Anda di halaman 1dari 5

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Kecemasan

1.Pengertian Kecemasan

Nietzal (dalam Ghufron,2010) berpendapat bahwa kecemasan berasal dari

bahasa latin (anxius) dan dari bahasa jerman (anst) yaitu suatu kata yang

digunakan untuk menggambarkan efek negatif dan rangsangan fisiologi.

Sedangkan Weiberg dan Gould (dalam Mylsidayu, 2014) menyatakan bahwa

kecemasan adalah keadaan emosi negatf yang ditandai dengan gugup, khawatir,

dan ketakutan, yang terkait dengan aktivitas atau kegairahan pada tubuh. Pada

gejala cemas, biasanya didominasi oleh keluhan-keluhan psikis, tetapi dapat pula

disertai keluhan-keluhan somatik.

Hawari (dalam Mylsidayu, 2014) kecemasan adalah gangguan alam

perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran

yang mendalam dan berkelanjuntan, tidak mengalami gangguan dalam menilai

realitas, kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan

kepribadian/splitting of personality). Perilaku dapat terganggu tapi masih dalam

batas-batas normal. Kecemasan adalah reaksi situasional terhadap berbagai

rangsang stres.
2.Aspek-aspek Kecemasan

Deffenbacher dan Hazaleus (dalam Ghufron & Risnawaty, 2016)

mengemukakan bahwa sumber penyebab kecemasan, meliputi hal-hal di bawah

ini :

1. Kekhawatiran (worry) merupakan pikiran negatif tentang dirinya sendiri,

seperti perasaan negatif bahwa ia lebih jelek dibandingkan dengan teman-

temannya.

2. Emosionalitas (immosionality) sebagai reaksi diri terhadap rangsangan

saraf otonomi, seperti jantung berdebar-debar, keringat dingin, dan tegang.

3. Gangguan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas (task generated

interference) merupakan kecenderungan yang dialami oleh seseorang yang

selalu tertekan karena pemikiran yang rasional terhadap tugas.

Shah (dalam Ghufron & Risnawati, 2016) membagi kecemasan menjadi

tiga komponen:

a. Komponen fisik, seperti pusing, sakit perut, yangan berkeringat, perut

mual, mulut kering, grogi, dll.

b. Emosional seperti panik dan takut.

c. Mental atau kognitif, seperti gangguan perhatian dan memory,

kekhawatiran, ketidak teraturan dalam berfikir, dan bingung.

Sedangkan Spielberger dan Serason (2005), membagi kecemasan menjadi

dua aspek yaitu:


a. State anxiety

State anxiety dikarakteristikan secara subjektif seseorang secara rasa

sadar , rasa cemas, dan tegang disertai dengan aktivitas dari sistem

saraf otonom.

b. Trait anxiety

Trait anxiety adalah disposisi untuk menyiratkan perilaku-perilaku

yang dimiliki seorang individu untuk melihat berbagai keadaan

objektif.

3.Dinamika Kecemasan

Individu yang mengalami kecemasan dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya

karena adanya pengalaman negatif perilaku yang telah dilakukan, seperti

kekhawatiran akan adanya kegagalan, merasa frustasi dalam situasi tertentu dan

ketidak pastian melakukan sesuatu. Menurut Ghufron & Risnawita (2016),

dinamika kecemasan dapat ditinjau dari beberapa teori:

a. Teori psikoanalisa

Kecemasan dapat disebabkan oleh adanya tekanan buruk perilaku masa lalu

serta adanya gangguan mental.

b. Teori kognitif

Kecemasan terjadi karena adanya evaluasi diri yang negatif, perasaan negatif

tentang kemampuan yang dimilikinya dan orientasi diri yang negatif.

c. Teori humanistik

Kecemasan merupakan kekhawatiran tentang masa depan, yaitu khwatir

pada apa yang akan dilakukan.


Jadi, dapat diketahui bahwa kecemasan dipengaruhi oleh beberapa hal di

antaranya kekhawatiran akan kegagalan, frustasi pada hasil tindakan yang lalu,

evaluasi diri yang negatif, perasaan diri yang negatif tentang kemampuan yang

dimilikinya, dan orientasi diri yang negatif.

4.Gejala-Gejala Kecemasan.

Kecemasan berpengaruh terhadap diri seseorang baik berupa gangguan

fisiologis maupun nonfisiologis. Menurut Mylsidayu (2014), gejala-gejala

kecemasan yaitu:

a. Individu cenderung terus menerus khawatir akan keadaan yang buruk,

yang akanmenimpa dirinya/orang lain yang dikenalnya dengan baik.

b. Biasanya cenderung tidak sabar, mudah tersinggung, sering mengeluh,

sulit berkomunikasi, dan mudah terganggu tidurnya atau mengalami

kesulitan tidur.

c. Sering berkeringat berlebihan walaupun udara tidak panas dan bukan

setelah berolahraga, jantung berdegup cepat, tangan dan kaki terasa

kering, tampak pucat, sering buang air kecil melebihi batas kewajaran,

gemetar, mulut kering, membesarnya pupil mata, sesak nafas,

percepatan nadi dan detak jantung mual, dan cepat lelah.

d. Mengeluh sakit pada pesediaan, otot kaku, merasa cepat lelah, tidak

mampu rileks, sering terkejut, dan kadang disertai gerakan

wajah/anggota tubuh dengan intensitas dan frekuensi yang berlebihan.

Anda mungkin juga menyukai