A. Pengertian
B. Infeksi bakterial
1. Staphylococcus aureus
Bakteri tersebut berbentuk kokus, gram positif, bergerombol dengan
diameter ± 1 µm. beberapa strain mempunyai kapsul. Non fastidious. Pada
perbenihan agar darah, berwarna kuning keemasan. Katalase positif , koagulase
positif, beberapa strain memfermentasikan manitol secara anaerob.
S. aureus dapat menyebabkan konjungtivitis, panoftalmitis, dakriosistitis kut yang
merupakan infeksi sekunder pada kantung lakrimalis.
1
Gambar. Staphylococcus aureus
2. Haemophilus influenzae
Haemophilus sp. Ditemukan sampai 75% sebagai flora normal pada
membran mukosa saluran napas baian atas orang dewasa sehat. H. influenzae pada
keadaan tertentu dapat menyebabkan meningiti, konjungtivitis, sinusitis, otitis
media, epiglotitis, pneumonia, bronkitis dan artritis.
Bakteri tersebut bersifat gram negatif, berbentuk batang pendek/ kokoid, tetapi
bila telah lama disimpan dapat berubah bentuk menjadi pleomorfik.
Bakteri ini bersifat fastidious . dalam pertumbuhannya, bakteri ini
memerlukan faktor X (hemin) dan faktor V ( Nicotinamide Adenine Dinucleotid =
NAD ) sebagai faktor pertumbuhan. Pebenihan yang biasa dipergunakan adalah
agar coklat yaitu agar darah yang dipanaskan. Pada perbenihan ini, Haemophilus
tumbuh dengan membentuk koloni – koloni kecil, bulat, konveks dan mengkilat.
Bila tumbuh dekat Staphylococcus aureus, bakteri ini akan tumbuh lebih besar
(fenomena satelit). Bakteri ini mempunyai kapsul, yang dapat dilihat dengan
reaksi serologi (Capsule swelling test) .
3. Pseudomonas aeruginosa
P. aeruginosa adalah bakteri oportunis patogen, obligat aerob, berbentuk
batang gram negatif, bersifat motil dengan flagel polar, tumbuh pada media
selektif mengandung empedu, memiliki pigmen piosianin berwarna hijau.
Oksidase poitif, sitrat positif
Dapat menginfeksi seluruh bagian tubuh dan menimbulkan berbagai
predisposisi: infeksi kulit dan luka bakar, sistitis fibrosis, pneumonia pada pasien
intubasi, infeksi saluran kemih, septikemia, osteomielitis, endokarditis, otitis
eksterna dan media, konjungtivitis, keratitis, katarak, dan infeksi pada mata
bagian orbital dan dalam.
2
Gambar Pseudomonas aeruginosa
4. Neisseria gonorrhoeae
Neisseriae merupakan bakteri gram negatif, diplokokus menyerupai sepasang
ginjal yang dapat ditemukan intraseluler atau ekstraseluler. Bersifat kapnofilik, uji
oksidase positif, reaksi biokimia pada CTA (Cysteine Trypticase Agar)
memperlihatkan bahwa N. gonorrhoeae hanya meragi glukosa
5. Chlamydia trachomatis
Chlamydia merupakan parasit intrasel obligat berbentuk sferis dengan garis
tengah 0,2-0,4 µm, dengan satu inti dan sejumlah ribosom yang diliputi oleh
dinding sel yang terdiri dari beberapa lapis, tidak bergerak. Chlamydia memiliki
siklus hidup yang unik dengan bentuk replikatif intraseluler yang disebut badan
retikuler (RB) dan bentuk infektif ekstraseluler yang disebut badan elementer
(EB). Penyebab trakhoma yang melibatkan konjungtiva dan kornea.
3
Infeksi Chlamydia okuler dapat didiagnosis dengan:
a. Mikroskopik
b. Biakan
c. Serologi untuk mendeteksi antigen dari spesimen mata
d. Deteksi asam nukleat
6. Streptococcus pneumoniae
S. pneumoniae berbentuk lanset, diplokokus gram negatif bersimpai,
tumbuh subur dalam perbenihan yang mengandung darah dan menghasilkan
hemolisis alfa, hancur dalam cairan empedu, reaksi inulin positif, reaksi optokhin
positif, reaksi katalase negatif.
Mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan pneumonia,septikemia,
meningitis, infeksi tellinga, tengah (otitis), sinusitis dan konjungtivitis.
Identifikasi dilakukan berdasarkan morfologi sel, koloni, serta imunologi (reaksi
quellung) untuk menentukan serotipe.
4
7. Streptococcus pyogenes
Berbentuk kokus seperti rantai, gram positif non motil, tidak berspora,
tumbuh subur dalam perbenihan yang mengandung darah dan menghasilkan
hemolisis beta, reaksi basitracin ( 0,04 unit) positif, reaksi katalase negatif.
Dapat menyebabkan infeksi saluran napas atas dan infeksi kulit serta
jaringan penunjang ( misal; selulitis, erysipelas, limfadenitis), infeksi telinga
( otitis media dan mastoiditis), infeksi tenggorokan akut ( tonsilitis dan faringitis),
septikemia dan endokarditis.
8. Proteus sp.
Spesies penting dalam kedokteran adalah Proteus mirabilis dan Proteus
vulgaris. Keduanya merupakan batang gram negatif, bersifat anaerob fakultatif,
bersifat toleran terhadap empedu, pH alkalis, menimbulkan bau yang khas, sangat
motil, menjalar pada media perbenihan, meragi laktosa, menghasilkan urease,
reaksi indol negatif untuk Proteus mirabilis dan positif untuk Proteus Vulgaris.
Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran kemih, infeksi luka
operasi, septikemia, pneumonia pada penderita dengan penurunan sistem
kekebalan tubuh, otitis eksterna dan otitis media.
5
Gambar Proteus sp.
6
10. Bacterioides fragilis
Bacteroides bersifat anaerob, gram negatif pleomorfik, tidak berspora, tidak
bergerak. Bacteroides fragilis adalah flora normal di membran mukosa. Bila
terjadi lesi di membran mukosa, bakteri ini dapat menyebabkan berbagai infeksi,
misalnya otitis media, sepsis, infeksi intra abdomen pasca operasi dan abses di
berbagai organ. Umumnya terjadi infeksi campuran antara bakteri aerob dan
anaerob.
C. Pengelolaan spesimen
1. Spesimen mata
7
Prosedur pengambilan sampel :
2. Spesimen telinga
8
Waktu pengambilan :
Setiap saat, sebaiknya sebelum pemberian antibiotik.
Alat dan bahan :
1. Usap kapas steril
2. Pot steril atau tabung steril
3. Media isolasi (agar darah, agar coklat, agar MacConkey, agar sabouraud)
4. Pewarnaan gram
5. Inkubator
6. Kaca objek
7. Lampu spirtus
8. Mikroskop
9
Daftar pustaka
- https://www.slideshare.net/pjj_kemenkes/kb-1-43234183
- http://www.atlm.web.id/2013/09/makalah-moraxella_12.html
- Staf Pengajar Departemen Mikrobiologi Klinik FKUI.2012. penuntun
praktikum Mikrobiologi Kedokteran. Fakultas kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta
10