Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum Hari/Tanggal : Sabtu/ 30 Juni 2018

M.K Dasar Akuakultur (DASKUA) Kelompok :5


Dosen : Dr. Ir. Irzal Effendi, M.Si
Andri Iskandar, S.Pi, M.Si, M.Sc
Giri Maruto Darmawangsa, S.Pi
Asisten dosen : Ukthi Utami, S.Pi
Alstonya Gita N, A.Md
Radin Wicaksana, A.Md

KOMODITAS AKUAKULTUR
DISUSUN OLEH :

Kaniska Eko Aprilyansa (J3H917164)

PROGRAM KEAHLIAN
TEKNOLOGI PRODUKSI DAN MANAJAMEN PERIKANAN
BUDIDAYA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komoditas akuakultur adalah spesies atau jenis biota (organisme) akuatik yang
diproduksi dalam kegiatan akuakultur dan menjadi barang/produk yang dapat
diperdagangkan. Terdapat 465 spesies akuatik yang terdiri atas 28 famili tanaman air
dan 107 famili hewan air dalam katalog organisme akuatik yang dapat dikulturkan.
Akan tetapi, hanya 25-30 spesies saja yang dibudidayakan secara komersial dalam
jumlah besar (Effendi 2012).Dalam akuakultur terdapat istilah euryhaline, yaitu
kemampuan suatu organisme terhadap perubahan keadaan salinitas yang tinggi. Ikan
yang termasukj dalam euryhaline salah satunya ikan nila (Fujaya 2008).
Ikan nila merupakan salah satu komoditas ikan kedua terbannyak dalam
produksi budidaya air tawar setelah ikan mas, dan nila juga menjadi ikan yang
penting dalam akuakultur dunia. FAO (Food and Agriculture Organization)
menempatkan ikan nila pada ururtan ketiga setelah udang dan salmon sebagai contoh
sukses perikanan akuakultur dunia (Ghufran 2011). Ikan nila dapat hidup pada
kisaran salinitas yang luas atau bersifat euryhaline sehingga mampu hidup di perairan
yang dalam dan laus seperti tambak air payau hingga KJA (karamba jaring apung)
laut sampai hingga salinitas 30-35 ppt (Ghufran 2011).
1.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mngetahui tingkat kelangsungan hidup dan
adaptasi ikan nila pada salinitas yang berbeda.
2 METODE KERJA

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 8 Maret 2018 sampai
dengan hari Rabu, tanggal 14 Maret 2018, bertempat di Laboratorium IKN IPB
PSDKU Sukabumi pada pukul 14:00 WIB.

2.2 Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan antara lain, bak kontainer, ember, refraktometer,
saringan, timbangan digital, pengaduk, dan gelas ukur. Bahan-bahan yang digunakan
antara lain air sebanyak 40 liter, garam, desinfektan dan ikan nila.

2.3 Cara Kerja


Pertama, bak kontainer dibersihkan terlebih dahulu, dicuci dengan desinfektan,
dan dikeringkan. Setelah itu, bak kontainer diisi air sebanyak 40 liter. Selanjutnya,
timbang garam sesuai dengan gradual yang dibutuhkan, yaitu 2, 5, dan 7 g/L/hari.
Akan tetapi terlebih dahulu ikan nila dimasukkan ke dalam bak kontainer. Garam
yang telah di timbang dilarutkan dahulu dengan air sebelum dicampurkan ke dalam
bak kontainer. Kemudian campurkan garam tersebut kedalam bak kontainer secara
perlahan dan salinitasnya diukur dengan refraktometer. Ulangi perlakuan tersebut
hingga 7 hari, kecuali untuk gradual 7 g/L/hari hanya di ualngi selama 5 hari. Catat
hasil tingkat kelangsungan hidup masing-masing perlakuan.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
Grafik Pengaruh Salinitas Terhadap Kelangsungan
Hidup Ikan Nila
120

100

80 Salinitas gradual 2
SR (%)

g/L/hari
60
Salinitas gradual 5
g/L/hari
40
Salinitas gradual 7
20 g/L/hari

0
0 10 20 30 40
Salinitas (g/L)

3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan terhadap ikan nila menunjukkan
bahwa ikan nila masih dapat bertahan hidup pada salinitas 14 g/L dengan tingkat
kelangsungan hidup 90%. Kematian terjadi pada setiap perlakuan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya ialah salinitas. Semakin tinggi salinitas maka semakin
tinggi pula tingkat kematian ikan, karena jika tingkat osmoregulasi tinggi sedangkan
kemampuan ikan rendah maka akan berakibat pada kematian ikan.
Semakin tinggi salinitas maka semakin jauh perbedaan tekanan osmotik antara
tubuh dengan lingkunganya. Dampak dari tingginya salinitas tersebut, ikan
memerlukan lebih banyak energi untuk proses osmoregulasi sebagai upaya dalam
menstabilkan kondisi tubuh terhadap kondisi lingkungan yang baru (Fujaya 2004
dalam Leunnufna 2012). Ikan nila mampu hidup hingga salinitas 20 ppt melalui
proses aklimatisasi. Proses aklimatisasi merupakan peningkatan salinitas garam
secara bertahap tiap harinya, tidak lebih dari 5 ppt pada setiap tahap kenaikan
salinitasnya.
4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
` Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh salinitas terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan nila dapat disimpulkan bahwa pad tingkat
salinitas 14 g/L ikan nila masih mampu bertahan hidup dengan menghasilkan tingkat
kelangsungan hidup 90%.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi I. 2012. Pengantar Akuakultur Cet.3. Penebar Swadaya. Jakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Rineka


Cipta. Jakarta.

Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Ghufran, M. 2011. Pemeliharaan Nila Secara Intensif. Akademia. Jakarta.

Leunufna, A. 2012. Pengaruh Salinitas yang Berbeda Terhadap Kelangsungan


Hidup, Pertumbuhan dan Efisiensi Pemberian Pakan Benih Ikan Nila Merah.
Skripsi, Universitas Padjadjaran. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai