Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Sabtu/ 30 Juni 2018

M.K Dasar Akuakultur (DASKUA) Kelompok :5


Dosen : Dr. Ir. Irzal Effendi, M.Si
Andri Iskandar, S.Pi, M.Si, M.Sc
Giri Maruto Darmawangsa, S.Pi
Asisten dosen : Ukthi Utami, S.Pi
Alstonya Gita N, A.Md
Radin Wicaksana, A.Md

PERBEDAAN JUMLAH PADAT TEBAR


DISUSUN OLEH :

Kaniska Eko Aprilyansa (J3H917164)

PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJAMEN PERIKANAN
BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan salah satu ikan asli perairan Indonesia
yang telah berhasil didomestikasi. Jenis-jenis ikan patin di Indonesia snagat banyak,
antara lain Pangasius atau Pangasius jambal, Pangasius humeralis, Pangasius
lithostoma, Pangasius nasutus, Pangasius polyuranodon, dan Pangasius
niewenhuisii. Sedangkan Pangasius sutchi dan Pangasius hypophtalmus yang dikenal
dengan jambal siam atau lele bangkok merupakan ikan introduksi dari Thailand
(Kordi 2005).
Ikan patin tidak hannya menjadi ikan konsumsi tetapi juga sebagai ikan hias.
Hal ini mengakibatkan adanya segmentasi usaha yang beragam dalam
pembudidayaannya. Usaha ikan patin dikelompokkan menjadi, usaha pembenihan,
usaha pendederan, dan usaha pembesaran. Pendederan merupakan salah satu
segmentasi yang memiliki peranan penting dalam budidaya ikan patin. Pendederan
ikan patin banyak dilakukan pada hatceri skala kecil atau skala rumah tangga
(Subagja et al. 2006). Uapaya dalam memaksimalkan produksi salah satunya adalah
dengan mengoperasikan hatceri dengan kepadatan optimal yang mampu diproduksi
dalam unit hatceri tersebut, sehingga penentuan kepadatan optimal merupakan
langkah awal dalam usaha pendederan.
Kepadatan ikan mepenagruhi derajat kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan, sehingga memungkinkan terjadinya kegagalan dalam proses produksi.
Kepadatan ikan yang rendah berdampak pada pertumbuhan yang baik dan
kelangsungan hidup yang meningkat tetapi produksi per area rendah. Sementara
kepadatan ikan yang tinggi mengakibatkan rendahnya pertumbuhan dan
meningkatnya stres pada ikan, selain itu tingginya interaksi sosial pada ikan akan
menimbulkan heterogenitas ukuran ikan. Akan tetapi peningkatan kepadatan ikan
akan meningkatkan jumlah total produksi dan biaya produksi per unit menjadi
rendah. Oleh karena padat tebar yang kaitannya dengan kegiatan produksi harus
seimbang antara efisiensi biologi dengan efisiensi ekonomi, sehingga dapat
menghasilkan kepadatan yang optimal dan dapat meningkatkan produksi serta
menghasilkan keuntungan yang maksimal.
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui padat tebat yang optimal bagi benih
ikan patin dalam wadah budidaya.
2 METODE KERJA

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 24 Mei 2018 sampai
dengan hari Kamis, tanggal 31 Mei 2018, bertempat di Laboratorium IKN IPB
PSDKU Sukabumi pada pukul 14:00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan antara lain, akuarium, aerator, baskom, saringan,
selang, plastik wrap, centong, penggaris, dan timbangan digital. Bahan-bahan yang
digunakan antara lain air, desinfektan, dan benih ikan patin.

2.3 Cara Kerja


Pertama, bersihkan akuarium yang akan digunakan, dicuci dengan desinfektan
dan dikeringkan lalu di isi dengan air serta aerasi akuarium selama 1 hari sebelum
praktikum dilakukan. Siapkan benih praktikum yang akan digunakan. Masing-masing
perlakuan padat tebar, yaitu 100 ekor, 200 ekor, dan 300 ekor benih. Dilakukan
sampling benih ikan pada setiap perlakuan untuk mengetahui berat rata-rata,
biomassa rata-rata, serta panjang ikan rata-rata pada awal pemeliharaan.
Setelah perhitungan selesai, hitung jumlah pakan yang akan digunakan dengan
FR 8% untuk 7 hari pemeliharaan. Setelah itu, pakan untuk 1 hari dibagi menjadi 3
bagian untuk pemberian pakan setiap harinya. Sipon akuarium 1 kali dalam sehari
hingga hari ke 7. Sampling kembali benih ikan patin untuk mengetahui berat rata-
rata, biomassa rata-rata, serta panjang ikan rata-rata pada akhir pemeliharaan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

Grafik Perlakuan Padat Perbedaan Tebar


Benih Ikan Patin
140
120
100 kelompok 1
80
kelompok 2
60
40 kelompok 3
20 kelompok 4
0 kelompok 5
W0 Wt B0 Bt SR (%) SGR (%) EP Jumlah
pakan
total (g)

3.2 Pembahasan
Dari hasil pratikum yang telah dilakukan memperlihatkan bahwa laju
pertumbuhan benih ikan patin pada jumlah penebaran yang semakin padat cenderung
mngalami penurunan. Penurunan ini diakibatkan oleh tingkat kepadatan penebaran
yang mempersempit ruang gerak ikan. Peningkatan penebaran akan mengganggu
proses fisiologis dan tingkah laku ikan terhadap ruang gerak yang pada akhirnya
dapat menurunkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup ikan (Wedemeyer
1996). Hal ini juga berdampak pada ikan yang berukuran karena adanya kompetisi
dan terhambat pertumbuhannya.
Kualitas air juga menjadi salah satu faktor pendukung pertumbuhan pada benih
ikan patin. Idealnya ikan patin hidup pada pH 6,5 – 9,0 dan suhu berkisar 25˚C - 33˚C
(Kordi 2005). Jumlah pemberian pakan adalah sama yakni dengan feeding rate 8%
pada masing-masing perlakuan. Pertumbuhan akan semakin cepat jika makanan yang
diberikan sesuai dengan kebutuhan ikan, sedangkan pemberian pakan yang berlebih
kedalam wadah pemeliharaan maka akan mengakibatkan penurunan kualitas air.
Salah satunya konsentrasi amoniak, meningkatnya amoniak selain disebabkan oleh
tingginya padat penebaran juga dipengaruhi oleh waktu pemeliharaan
Kematian ikan terjadi akibat dari persaingan yang timbul akibat tingkat penebaran
yang tinggi. Sehingga kepadatan menjadi faktor pembatas terhadap kelangsungan
hidup ikan. Hal ini juga dapat disebabkan oleh perlakuan pada padat tebar yang
tertinggi telah melampaui daya dukung perairan. Daya dukung merupakan salah satu
kemampuan perairan untuk dapat mendukung kehidupan biota dalam perairan tanpa
menambah atau mengurangi biomassanya. Akan tetapi jika kondisi lingkungan dapat
dipertahankan dengan baik dan pemberian pakan yang cukup, kepadatan ikan yang
tinggi akan meningkatkan produksi. Padat penebaran dan pertukaran air sangat
mempengaruhi pertumbuhan, kelangsungan hidup, dan efisiensi pakan (Goddard
1996).
4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Padat penebaran benih ikan patin yang baik pada wadah akuarium adalah 100
ekor. Karena pada jumlah 100 ekor tidak terjadi kompetisi yang ketat dan ikan
memiliki ruang gerak yang luas sehingga memiliki tingkat kelangsungan yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Goddard, S. 1996. Feed Management in Intensive Aquaculture. Chapman and Hall.


New York.

Kordi, K.M.G.H. 2005. Budidaya Ikan Patin Biologi, Pembenihan, dan Pembesaran.
Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.

Subagja, J., R. Gustiano dan L. Winarlin. 2006. Pelestarian Ikan Nilem (Osteochilus
hasseltu C.V) Melalui Teknologi Pembeniihannya. Dalam : Lokakarya
Nasional Pengelolaan dan Perlindungan Sumber Saya Genetik di Indonesia :
Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. P 279-286.

Wedemeyer. 1996. Growth and Ecology of Fish Population. Academic Press.


London.

Anda mungkin juga menyukai