Anda di halaman 1dari 17

BAB 4

ASUHAN KEPERAWATAN

NB:
4.1 Pengkajian

A. Anamnesa
1. Identitas : nama, jenis kelamin, usia, agama, bahasa yang digunakan, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, tanggal masuk
rumah sakit, dan diagnose medis.
2. Keluhan utama :pada umum nya keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah
nyeri hebat. Kaji nyeri dengan menggunakan metode PQRST
 Gejala :Nyeri berat tiba-tiba pada saat cidera ( mungkin terlokasi pada area
jaringan / deformitas dan nekrosis tulang) berkurang nya imobilisasi
karena keengganan untuk bergerak. Mengeluh nyeri tekan, nyeri konstan
dan kontinyu, merasa lemah,demam, menggigil dan timbul keringat
malam.
 Tanda : Laserasi kulit, avulse jaringan, perdarahan, perubahan warna.
 Pembengkakan lokal (dapat meningkat secara bertahap atau tiba - tiba).

3. Riwayat penyakit sekarang : kaji adanya riwayat trauma fraktur terbuka


(kerusakan pembuluh darah, edema, hematoma, dan hubungan nya fraktur dengan
dunia luar sehingga pada fraktur terbuka umumnya terjadi infeksi), riwayat
operasi tulang dengan pemasangan fiksasi internal, dan fiksasi eksternal (invasi
bakteri disebabkan oleh bakteri lingkungan bedah) dan pada osteomielitis kronis
penting ditanyakan apakah pernah mengalami osteomielitis akut yang tidak diberi
perawatan yang adekuat sehingga memungkinkan terjadinya supurasi tulang.

4. Riwayat penyakit dahulu : ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah
vertebra, thorakal, dan lumbal yang terjadi akibat thorakosentesis atau prosedur
neurologis. Dapat ditemukan adanya riwayat diabetes melitus, malnutrisi, adiksi
obat - obatan, atau pengobatan dengan imunosupresif.

5. Riwayat psikospiritual : perawat mengkaji respon emosi klien terhadap penyakit


yang dideritanya dan peran klien dalam keluarga serta masyarakat, respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam keluarga maupun
masyarakat, sehingga pasien . Pada kasus osteomielitis akan timbul ketakutan
terjadi kecacatan dan klien harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk
membantu penyembuhan tulang.

B. PemeriksaanFisik
1. Keadaan umum
 Tingkat kesadaran : apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang
bergantung pada keadaan klien.
 Kesakitan atau keadaan : akut, kronis, ringan, sedang dan pada kasus
osteomielitis biasanya akut.
 Tanda - tandavital : tidak normal terutama pada osteomielitis dengan
komplikasi septikemia. Suhu tubuh serta nadi cenderung akan meningkat.

2. Sistem pernafasan : pada inspeksi tidak mengalami kelainan bernafas, pada


palpasi thoraks ditemukan taktil premitus kanan dan kiri seimbang, pada
auskulatasi tidak didapatkan suara nafas tambahan.
3. Sistem kardiovaskuler : pada inspeksi tidak tampak iktuscordis. Palpasi
menunjukkan nadi meningkat, iktus tidakteraba. Pada auskultasi didapatkan S1
dan S2 tidak ada murmur.
4. Sistem persyarafan :
 Kepala :tidak ada gangguan (normosefalik simetris, tidak ada penonjolan,
tidak ada sakit kepala).
 Leher : tidak ada gangguan (simetris, tidak ada penonjolan, reflex menelan
ada). Terkadang timbul pula pembesaran nodus limfe pada bagian leher
 Wajah : terlihat menahan sakit, tidak ada perubahan fungsi atau bentuk.
 Mata : tidak ada gangguan seperti konjungtiva tidak anemis (pada klien
patah tulang tertutup karena tidak ada perdarahan). Pada pasien dengan
malnutrisi biasanya terdapat konjungtivaanemis.
 Telinga : tes bisik atau weber masih dalam keadaan normal. Tidak ada lesi
atau nyeri tekan.
 Hidung :tidak ada deformitas, tidak ada pernafasan cuping hidung.
 Mulut dan faring : tidak ada perdarahan gusi, mukosa mulut cenderung
pucat untuk pasien kekurangan nutrisi.
 Status mental : observasi penampilan dan tingkah laku pasien, biasanya
tidak mengalami perubahan.
 Pemeriksaan saraf kranial :tidak ada perubahan dalam pemeriksaan saraf
kranial.
 Pemeriksaan refleks : biasanya tidak terdapat reflex patologis.
5. Sistem perkemihan : pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah,
karakteristik, dan berat jenis. Biasa nya klien osteomielitis tidak mengalami
kelainan pada system ini.
6. Sistem pencernaan :inspeksi abdomen bentuk datar, simetris, tidak ada hernia,
Hepar tidak teraba. Pasien mengeluh mual, muntah dan nafsu makan menurun
7. Sistem muskuloskeletal : adanya osteomielitis yang menginfeksi otot dan tulang
yang akan mengganggu fungsi motorik klien. Terlihat kemerahan, mengeluh
nyeri
8. Cairan dan elektrolit
Disesuaikan dengan anamnesa pada pasien karena memiliki respon yang berbeda
9. Pemeriksaan diagnostic
 Rontgen untuk mengetahui jika terjadi pembengkakan jaringan lunak
 Kultur darah dan abses diperlukan untuk menentukan jenis antibiotic yang
sesuai.
 Pemeriksaan darah lengkap terjadi peningkatan pada seluruh komponen
penyusun leukosit, peningkatan laju endap darah (LED) dan kadar
Hemoglobin menurun
 Biopsi tulang untuk mengetahui organisme penyebab inflamasi.
10. Pengkajian nyeri
Numeric Rating Scale (NRS) adalah salah satu alat diagnostik yang
digunakan dokter untuk mengetahui kualitas nyeri yang dialami pasien. Pasien
diminta untuk memilih angka di antara 0 - 10. Angka 0 menandakan tidak nyeri
dan 10 menandakan nyeri yang sangat hebat. Namun, kekurangannya adalah
keterbatasan pilihan kata untuk menggambarkan rasa nyeri, tidak memungkinkan
untuk membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti dan dianggap terdapat jarak
yang sama antar kata yang menggambarkan efek analgesik.

4.2 Analisis Data

Analisis Data

Data Subjektif Data Objektif Masalah Keperawatan


 Mengeluh nyeri  Takikardi Risiko infeksi
 Nyeri tekan
 Nyeri yang berulang  LED meningkat
 Leukosit meningkat
dan konstan
 Hb menurun
 Memilih skala nyeri
 Nodus limfe
membesar
 Terasa hangat ketika
di palpasi

 Mengeluh nyeri  Ada bengkak Nyeri Akut


 Nyeri tekan  Destruksi tulang
 Nyeri yang berulang  Nekrosis tulang
 Pembentukan tulang
dan konstan
 Menentukan skala baru
 Gelisah
nyeri
 Mual  BB menurun >20% Defisit Nutrisi
 Muntah BB ideal
 Anoreksia  Malaise
 Lemah  Hemoglobin menurun

 Demam  T > 37,5oC Hipertermi


 Menggigil  Terasa hangat saat
 Keringat malam
dipalpasi
 Nyeri  Malaise Gangguan Mobilitas Fisik
 Lemah  Ada bengkak
 Keengganan untuk  Destruksi tulang
 Pembentukan tulang
bergerak
baru
 Nekrosis tulang
 Nyeri  Ada nya Gangguan Integritas Jaringan
 Lemah
pembengkakan
 Keengganan untuk  Destruksi tulang
bergerak  Pembentukan tulang
baru
 Nekrosis tulang
  Defisit Pengetahuan

4.3 Diagnosis Keperawatan

A. Risiko infeksi d.d supresi respon inflamasi ditandai dengan :

Data Subjektif Data Objektif


 Mengeluh nyeri  Takikardi
 Nyeri tekan
 Nyeri yang  LED meningkat
 Leukosit meningkat
berulang dan
 Hb menurun
konstan  Nodus limfe membesar
 Memilih skala nyeri  Terasa hangat ketika di palpasi

B. Nyeri akut b.d proses inflamasi, abses tulang ditandai dengan :

Data Subjektif Data Objektif


 Mengeluh nyeri  Ada bengkak
 Nyeri tekan  Destruksi tulang
 Nyeri yang berulang dan  Nekrosis tulang
 Pembentukan tulang baru
konstan
 Gelisah
 Menentukan skala nyeri

C. Defisit nutrisi b.d keengganan untuk makan ditandai dengan :

Data Subjektif Data Objektif


 Mual  BB menurun >20% BB ideal
 Muntah  Malaise
 Anoreksia  Hemoglobin menurun
 Lemah

D. Hipertermi b.d proses infeksi ditandai dengan :

Data Subjektif Data Objektif


 Demam  T > 37,5oC
 Menggigil  Terasa hangat saat dipalpasi
 Keringat malam

E. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan muskuloskletal ditandai dengan :

Data Subjektif Data Objektif


 Nyeri  Malaise
 Lemah  Ada bengkak
 Keengganan untuk  Destruksi tulang
 Pembentukan tulang baru
bergerak
 Nekrosis tulang

F. Gangguan integritas jaringan b.d penurunan mobilitas ditandai dengan :

Data Subjektif Data Objektif


 Nyeri  Ada nya pembengkakan
 Lemah  Destruksi tulang
 Keengganan untuk  Pembentukan tulang baru
 Nekrosis tulang
bergerak
4.4 Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Kriteria Hasil/Tujuan Intervensi (NIC)


1. Risiko infeksi d.d supresi Tujuan dan Kriteria Hasil : . Mengendalikan proses infeksi
respon inflamasi ditandai 1. Pantau aktivitas pasien terhadap terapi
dengan : Menunjukkan Pengendalian resiko: proses infeksius , antibiotic. Pantau lokasi intavena
DO : dibuktikan oleh indicator sebagai berikut: untuk melihat adanya flebitis atau
 Takikardi infliltrasi.
 LED meningkat 2. Pantau tanda-tanda superinfeksi
Skala Target Outcome
 Leukosit meningkat Indikator Dipertahankan Ditingkatkan dengan terapi antibiotic jangka panjang
 Hb menurun Nyeri 5 5
 Nodus limfe dan intensif
Ketidakstabilan 4 5 3. Jika diperlukan tindakan bedah,
membesar suhu
 Terasa hangat ketika pastikan sirkulasi adekuat (pengisapan
Malaise 4 5
di palpasi menggigil 3 5 luka, meninggikan area yang

DS : terganggu, menghindari tekanan pada


area tandur); pertahankan imobilitas
 Mengeluh nyeri
 Nyeri tekan sesuai kebutuhan; Ganti balutan
 Nyeri yang berulang dengan menggunakan teknik aseptic
dan konstan untuk membantu pemulihan dan
 Memilih skala nyeri
mencegah kontaminasi silang.
4. Pantau kesehatan umum dan nutrisi
pasien.
5. Berikan diet seimbang tinggi protein
guna memastikan keseimbangan
nitrogen dan membantu pemulihan;
dorong hidrasi yang adekuat.
Kolaborasi :
1. Lakukan pemeriksaan lab sesuai
indikasi dokter.
2. Berikan obat atau antibiotic sesuai
indikasi.

2. Nyeri akut b.d proses Tujuan dan Kriteria Hasil : Manajemen Nyeri
inflamasi, abses tulang 1. Imobilisasi bagian tubuh yang
ditandai dengan : Menunjukkan Tingkat Nyeri , dibuktikan oleh indicator terganggu dengan menggunakan beban
DO : sebagai berikut: untk mengurangi nyeri dan spansme
 Ada bengkak otot.
 Destruksi tulang 2. Pantau status neurovaskuler pada
Skala Target Outcome
 Nekrosis tulang Indikator Dipertahankan Ditingkatkan ekstremitas yang terganggu
 Pembentukan tulang Nyeri yang 5 5 3. Tangani bagian tubuh yang terganggu
baru dilaporkan dengan perawatan yang baik untuk
 Gelisah Mengosok 4 5 mencegah nyeri.
DS : area yang 4. Tinggikan bagian tubuh yang
 Mengeluh nyeri terkena terganggu untuk mengurangi bengkak
 Nyeri tekan
dampak dan ketidaknyamanan.
 Nyeri yang berulang
Ketegangan 4 5 5. Berikan agens analgesic yang telah
dan konstan
otot diprogramkan dan gunakan teknik lain
 Menentukan skala
Tidak bisa 3 5
nyeri istirahat untuk mengurangi nyeri

3. Defisit nutrisi b.d Tujuan dan Kriteria Hasil : Manajemen Nutrisi


1. Kaji adanya alergi makanan
keengganan untuk makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
ditandai dengan : Memperlihatkan Status Nutrisi, yang dibuktikan oleh menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan.
DO : indicator sebagai berikut:
3. Monitor jumlah nutrisi dan
 BB menurun >20% kandungan kalori pasien.
4. Monitor adanya penurunan berat
BB ideal Skala Target Outcome
badan pada pasien.
 Malaise Indikator Dipertahankan Ditingkatkan 5. Monitor mual dan muntah.
 Hemoglobin menurun Asupan 5 5
DS : Makanan
Asupan 4 5
 Mual
 Muntah Cairan
 Anoreksia Rasio 4 5
 Lemah berat
badan
Energi 4 5
4. Hipertermi b.d proses infeksi Tujuan dan Kriteria Hasil : 1. Kaji kondisi pasien, inspeksi turgor
ditandai dengan : dan kelembapan kulit.
2. Lepaskan pakaian yang berlebihan
DO : Menunjukkan Termoregulasi , dibuktikan oleh indicator
3. Lakukan compress dingin atau kantong
 T > 37,5oC sebagai berikut:
es untuk menurunkan kenaikan suhu
 Terasa hangat saat
tubuh
dipalpasi Skala Target Outcome 4. Motivasi asupan cairan
DS : Indikator Dipertahankan Ditingkatkan 5. Berikan obat antipiretik sesuai dengan
 Demam Menggigil 4 5 anjuran
 Menggigil saat dingin
 Keringat malam Berkeringat 4 5
Suhu tubuh 4 5
Tekanan 4 5
nadi
Perubahan 3 5
warna kulit
5. Gangguan mobilitas fisik b.d Tujuan dan Kriteria Hasil : Meningkatkan mobilitas fisik
gangguan muskuloskletal 1. Jelaskan rasional untuk pembatasan
ditandai dengan : Menunjukkan Mobilitas , dibuktikan oleh indicator aktivitas (tulang melemah akibat
DO : sebagai berikut: proses infeksi)
2. Secara perlahan gerakan sendi di sisi
 Malaise Skala Target Outcome
 Ada bengkak Indikator Dipertahankan Ditingkatkan atas dan bawah bagian tubuh yang
 Destruksi tulang Keseimbangan 5 5 terganggu selama melakukan rentang
 Pembentukan tulang Gerakan otot 4 5
Gerakan sendi 4 5 pergerakan.
baru 3. Dorong aktivitas hidup sehari-hari
Bergerak 5 5
 Nekrosis tulang
dengan mudah yang dapat dilakukan dalam
DS :
keterbatasan fisik.
 Nyeri
 Lemah
 Keengganan untuk
bergerak
6. Gangguan integritas jaringan Tujuan dan Kriteria Hasil : 1. Kaji jaringan untuk luka terbuka,
b.d penurunan mobilitas benda asing kemungkinan perdarahan
ditandai dengan : Menunjukkan Integritas Jaringan: Kulit dan dan perubahan warna kulit.
2. Pertahankan tempat tidur kering dan
DO : Membran Mukosa , dibuktikan oleh indicator sebagai
bebas kerutan.
 Ada nya berikut:
3. Tempatkan bantalan air atau bantalan
pembengkakan lain bawah siku atau tumit sesuai
 Destruksi tulang Skala Target Outcome
 Pembentukan tulang indikasi
Indikator Dipertahankan Ditingkatkan 4. Perawatan, bersikan kulit dengan
baru Sensasi 5 5
 Nekrosis tulang Integritas Kulit 4 5 sabun air, gosok perlahan dengan
Lesi pada kulit 5 5 alcohol atau bedak dengan jumlah
DS : Eritema 4 5
 Nyeri sedikit berat
 Lemah 5. Gunakan telapak tangan untuk
 Keengganan untuk memasang, mempertahankan atau
bergerak lepaskan gips, dan dukung bantal
setelah pemasangan.
6. Observasi untuk potensial area yang
tertekan, khususnya pada akhir dan
bawah beban.
4.5 Implementasi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan


1. Risiko infeksi d.d supresi respon 1. Lakukan pemeriksaan TTV guna
inflamasi ditandai dengan : mengetahui hasil terapi antibiotic yang
DO : telah diberikan.
2. Inspeksi lokasi intravena untuk melihat
 Takikardi
 LED meningkat adanya flebitis atau infiltrasi.
 Leukosit meningkat 3. Monitor tanda-tanda superinfeksi
 Hb menurun dengan terapi antibiotic jangka panjang
 Nodus limfe membesar
 Terasa hangat ketika di palpasi dan intensif (mis, pada feses encer atau

DS : berbau busuk).
4. Pertahankanimobilitas sesuai kebutuhan
 Mengeluh nyeri
pasien untuk membantu pemulihan dan
 Nyeri tekan
 Nyeri yang berulang dan mencegah kontaminasi silang.
5. Monitor kesehatan umum pasien dan
konstan
 Memilih skala nyeri nutrisi yang masuk kedalam tubuh
pasien baik dari cairan intravena
ataupun asupan oral.
6. Intruksikan kepada pasien untuk diet
seimbang tinggi protein (mis; telur,
kacang almond, dada ayam, susu) sesuai
dengan resep ahli gizi guna membantu
pemulihan dan nutrisi yang adekuat.
2. Nyeri akut b.d proses inflamasi, abses 1. Pertahankan imobilisasi bagian tubuh
tulang ditandai dengan : yang terganggu dengan tirah baring.
2. Monitor status neurovaskuler pada
DO :
ekstremitas yang terganggu.
 Ada bengkak 3. Bantu pasien untuk meninggikan bagian
 Destruksi tulang
 Nekrosis tulang tubuh yang terganggu untuk mencegah
 Pembentukan tulang baru nyeri.
 Gelisah 4. Beri penyanggah pada bagian tubuh
DS : yang terganggu untuk mengurangi
 Mengeluh nyeri bengkak atau ketidaknyamanan.
 Nyeri tekan 5. Berikan obat analgesic seperti hidroksin,
 Nyeri yang berulang dan
siklobenzaprin sesuai dengan resep dari
konstan
dokter dan intruksikan pada pasien
 Menentukan skala nyeri
mengenai teknik non farmakologis
seperti teknik napas dalam atau relaksasi
progresif untuk mengurangi nyeri.
3. Defisit nutrisi b.d keengganan untuk 1. Tanyakan kepada pasien dan keluarga
makan ditandai dengan : mengenai adanya alergi yang dialami
DO : oleh pasien.
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
 BB menurun >20% BB ideal
 Malaise menentukan nutrisi yang dibutuhkan.
 Hemoglobin menurun 3. Pantau 2x24 jam jumlah nutrisi dan
DS : kandungan kalori pasien dari asupan

 Mual yang masuk kedalam tubuh dan keluar


 Muntah tubuh.
 Anoreksia 4. Lakukan pemeriksaan berat badan guna
 Lemah
mengetahui adanya penurunan berat
badan pasien.
5. Monitor adanya mual dan muntah pada
pasien jika ada bantu dan dorong pasien
untuk makan sedikit tapi sering.
4. Hipertermi b.d proses infeksi ditandai 1. Kaji TTV pasien dan inspeksi turgor
dengan : kulit pasien untuk mengetahui kondisi
DO : terkini pasien.
2. Instruksikan kepada pasien untuk
 T > 37,5oC
 Terasa hangat saat dipalpasi melepaskan pakaian yang berlebihan
DS : (mis; jaket) agar dapat membantu proses
 Demam penurunan kenaikan suhu pasien.
 Menggigil 3. Lakukan compress dingin atau kantong
 Keringat malam es untuk mempercepat proses
menurunkan kenaikan suhu tubuh.
4. Libatkan keluarga untuk memotivasi
asupan cairan kepada pasien (mis;
perbanyak minum air mineral).
5. Berikan obat antipiretik seperti aspirin,
paracetamol, atau metimazol sesuai
dengan dosis yang dianjurkan dokter.
5. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan 1. Berikan informasi kepada pasien dan
muskuloskletal ditandai dengan : keluarga untuk melakukan pembatasan
DO : aktivitas guna mempercepat proses
 Malaise penyembuhan.
 Ada bengkak 2. Bantu dan dorong pasien untuk
 Destruksi tulang melakukan latihan ROM pasif yang
 Pembentukan tulang baru
 Nekrosis tulang sudah terjadwal.
3. Bantu pasien dalam menjalankan
DS :
aktivitas sehari-hari dengan
 Nyeri
 Lemah menggunakan alat bantu mobilisasi
 Keengganan untuk bergerak dengan kursi roda, kruk atau tongkat.
6. Gangguan integritas jaringan b.d 1. Kaji kulit pasien pada bagian yang
penurunan mobilitas ditandai dengan : terganggu untuk mengetahui adakah
DO : perubahan warna kulit atau perdarahan.
 Ada nya pembengkakan 2. Monitor tempat tidur pasien, agar dapat
 Destruksi tulang mempertahankan tempat tidur kering,
 Pembentukan tulang baru
 Nekrosis tulang dan bebas kerutan.

DS : 3. Bantu pasien untuk meninggikan bagian

 Nyeri tubuh yang terganggu


 Lemah (mis;menggunakan bantalan) sesuai
 Keengganan untuk bergerak
dengan indikasi.
4. Bantu pasien untuk melakukan
perawatan bersihan kulit, untuk
mempercepat proses penyembuhan.
5. Bantu pasien menggunakan alat bantu
sesuai dengan indikasi peralatan yang
dianjurkan.
6. Kaji area yang tertekan oleh alat bantu
agar tidak memperburuk kondisi pasien.

4.6 Evaluasi Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Evaluasi Keperawatan


1. Risiko infeksi d.d supresi respon S: Pasien mengatakan nyerinya berkurang ,
inflamasi ditandai dengan : O: Suhu tubuh pasien menurun menjadi
DO : 36,5 oC
 Takikardi A: Masalah teratasi
 LED meningkat P: Intervensi di lanjutkan
 Leukosit meningkat
 Hb menurun
 Nodus limfe membesar
 Terasa hangat ketika di palpasi
DS :
 Mengeluh nyeri
 Nyeri tekan
 Nyeri yang berulang dan
konstan
 Memilih skala nyeri
2. Nyeri akut b.d proses inflamasi, abses S: - Pasien mengatakan bahwa nyerinya
tulang ditandai dengan : berkurang
DO : - Pasien mengatakan tidak mengalami
 Ada bengkak nyeri tekan ditempat terjadinya
 Destruksi tulang infeksi
 Nekrosis tulang
 Pembentukan tulang baru - Pasien mengatakan tidak mengalami
 Gelisah ketidaknyamanan saat bergerak
O: - Pasien tampak dapat mengatasi rasa
DS :
Sakit
 Mengeluh nyeri
- Pasien terlihat bisa teristirahat lebih
 Nyeri tekan
 Nyeri yang berulang dan tenang dari sebelumnya
konstan - Pasien terlihat tidak mengalami
 Menentukan skala nyeri kegelisahan lagi
A:Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi keperawatan di modifikasi
3. Defisit nutrisi b.d keengganan untuk S: Pasien mengatakan tidak mengalami lagi
makan ditandai dengan : rasa mual dan badannya terasa segar
DO : O:Pasien makan dengan lahap dan teratur
 BB menurun >20% BB ideal BB pasien meningkat
 Malaise A:Masalah teratasi
 Hemoglobin menurun P: Intervensi dilanjutkan
DS :
 Mual
 Muntah
 Anoreksia
 Lemah
4. Hipertermi b.d proses infeksi ditandai S: Pasien menggatakan bahwa badanya
dengan : sedikit berkurang rasa demam,
DO : menggigil saat dingin , serta berkeringat
 T > 37,5oC dimalam hari
 Terasa hangat saat dipalpasi O: - Suhu pasien : 36,5 oC
DS : - Pasien tidak berkeringat , serta
 Demam tampak teratur dalam pemberian
 Menggigil
 Keringat malam asupan cairan
A: Masalah pasien teratasi
P: Intervensi dilanjutkan , observasi TTV
serta anjurkan untuk memakai pakaian
yang menyerap keringat serta tidak tebal
Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan S: - Pasien mengatakan dapat
muskuloskletal ditandai dengan : berpartisipasi dalam perawatan diri
DO : - Pasien mengatakan dapat bergerak
 Malaise sedikit lebih leluasa dari sebelumnya
 Ada bengkak O: Pasien tampak memperlihatkan
 Destruksi tulang
 Pembentukan tulang baru penggunaan alat imobilisasi dan alat
 Nekrosis tulang bantu dengan aman
DS : A : Masalah teratasi sebagian
 Nyeri P : Intervensi dimodifikasi
 Lemah
 Keengganan untuk bergerak
5. Gangguan integritas jaringan b.d S: Pasien mengatakan bahwa dapat
penurunan mobilitas ditandai dengan : berpartisipasi dalam perawatan diri
DO : O: Tidak ada luka , serta eritema berkurang
 Ada nya pembengkakan A: Masalah keperawatan teratasi
 Destruksi tulang P: Intervensi dilanjutkan
 Pembentukan tulang baru
 Nekrosis tulang
DS :
 Nyeri
 Lemah
 Keengganan untuk bergerak
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek., M Gloria, Howard K. Butcher, Joanne M. Dochterman, Cherly M. Wagner.


(2013). Nursing outcomes classification (NOC). ed.5. USA: ELSEVIER.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2016). Standar diagnosis keperawatan indonesia.


Jakarta :Dewan Pengurus Pusat PPNI

Smeltzer,S. C.,Bare,B,G.,Hinkle,J.L,& Cheever,K.H. (2010). Buku ajar keperawatan


medikal bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC

Wilkinson, J.M. (2014). Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA-I, intervensi NIC, hasil
NOC, ed. 10. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai