Anda di halaman 1dari 4

Candi Borobudur

Candi Borobudur merupakan sebuah candi budha yang terletak di


Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi ini berlokasi di kurang
lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta,
dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan
oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar abad ke-8 masehi pada masa
pemerintahan wangsaSyailendra.
Candi Borobudur ini dibangun oleh seseorang bernama Samaratungga,
merupakan seorang raja kerajaan Mataram Kuni yang juga keturunan dari Wangsa
Syailendra pada abad ke-8 M. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah
barat daya Semarang, 86 km di sebelah barat Surakarta, dan 40 km di sebelah
barat laut Yogyakarta. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut
agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan
wangsa Syailendra. Keberadaan candi ini pertama kali diketahui oleh Thomas
Stanford Rafles sekitar tahun 1814. Ketika itu, pertama kali Candi Borobudur ini
ditemukan dalam keadaan berserakan dan terpendam tanah.
Candi Borobudur merupakan candi Buddha terbesar pada abad ke-9 M.
Menurut Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam pembangunannya,
selesai dibuat pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun semenjak mulai awal
dibangun. Konon arti dari Borobudur itu sendiri maksudnya gunung yang
berteras-teras atau bisa juga disebut dengan budhara. Pendapat lain tentang Candi
Borobudur yaitu bahwa Candi Borobudur berarti biara yang terletak di tempat
yang tinggi.
Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis
menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Di
mana dalam prasasti tersebut mengandung kata “Kawula i Bhumi Sambhara”
yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di
Candi Borobudur tersebut.
Setiap lantai pada Candi Borobudur ini terdapat tema-tema yang berbeda
karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia.
Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin
mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tahapan
kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudur terdapat relief-relief yang bila
dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari candi searah jarum jam.
Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang
diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672
panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi
relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia.Stupa utama terbesar teletak di
tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar
72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila
dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra
(memutar roda dharma).

Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai


tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah
untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju
pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui
sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci
ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga
tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu
(ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak
berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong
dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang
terukir pada dinding dan pagar langkan.
Setiap tahun pada bulan purnama penuh pada bulan Mei (atau Juni pada
tahun kabisat), umat Buddha di Indonesia memperingati Waisak di Candi
Borobudur Waisak diperingati sebagai hari kelahiran, kematian dan saat ketika
Siddharta Gautama memperoleh kebijaksanaan tertinggi dengan menjadi Buddha
Shakyamuni. Ketiga peristiwa ini disebut sebagai Trisuci Waisak. Upacara
Waisak dipusatkan pada tiga buah candi Buddha dengan berjalan dari Candi
Mendut ke Candi Pawon dan berakhir di Candi Borobudur.
Pada malam Waisak, khususnya saat detik-detik puncak bulan purnama,
penganut Buddha berkumpul mengelilingi Borobudur. Pada saat itu, Borobudur
dipercayai sebagai tempat berkumpulnya kekuatan supranatural. Menurut
kepercayaan, pada saat Waisak, Buddha akan muncul secara kelihatan pada
puncak gunung di bagian selatan.

Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap


tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara
berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia
pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling
banyak dikunjungi wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai