Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED

HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN


PETA KONSEP FISHBONE UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII
SMP NEGERI 1 SUSUT

Ni Wayan Utamayuni, Desak Nyoman Budiningsih, A. A. Inten Paraniti


Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mahasaraswati Denpasar
utamayuni4@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang menggunakan
media pembelajaran Peta Konsep (Fishbone). Penelitian ini dirancang dalam
bentuk penelitian tindakan kelas dengan model spiral Kemmis dan Taggart.
Dengan mengunakan dua siklus. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas
VII E SMP Negeri 1 Susut yang berjumlah 32 siswa. Data penelitian
menggunakan evaluasi tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan dianalisis
dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif. Hasil penelitian yang didapat
terdiri dari 3 komponen yaitu nilai rata – rata kelas siswa (M), daya serap (DS),
ketuntasan belajar (KB). Dari data hasil belajar pada prasiklus dengan nilai rata –
rata kelas siswa (M) 60,16 dengan daya serap siswa (DS) 60,16 % serta
ketuntasan belajar siswa (KB) sebesar 31,25 %, siklus I dengan nilai rata – rata
siswa (M) sebesar 68,12 dengan daya serap siswa (DS) 68,12 % serta ketuntasan
belajar siswa (KB) sebesar 53,12 %, siklus II nilai rata – rata kelas siswa (M)
sebesar 76,72 dengan daya serap siswa (DS) 76,72 % serta ketuntasan belajar
siswa (KB) sebesar 96,87%.

Kata Kunci : Pembelajaran kooperatif NHT, Peta Konsep Fishbone, Hasil belajar
siswa

PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan oleh orang–
orang yang diserahi tanggung jawab untuk memengaruhi peserta didik sehingga
mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita – cita pendidikan (Munib, 2004).
Faktor – faktor yang mempengaruhi proses belajar yaitu internal dan eksternal
namun secara umum faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa
adalah komunikasi (Syah, 2001). Proses belajar mengajar secara umum masih

1
menekankan pada pembelajaran individual padahal kegiatan belajar secara
individual tersebut dapat menyebabkan beberapa masalah, misalnya kurangnya
proses komunikasi pada saat pembelajaran sehingga hasil belajar yang dapat
dicapai menjadi tidak optimal. Komunikasi antar pendidik dengan peserta didik
serta komunikasi antar pendidik dalam proses pembelajaran merupakan hal yang
penting, komunikasi bertujuan untuk menjalin diskusi atas permasalahan
pembelajaran tertentu dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
Rendahnya hasil belajar siswa biasanya sangat dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang diterapkan, seperti halnya yang terjadi di SMP Negeri 1 Susut
salah satunya pada bidang studi IPA. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
yang mengajar di sekolah SMP Negeri 1 Susut khususnya kelas VII E, di peroleh
informasi bahwa selama ini masih ada beberapa siswa pada bidang studi IPA yang
mendapatkan nilai dibawah standar ketuntasan minimal (KKM).
Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu
dengan menerapkan model pembelajaran koperatif dimana model pembelajaran
ini dapat membuat siswa lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang
sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2007). Salah satu
bentuk dari pembelajaran koperatif tersebut adalah Numbered Head Together
(NHT). Dalam penerapan pembelajaran NHT, siswa diajak untuk menelaah materi
yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap
isi pelajaran. Dengan model pembelajaran ini siswa akan termotivasi untuk belajar
dan dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dimana setiap
pertanyaan yang diberikan oleh guru didiskusi terlebih dahulu oleh siswa dalam
kelompok, dengan adanya diskusi ini akan terjadi interaksi antar siswa, dan
kerjasama dalam kelompok. Dalam pembelajaran ini diharapkan semua siswa
dalam kelompok memahami dan mengetahui jawaban kelompoknya. Selanjutnya
guru akan memanggil siswa melalui nomor yang didapat dan menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
Dalam pembelajaran NHT ini, media pembelajaran yang digunakan adalah
peta konsep dimana dalam penggunaan media ini diharapkan dapat mendukung
penggunaan model pembelajaran NHT dalam proses mengajar di kelas, sehingga
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar sehingga meningkat pula hasil

2
belajar siswa dalam bidang studi IPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar Biologi siswa melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dengan menggunakan
media pembelajaran Peta Konsep Fishbone pada siswa SMP Negeri 1 Susut

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan model PTK spiral Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus
dan dari setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu: a) perencanaan tindakan,
b) pelaksanaan tindakan, c) observasi, dan d) refleksi (Wiraatmadja, 2009). Waktu
penelitian dari bulan Maret sampai dengan bulan Mei pada Semester Genap
Tahun Pelajaran 2014/2015 di SMP Negeri 1 Susut. Penelitian dilaksanakan di
kelas VII E dengan jumlah 32 orang siswa.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, masing -
masing siklus terdiri dari tahapan –tahapan persiapan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Tahapan awal dari penelitian ini adalah refleksi awal,
dimana pada tahapan ini dilaksanakan wawancara dengan guru IPA terhadap
proses pembelajaran yang biasa dilakukan, untuk memperoleh informasi
mengenai permasalahan- permasalahan dan kendala yang dihadapi saat proses
pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara tersebut ada beberapa kendala yang
dihadapi diantaranya: 1) Model pembelajaran IPA masih didominasi dengan
metode ceramah, 2) Pembelajaran masih terpusat pada guru sehingga siswa
kurang aktif dalam proses pembelajaran, hal – hal inilah menyebabkan rendahnya
pemahaman konsep mengenai materi pelajaran IPA sehingga ada beberapa siswa
yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar minimal (KKM).
Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan selama 2 x 45 menit
dalam satu jam pelajaran. Siklus I terdapat empat tahapan yaitu 1) perencanaan
tindakan dimana pada tahapan ini peneliti bersama guru pamong mendiskusikan
tentang model dan media pembelajaran, membuat kesepakatan untuk menetapkan
materi yang diajarkan dan waktu pembelajaran, mengembangkan skenario
pembelajaran yang akan dilaksanakan, menyiapkan perangkat pembelajaran
seperti RPP yang menggunakan model pembelajaran NHT dan media Peta

3
Konsep Fishbone, menyusun LKS sesuai dengan media yang digunakan,
menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam membuat peta konsep,
dan Tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda. 2) Pelaksanaan Tindakan, pada
tahapan ini dilakukan pembelajaran sesuai dengan rancangan yang telah dibuat
dalam tiga kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan
pembelajaran di dalam kelas, diawali dengan mensosialisasikan penggunaan
model pembelajaran NHT dan media Peta Konsep Fishbone, menyampaikan
indikator pembelajaran, melakukan prestest sebelum pembelajaran dimulai,
membagikan LKS yang digunakan, serta memulai pembelajaran sesuai dengan
langkah – langkah model pembelajaran NHT dan melakukan posttest ada akhir
pembelajaran sebagai evaluasi. 3) Observasi atau pengamatan dilakukan bersama
guru pamong dan teman sejawat ketika pembelajaran berlangsung. 4) Refleksi
dilaksanakan setelah proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dengan
pemberian tes hasil belajar pada siswa yang berupa tes objektif yang terdiri dari
20 soal, sehingga kelemahan – kelemahan pada siklus I dapat ditekan seminimal
mungkin.
Siklus II dilaksanakan untuk melengkapi kekurangan – kekurangan yang
sudah dilaksanakan pada siklus I, yang dilakukan dalam tiga kali pertemuan.
Hampir sama dengan siklus I, pada siklus II juga terdapat empat tahapan yaitu:
perencanaan tindakan , pelaksanaan tindakan , observasi dan refleksi. Langkah –
langkah yang digunakan pada refleksi II adalah melakukan analisis data yang
diperoleh pada siklus II untuk kemudian dibandingkan hasilnya dengan data pada
siklus I. Sehingga dapat diketahui dengan segera hal – hal apa yang menjadi
kendala dalam menggunakan peta konsep Fishbone dengan pendekatan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran IPA dikelas VII SMP
Negeri 1 Susut. Hasil belajar siswa yang diperoleh berupa nilai tes secara tertulis
dan dianalisis dengan menggunakan analisis deskritif kualitatif dengan
menentukan peningkatan nilai rata – rata kelas (M), peningkatan daya serap siswa
(DS), serta ketuntasan belajar (KB).

4
HASIL PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus, pada
masing – masing siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan, dua kali pertemuan
untuk membahas materi dengan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together (NHT) dengan media peta konsep Fishbone dan satu kali pertemuan
untuk tes evaluasi hasil belajar akhir siklus. Pembelajaran dilaksanakan setiap hari
selasa dan rabu sesuai dengan jadwal pembelajaran. Dalam proses pembelajaran
siswa membentuk 6 kelompok dimana kelompok 1, 2, 3, 4, beranggota 5 orang
siswa dan kelompok 5 dan 6 beranggota 6 orang siswa. Penelitian ini dimulai
dengan melakukan refleksi awal terlebih dahulu dan kemudian masing– masing
siklus yang terdiri dari empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap observasi dan tahap refleksi. Data – data yang dikumpulkan
pada masing – masing siklus adalah berupa rata – rata kelas siswa (M), daya serap
(DS) dan ketuntasan belajar (KB).
Hasil refleksi awal melalui prasiklus menunjukkan hasil belajar siswa
yang dicapai kurang maksimal, terlihat hasil belajar siswa masih dibawah KKM
yang ditetapkan di SMP Negeri 1 Susut yaitu 68 dengan demikian hasil belajar
siswa perlu ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif NHT dengan
media belajar peta konsep Fishbone. Data hasil belajar pada prasiklus dapat
dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA pada Prasiklus
No Variabel Hasil Analisis
1 Nilai rata-rata kelas (M) 61,72
2 Daya serap (DS) % 61,72
3 Ketuntasan belajar (KB) % 31,25
Sumber : Hasil Penelitian
Pelakanaan siklus I diawali dengan perencanaan dilanjutkan dengan
pelaksanaan tindakan dengan materi pengertian lingkungan dan interaksi yang
terjadi antara makhluk hidup dan lingkungan serta pertemuan ketiga diadakan tes
hasil belajar sesuai dengan materi yang telah disampaikan. Kemudian hasil dari
tes tersebut dijadikan sebagai acuan untuk melanjutkan ke siklus II. Pada tahap
observasi, dengan dibantu oleh guru pamong dan teman sejawat. Dari pengamatan

5
tersebut terlihat dari tahap pembentukan kelompok siswa masih bingung dan
ribut, siswa tidak membaca petunjuk yang ada di LKS sehingga sering kali siswa
bertanya pada guru dalam mengerjakan LKS sehingga perlu menjelaskan kembali
aturan pengerjaannya, siswa kurang tertarik dalam mengikuti proses
pembelajaran, ini dikarenakan siswa yang tidak terbiasa dengan menggunakan
model pembelajaran NHT dan media peta konsep Fishbone yang memerlukan
pemahaman yang cukup tinggi, sehingga masih ada beberapa siswa yang memiliki
hasil belajar rendah. Data hasil belajar pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 2
sebagai berikut.
Tabel 2. Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA pada Siklus I
No Variabel Hasil Analisis
1 Nilai rata-rata kelas (M) 68,12
2 Daya serap (DS) % 68,12
3 Ketuntasan belajar (KB) % 53,12
Sumber: Hasil Penelitian
Dari data yang ditunjukan pada Tabel 2 dapat dikatakan bahwa hasil
belajar siswa masih belum memenuhi nilai KKM yang ditentukan dalam
penelitian ini, karena masih banyak dari siswa yang mendapat nilai rendah,
sehingga penelitian perlu dilanjutkan ke siklus II. Dari hasil belajar pada siklus I,
dilakukan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukan sebagai penyempurnaan
tindakan pada siklus II. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus II pada
prinsipnya sama seperti siklus I namun diadakan upaya perbaikan kendala –
kendala yang ditemukan pada siklus I. Upaya – upaya perbaikan ini terlebih
dahulu didiskusikan dengan teman sejawat dan guru mata pelajaran berdasarkan
hasil observasi selama penelitian berlangsung. Adapun upaya – upaya perbaikan
tersebut adalah sebagai berikut : memberikan motivasi siswa agar setiap siswa
dalam kelompok mau bekerja sama dan saling membantu dalam menyelesaikan
tugas – tugas yang diberikan, memberikan arahan terhadap siswa bahwa setiap
siswa dalam kelompok sama – sama bertanggung jawab, memberikan perhatian
lebih untuk siswa yang tidak memperhatikan pelajaran, menjelaskan kembali
mengenai peta konsep Fishbone yang masih belum dikuasai oleh siswa.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mempunyai langkah – langkah

6
pembelajaran yang sama dengan siklus I. Pelaksanaan siklus II terdiri dari tiga
kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan kedua menjelaskan materi perubahan
lingkungan dan pencemaran lingkungan serta pertemuan ketiga diadakan tes hasil
belajar sesuai dengan materi yang telah disampaikan.
Pada tahap observasi siklus II, dengan dibantu oleh guru pamong dan
teman sejawat melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dikelas
dengan menggunakan lembar jurnal harian. Dari pengamatan tersebut terlihat
siswa mulai terbiasa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran NHT dan media peta konsep Fishbone, siswa nampak tertarik dalam
mengikuti proses pembelajaran, siswa sudah mulai aktif dalam proses diskusi,
bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh temannya, cekatan dalam
membuat peta konsep Fishbone dan terampil dalam membuat kesimpulan. Hasil
analisis data hasil belajar pada siklus II dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut
Tabel 3 Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA pada Siklus II
No Variabel Hasil Analisis
1 Nilai rata-rata kelas (M) 76,25
2 Daya serap (DS) % 76,25
3 Ketuntasan belajar (KB) % 93,75
Sumber: Hasil Penelitian
Dari data yang ditunjukkan pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa penelitian
ini berhasil karena nilai yang didapatkan pada siklus II telah memenuhi KKM.
Selain itu, terlihat adanya peningkatan hasil belajar IPA dari prasiklus ke siklus I,
dan dari siklus I ke siklus II setelah diterapkannya model pembelajaran NHT dan
media peta konsep Fishbone. Persentase peningkatan hasil belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4.5 Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dari Prasiklus ke Siklus I dan
dari Siklus I ke Siklus II
Siklus Persentase Peningkatan (%)
No Variabel Prasiklus
Prasiklus Siklus I
I II
ke Siklus I ke SiklusII
1 M 61,72 68,12 76,25 10,36 11,93
2 DS% 61,72 68,12 76,25 10,36 11,93
3 KB% 31,25 53,12 93,75 69,98 76,48
Sumber: Hasil Penelitian

7
PEMBAHASAN
Dari data hasil belajar yang didapatkan pada ulangan harian sebagai
prasiklus diperoleh nilai rata – rata kelas siswa (M) 61,72 dengan daya serap
siswa (DS) 61,72% serta ketuntasan belajar siswa (KB) 31,25% maka hasil
belajar siswa masih perlu ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dan dengan dibantu media
pembelajaran peta konsep Fishbone.
Pada siklus I didapatkan nilai rata – rata siswa (M) 68,12 dengan daya
serap siswa (DS) 68,12 % serta ketuntasan belajar siswa (KB) 53,12 %, maka
terjadi peningkatan dibandingkan dengan nilai prasiklus, yaitu persentase
peningkatan rata – rata kelas (M) 10,36%, persentase peningkatan daya serap (DS)
10,36%, dan persentase peningkatan ketuntasan belajar (KB) 69,98%. Dari hasil
yang didapatkan pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditentukan karena siswa yang tidak terbiasa dengan menggunakan
model pembelajaran NHT dan media peta konsep Fishbone yang memerlukan
pemahaman yang cukup tinggi, sehingga masih ada beberapa siswa yang memiliki
hasil belajar rendah, maka perlu dilanjutkan ke siklus II.
Data hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan peningkatan dari
siklus I, dimana nilai rata – rata kelas siswa (M) 76,25 dengan daya serap siswa
(DS) 76,25 % serta ketuntasan belajar siswa (KB) 93,75%, sehingga persentase
peningkatan rata – rata kelas (M) sebesar 11,93%, persentase peningkatan daya
serap (DS) sebesar 11,93 %, dan persentase peningkatan ketuntasan belajar (KB)
sebesar 76,48 %. Maka dari hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan
dari prasiklus ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II, dapat dikatakan bahwa
penerapan pembelajaran kooperatif NHT dengan media peta konsep Fishbone
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Susut dengan
perolehan nilai hasil belajar yang sudah memenuhi nilai kriteria ketuntasan
minimal (KKM), sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II. Sejalan dengan
penelitian Dewi (2013), yang menyatakan bahwa pembelajaran konstektual
mampu membangun interaksi atau timbal balik antara siswa dengan guru maupun
siswa dengan siswa, dimana pembelajaran kooperatif NHT mengarahkan siswa

8
belajar lebih aktif dan memungkinkan siswa mengingat materi yang dipelajari
agar tujuan dan keberhasilan siswa tercapai.

PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT)
dengan menggunakan media pembelajaran peta konsep Fishbone dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VII E SMP Negeri 1 Susut. Hal
ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar pada akhir siklus, dengan nilai rata
– rata kelas siswa (M) 76,25 dengan daya serap siswa (DS) 76,25 % serta
ketuntasan belajar siswa (KB) 93,75%.

Saran
1. Kegiatan pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran kooperatif
Numbered Heads Together (NHT) dengan menggunakan media pembelajaran
peta konsep Fishbone sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan agar
siswa terbiasa dan aktif mengikuti proses pembelajaran, serta dapat
memberikan pengalaman belajar yang baru.
2. Disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered
Heads Together (NHT) dengan menggunakan media pembelajaran peta
konsep Fishbone atau model dan media pembelajaran lainnya, karena
berdasarkan hasil penelitian, hasil belajar siswa mengalami peningkatan serta
dapat digunakan sebagai inovasi pembelajaran yang baru.
3. Disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered
Heads Together (NHT) dengan menggunakan media pembelajaran peta
konsep Fishbone sebagai model pembelajaran yang diterapkan tidak hanya
untuk mata pelajaran IPA saja, melainkan juga diterapkan pada mata pelajaran
yang lain.

9
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Ibu Dra. Desak Nym.
Budiningsih, M.Si selaku pembimbing I, kepada Bapak Dr. Ir. H. Deden Ismail,
M.Si selaku pembimbing II.

DAFTAR PUSTAKA
Arief. 2003. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta
Daryanto.2011. Media Pembelajaran. Bandung : Nurani Sejahtera
Hamalik. 2006. Dasar – Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : Kemaja
Rosda Karya
Huda, M,. 2011. Cooperative learning Metode, Teknik, Struktur dan Penerapan.
Yogjakarta : Pustaka Pelajar
Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan
Kualitatif). Jakarta : GP Press
Isjoni. 2009. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta
Kagan. 2000. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT. (Numbered Heads
Together). Diunduh pada 28 januari 2015 dari http://milkelayu.
Blogspot.com
Munib, A,. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES PRESS
Nasution. 2006. Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Diunduh pada 28 Januari 2015
dari http://inforppsilabus.com
Trianto. 2007. Model – model Pembelajaran Inovatif Berorientasi kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wiraatmadja, R,. 2009. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sudjana. 1990. Definisi Hasil Belajar Menurut Para Ahli. Diunduh pada 15 Maret
2015 dari http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-
belajar.html.
Suyanto. 1996. Pedoman pelaksanaan Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung : Alfabeta

10

Anda mungkin juga menyukai