1. Psikofarmaka
2. Psikoterapi : Psikoterapi Individu, Psikoterapi Keluarga dan Psikoterapi
Kelompok.
Bab II
Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
2.3 Etiologi
2.5 Diagnosis
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang jelas)1,9 :
iv. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap
tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan
agama atau politik tertentu, atau kekuatan dam kemampuan diatas
manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau komunikasi
dengan makhluk asing dari dunia lain).1,9
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
v. Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai bai
oeh waham yang menetap ataupun setegah berbentuk tanpa kandunga
afektif yang jelas, ataupun disertai ide-ide berlebihan (over valued-ideas)
yang metap, atau apabila terjadi berminggu-minggu atau berbulan-bulan
terus berulang ;
viii. Gejala-gejala “negatif” seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respon emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika; 1,9
Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama satu bulan
atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal). Harus ada
suatu perubahan ang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dan beberapa aspek perilaku
pribadi (personal behavior), bermanifestasi sebagai hilangnya
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut
dalam diri sendiri (self-absorbed attitude), dan penarikan diri
secara sosial.2
2.6 Terapi
Psikofarmaka5,6
1) Haloperidol
2) Thioridazine
3) Thiothixene
4) Fluphenazine
5) Trifluoperazine
6) Chlorpromazine
7) Pherpenazine
Akbat berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan oleh antipsikotik
konvensional, banyak ahli lebih merekomendasikan penggunaan newer atypical
antipsycotic. Ada 2 pengecualian (harus dengan antipsikotok konvensional).
Pertama, pada pasien yang sudah mengalami perbaikan (kemajuan) yang pesat
menggunakan antipsikotik konvensional tanpa efek samping yang berarti. Biasanya
para ahli merekomendasikan untuk meneruskan pemakaian antipskotik konvensional.
Kedua, bila pasien mengalami kesulitan minum pil secara reguler. Prolixin dan
Haldol dapat diberikan dalam jangka waktu yang lama (long acting) dengan
interval 2-4 minggu (disebut juga depot formulations). Dengan depot
formulation, obat dapat disimpan terlebih dahulu di dalam tubuh lalu dilepaskan
secara perlahan-lahan. Sistem depot formulation ini tidak dapat digunakan pada
newer atypic antipsycotic.5,6
Obat-obat yang tergolong kelompok ini disebut atipikal karena prinsip kerjanya
berbda, serta sedikit menimbulkan efek samping bila dibandingkan dengan
antipsikotik konvensional. Beberapa contoh newer atypical antipsycotic yang
tersedia, antara lain :
o Risperdal (risperidone)
o Seroquel (quetiapine)
o Zyprexa (olanzopine)
Para ahli banyak yang merekomendasikan obat-obat ini digunakan sebagai terapi untuk
menangani pasien-pasien dengan Skizofrenia.
Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah
diberikan terapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilai
realitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. 3 da juga yang mengatakan
bahwa Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seseorang
pasien yan dilakukan oleh seseorang yang terlatih dalam hubungan profesional secara
sukarela, dengan maksud menghilangkan, mengubah, atau menghambat gejala-gejala
yang ada, mengoreksi perilaku yang terganggu dan mengembangkan pertumbuhan
kepribadian secara positif.8
Psikoterapi individual
Psikoterapi kelompok
Psikoterapi keluarga
Manajemen kasus
Masalah yang menyebabkan orang datang ke dokter untuk berobat berasal dari 2
kondisi, yang asal kehidupan manusia di masa lalu dan masalah yang tampaknya berasal
dari strees dan tekanan pada masa sekarang yang melebihi kemampuan pengendalian
secara sadar pasien. Dinamika interpersonal dan intrapsikis sekarang kemungkinan
mendapatkan perhatian yang terbesar dalam terapi psikoanalitik, dan mendapatkan
perhatian yang lebih kecil dengan rekonstruksi terinci dari kehidupan masa lalu pasien.6
Psikoanalisis dan psioterapi analitik, adalah unik di antara terapi yang ada,
memberikan kerangka kerja teoritis dan klinis untuk meneliti perkembangan manusia
dari sudut motivasi, impuls, dan konflik perlekatan, keintiman, dan sifat harga diri. 6
Berikut beberapa hal mengenai psikoterapi :
o Psikoanalisis7
1. Asosiasi Bebas
3. Aturan Abstinensi
4. Interpretasi
5. Transferensi balik
Mencakup spektrum luas reaksi ahli analisis dan pasien
memiliki komponen bawah sadar yang didasarkan pada
konflik yang tidak disadari oleh ahli analisis.7
6. Ikatan terapeutik
7. Resistensi
o Psikoterapi Psikonalatik
Tipe terapi ini jauh lebih fleksibel dan lebih sering digunakan bersama –
sama dengan medikasi psikotropik. Psikoterapi psikoanalitik mengobati
sebagian besar gangguan yang ada dalam bidang psikopatologi. Berikut adalah
terapi dan macam psikoterapi psikoanalitik :
2. Psikoterapi Supportif
o Psikoterapi Singkat7
Kontraindikasi dari terapi ini adalah usaha bunuh diri yang serius,
ketergantungan zat, penyalahgunaan alkohol yang kronis, gejala obsesional, dan
tindakan destruktif.7 Berikut adalah macam dan kriteria psikoterapi singkat :
Persyaratan teknisnya :
Kriterianya :
Kriteria pemilihannya :
d) Psikoterapi interpersonal
Adalah terapi dimana orang yang memiliki penyakit emosional yang telah
dipilih secara cermat dan ditempatkan ke dalam kelompok yang dibimbing oleh terapis
yang terlatih untuk membantu satu sama lainnya dalam menjalani perubahan
kepribadian. Terapi kelompok bertujuan untuk menghilangkan gejala, mengubah
hubungan interpersonal dan mengubah dinamika keluarga dengan pasangan spesifik.
Terapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada rencana, masalah,
dan hubungan dalam kehidupan nyata. Kelompok mungkin terorientasi secara perilaku,
terorientasi secara psikodinamika atau tilikan, atau supportif. Terdapat suatu keraguan
apakah interpretasi dinamik dan terapi tilikan adalah berguna bagi pasien skizofrenia
tipikal. Tetapi terapi kelompok adalah efektif dalam menurunkan isolasi sosial,
meningkatkan rasa persatuan, dan meningkatkan tes realitas bagi pasien dengan
skizofrenia. Kelompok yang memimpin dalam cara yang supportif, bukannya dalam
cara interpretatif, tampaknya paling membantu bagi pasien skizofrenia.
Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta baik-
buruknya atau fungsinya gejala-gejala itu.8
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien atau
membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang. Seorang dokter
sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional serta
menunjukkan empati. 8
Bimbingan ialah memberi nasihat-nasihat yang praktis dan khusus (spesifik) yang
berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasienagar ia lebih sanggup
mengatasinya, umpamanya tentang cara mengadakan hubungan antar manusia, cara
berkomunikasi, bekerja dan belajar dan sebagainya.8
KESIMPULAN
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi sindroma dengan variasi penyebab
(banyak yang belum diketahui) dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau
deteriorating) yang luas, serta sejumlah akibat yang bergantung pada perimbangan
pengaruh, genetik, fisik, dan sosial budaya. Penatalaksanaan pasien skizofrenia terdiri
dari beberapa bagian diantaranya yaitu psikofarmaka, psikoterapi dan sosioterapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
PT. Nuh Jaya, 2003
2. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 1. . 1997. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
3. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku
Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. . 1997. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
4. Tomb, A David; 2004; Buku Saku Psikiatri: Gangguan Psikotik
halaman 24 – 39; Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran
5. Expert Consensus Treatment Guidelines for Schizophrenia: A Guide for Patients
and Families. www.nmah.com diakses tanggal 8 Mei 2007
6. Schizophrenia. www.merck.com diakses tanggal 8 Mei 2007
7. Martins, K., 2008, Psikoterapi Skizofrenia, [online], (http://kolelupun-
marthin.blogspot.com/2008/09/psikoterapi.html, diakses tanggal 28 september
2008)
8. Maramis,W.F, Gangguan Persepsi dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa,
Airlangga University press, Surabaya,2004
9. Jati Agus,2008,Skizofrenia,[online],(http://jatiugm.com, diakses tanggal 9
februari 2008)
10. West Louis Jolyon, encyclopedia of brittania, available at http://www.mental-
health-matters.com/index.php?option=com_content&view=article&id=96