Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permasalahan pokok yang sering dihadapi dalam dunia kesehatan tidak
lain adalah reaksi hospitalisasi serta dampak yang ditimbulkannya. Hospitalisasi
merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana atau darurat,
mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit menjalani terapi dan perawatan
sampai pemulangan kembali ke rumah. Selama proses tersebut, anak dan orang
tua dapat mengalami berbagai kejadian yang menurut beberapa penelitian
ditunjukkan dengan pengalaman yang sangat traumatik dan penuh stress
(Supartini, 2004).
Berbagai perasaan yang sering muncul pada anak, yaitu cemas, marah, sedih,
takut, dan rasa bersalah (Wong, 2000).Perasaan tersebut dapat timbul karena
menghadapi sesuatu yang baru dan belum pernah dialami sebelumnya, rasa tidak
aman dan tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu yang biasa dialaminya, dan
sesuatu yang dirasakannya menyakitkan. Apabila anak stress selama dalam
perawatan, orang tua menjadi stres pula, dan stres orang tua akan membuat tingkat
stres anak semakin meningkat (Supartini, 2000).
Berdasarkan hasil pengamatan, pasien anak yang dirawat di rumah sakit
masih sering mengalami stres hospitalisasiyang berat, khususnya takut terhadap
pengobatan, asing dengan lingkungan baru, dan takut terhadap petugas kesehatan.
Fakta tersebut merupakan masalah penting yang harus mendapatkan perhatian
perawat dalam pengelolah asuhan keperawatan (Nursalam, 2005)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian hospitalisasi?
2. Apa saja reaksi saat dilakukannya hospitalisasi?
3. Apa dampak dari hospitalisasi?
4. Apa upaya perawat dalam mengatasi dampak hospitalisasi?
5. Apa manfaat dari hospitalisasi?
6. Apa saja trend dan isu dalam hospitalisasi?

1.3 Tujuan
1.Untuk mengetahui defenisi hospitalisasi
2. Untuk mengetahui reaksi dalam hospitalisasi
3. Untuk mengetahui dampak dari hospitalisasi
4. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak hospitalisasi
5. Untuk mengetahui manfaat hospitalisasi

1
1.4 Manfaat
1. Orang tua dapat mengatasi dampak hospitalisasi bagi anak dan dirinya sendiri
2. Perawat dapat mengetahui cara atau langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi
dampak dari hospitalisasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hospitalisasi


Menurut Potter & Perry (2005) hospitalisasi adalah pengalaman yang penuh
tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan normal dimana orang
lain berarti, seleksi perilaku koping terbatas, dan perubahan status
kesehatan.Hospitalisasi adalah kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya

2
perubahan atau gangguan fisik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan
(Parini, 1999).
Proses hospitalisasi dapat menimbulkan trauma atau dukungan , bergantung
pada institusi, sikap keluarga dan teman, respon staf, dan jenis penerimaan masuk
rumah sakit (Stuart, 2007, hal :102).
Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang terencana atau
darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di RS, menjalani terapi & perawatan
sampai dipulangkan kembali ke rumah. Perasaan yang sering muncul pada anak :
cemas, marah, sedih, takut dan rasa bersalah (Wong, 2000). Bila anak stress maka
orang tua juga menjadi stress danakan membuat stress anak semakin meningkat
(Supartini, 2000).
Hospitalisasi terjadi apabila dalam masa pertumbuhan dan perkembangan
anak mengalami suatu gangguan fisik maupun mentalnya yang memungkinkan
anak untuk mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Secara sederhana, hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit
berada pada lingkungan rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam
perawatan atau pengobatan sehingga dapat mengatasi atau meringankan
penyakitnya.Tetapi pada umumnya hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan
dan ketakutan serta dapat menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang
mempengaruhikesembuhan dan perjalanan penyakit anak selama dirawat di rumah
sakit.

2.2 Reaksi terhadap Hospitalisasi


Reaksi hospitalisasi bersifat individual dan sangat tergantung pada usia
perkembangan anak,pengalaman sebelumnya terhadapsakit,sistem pendukung
yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya,pada umumnya,reaksi
anak terhadap sakit adalahkecemasan karena perpisahan,kehilangan,perlukaan
tubuh,dan rasa nyeri. Hospitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai
pengalaman yang mengancam dan stressor.Kedua hal ini dapat menimbulkan
krisis bagi anak dan keluarga. Bagi anak, hal ini mungkin terjadi karena beberapa
hal seperti :
1. Anak tidak memahami mengapa dirawat / terluka

3
2. Stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan dan
kebiasaan sehari-hari
3. Keterbatasan mekanisme koping

Reaksi anak terhadap sakit dan hospitalisasi dipengaruhi :


1. Tingkat perkembangan usia
2. Pengalaman sebelumnya
3. Support sistem dalam keluarga
4. Keterampilan koping
5. Berat ringannya penyakit

Stress yang umumnya terjadi berhubungan dengan hospitalisasi:


1.Takut :
Unfamiliarity
Lingkungan rumah sakit yang menakutkan
Rutinitas rumah sakit
Prosedur yang menyakitkan
Takut akan kematian
2.Isolasi
Isolasi merupakan hal yang menyusahkan bagi semua anak terutama
berpengaruh pada anak dibawah usia 12tahun.
Pengunjung, perawat dan dokter yang memakai pakaian khusus ( masker,
pakaian isolasi, sarung tangan, penutupkepala ) dan keluarga yang tidak
dapat bebas berkunjung akan membuat anak menjadi stress dan takut
berada di rumah sakit.
3.Privasi yang terhambat
Hal ini biasanya terjadi pada anak remaja.Sikap yang biasanya mucul
adalah rasa malu.Contohnya dalam berpakaian.Anak merasa tidak bebas
berpakaian.
2.3 Reaksi anak terhadap hospitalisasi :
1. Masa bayi(0-1 th)
a. Pembentukan rasa percaya diri dan kasih sayang
b. Usia anak > 6 bln terjadi stanger anxiety /cemas
c. Menangis keras
d. Pergerakan tubuh yang banyak
e. Ekspresi wajah yang tak menyenangkan
2. Masa todler (2-3 th)
a. Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan .Disini respon perilaku
anak dengan tahapnya.
b. Tahap protes menangis, menjerit, menolak perhatian orang lain

4
c. Putus asa menangis berkurang,anak tak aktif,kurang menunjukkan minat
bermain, sedih, apatis
d. Pengingkaran/ denial
e. Mulai menerima perpisahan
f. Membina hubungan secara dangkal
g. Anak mulai menyukai lingkungannya
3. Masa prasekolah ( 3 sampai 6 tahun )
a. Menolak makan
b. Sering bertanya
c. Menangis perlahan
d. Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan
.
4. Masa sekolah 6 sampai 12 tahun
Perawatan di rumah sakit memaksakan meninggalkan lingkungan yang
dicintai, keluarga, kelompok sosial sehingga menimbulkan kecemasan.
Kehilangan kontrol berdampak pada perubahan peran dalam keluarga,
kehilangan kelompok sosial,perasaan takut mati,kelemahan fisik. Reaksi
nyeri bisa digambarkan dengan verbal dan non verbal
5. Masa remaja (12 sampai 18 tahun )
Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok sebayanya.
Pembatasan aktifitas menyebabkan kehilangan kontrol
Reaksi yang muncul :
a. Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan
b. Tidak kooperatif dengan petugas
c. Perasaan sakit akibat perlukaan menimbulkanrespon :
d. bertanya-tanya
e. menarik diri
f. menolak kehadiran orang lain

2.4 Reaksi orang tua terhadap hospitalisasi dan perasaan yang muncul
dalam hospitalisasi:
a. Berbagai macam perasaan muncul pada orang tua yaitu : takut, rasa
bersalah, stress dan cemas (Halsom and Elander, 1997)
b. Rasa takut pada orang tua selama anak di RS terutama pd kondisi sakit
anak yang terminal, karena takut kehilangan anak yang dicintainya dan
adanya perasaan berduka (Brewis, 1995).

5
c. Perasaan orang tua tidak boleh diabaikan karena apabila orang tua
merasa stress, hal ini akan membuat ia tidak dapat merawat anaknya
dengan baik dan akan menyebabkan anak menjadi semakin stress
(Supartini, 2000).
d. Perasaan cemas dan takut
Rasa cemas paling tinggi dirasakan orang tua pada saat menunggu
informasi tentang diagnosis penyakit anaknya (Supartini, 2000)
Rasa takut muncul pada orang tua terutama akibat takut kehilangan
anak pada kondisi sakit yang terminal (Brewis, 1995).
Perilaku yang sering ditunjukan orang tua berkaitan dengan adanya
perasaan cemas dan takut ini adalah : sering bertanya atau bertanya
tentang hal sama berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah,
ekspresi wajah tegang dan bahkan marah (Supartini, 2000)
e. Perasaan sedih
1. Perasaan ini muncul terutama pada saat anak dalam kondisi
terminal dan orang tua mengetahui bahwa tidak ada lagi
harapan anaknya untuk sembuh
2. Pada saat menghadapi anaknya yang menjelang ajal, rasa
sedih dan berduka akan dialami orang tua
3. Pada kondisi ini orang tua menunjukkan perilaku isolasi atau
tidak mau didekati orang lain, bahkan bisa tidak kooperatif
terhadap petugas kesehatan (Supartini, 2000).
f. Perasaan frustrasi
Perasaan frustasi yang dirasakan menurut Supartini (2004) , adalah
sebagai berikut :
1. Pada kondisi anak yang telah dirawat cukup lama dan
dirasakan tidak mengalami perubahan serta tidak adekuatnya
dukungan psikologis yang diterima orang tua, baik dari
keluarga maupun kerabat lainnya maka orang tua akan
merasa putus asa, bahkan frustrasi.

6
2. Sering kali orang tua menunjukkan perilaku tidak kooperatif,
putus asa, menolak tindakan, bahkan menginginkan pulang
paksa (Supartini, 2004).
Reaksi orang tua dipengaruhi oleh:
1. Tingkat keseriusan penyakit anak
2. Pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan hospitalisasi
3. Prosedur pengobatan
4. Kekuatan ego individu
5. Kemampuan koping
6. Kebudayaan dan kepercayaan
7. Komunikasi dalam keluarga

2.5 Dampak Hospitalisasi


Dampak Hospitalisasi pada anak dapat menyebabkan kecemasan dan stres
pada semua tingkat usia. Penyebab dari kecemasan dipengaruhi oleh banyaknya
faktor, baik faktor dari petugas (perawat, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya),
lingkungan baru, maupun lingkungan keluarga yang mendampingi selama
perawatan. Keluarga sering merasa cemas dengan perkembangan keadaan
anaknya, pengobatan, dan biaya perawatan. Meskipun dampak tersebut tidak
bersifat langsung terhadap anak, secara fisiklogis anak akan merasakan perubahan
perilaku dari orang tua yang mendampingi selama perawatan (Marks, 1998). Anak
menjadi semakin stres dan hal ini berpengaruh pada proses penyembuhan, yaitu
menurunnya respon imun. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Ader (1885)
bahwa pasien yang mengalami kegoncangan jiwa akanmudah terserang penyakit,
karena pada kondisi stress akan terjadi penekanan sistem imun (Subowo, 1992).
Pasien anak akan merasa nyaman selama perawatan dengan adanya dukungan
sosial keluarga, lingkungan perawatan yang terapeutik, dan sikap perawat yang
penuh dengan perhatian akan mempercepat proses penyembuhan.
Dampak hospitalisasi yang dialami anak dan keluarga akan menimbulkan
stress dan rasa tidak aman. Jumlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak
dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.

7
Menurut Asmadi (2008, hal : 36) secara umum hospitalisasi menimbulkan
dampak pada lima aspek yaitu privasi, gaya hidup, otonomi diri, peran, dan
ekonomi.
a. Privasi
Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan nyaman pada diri
seseorang dan bersifat pribadi.Sewaktu dirawat di rumah sakit, pasien
kehilangan sebagian privasinya.
b. Gaya Hidup
Klien yang dirawat di rumah sakit seringkali mengalami perubahan pada
gaya hidupnya. Hal ini disebabkan oleh perubahan situasi antara rumah
sakit dan rumah tempat tinggal klien serta oleh perubahan kondisi
kesehatan klien.Aktifitas hidup yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda
dengan aktifitas yang dijalaninya di rumah sakit.
c. Otonomi Diri
Individu yang sakit dan dirawat di rumah sakit berada dalam posisi
ketergantungan. Artinya ia akan pasrah terhadap tindakanapapun yang
akan dilakukan oleh petugas kehatan demi mencapai keadaan sehat. Ini
menunjukan, klien yang dirawat di rumah sakit mengalami perubahan
otonomi.
d. Peran
Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang diharapkan oleh
individu sesuai dengan status sosialnya.Perubahan yang terjadi akibat
hospitalisasi tidak hanya berpengaruh terhadap individu tetapi juga pada
keluarga. Perubahan yang terjadi antara lain :
Perubahan peran, jika salah seorang anggota keluarga sakit, maka akan
terjadi perubahan peran dalam keluarga
e. Masalah keuangan
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh hospitalisasi .keuangan yang
sedianya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga
akhirnya digunakan untuk kepentingan perawatan klien.
f. Kesepian
Suasana di rumah akan berubah jika ada salah seorang anggota keluarga
yang dirawat.
g. Perubahan kebiasaan social
Sewaktu ada anggota keluarga yang dirawat, keterlibatan anggota
keluarga dalam masyarakat menjadi berubah.
h. Ekonomi

8
2.6 Intervensi Bidan dalam Mengatasi Dampak Hospitalisasi
Untuk mencegah supaya masalah hospitalisasi teratasi maka peran perawat
adalah tetap memberikan dukungan dan dorongan kepada klien secara efektif agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan tetap menjaga kepercayaan klien
agar klien tidak merasa takut terhadap tindakan yang akan dilakukan oleh
perawat.

Fokus intervensi keperawatan adalah sebagai berikut :


1.Meminimalkan stressor
2. Memberikan dukungan psikologis pada anggota keluarga klien
3. Mempersiapkan klien sebelum masuk rumah sakit

Upaya meminimalkan stresor atau penyebab stress dapat dilakukan dengan cara :
1. Mencegah atau mengurangi dampak perpisahan
2. Mencegah perasaan kehilangan control
3. Mengurangi / meminimalkan rasa takut terhadap perlukaan tubuh dan rasa
nyeri

Upaya mencegah / meminimalkan dampak perpisahan


1. Melibatkan orang tua berperan aktif dalam perawatan anak
2. Modifikasi ruang perawatan

3. Mempertahankan kontak dengan kegiatan sekolah

4. Surat menyurat, bertemu teman sekolah

Mencegah perasaan kehilangan kontrol:


1. Hindarkan pembatasan fisik jika anak dapat kooperatif.
2. Bila anak diisolasi lakukan modifikasi lingkungan
3. Buat jadwal untuk prosedur terapi,latihan,bermain
4. Memberi kesempatan anak mengambil keputusan dan melibatkan orang tua
dalam perencanaan kegiatan

Meminimalkan rasa takut terhadap cedera tubuh dan rasa nyeri


1. Mempersiapkan psikologis anak dan orang tua untuk tindakan prosedur yang
menimbulkan rasa nyeri
2. Lakukan permainan sebelum melakukan persiapan fisik anak

9
3. Menghadirkan orang tua bila memungkinkan

4. Tunjukkan sikap empati

5. Pada tindakan elektif bila memungkinkan menceritakan tindakan yang


dilakukan melalui cerita, gambar. Perlu dilakukan pengkajian tentang
kemampuan psikologis anak menerima informasi ini dengan terbuka

Memaksimalkan manfaat hospitalisasi anak


1. Membantu perkembangan anak dengan memberi kesempatan orang tua untuk
belajar.
2. Memberi kesempatan pada orang tua untuk belajar tentang penyakit anak.
3. Meningkatkan kemampuan kontrol diri.
4. Memberi kesempatan untuk sosialisasi.
5. Memberi support kepada anggota keluarga.

Mempersiapkan anak untuk mendapat perawatan di rumah sakit


1. Siapkan ruang rawat sesuai dengan tahapan usia anak.
2. Mengorientasikan situasi rumah sakit.
3. Pada hari pertama lakukan tindakan :
a) Kenalkan perawat dan dokter yang merawatnya
b) Kenalkan pada pasien yang lain.
c) Berikan identitas pada anak.
d) Jelaskan aturan rumah sakit.
e) laksanakan pengkajian .
f) Lakukan pemeriksaan fisik.

Selain itu, Bidan juga berperan sebagai promotif yang memberikan


pandangan pada keluarga agar selalu setia mendampingi dan memberi perhatian
lebih kepada klien yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Hal ini
menjadi salah satu pendukung karena kehadiran orang terdekat dapat mengurangi
rasa cemas maupun jenuh selama klien menjalani perawatan.

10
2.7 Manfaat Hospitalisasi

Menurut Supartini (2004, hal :189) manfaat hospitalisasi adalah sebagai


berikut :
1. Membantu perkembangan keluarga dan pasien dengan cara meberi kesempatan
keluarga mempelajari reaksi pasien terhadap stressor yang dihadapi selama
perawatan di rumah sakit.
2. Hospitalisasi dapat dijadikan media untuk belajar. Perawatan dapat memberikan
kesempatan kepada keluarga untuk belajar tentang penyakit, prosedur,
penyembuhan, terapi, dan perawatan pasien.
3. Untuk meningkatkan kemampuan kontrol diri dapat dilakukan dengan memberi
kesempatan kepada pasien untuk mengambil keputusan , sehingga tiidak terlalu
bergantung pada orang lain dan menjadi percaya diri.
4. Fasilitasi klien untuk tetap menjaga sosialisasinya dengan sesama klien yang ada,
teman sebaya atau teman sekolah. Berikan kesempatan padanya untuk saling
kenal dan berbagi pengalaman.

2.8 Trend dan Isu dalam Hospitalisasi


1. Defenisi Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.
2. Defenisi Issue
Issue adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun
belum jelas fakta atau buktinya.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Hospitalisasi merupakan keadaan dimana orang sakit berada pada lingkungan


rumah sakit untuk mendapatkan pertolongandalam perawatan atau pengobatan

11
sehingga dapat mengatasi atau meringankan penyakitnya.Tetapi pada umumnya
hospitalisasidapat menimbulkan ketegangan dan ketakutan serta dapat
menimbulkan gangguan emosi atau tingkah laku yang mempengaruhikesembuhan
dan perjalanan penyakit klien selama dirawat di rumah sakit.Reaksi hospitalisasi
bersifat individual.
Perawat berperan penting dalam memberika respon yang positif untuk
keluarga dan pasien dalam hospitalisasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.

3.2 Saran

Bidan sebaiknya sudah harus memahami dan mengerti tentang hospitalisasi


agar dapat menerapkannya dan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien dan keluarga.
Bagi pihak rumah sakit hendaklah mendekorasi ruangannya agar pasien tidak
merasa takut dan gelisah berada di rumah sakit.Ruangan hendaklah didesain untuk
memberikan kenyamanan bagi pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(2012). E-Book Konsep Hospitalisasi. Diakses pada tanggal 28


November 2016 dari http://ebookbrowse.com/dia-122-slide-konsep-hospitalisasi-
pdf-d337836072

Perry & Potter.(2009). Fundamental Keperawatan Ed 4.Jakarta : EGC

12
Stuart, Gail W. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Supartini, Yupi. (2004). Konsep Dasar Keperawatan Anak.Jakarta : EGC

13

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Lamaran.
    Surat Lamaran.
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran.
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Woc HF
    Woc HF
    Dokumen1 halaman
    Woc HF
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Woc HF
    Woc HF
    Dokumen1 halaman
    Woc HF
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Fedri
    Revisi Fedri
    Dokumen16 halaman
    Revisi Fedri
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul
    Lembar Konsul
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsul
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Lembar KK Binaan
    Lembar KK Binaan
    Dokumen2 halaman
    Lembar KK Binaan
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • COVER-2 Kti
    COVER-2 Kti
    Dokumen10 halaman
    COVER-2 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Resume
    Kumpulan Resume
    Dokumen10 halaman
    Kumpulan Resume
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 5
    Bab 4 5
    Dokumen11 halaman
    Bab 4 5
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Kti
    DAFTAR PUSTAKA Kti
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Kti
    BAB 5 Kti
    Dokumen6 halaman
    BAB 5 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • PP CKD
    PP CKD
    Dokumen10 halaman
    PP CKD
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Kti
    BAB 4 Kti
    Dokumen9 halaman
    BAB 4 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Kti
    BAB 3 Kti
    Dokumen28 halaman
    BAB 3 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Meningitis Acc
    Askep Meningitis Acc
    Dokumen20 halaman
    Askep Meningitis Acc
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Personal Hygiene
    Leaflet Personal Hygiene
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Personal Hygiene
    Fedri Dwi Setyawan
    0% (1)
  • BAB 2 Kti
    BAB 2 Kti
    Dokumen56 halaman
    BAB 2 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen26 halaman
    Bab 1
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Konsep Penyakit
    Konsep Penyakit
    Dokumen14 halaman
    Konsep Penyakit
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • SAP Personal Hygiene
    SAP Personal Hygiene
    Dokumen4 halaman
    SAP Personal Hygiene
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bu Wahyu
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Yudiawan M Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bu Wahyu
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar B Indah K
    Kata Pengantar B Indah K
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar B Indah K
    Yudiawan M Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen2 halaman
    Cover 1
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Menejemen
    BAB 1 Menejemen
    Dokumen6 halaman
    BAB 1 Menejemen
    Riyan Dwi
    Belum ada peringkat