Anda di halaman 1dari 9

BAB 4

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai asuhan keperawatan

pada Ny.S dengan CA Mammae di Ruang Penyakit Bedah RSUD

Genteng. Dimana pembahasan ini akan dimulai dari proses

pengkajian hingga evaluasi.

Studi kasus ini dilakukan pada seorang klien perempuan

berusia 49 tahun yang memiliki riwayat ca mammae sejak 6 tahun

yang lalu, klien telah melakukan kemoterapi di RS Bondowoso,

sejauh ini klien menolak untuk dilakukan operasi dan hanya

mengingkan transfuse darah saja di RSUD Genteng.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar dalam proses

keperawatan. Kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan

yang terjadi pada tahap ini akan menentukan diagnosis

keperawatan. Diagnosis yang diangkat akan menetukan desain

perencanaan yang ditetapkan. Selanjutnya, tindakan keperawatan

dan evauasi mengikuti perencanaan yang dibuat. Oleh karena itu,

pengkajian harus dilakukan dengan teliti dan cermat sehingga

seluruh kebutuhan perawatan pada klien dapat di identifikasi

(Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014).

Pada proses pengkajian awal tanggal 13 September 2018 pre operasi

Jam 13.30 pasien mengetakan terdapat benjolan pada payudara sebelah

90
91

kanan, pasien pernah oprasi pengangkatan payudara pada tanggal 15 Juli

2018, nampak bekas luka oprasi pada payudara sebelah kanan. Didapatkan

data kondisi umum cukup, kesadaran composmentis, GCS 456,

pemeriksaan TD: 120/80 mmHg, N: 82x/m, S: 36,5oC, RR:19x/menit.

Pada saat pengkajian post operasi tangal 14 September 2018 Jam 16.30 di

dapatkan data pasien tampak lemah, terdapat dua balutan kasa pada daerah

aksila pasien, pemeriksaan TD: 120/80 mmhg, N:80x/m, S:36,5c.

Pemeriksaan focus pada payudara Pre op terdapat benjolan abnormal

pada payudara atas sebelah kanan (mid aksila). Terdapat bekas luka oprasi

lama pada payudara sebelah kanan.Post op terdapat bekas luka oprasi pada

payudara sebelah kanan, terdapat benjolan abnormal pada payudara atas

sebelah kanan (mid aksila)

Kondisi tersebut munculnya sama dengan tanda dan gejala

yang di sebutkan oleh Ramli (2013) yaitu timbul benjolan pada

payudara yang dapat di raba dengan tangan, makin lama benjolan

makin keras dan bentuknya tidak beraturan, saat benjolan mulai

membesar,barulah mulai terasa nyeri saat ditekan, karena terbentuk

penebalan pada kulit payudara, bentuk, ukuran, berat salah satu

payudara berubah bentuk karena terjadi pembengkakan,

pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau timbul benjolan

kecil di bawah ketiak, bentuk atau arah puting berubah, misalnya

puting susu tertarik ke dalam yang tadinya berwarna merah muda

berubah menjadi kecoklatan, keluar darah, nanah, atau cairan encer

dari puting susu pada wanita yang tidak sedang hamil, luka pada
92

payudara tidak sudah lama dan tidak sembuh walau sudah diobati,

kulit payudara seperti mengerut kulit jeruk (peuau d’orange) akibat

dari neoplasma menyekat drainase limfatik sehingga terjadi edema

dan piting kulit.

Kecemasan yang di rasakan oleh pasien karena akan

menghadapi prosedur pembedahan untuk yang ke 2 kalinya di

tandai dengan pasien bertanya – tanya terkait prosedur

pembedahan yang akan di lakukan.

Gangguan citra tubuh dikarenakan tindakan pengangkatan

payudara sebelah kanan (mastektomi).

Nyeri yang dirasakan oleh pasien akibat dari adanya 2 luka

insisi pada aksila, jenis oprasi yang dilakukan adalah aksila toitet

dan

Kerusakan integritas jaringan yang terjadi akibat dari luka

insisi pembedahan yang dilakukan untung mengangkat jaringan.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penyataan yang

menggambarkan respon manusia (keadaan sehat atau perubahan

pola interaksi actual/potensial) dari individu atau kelompok tempat

perawat secara legal mengidentifikasi dan perawat dapat

memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan

atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah perubahan

(Nikmatur Rohmah & Saiful Walid, 2014).


93

Pada konsep asuhan keperawatan, diagnose yang dapat

muncul pada pasien dengan Ca Mammae adalah :

Pre Operasi

1. Gangguan rasa nyaman :nyeri berhubungan dengan

penyakit(kompressi atau dekstruksi, jaringan saraf, infiltrasi syaraf,

atau suplai vaskulernya, obtruksi jaringan syaraf inflamasi dan

adanya penekanan masa tumor (Marilynn E.Doenges, 2009)

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan produksi

energi, peningkatan energi (status hipermetabolik) kebutuhan

psikologis atau emosional berlebihan dan perubahan kimia tubuh:

efek samping obat-obatan : kemoterapi (Marilynn E.Doenges,

2009)

3. Gangguan intergritas kulit / jaringan berhubungan dengan

Penurunan imunologis, Penurunan status nutrisi, anemia.

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan efek samping

kemoterapi atau radioterapi misal kehilangan rambut, mual dan

muntah, penurunan berat badan, impotensi, sterilisasi, kelelahan

berlebihan, nyeri tidak terkontrol kecacatan bedah.

5. Resiko Perdarahan dengan adanya luka yang mengakibatkan

perdarahan

6. Cemas berhubungan dengan kurangya pengetahuan terkait

prosedur pembedahan
94

Post Operasi

1. Nyeri berhubungan dengan pengeluaran mediator nyeri ditandai

dengan luka insisi pembedahan

2. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan insisi jaringan

3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengangkatan payudara

(mastektomi)

Dari hasil pengkajian diatas, penulis menegakkan empat

diagnose

keperawatan, yaitu :

1. Cemas berhubungan dengan kurangya pengetahuan terkait

prosedur pembedahan

2. Nyeri berhubungan dengan pengeluaran mediator nyeri ditandai

dengan luka insisi pembedahan

3. Kerusakan integritas jarinagn berhubungan dengan insisi jaringan

4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pengangkatan payudara

(mastektomi)

Ke empat diagnosa tersebut dapat ditegakkan karena data-data

dari pengkajian pada kasus ini tergolong dalam batasan

karakteristik pengambilan diagnosa sesuai NANDA NIC dan NOC.

Dan ke empat diagnose tersebut memiliki kesamaan yang

signifikan dengan diagnose yang ada di konsep teori meskipun ada

beberapa diagnosa lain yang dapat muncul juga, dan diagnosa ini

ditegakkan berdasarkan keluhan dari pasien.


95

C. Intervensi Keperawatan

Pada kasus Ny.S ini, penulis menggunakan intervensi sesuai

Nursing Intervention Care menurut NANDA. Perencanaan adalah

pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi dan

mengatasi masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam

diagnosis keperawatan. Desain perencanaan menggambarkan

sejauh mana perawat mampu menetapkan cara menyelesaikan

masalah dengan aktif dan efisien. (Nikmaturrohmah & saiful walid,

2014).

Dari hasil rencana keperawatan yang ada pada teori hampir

sama dengan rencana keperawatan yang dapat dilakukan

dilapangan. Hanya saja intervensi yang dilakukan tergantung

dengan diagnosa yang diambil. Pada NIC menurut Nanda,

intervensi dari diganosa cemas adalah Melakukan BHSP terhadap

pasien, Mendorong perasaan pasien untuk mengungkapkan pikiran

dan perasaan. Mempertahankan kontrak sering dengan

pasien,bicara dengan menyentuh pasien dengan tepat. Dorong

keluarga untuk selalu menemani pasien

Sedangkan diagnosa gangguan citra tubuh,intervensi yang

dilakukan Kaji secara verbal dan non-verbal respon klien terhadap

tubuhnya. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan,kemajuan dan

prognosis penyakit. Dorong klien mengungkapkna perasaannya.

Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil.


96

Sedangkan pada diagnosa nyeri, lakukan pengkajian nyeri

secara komperhensif, Observasi ttv, Observasi reaksi nonverbal

ketidaknyamanan, Ajarkan tekhnik distraksi relaksasi, Kolaborasi

dengan tim medis dalam pemberian analgesik.

Pada diagnosa kerusakan integritas jaringan intervensi yang

perawat lakukan anjurkan pasien untuk memakai pakain yang

longgar, Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering,

Observasi keadaan luka, mobilisasi pasien

D. Implementasi Keperawatan

Menurut dari hasil tindakan yang dilaksanakan semuanya

dilakukan sesuai dengan yang ada di dalam rencana. Pelaksanaan

keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga

meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi respon

klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data

yang baru. (Nikmaturrohmah & saiful walid, 2014.

Implementasi atau pelaksanaan tindakan keperawatan hampir

sepenuhnya telah dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan

yang telah dibuat, baik mandiri, edukasi maupun kolaborasi.

Menurut Ramli (2013) Pemeriksaan penunjang juga merupakan

tindakan yang perlu dilakukan untuk dapat menegakkan diagnose

cancer mammae, namun secara umum terbagi 2 yaitu non invasive

dan invasive. Yang tergolong pemeriksaan non invasive adalah

Mammografi, Ultrasound, Computed Tomografi dan Magnetic


97

Resonance Imaging Scans. Sedangkan yang tergolong pemeriksaan

invasive adalah Sitologi Aspirasi, Core Needle Biopsy (CNB),

Biopsy, Biopsy Eksisi.

Dan pada kasus ini, Ny. S hanya dilakukan pemeriksaan

laboratorium dan fotoronsen saja. Hal ini karena Ny. S pernah

oprasi pengangkatan payudara sebelumnya, Selain pemeriksaan

penunjang, penulis juga melakukan penatalaksanaan baik secara

medis maupun non medis. Selama perawatan di RSUD Genteng 3

hari, klien dilakukan tindakan oprasi pada hari ke 2 kemudian pada

hari k3 klien dilakukan perawatan luka.

E. Evaluasi

Pada kasus ini, evaluasi yang digunakan bersistim pada SOAP (

Subyektif, Obyektif, Analisis, Planning). Evaluasi adalah penilaian

dengan cara membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil

yang diamati) dengan tujuan dan criteria hasil yang dibuat pada

tahap perencanaan. (Nikmaturrohmah & saiful walid, 2014). Untuk

menilai bahwa diagnosa ini dapat teratasi, teratasi sebagian, atau

belum teratasi, penulis juga berpacu pada indikator NOC yang

digunakan pada setiap diagnosa.

Pada kasus Ny.S ini, dari keempat diagnosa yang ditegakkan

semua evaluasinya masalah teratasi, dari diangnosa yang pertama

cemas masalah teratasi dalam waktu 1x24 jam karena koping

pasien dan dorongan dari keluarga terhadap prosedur pembedahan

yang akan dilakukan sangat baik. Pada diagnosa yang ke 2


98

gangguan citra tubuh masalah teratasi dalam waktu 1x24jam

karena dengan dukungan dari suami, keluarga dan perawat pasien

merasa kuat dan iklhas atas kehilangan 1 payudaranya. Pada

diagnosa yang ke 3 nyeri masalah teratasi dalam waktu 2x24jam,

dengan pemberian obat – obatan dan tekhnik distraksi relaksasi

pasien mampu mengontrol nyerinya. Pada diagnosa yang ke 4

kerusakan integritas jaringan teratasi dalam waktu 2x24jam,

dengan perawatan luka yang baik dan menjaga kondisi luka tetap

kering.

Anda mungkin juga menyukai

  • Surat Lamaran.
    Surat Lamaran.
    Dokumen1 halaman
    Surat Lamaran.
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Woc HF
    Woc HF
    Dokumen1 halaman
    Woc HF
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Woc HF
    Woc HF
    Dokumen1 halaman
    Woc HF
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Revisi Fedri
    Revisi Fedri
    Dokumen16 halaman
    Revisi Fedri
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Konsul
    Lembar Konsul
    Dokumen1 halaman
    Lembar Konsul
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Lembar KK Binaan
    Lembar KK Binaan
    Dokumen2 halaman
    Lembar KK Binaan
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • COVER-2 Kti
    COVER-2 Kti
    Dokumen10 halaman
    COVER-2 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Kumpulan Resume
    Kumpulan Resume
    Dokumen10 halaman
    Kumpulan Resume
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 5
    Bab 4 5
    Dokumen11 halaman
    Bab 4 5
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • DAFTAR PUSTAKA Kti
    DAFTAR PUSTAKA Kti
    Dokumen2 halaman
    DAFTAR PUSTAKA Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Kti
    BAB 5 Kti
    Dokumen6 halaman
    BAB 5 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • PP CKD
    PP CKD
    Dokumen10 halaman
    PP CKD
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 3 Kti
    BAB 3 Kti
    Dokumen28 halaman
    BAB 3 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 2 Kti
    BAB 2 Kti
    Dokumen56 halaman
    BAB 2 Kti
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Konsep Penyakit
    Konsep Penyakit
    Dokumen14 halaman
    Konsep Penyakit
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • SAP Personal Hygiene
    SAP Personal Hygiene
    Dokumen4 halaman
    SAP Personal Hygiene
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Askep Meningitis Acc
    Askep Meningitis Acc
    Dokumen20 halaman
    Askep Meningitis Acc
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Leaflet Personal Hygiene
    Leaflet Personal Hygiene
    Dokumen2 halaman
    Leaflet Personal Hygiene
    Fedri Dwi Setyawan
    0% (1)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen26 halaman
    Bab 1
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Bu Wahyu Prinjt Bru
    Bu Wahyu Prinjt Bru
    Dokumen13 halaman
    Bu Wahyu Prinjt Bru
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bu Wahyu
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar B Indah K
    Kata Pengantar B Indah K
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar B Indah K
    Yudiawan M Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi Bu Wahyu
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi Bu Wahyu
    Yudiawan M Wijaya
    Belum ada peringkat
  • Cover 1
    Cover 1
    Dokumen2 halaman
    Cover 1
    Fedri Dwi Setyawan
    Belum ada peringkat
  • BAB 1 Menejemen
    BAB 1 Menejemen
    Dokumen6 halaman
    BAB 1 Menejemen
    Riyan Dwi
    Belum ada peringkat