larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga
mudah dalam pengeringan dan pengisian air. Ukuran kolam pemijahan yaitu
dengan menggunakan sikat untuk membuang lumut dan kotoran yang menempel
pada dinding dan dasar kolam. langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
penampungan larva dan memudahkan pada saat pemanenan larva yang dihasilkan
melekatnya telur yang dihasilkan dari proses pemijahan. Setelah pemasangan hava
dan kakaban selesai langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu pengisian air.
Ukuran air yang diisi dalam kolam pemijahan yaitu setinggi 70-80 cm dengan
ketinggian kolam 1,5 m. Selanjutnya kolam diisi air setinggi 70-80 cm, pengisian
air pada kolam pemijahan dilakukan satu hari sebelum pemijahan. Pintu saluran
pemasukan diberi saringan untuk mencegah hama yang masuk pada kolam, dan
mempunyai saluran pemasukan dan pengeluaran sendiri, dan pada tiap saluran
diberi penyaring. Kegunaan dari penyaring yaitu dapat mencegah keluarnya larva-
yang sudah matang gonad dan matang fisik. Induk yang sudah matang gonad pada
jantan, yaitu sudah dapat menghasilkan sperma dan pada betina sudah
menghasilkan telur. Selain matang gonad faktor lain yang diperhatikan dalam
seleksi induk yaitu dari kondisi tubuh ikan dan warna tubuh ikan. Secara umum
induk yang dipilih adalah mempunyai ciri-ciri diantaranya sehat, tubuh tidak luka,
tidak cacat dan tidak lemas .Sistem yang digunakan dalam tahap seleksi induk
yang ada di BBII yaitu dengan cara memasukan selang kanulasi keperut induk
betina. Setelah selang kanulasi dimasukan kemudian perut induk ditekan secara
perlahan sampai telurnya keluar, telur-telur inilah yang akan diseleksi untuk
dilakukan pemijahan.
distriping dengan menekan perut induk jantan secara perlahan sampai induk
mengeluarkan cairan putih atau yang disebut sperma. Setelah kedua induk selesai
Induk yang telah matang gonad dapat dicirikan yaitu, pada jantan jika
diurut dari bagian perut maka akan keluar cairan putih (sperma), sedangkan pada
betina disekitar lubang kelaminnya tampak merah. Untuk lebih jelasnya ciri-ciri
Jantan Betina
a. Bila ditekan dari arah perut a. perut membesar agak dan lunak
akan keluar cairan berwarna b. lubang kelamin berwarna kemerah-
putih susu (sperma) a.merahan
b. Perut lebih langsing dan c. lubang pelvic sangat lembut, terbuka
perutnya rata jika dilihat dari b.lebar dan datar
punggung d. gerakan lamban
c. Pada sirip dada terlihat e. apabila ditekan dari arah perut akan
bintik-bintik putih c.keluar cairan berwarna kuning.
d. Lubang pelvic lebih sempit,
berbentuk oval dan agak
cekung
dengan panjang tubuh 32-38 cm. Umur induk yang dipijahkan untuk jantan
berumur 3,2 tahun dan betina berumur 2,5 tahun. Umur induk jantan sudah
memenuhi umur induk yang baik, sedangkan untuk betina umurnya belum
memenuhi umur induk yang baik. Karena induk betina yang baik sudah mencapai
umur tiga tahun sehingga belum produktif dalam menghasilkan telur, dan hal ini
akan berpengaruh terhadap jumlah dan kualitas telur yang dihasilkan serta akan
mempengaruhi mutu benih. Hal ini sesuai dengan pendapat Susanto (2004), yang
menyatakan bahwa umur induk yang dipijahkan untuk jantan minimal 2 tahun
dan 3 tahun untuk betina. Afrianto dan Liviawaty (1990), menambahkan bahwa
untuk memperoleh telur yang banyak dan berkualitas, induk yang dipijahkan
dengan campur tangan manusia yaitu dilakukan penyuntikan pada induk ikan mas.
Alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan penyuntikan dapat di lihat pada
Tabel 7.
No Alat Bahan
1. Jarum suntik Induk ikan mas jantan dan betina
2. NaCl
3. Hormon ovaprim
yang telah ditentukan, yaitu untuk induk jantan 0,5 cc + cairan NaCl 0.9 cc
sedangkan untuk induk betina 0,3 cc + cairan NaCl 0,9 cc. 0,9 cc. Dosis yang
telah ditentukan ini sangat praktis dan efisien untuk penyuntikan khusus induk
ikan mas, yaitu untuk jantan dengan dosis 0,5 cc + cairan NaCl membantu proses
keluarnya sperma. Sedangkan untuk induk betina dengan dosis 0,3 cc + cairan
dibagian sirip punggung dengan kemiringan 450. Hal ini dilakukan agar induk
ikan mas tidak stres dan cairan ovaprim tidak mudah keluar, setelah disuntik
Induk dimasukkan sekitar pukul 16.00 hal ini bertujuan agar hasil streeping yang
dihasilkan dapat maksimal, karena suhu air pada pagi hari relatif stabil sehingga
tingkat stress yang ditimbulkan pada induk relatif kecil dan untuk mempermudah
mengamati ovulasi.
Induk akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan berenang
betina akan mengeluarkan telurnya kemudian segera diikuti induk jantan dengan
pada kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah lepas. Juga ada
sebagian telur yang jatuh ke dasar kolam. Pemasangan kakaban dan Telur yang
menempel pada kakaban setelah hasil pemijahan dapat dilihat pada gambar 3 .
Perkawinan selesai pada pagi hari. Induk segera dipisah dari telurnya. Jika
terlambat telur bisa habis dimakan induknya. Karena dikhawatirkan jika induk
tidak segera dipindahkan akan memakan atau merusak telur. Menurut Susanto
Agar menetas dengan baik, telur harus selalu terendam dan suhu air tetap
konstan. Jika suhu terlalu dingin, penetasan akan berlangsung lama. Jika suhu
terlalu tinggi, telur bisa mati dan membusuk. Suhu air selama penetasan yaitu 24-
28oC, oksigen terlarut 3.23-7.81 ppm, pH 6.33-8.01 dan Amonia antara 0,01-0,03
mg/l. Selama proses penetasan kakaban harus terendam oleh air, maka pada
bagian ujung kakaban diberi pemberat supaya posisi kakaban dapat terendam oleh
Setelah telur menetas semua kakaban diangkat dari bak penetasan, karena
jika dibiarkan terlalu lama telur yang tidak menetas akan membusuk dan dapat
hati-hati supaya larva tidak ikut terbawa ketika pengangkatan kakaban. Sebelum
Gambar 3. Pemasangan kakaban dan Telur yang menempel pada kakaban setelah
hasil pemijahan.
Sistem penghitungan penetasan telur dan larva yang ada di BBII yaitu
yang pertama dilakukan mengumpulkan larva yang sudah tertampung dalam hava
satu sampel jumlah larva sebanyak 500 ekor, setiap baskom dapat menampung 10
150.000 ekor.
Telur akan menetas pada hari ketiga atau keempat tergantung suhu dalam
bak pemijahan, larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih
mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur ayam masak. Cara pemberian
pakan pada larva yaitu sebutir telur ayam matang diambil bagian kuningnya saja,
merata pada permukaan air dalam bak pemijahan. Sebutir kuning telur cukup
untuk 100.000 ekor larva. Pemberian pakan pada larva bisa mencapai tiga kali
dalam sehari.
sebagai berikut. Kolam dikeringkan selama dua hari di bawah terik matahari.
kemudian untuk menyediakan pakan alami berupa binatang renik, kolam dipupuk
dengan pupuk kandang. Volume pupuk kandang 1,5 kg/m2. Pintu pemasukan air
ke kolam harus diberi saringan. Jika pemberian pupuk kandang tepat, dalam
beberapa hari kemudian akan tumbuh infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini
Induk – induk ikan mas diberi pakan berupa pellet tenggelam (F 888-3)
pakan sedangkan larva mas diberikan pakan pellet yang dihaluskan sesuai bukaan
mulut larva. Mudjiman (2004), menyatakan bahwa kebutuhan energi untuk ikan
adalah 1 % dari berat tubuh sehingga untuk larva ikan mas diberikan pakan 80
gr/hari. Frekuensi pemberian pakan dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pada
pukul 08.00 dan pukul 14.00 WIB. Hal ini disesuaikan dengan kebiasaan hidup
ikan mas yaitu lebih aktif bergerak pada siang hari (diurnal). Pemberian pakan
dilakukan dengan menebar secara merata di sekeliling kolam, sehingga ikan akan
kwalitas air (suhu, pH, DO) dilakukan setiap minggu sekali dengan menggunakan
alat Scyber Scan (alat pengukur suhu, pH, DO) dan pengukuran dilakukan pada
pagi hari. Nilai kwalitas air rata-rata dibak pemijahan yaitu suhu 25 – 270C, pH
7,10-7,51 dan DO 6,32-9,31 mg/l. untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8
berikut.