara lain :

a. Psikoterapi kelompok suportif

Pertahanan yang telah ada diperkuat, aktif dan memberikan


nasehat. Tujuan untuk memperbaiki adaptasi dalam lingkungan.

b. Psikoterapi kelompok psikodinamika interpersonal.


c. Psikoterapi kelompok psikoanalitik

Agar proses kelompok dapat berjalan dengan lancar, maka :8

1. Individu harus diterima dengan sebaik-baiknya, sebagaimana ia adanya.


2. Pembatasan yang tidak perlu, dihindarkan.

3. Pernyataan (ekspresi) verbal yang tak tertahankan dibiarkan keluar.

4. Reaksi-reaksi dalm interaksi kelompok dinilai.

5. Pembentukan kelompok harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para


anggota secara perorangan.8
2.9 Psikoterapi Keluarga

Berbagai terapi berorientasi keluarga adalah berguna dalam pengobatan


skizofrenia. Karena pasien skizofrenia seringkali dipulangkan dalam keadaan remisi
parsial, keluarga dimana pasien skizofrenia kembali seringkali mendapatkankan
manfaat dari terapi keluarga yang singkat tetapi intensif ( setiap hari ). Pusat dari terapi
harus pada situasi segeradan harus termasuk mengidentifikasi dan menghindari situasi
yang kemungkinan menimbulkan kesulitan. Jika masalah memsang timbul pada pasien
di dalam keluarga, pusat terapi harus pada pemecahan masalah yang cepat.2

Di dalam sesion keluarga dengan pasien skizofrenia, ahli terapi harus


mengendalikan intensitas emosional dari sesion. Ekspresi emosi yang berlebihan selama
satu sesion dapat merusak proses pemulihan pasien skizofrenia dan dapat mengurangi
kemungkinan keberhasilan sesion terapi keluarga selanjutnya. Sejumlah penelitian telah
menemukan bahwa terapi keluarga adalah efektif dalam menurunkan relaps. Terapi
masing – masing penelitian tersebut adalah menggunakan jenis terapi keluarga yang
berbeda, dan kelaziman di antara terapi keluarga tersebut adalah tidak jelas. Di dalam
penelitian terkontrol penurunan angka relaps adalah dramatik- angka relaps tahunan
tanpa terapi keluarga sebesar 25 sampai 50 persen dan 5 sampai 10 persen adalah terapi
keluarga.3

Tujuan dari terapi ini adalah:3

o Untuk memecahkan atau menurunkan konflik dan kecemasan


Patogenik,
o Untuk meningkatkan persepsi dan pemenuhan kebutuhan
anggota keluarga lain oleh anggota keluarga.

o Untuk meningkatkan hubungan peran yang sesuai antara jenis


kelamin dan antara generasi,

o Untuk memperkuat kemampuan anggota individual dan


keluarga untuk mengatasi tenaga dekstruktif dari dalam
maupun dari luar
o Untuk mempengaruhi identitas dan nilai-nilai keluarga.

Tetntang cara-cara psikoterapi lainnya yang perli dilakukan dalam hal


penatalaksanaan skizofrenia yaitu sebagai berikut :

Ventilasi (katarsis) ialah membiarkan pasien mengeluarkan si hati sesukanya. Setelah


itu, biasanya ia merasa lega dan kecemasannya tentang sesuatu akan berkurang, karena
ia lalu dapat melihat masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya.8

Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-
buruknya atau fungsinya gejala-gejala itu.8

Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau
membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang. Seorang dokter
sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional serta
menunjukkan empati. 8

Penjaminan kembali (reassurance) aialah dilakukanmelalui komentar-omentar yang


halus atau sambil lalu dan pertanyaan yang hati-hati, bahwa pasien mampu berfungsi
secar aadekuat (cuku memadai). 8

Bimbingan ialah memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus (spesifik) yang
berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasienagar ia lebih sanggup
mengatasinya, umpamanya tentang cara mengadakan hubungan antar manusia, cara
berkomunikasi, bekerja dan belajar dan sebagainya.8

KESIMPULAN
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab
(banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang bergantung pada perimbangan
pengaruh, genetik, fisik, dan sosial budaya. Penatalaksanaan pasien skizofrenia terdiri
dari beberapa bagian diantaranya yaitu psikofarmaka, psikoterapi dan sosioterapi.

Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seseorang


pasien yan dilakukan oleh seseorang yang terlatih dalam hubungan profesional secara
sukarela, dengan maksud menghilangkan, mengubah, atau menghambat gejala-gejala
yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertumbuhan
kepribadian secara positif. Beberapa jenis psikoterapi dapat di bagi secara umum yaitu
psikoterapi suportif dan psikoterapi genetik-dinamik.2

Beberapa macam psikoterapi yang dapat digunakan pada pasien skizofrenia


yaitu diantaranya adalah teknik perilaku. Teknik perilaku menggunakan hadiah
ekonomi dan latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan sosial,
kemampuan memenuhi diri sendiri, latihan praktis, dan komunikasi interpersonal.
Selain itu, terapi keluarga sangat berperan karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, keluraga dimana pasien skizofrenia kembali
seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang singkat namun intensif
(setiap hari). Setelah periode pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam
terapi keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya.
Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang jelas mendorong sanak saudaranya
yang terkena skizofrenia untuk melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana
yang terlalu optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat
skizofreniadan dari penyangkalan tentang keparahan penyakitnya.2
Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien sebagai aman.
Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi, jarak emosional
antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan oleh
pasien.

DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
PT. Nuh Jaya, 2003
2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 1. . 1997. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
3. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. . 1997. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
4. Tomb, A David; 2004; Buku Saku Psikiatri: Gangguan Psikotik
halaman 24 – 39; Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran
5. Expert Consensus Treatment Guidelines for Schizophrenia: A Guide for Patients
and Families. www.nmah.com diakses tanggal 8 Mei 2007
6. Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 8 Mei 2007
7. Martins, K., 2008, Psikoterapi Skizofrenia, [online], (http://kolelupun-
marthin.blogspot.com/2008/09/psikoterapi.html, diakses tanggal 28 september
2008)
8. Maramis,W.F, Gangguan Persepsi dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa,
Airlangga University press, Surabaya,2004
9. Jati Agus,2008,Skizofrenia,[online],(http://jatiugm.com, diakses tanggal 9
februari 2008)
10. West Louis Jolyon, encyclopedia of brittania, available at http://www.mental-
health-matters.com/index.php?option=com_content&view=article&id=96

Anda mungkin juga menyukai