Anda di halaman 1dari 2

EPIDEMIOLOGI

Tepat 37 tahun lalu, seorang pekerja toko di Nzara, Sudan, tiba-tiba sakit. Lima hari
berselang, ia meninggal dunia. Dengan kematiannya, dunia tanpa sadar menyaksikan dampak
dari virus Ebola pertama, 27 Juni 1976.

Virus ini kemudian menjadi wabah di seluruh area tersebut. Dilaporkan terjadi 284 kasus,
setengah di antaranya membuat korban sekarat. Gejala dari Ebola hemorrhagic fever (EHV)
biasanya dimulai empat hingga 15 hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang
dialami berupa sakit seperti flu, demam tinggi, dan nyeri.

Semua gejala di atas biasanya diikuti dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam di
seluruh tubuh. Lalu dimulailah gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang
di tubuh. Dilanjutkan dengan rusaknya organ-organ internal si penderita. Masuk hari ketujuh
hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan, dehidrasi, dan shock.

Dokter yang merawat para korban awal sadar bahwa virus ini terjadi ketika ada kontak yang
cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah Sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61 suster yang merawat
pasien penderita Ebola, akhirnya ikut tewas karena virus tersebut.

Studi yang dilakukan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, virus ini memiliki angka
kematian sebesar 90 persen. Umumnya berkembang di desa-desa terpencil di Afrika Tengah
dan Barat.

Diyakini, virus bermula dari hewan liar yang menularkannya ke manusia hingga akhirnya
mematikan bagi populasi manusia. Hewan yang dianggap sebagai inang alaminya adalah
kelelawar buah dari famili Pteropodidae. Hingga sekarang, belum ada vaksin penyembuh
bagi mereka yang terpapar.

(Zika Zakiya. Sumber: WHO, History Channel)

Ebolavirus adalah salah satu virus dari sekitar 30 virus yang diketahui menyebabkan sindrom
demam berdarah (hemorrhagic fever syndrome). Penyakit ini pertama kali ditemukan di
Sudan pada tahun 1976. Virus jenis Sudan, Zaire, dan Ivory Coast berasal dari simpanse di
Afrika sedangkan Reston dari Asia Tenggara. Reston ebolavirus pertama kali ditemukan di
laboratorium penelitian HIV/AIDS di Virginia, Amerika Serikat pada kera berekor panjang
(Macaca fascicularis) yang diimpor dari Filipina. Penyakit ini tidak menyerang pekerja
laboratorium walaupun ditemukan virus dalam darah mereka.

Di Indonesia kekhawatiran terhadap penyakit ebola ini juga merebak. Hewan reservoir
(tempat virus hidup dan berkembang biak) didapatkan di Indonesia, yaitu kalong dan orang
utan Kalimantan yang pada tahun 2012 lalu ditemukan infeksi virus ebola dalam darahnya
walaupun kekhawatiran penularan pada manusia belum ada.

Virus ebola telah tercatat menimbulkan wabah pada penyakit demam berdarah pada manusia
dengan angka kematian mencapai 89% sejak tahun 1976-2012 di Afrika. Virus jenis Zaire
adalah virus ebola paling berbahaya yang mengakibatkan angka kematian hingga 89%.
Sementara virus jenis Sudan mengakibatkan angka kematian berkisar antara 41-65%.
PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

Ketika masuk ke dalam tubuh manusia, virus Ebola akan mengalami masa inkubasi selama 2
hingga 21 hari. Namun, beberapa kasus menunjukkan bahwa inkubasi virus tersebut terjadi
dalam tempo 5 hingga 10 hari saja. Oleh sebab itu, waspadai virus mematikan ini karena
ketika Anda terinfeksi, kesempatan hidup hanya 0% alias tidak ada.

Hati-hati, dengan penyakit ebola karena penyakit ini dapat menular dengan cepat dan mudah.
Berikut ini merupakan beberapa cara penularan penyakit ebola :
a) Penyakit ebola dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita.
b) Menular melalui cairan tubuh, seperti keringat dan air liur.
c) Menggunakan jarum suntik bersama orang yang sudah terinfeksi virus Ebola.
d) Penularan dapat pula terjadi dari pasien penderita pada dokter yang menangani
melalui sentuhan kulit. Oleh sebab itu, gunakan selalu masker dan sarung tangan saat
memeriksa pasien penderita penyakit ebola.
e) Air seni menjadi salah satu media penularan penyakit ebola.

Anda mungkin juga menyukai