Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KONSEP DASAR KELUARGA

A. PENGERTIAN KELUARGA
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing – masing yang
merupakan bagian dari keluarga. (Friedman, 2004)
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-isteri, atau
suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. (UU No.10
tahun 2006)
B. TIPE KELUARGA
Secara tradisional ;
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari
keturunannya atau adopsi atau keduanya
b. Keluarga besar (extended family)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai hubungan
darah (misal;kakek-nenek, paman-bibi)
Dengan berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme, tipe
keluarga berkembang menjadi ;
c. Keluarga bentukan kembali (dyadic family)
Keluarga baru yang terbentuk dari pasangan yang telah cerai atau kehilangan
pasangannya.
d. Orang tua tunggal (single parent family)
Keluarga yang terdiri dari salah satu orang tua dengan anak-anak akibat perceraian
atau ditinggal pasangannya.
e. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother)
f. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone)
g. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non-marital heterosexual
cohabiting family)
h. Keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and lesbian
family)
C. Fungsi Keluarga
Ada lima fungsi yang dapat dijalankan keluarga menurut Effendi (2004),
yaitu :
1) Fungsi biologis
a) Untuk meneruskan keturunan.
b) Memelihara dan membesarkan anak .
c) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d) Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2) Fungsi psikologis
a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
d) Memberikan identitas keluarga.
3) Fungsi sosialisasi
a) Membina sosialisi pada anak.
b) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c) Meneruskan nilai-nilai budaya.
4) Fungsi ekonomi
a) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuha keluarga.
b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya.
5) Fungsi pendidikan
a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.
b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan dating dalam
memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c) Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
D. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan Tugas perkembangan (utama)

1. Keluarga baru menikah  Membina hubungan intim yang


memuaskan
 Membina hubungan dengan keluarga
lain, teman, dan kelompok social
 Mendiskusikan rencana memiliki
anak
2. Keluarga dengan anak baru lahir  Mempersiapkan menjadi orang tua
 Adaptasi dengan perubahan adanya
anggota keluarga, interaksi keluarga,
hubungan seksual, dan kegiatan
 Mempertahankan hubungan
dalamrangka memuaskan
pasangannya
3. Keluarga dengan anak usia pra-sekolah  Memenuhi kebutuhan anggota
keluarga
 Membantu anak untuk bersosialisasi
 Beradaptasi dengan anak yang baru
lahir, kebutuhan anak yang lain harus
terpenugi
 Mempertahankan hubungan yang
sehat
 Pembagian waktu untuk individu,
pasangan, anak.
 Pembagian tanggungjawab anggota
keluarga
 Merencanakan kegiatan dan waktu
untuk menstimulasi pertumbuhan dan
perkembangan anak
4. Keluarga dengan anak usia sekolah  Membantu sosialisasi anak
 Mempertahankan keintiman pasangan
 Memenuhi kebutuhan yang
meningkat
5. Keluarga dengan anak remaja  Memberikan kebebasan yang
seimbang dan bertanggung jawab
 Mempertahankan hubungan intim
dalam keluarga
 Mempertahankan komunikasi terbuka
 Mempersiapkan perubahan system
peran dan peraturan anggota keluarga
6. Keluarga mulai melepas anak sebagai  Memperluas jaringan keluarga
dewasa  Mempertahankan keintiman pasangan
 Membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masyarakat
 Penataan kembali peran orang tua dan
kegiatan di rumah
7. Keluarga usia pertengahan  Mempertahankan kesehatan individu
dan pasangan
 Mempertahankan hubungan yang
serasi dan memuaskan dengan anak-
anak dan sebaya
 Meningkatkan kekaraban pasangan
8. Keluarga usia tua  Mempertahankan suasana kehidupan
rumah tangga yang saling
menyenangkan pasangannya
 Adaptasi dengan perubahan yang
terjadi : kehilangan pasangan,
kekuatan fisik, penghasilan keluarga.
 Mempertahankan keakraban
pasangan dan saling merawat
 Melakukan life review masa lalu

E. PERAN PERAWAT KELUARGA


Adapun peran perawat keluarga menurut Friedman tahun 1998 yaitu :
1. Pendidik
 Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar :
 Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri
 Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
2. Koordinator
 Koordinator diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan komperehensif
tercapai.
3. Pelaksana
 Memberi perawatan langsung dengan keluarga dirumah sakit
 Perawatan dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan dapat melakukan asuhan
langsung kepada anggota keluarga yang sakit
4. Pengawasan Kesehatan
 “Home Visit” Kunjungan rumah yang teratur identifikasi / pengkajian tentang kesehatan
keluarga.
5. Konsultan ( penasehat )
 Narasumber dalam mengatasi masalah dibina dengan baik
 Perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
6. Kolaborasi
 Bekerjasama dengan pelayanan rumh sakit atau tim kesehatan lain untuk mencapai tahap
kesehatan keluarga yang optimal.
7. Fasilitator
 Membantu keluarga dalam mencapai kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.
8. Penemu kasus
 Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini.
9. Mengidentifikasi lingkungan
 Modifikasi lingkungan baik rumah maupun lingkungan masyarakat agar tercipta
lingkungan yang sehat.

2.2 KONSEP DASAR HEART FAILURE


A. PENGERTIAN
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak
mampu memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan.(Price Sylvia A. 2010 :
583)
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainan fungsi jantung
sehingga tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
jaringan dan kemampuannya ada kalau disertai peninggian volume diastolic secara
abnormal.(Mansjoer, 2011 Jilid I : 423).
Gagal jantung (dikenal juga sebagai insufisiensi krodiak) adalah keadaan dimana
jantung sudah tidak mampu lagi memompa darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
(C. Long, 2010 Vol. 2 : 579).
B. ETIOLOGI
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang dapat menyebabkan
penurunan fungsi ventrikel (seperti penyakit arteri koroner, hipertensi, kordiomiopati)
penyakit penyakit pembuluh darah dan keadaan yang membatasi pengisian ventrikel
(stenosis mitral kardiomiopati atau penyakit mio kardial).Faktor pencetus termasuk
meningkatan asupan garam. Ketidakpatuhan menjalani pemgobatan gagl jantung ,
infark miokard akut, serangan hipertensi, aritmia akut, infeksi atau demam emboli paru,
anemia, tiroksitosis, kehamilan dan endokarditis infektis (Mansjoer, 2010 Jilid I : 434).
Adapun faktor penyebab terjadinya gagal jantung, yaitu :
1. Kebiasaan merokok : Penyebab terbanyak kejadian gagal jantung
dikalangan lelaki
2. Kegemukan : Biasanya karena kelebihan lemak jenuh yang
menghambat kerja jantung
3. Riwayat hipertensi : Kerusakan jantung karena kerja jantung yang
dipacu melebihi kemampuan
4. Hiperkolesterol : kolesterol dalam tubuh yang mampu menghambat
laju pembuluh darah yang menyebabkan jantung terpacu yang akhirnya
membuat jantung tersebut kolaps dan melemah
5. Riwayat Penyakit Jantung Koroner : iskemik pada otot jantung yang
membuat jantung melemah sehingga timbul gagal jantung
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mendasari gagal jantung meliputi gangguan kemampuan
kontraktifitas jantung yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung
normal CO = HR x SV dimana curah jantung (CO = Cardiac Output) adalah fungsi
frekuensi jantung (HR = Heart Rate) volum sekuncup (SV = Stroke Volume).
Frekuensi jantung adalah fungsi system saraf otonom. Bila curah jantung
berkurang, sistemik saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan diri untuk mempertahankan curah jantung. Tetapi pada gagal jantung
pada masa itu utama kerusakan dan tekanan serabut otot jantung volume sekuncup
berkurang dan Scurah jantung normal masih dapat dipertahankan. Volume sekuncup
jumlah darah yang dipompa pada saat kontraksi tergantung pada tiga factor yaitu
preload, kontraktifitas dan overload.
CO yang tidak adekuat memicu beberapa respon kompensasi yang berusaha untuk
mempertahankan fungsi dua kali orang-orang tubuh vital.Respon awal adalah stimulus
kepada setiap saraf simpatis yang menimbilkan dua pengaruh utama yaitu
meningkatkan kecepatan dan kekuatan kontraksi miocorsium dan vasokonstriksi
perifer. Vasokontriksi perifer menggeser kea rah darah arteri ke organ-organ yang
kurang vital seperti kulit dalam ginjal dan juga ke organ-organ lain seperti otot.
Kontraksi vena meninggalkan peregangan serabut otot cardium meningkatkan
kontraktilitas.
Pada respon berdampak perbaikan terhadap kardiak, namun selanjutnya
meningkatkan kebutuhan O2 untuk miokarsium dibawah garis kemampuan kontraksi.
Bila orang tidak berada dalam kekurangan cairan untuk memulai status peningkatan
volume ventrikel dengan mempercepat preload dan kegagalan komponer.
Jenis kompensasi yang kedua terdiri dari pengaktifan system renin angiotensin,
penurunan darah dalam ginjal dan dampak dari kecepatan filtrosi glomerolus memicu
terlepasnya renin yang terinfeksi dengan angiotensin I dan II yang selanjutnya
berdampak vasokontriksi perifer dan peningkatan reabsorbsi Na dan H2O oleh ginjal.
Kejadian ini meningkatkan volume dan mempertahankan tekanan dalam waktu singkat.
Namun menimbulkan tekanan baik preload maupun afterload pada waktu jangka
panjang.
Pada permulaan sebagian dari jantung mengalami kegagalan jantung dimulai dari
vntrikel kiri. Namun karena kedua ventrikel merupakan bagian dari system ventrikel,
maka ventrikel manapun dapat mengalami kegagalan. Gejala-gejala kegagalan jantung
merupakan dampak dari CO dan kongesti yang terjadi pada system vena atau sisetem
pulmonal atau system lainnya (Long, 2011 : 580).
D. TANDA DAN GEJALA
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami pemompaan gagal jantung terbagi
menjadi gagal jantung kiri dan kanan. Pada gagal jantung kiri terjadi olyspnea effort,
batuk, pembesaran jantung, irama derap bunyi S2 dan S4, pernafasan Cheyne stokes,
takikardi dan kongesti vena pulmonalis. Pada gagal jantung kanan terjadi fatique
colema, anoreksia dan lambung. Pada pemeriksaan fisik biasa didapatkan hiperteofi
jantung kanan, irama derap atrium kanan, tanda-tanda penyakit paru kronik, tekanan
vena jugularis meningkat, asites hidrotorak, peningkatan tekanan vena, hepotomigali
dan edemapitting, kandiomegali, sedangkan pada gagl jantung kongestif terjadi
manifestasi gabungan antara gagal jantung kiri dan kanan.
 GAGAL JANTUNG KIRI
Gagal jantung kiri atau gagal jantung ventrikel kiri terjadi karena adanya
gangguan pemompaan darah oleh ventrikel kiri sehingga curah jantung kiri menurun
dengan akibat tekanan akhir diastolic dalam ventrikel kiri dan volum akhir diastolic
dalam ventrikel kiri meningkat.
GEJALA :
• Perasaan badan lemah : karena pompa darah yang melemah menghambat laju
metabolisme yang energi yang dihasilkan menurun
• Cepatl lelah : karena pompa darah yang melemah menghambat laju
metabolisme yang energi yang dihasilkan menurun
• Berdebar-debar : kompensasi dari kerja jantung yang meningkat membuat
nadi meningkat untuk memenuhi kebutuhan suplai darah ke jaringan
• Sesak nafas : penumpukan darah pada paru akibat dari CO keseluruh
tubuh menurun
• Keringat dingin : tanda awal akan terjadinya penurunan kesadaran
• Takhikardia : karena pompa darah yang melemah menghambat laju
metabolisme yang energi yang dihasilkan menurun
• Dispnea : akibat penumpukan darah pada paru yang menghambat
proses pertukaran gas yang menyebabkan irama nafas ireguler
• Bunyi jantung III : penutupan katup jantung yang tidak adekuat
memunculkan suara jantung tambahan
 GAGAL JANTUNG KANAN
Agal jantung kanan karena gangguan atau hambatan pada daya pompa ventrikel
kanan sehingga isi sekuncup ventrikel kanan menurun tanpa didahului oleh adanya
gagal jantung kiri.
GEJALA :
• Edema tumit dan tungkai bawah
• Bendungan pada vena perifer (jugularis)
• Berat badan bertambah
• Penambahan cairan badan
• Perut membuncit
• Perasaan tidak enak pada epigastrium.
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Peningkatan volume intravaskular (gambaran dominan)
b. kongesti jaringan
c. peningkatan desakan vena pulmonal (edema pulmonal) ditandai oleh batuk dan
sesak nafas.
d. peningkatan desakan vena sistemik seperti yang terlihat pada edema perifer umum
dan penambahan berat badan.
e. penurunan curah jantung dengan disertai pening, kekacauan mental, keletihan,
intoleransi jantung terhadap latihan, ekstremitas dingin dan oliguria.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. hitung darah dapat menunjukan anemia , merupakan suatu penyebab gagal jantung
output tinggi dan sebagai faktor eksaserbasi untuk bentuk disfunsi jantung lainnya
b. pemeriksaan biokimia untuk menunjukan insufiensi ginjal
c. tes fungsi ginjal untuk menentukan apakah gagal jantung ini berkaitan dengan
azotemia prerenal
d. pemeriksaan elektrolit untuk mengungkap aktivitas neuroendokrin
e. fungsi tiroid pada pasien usia lanjut harus dinilai untuk mendeteksi tirotoksikosis
atau mieksedema tersembunyi
f. pemeriksaan EKG
g. Radiografi dada
h. Angiografi radionuklir mengukur fraksi ejeksi ventrikel kiri dan memungkinkan
analisis gerakan dinding regional
i. kateterisasi jantung untuk menentukan penyakit arteri koroner sekaligus luas yang
terkena.
G. KOMPLIKASI
a. Kematian
b. edema pulmoner akut
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Respon fisiologis pada gagal jantung membuentuk dasar rasional untuk tindakan
sasaran penatalaksanaan gagal jantung kongestif adalah untuk menurunkan kerja
jantung untuk meningkatkan curah jantung dan kontraktivitas miokard untuk
menurunkan retensi garam dan air. Penatalaksanaan yang biasa dilakukan adala tirah
diuretik hormon, reduksi, volume darah sirkulasi, terapi nitral dan casadilator digitalis
dan inotrofik positif (Hundak, 2010 : 371)
I. PENATALAKSANAAN
HF harus dilihat sebagai sebuah penyakit kontinu yang terdiri dari empat tahap yang
saling berkaitan.
Stadium A termasuk pasien yang berisiko tinggi untuk mengembangkan HF tetapi
tanpa penyakit jantung struktural atau gejala HF (misalnya, pasien dengan diabetes
mellitus atau hipertensi).
Stadium B termasuk pasien yang memiliki penyakit jantung struktural tetapi tanpa
gejala HF (misalnya, pasien dengan MI sebelumnya dan tanpa gejala disfungsi LV).
Stadium C termasuk pasien yang memiliki penyakit jantung struktural dan telah
mengembangkan gejala HF (misalnya, pasien dengan MI sebelumnya dengan dispnea
dan kelelahan).
Stadium D termasuk pasien dengan HF refrakter yang membutuhkan intervensi
khusus (misalnya, pasien dengan HF refrakter yang menunggu transplantasi jantung).
Dalam kontinum ini, setiap upaya harus dilakukan untuk mencegah HF, tidak hanya
dengan mengobati penyebab HF yang dapat dicegah (misalnya, hipertensi) tetapi
dengan memperlakukan pasien dalam Tahap B dan C dengan obat yang mencegah
perkembangan penyakit (misalnya, penghambat ACE dan beta blocker) dan manajemen
sesuai gejala pada pasien dalam tahap D.

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Lamaran.
    Surat Lamaran.
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran.
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Woc HF
    Woc HF
    Dokumen1 halaman
    Woc HF
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Woc HF
    Woc HF
    Dokumen1 halaman
    Woc HF
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Fedri
    Revisi Fedri
    Dokumen16 halaman
    Revisi Fedri
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul
    Lembar Konsul
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsul
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Lembar KK Binaan
    Lembar KK Binaan
    Dokumen2 halaman
    Lembar KK Binaan
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Resume
    Kumpulan Resume
    Dokumen10 halaman
    Kumpulan Resume
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Kti
    BAB 5 Kti
    Dokumen6 halaman
    BAB 5 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 5
    Bab 4 5
    Dokumen11 halaman
    Bab 4 5
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • PP CKD
    PP CKD
    Dokumen10 halaman
    PP CKD
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • COVER-2 Kti
    COVER-2 Kti
    Dokumen10 halaman
    COVER-2 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Kti
    BAB 4 Kti
    Dokumen9 halaman
    BAB 4 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Kti
    DAFTAR PUSTAKA Kti
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Kti
    BAB 3 Kti
    Dokumen28 halaman
    BAB 3 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 Kti
    BAB 2 Kti
    Dokumen56 halaman
    BAB 2 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Konsep Penyakit
    Konsep Penyakit
    Dokumen14 halaman
    Konsep Penyakit
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • SAP Personal Hygiene
    SAP Personal Hygiene
    Dokumen4 halaman
    SAP Personal Hygiene
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Meningitis Acc
    Askep Meningitis Acc
    Dokumen20 halaman
    Askep Meningitis Acc
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Personal Hygiene
    Leaflet Personal Hygiene
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Personal Hygiene
    Fedri Dwi Setyawan
    0% (1)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen26 halaman
    Bab 1
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bu Wahyu Prinjt Bru
    Bu Wahyu Prinjt Bru
    Dokumen13 halaman
    Bu Wahyu Prinjt Bru
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bu Wahyu
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar B Indah K
    Kata Pengantar B Indah K
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar B Indah K
    Yudiawan M Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bu Wahyu
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Yudiawan M Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen2 halaman
    Cover 1
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Menejemen
    BAB 1 Menejemen
    Dokumen6 halaman
    BAB 1 Menejemen
    Riyan Dwi
    Belum ada peringkat