ASUHAN KEPERAWATAN
NB:
4.1 Pengkajian
A. Anamnesa
1. Identitas : nama, jenis kelamin, usia, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, tanggal masuk
rumah sakit, dan diagnose medis.
2. Keluhan utama :pada umum nya keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat. Kaji nyeri dengan menggunakan metode PQRST
Gejala :Nyeri berat tiba-tiba pada saat cidera ( mungkin terlokasi pada area
jaringan / deformitas dan nekrosis tulang) berkurang nya imobilisasi
karena keengganan untuk bergerak. Mengeluh nyeri tekan, nyeri konstan
dan kontinyu, merasa lemah,demam, menggigil dan timbul keringat
malam.
Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, perubahan warna.
Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba - tiba).
4. Riwayat penyakit dahulu : ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah
vertebra, thorakal, dan lumbal yang terjadi akibat thorakosentesis atau prosedur
neurologis. Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi
obat - obatan, atau pengobatan dengan imunosupresif.
B. PemeriksaanFisik
1. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang
bergantung pada keadaan klien.
Kesakitan atau keadaan : akut, kronis, ringan, sedang dan pada kasus
osteomielitis biasanya akut.
Tanda - tandavital : tidak normal terutama pada osteomielitis dengan
komplikasi septikemia. Suhu tubuh serta nadi cenderung akan meningkat.
Analisis Data
2. Nyeri akut b.d proses Tujuan dan Kriteria Hasil : Manajemen Nyeri
inflamasi, abses tulang 1. Imobilisasi bagian tubuh yang
ditandai dengan : Menunjukkan Tingkat Nyeri , dibuktikan oleh indicator terganggu dengan menggunakan beban
DO : sebagai berikut: untk mengurangi nyeri dan spansme
Ada bengkak otot.
Destruksi tulang 2. Pantau status neurovaskuler pada
Skala Target Outcome
Nekrosis tulang Indikator Dipertahankan Ditingkatkan ekstremitas yang terganggu
Pembentukan tulang Nyeri yang 5 5 3. Tangani bagian tubuh yang terganggu
baru dilaporkan dengan perawatan yang baik untuk
Gelisah Mengosok 4 5 mencegah nyeri.
DS : area yang 4. Tinggikan bagian tubuh yang
Mengeluh nyeri terkena terganggu untuk mengurangi bengkak
Nyeri tekan
dampak dan ketidaknyamanan.
Nyeri yang berulang
Ketegangan 4 5 5. Berikan agens analgesic yang telah
dan konstan
otot diprogramkan dan gunakan teknik lain
Menentukan skala
Tidak bisa 3 5
nyeri istirahat untuk mengurangi nyeri
DS : berbau busuk).
4. Pertahankanimobilitas sesuai kebutuhan
Mengeluh nyeri
pasien untuk membantu pemulihan dan
Nyeri tekan
Nyeri yang berulang dan mencegah kontaminasi silang.
5. Monitor kesehatan umum pasien dan
konstan
Memilih skala nyeri nutrisi yang masuk kedalam tubuh
pasien baik dari cairan intravena
ataupun asupan oral.
6. Intruksikan kepada pasien untuk diet
seimbang tinggi protein (mis; telur,
kacang almond, dada ayam, susu) sesuai
dengan resep ahli gizi guna membantu
pemulihan dan nutrisi yang adekuat.
2. Nyeri akut b.d proses inflamasi, abses 1. Pertahankan imobilisasi bagian tubuh
tulang ditandai dengan : yang terganggu dengan tirah baring.
2. Monitor status neurovaskuler pada
DO :
ekstremitas yang terganggu.
Ada bengkak 3. Bantu pasien untuk meninggikan bagian
Destruksi tulang
Nekrosis tulang tubuh yang terganggu untuk mencegah
Pembentukan tulang baru nyeri.
Gelisah 4. Beri penyanggah pada bagian tubuh
DS : yang terganggu untuk mengurangi
Mengeluh nyeri bengkak atau ketidaknyamanan.
Nyeri tekan 5. Berikan obat analgesic seperti hidroksin,
Nyeri yang berulang dan
siklobenzaprin sesuai dengan resep dari
konstan
dokter dan intruksikan pada pasien
Menentukan skala nyeri
mengenai teknik non farmakologis
seperti teknik napas dalam atau relaksasi
progresif untuk mengurangi nyeri.
3. Defisit nutrisi b.d keengganan untuk 1. Tanyakan kepada pasien dan keluarga
makan ditandai dengan : mengenai adanya alergi yang dialami
DO : oleh pasien.
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
BB menurun >20% BB ideal
Malaise menentukan nutrisi yang dibutuhkan.
Hemoglobin menurun 3. Pantau 2x24 jam jumlah nutrisi dan
DS : kandungan kalori pasien dari asupan
Wilkinson, J.M. (2014). Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi NIC, hasil
NOC, ed. 10. Jakarta: EGC.