com
DAFTAR ISI
H. Hipotesis…………………………………………………………………………..................................... 32
A. Waktu Pelaksanaan………………………………………………………………………………………………..
63B. Penugasan…………………………………………………………………………………………………………….
63 C. Hasil……………………………………………………………………………………………………………………….
B. Rekomendasi ............................................................................................................... 67
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
BAB I
ISI
CADE
B. SKENARIO
Rumah Sakit Kalpataru merupakan rumah sakit umum yang menangani kurang lebih 97 pasien dalam
satu hari. Pasien yang dirawat bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik yang dirawat
di UGD, rawat inap maupun rawat jalan dengan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, sebelum
memberikan asuhan gizi, ahli gizi akan melakukan screening gizi (penapisan gizi) terlebih dahulu sesuai
C. UNCLEAR TERM
NO ISTILAH PENGERTIAN
2. Asuhan Gizi Proses pemberian zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan
dan kondisi pasien agar status gizi optimal oleh ahli gizi atau
dietitian
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
D. CUES
Ahli Gizi dapat melakukan screening gizi (penapisan gizi) terlebih dahulu sesuai dengan karekteristik
dan penyakit pasien, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik yang dirawat di UGD, rawat inap,
E. PROBLEM IDENTIFICATION
6. Apa sajakah kesalahan yang mungkin terrjadi pada saat melakukan screening gizi ?
9. Bagaimanakah cara melakukan screening gizi pada pasien baik yang normal dan tidak?
10. Apa sajakah indikator yang digunakan dalam melakukan screening gizi pada pasien anak-anak
11. Bagaimanakah cara menganalisis dan menginterpretasi data yang didapatkan dari hasil
screening gizi ?
12. Siapa sajakah sasaran screening gizi ?
F. BRAINSTORMING DK I
UNCLEAR TERMS
1. Screening Gizi
Menambahkan jawaban dari teman-teman. Penentuan status gizi secara cepat pada
Erry :
individu yang membutuhkan penanganan sesegera mungkin.
Ima : Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang
mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai resiko tinggi
2. Asuhan Gizi
Hana : Asuhan gizi itu sendiri tidak hanya pemberian diet yang tepat tetapi juga memberikan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Ekky : Proses pemberian zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien agar status
gizi optimal oleh ahli gizi atau dietitian ( Jurnal konsep dan hubungan langkah-langkah
dalam proses asuhan gizi berstandard <PAGT> .Dewan Pimpinan Pusat ASDI ) 2009
3. Karakteristik
Zakia : sesuatu hal yang membedakan orang yang satu dengan yang lainnya
Koko : bentuk penggolongan berdasarkan ciri-ciri tertentu
Zattu : spesifikasi dari sesuatu hal yang membedakannya dari yang lain(ciri khas)
Anik : karakteristik adalah (kb) ciri – ciri khusus. (ks) mempunyai kekhususan sesuatu
4. Penapisan
Zattu : pengkelasan antara yang malnutrisi dan tida dan memiliki tahapan untuk
memisahkan
Erry : Dalam Bahasa Inggris, penapisan adalah filtering yang artinya menyaring. Berarti
maksud dari penapisan adalah menyaring masalah-masalah tertentu, misalnya ahli gizi
Ana : pemisahan antara kelompok orang yang malnutrisi dan yang tidak malnutrisi
5. Ahli Gizi
Fibias : Seseorang yang sudah menempuh pendidikan di bidang gizi dan sudah mendapatkan
utk melakukan asuhan gizi sehingga mengetahui koridor2 yang harus dilakukan
Ekky : Seorang yang mempunyai pendidikan gizi dengan ijazah minimal sarjana muda gizi
atau D3 gizi dan sarjana berlatar belakang gizi yang bkerja dalam upaya memelihara
upaya perbaikan gizi ,pendidikan gizi ,pengembangan IPTEK gizi serta ilmu-ilmu yang
CUES
Anik : Ahli Gizi dapat melakukan screening gizi (penapisan gizi) terlebih dahulu sesuai dengan
karekteristik dan penyakit pasien, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik yang
dirawat di UGD, rawat inap, maupun rawat jalan sebelum melakukan asuhan gizi.
Ima : Ahli Gizi dapat melakukan screening gizi (penapisan gizi) terlebih dahulu sesuai dengan
karekteristik dan penyakit pasien, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik yang
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
PROBLEM IDENTIFICATION
Ana : screening gizi dilakukan hanya untuk mengetahui apakah menderita malnutrisi atau beresiko
malnutrisi, sedangkan assessment sudah lebih mendalam dan berhubungan dengan penyakit
pasien.
Mbk Ima : Menurut saya, screening gizi masih belum bisa digunakan untuk mendiagnosa suatu
penyakit, karena setelah screening gizi masih ada tahapan selanjutnya yang harus dilakukan
Erry : Usul saja, bagaimana jika pertanyaan dari Ekky yaitu apa manfaat screening gizi ditambahkan
kata-kata ‘manfaat screening yang benar’ karena suatu screening pasti memiliki banyak
Anik : usul saja, manfaat dan tujuan dipisah saja, karena keduanya 2 hal yang berbeda.
Hana : manfaat yang didapat dari melakukan screeenign gizi adalah mempermudah ahli gizi dalam
: memberi hasil yg
akurat
Anik : kelebihannya adalah utk mengetahui pasien malnutrisi atau tidak sedini mungkin
Tika : kelemahan screening adalah screening tidak bisa digunakan untuk menegakkan diagnosa
penyakit
Ima : Kelebihan dari screening gizi yaitu dapat dilakukan dalam waktu yang singkat, sedangkan
6. Erry : Apa sajakah kesalahan yang mungkin terrjadi pada saat melakukan screening gizi ?
ssat screening gizi yang berasal dari pasien/ orang yang diukur. Misalnya, saat pengukuran
Skenario 1|Kelompok E|5
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
tinggi badan, seharusnya pasien berdiri tegak dan pandangan mata rata-rata air. Tetapi saat
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
pengukuran berlangsung, ternyata posisi berdiri pasien agak membungkuk dan panddang mata
Anik : kurang adanya pelatihan untuk tenaga kesehatan yang melakukan screening gizi.
Ana : salah satu cara untuk meminimalisasi kesalahan pada saat screening gizi yaitu dengan latihan
dan standarisasi alat
Ekky : mikrotoa,skinfold
8. Hana : Apa sajakah metode yang digunakan dalam melakukan screening gizi ?
Hana : metode yang dimaksud adalah metode yang digunakan dalam melakukan screening gizi.
9. Fibias : Bagaimana cara melakukan screening gizi pada pasien dengan keadaan normal dan
keadaan khusus?
Koko : screening dilakukan dengan mengukur antropometri. pada orang sehat bisa dilakukan dengan
berdiri, sedangkan pada org yang sakit atau tidak bisa berdiri bisa dengan tempat tidur yang
hingga dewasa?
Fibias : Berat badan, tinggi badan, usia, jenis kelamin, LILA ( untuk wanita usi subur )
11. Fibias : Bagaimanakah cara menganalisis dan menginterpretasi data yang didapatkan dari hasil
screening gizi ?
Menggunakan Z – score BB/U, TB/U, dan BB/TB yang dibandingkan dengan cut off.
Fibias :
12. Erry : Siapa sajakah sasaran screening gizi ?
Anik : WUS
Ana : semua orang dapat melakukan screening gizi baik orang orang sehat maupun yang sakit, baik
Erry : semua orang (ibu hamil, balita, orang sakit yg butuh penanganan khusus dan cepat)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
UNCLEAR TERMS
1. Screening Gizi
Erry : Dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk mengevaluasi status gizi. Biasanya dilakukan
oleh DTR, perawat, dokter, atau profesional health care yang lain. (Covened, Fall.2007. The
Nutrition Care Process: Driving Effective Intervention and Outcomes. ADA Screening
Evidence Analysis Work Group)
Ima : suatu sistem dari nutrition assessment untuk mendeteksi secara dini pada perseorangan
atau sekelompok orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi sehingga dapat diberikan
intervensi dengan cepat dan dalam skala yang besar. (Sumber : Gibson, Rosalind. 2005.
Principle of Nutrition Assessment Second Edition. Oxford University Press : New York.)
2. Asuhan Gizi
Proses pemberian zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien agar status gizi
optimal oleh ahli gizi atau dietitian ( Jurnal konsep dan hubungan langkah-langkah dalam proses
3. Karakteristik
Fibias : Penyaringan, menyaring individu yang beresiko malnutrisi dan individu yang tidak
5. Ahli Gizi
Ekky : Seorang yang mempunyai pendidikan gizi dengan ijazah minimal sarjana muda gizi
atau D3 gizi dan sarjana berlatar belakang gizi yang bkerja dalam upaya memelihara
upaya perbaikan gizi ,pendidikan gizi ,pengembangan IPTEK gizi serta ilmu-ilmu yang
terkait.
CUES
Ahli Gizi dapat melakukan screening gizi (penapisan gizi) terlebih dahulu sesuai dengan karekteristik
dan penyakit pasien, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik yang dirawat di UGD, rawat inap,
PROBLEM IDENTIFICATION
Ima : Terdapat algoritma untuk menjelaskan tentang screening gizi dan assessment gizi seperti
pada algoritma di bawah ini.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Mayo : screening gizi untuk mengidentifikasi individu yang beresiko memiliki masalah nutrisi dan
(ScreeningN526handout.ppt
Sementara
spesifik dan biasanya dilakukan oleh dietitian. (nutritional screening and assessment
http://www.nursingtimes.net/nursing-practice-clinical-research/nutritional-screening-and-
dikumpulkan dari screening guna menentukan status nutrisi, untuk mengembangkan rencana
perawatan nutrisi yang realistis dan menyusun rencana monitoring yang tepat.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
(ScreeningN526handout.ppt
Ana : screening lebih sdikit data yang dibutuhkan, waktu cepat,pengukuran minimum, biaya yg
sedikit dan dilakukan segera tetapi untuk assessment membutuhkan data yang lebih
mendalam, waktu yang lama, biaya yang lebih mahal dan dilakukan dengan waktu yang
lamaTika ; screening bsa dilakukan org medis atau staffannya,,assessment dilakukan oleh ahli
Tika : screening bsa dilakukan org medis atau staff medis,,assessment dilakukan oleh orang yang
ahli di bidangnya
Erry : Menambahkan. Screening gizi digunakan pada pasien yang kondisinya akut dan terlalu
kompleks dan sulit dicatat, screening dapat devaluasi terus menerus..assessmeent indicator
lebih luas, ((Charney, Pamela; Marian. 2008. Nutrition Screening and nutritional Asssesment
chapter 1.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=10&ved=0CG0QFjAJ&url=http%3A%2F%2
7592&rct=j&q=nutrition%20screening&ei=NO1tTt7fIcnJrAfWkvT3Cg&usg=AFQjCNHqw59VV5Fi
Sedangkan Assessment gizi mengharuskan menggunakan indikator yang lebih luas karena
membutuhkan assessment medis dan konseling gizi lebih mendalam. (Stang, Jamie; Story,
Mary, 2005, Guideliner for Adolescent Nutrition Services. Center for Leadership, Education,
and Training in Maternal in Child Nutrition Division of Epidemiology and Community Health,
http://www.epi.umn.edu/let/pubs/img/adol_ch4.pdf)
Kesimpulan :
Cintya : Kesimpulan : Screening gizi hanya mendeteksi pasien yg beresiko malnutrisi, malnutrisi atau
tidak malnutrisi, screening gizi tidak dapat digunakan sebagai pegangan untuk diagnosa,
sedangkan Assessment gizi pembahsannya lebih luas lebih detail dan dapat digunakan untuk
ID=4294967592)
Skenario 1|Kelompok
E|10
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 1/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Ima : Pengertian dari rescreening adalah mendeteksi ulang apakah pada populasi tertentu,
dimana pada saat awal dilakukan screening ternyata tidak terdeteksi sebagai salah satu
kegiatan dimana ahli gizi mengukur kembali assessment pasien yang sudah diberikan
intervensi dengan tujuan untuk mengetahui apakah intervensi yang diberikan kepada
pasien tersebut sudah tepat atau belum jika dikaitkan dengan status gizi sebelum
Koko : memprediksi probabilitas hasil yang lebih baik atau lebih buruk karena faktor gizi dan
Anik : Tujuan screening adalah untuk memprediksi kemungkinan antara hasil yang lebih
baik atau buruk dari faktor nutrisi dan juga kecocokan asuhan gizi yang diberikan
(sumber : Kondrup. J, dkk. 2003. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002.
adalah jika re – screening itu dilakukan secara cepat. Sedangkan monitoring dan
evaluasi itu dilakukan secara lengkap karena untuk monev assasment gizi
Tika : mencegah malnutrisi akut saat di RS dan komplikasinya (Regan Bailey, et al.CJ. Nutr,
137-421-426-2007)
Ana : rescreeening dilakukan pada orang yang tidak beresiko malnutrisi biasanya dilakukan
secara berkala untuk melihat apakah ada kemungkinan penurunan status gizi, contoh
satu minggu satu kali (KondrupJ, Allison SP, EliaM, PlauthM. ESPEN guidelines
Ana : pada orang yang beresiko malnutrisi maka akan dilakukan reassessment bukan
rescreeening karena pada orang yang malnurisi telah menerima intervensi dan
monitoring sehingga apabila terjadi perubahan status gizi maka akan dilakukan
reasssessment dan update rencana asuhan gizi (KondrupJ, Allison SP, EliaM, PlauthM.
malnutrisi, dan normal),bisa dilakukan secara berulang, tidak hanya di RS, namun di
home care, dan di komunitas masyarakat (NHS, National Patient Safety Agency.
Mayo : untuk mengidentifikasi sedini mungkin masalah yang terjadi pada individu atau
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://www.groupedenutrition.ch/pdf/NRS2002_Screening.pdf)
Kesimpulan :
Cintya : Screening gizi digunakan untuk mengidentifikasi individu yang malnutrisi, tidak malnutrisi
atau yang beresiko malnutrisi sebelum melakukan asuhan gizi. Rescreening dapat dilakukan
pada individu yang tidak beresiko malnutrisi untuk memastikan apakah idividu itu benar-
benar aman dari resiko malnutrisi atau tidak. Sedangkan reassessment dilakukan setalah
dilakukanya intervensi dan monev untuk memastikan bahwa intervensi yang dilakukan sudah
sesuai.
disimpulkan juga dapat dijadikan rujukan evaluasi berkala. (Charney, Pamela; Marian. 2008.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=10&ved=0CG0QFjAJ&url=http%3A%2F%2
7592&rct=j&q=nutrition%20screening&ei=NO1tTt7fIcnJrAfWkvT3Cg&usg=AFQjCNHqw59VV5Fi
Cintya : langkah awal dalam penanganan pasien berkaitan dengan status gizi yang dapat dilakukan
secara cepat.
4. Bagaimanakah prinsip dan syarat dari dilakukannya screening gizi ?
Zakia : cepat,umum, sering digunakan sebagai evaluasi awal oleh perawat, staf medis dan lainnya
sehingga bisa ditentukan intervensi selanjutnya (Professor Marinos Elia, The “MUST” Report,
Koko : hasilnya mudah disempulkan dan memiliki cut off (susilowati, SKM)
1. Bagaimana kondisi sekarang ? dengan tinggi dan berat diizinkan mengunakan BMI normal
range 20-25, obesity > 30, borderline underweight 18,5-2,0, undernutrition < 18,5tetapi
BMI kurang berguna apabila digunakan untuk pertumbuhan pada anak-anak, remaja dan
manula, etapi BMI baik secara keseluruhan sebagai pengukuran weight for height.
2. Apakah kondisisnya stabil ? kehilangan berat badan diperoleh dari history pasien atau
lebih baik diperoleh dari pengukuan sebelumnya yang didapat dari medical record, lebih
3. Akankah kondisinya semakin buruk ? hal ini dapat diketahui dengan intake makanan
pasien yang menurun pada saaat screeening, apabila ditemukan kekurangan intake pasien
Skenario 1|Kelompok E|11
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
dari yang dianjurkan dengan normal intake kemungkinan besar akan terjadi penurunan
berat badan.
4. Akankah penyakit menyebabkan penurunan status nutrisi ? efek samping dari penyakit
Cintya : prinsip dan syarat screening gizi secara umum dapat dilakukan dengan cepat, umum, dan
hasilnya mudah disimpulkan.
Erry : Saya setuju dengan pendapat zakia dan ana. Pendapat zakia termasuk karakteristik dari
screening gizi sedangkan pendapat ana termasuk komponen atau syarat screening gizi untuk
Kesimpulan :
Cintya : Prinsip dan syarat secara umum (prinsip dan syarat screening itu sendiri) antara lain
cepat,umum, digunakan sebagai evaluasi awal perawat, tenaga medis lainnya untuk
memnerapkan rencana yang jelas kepada pasien, misalnya diet yang dianjurkan. Adapula
prinsip dan syarat yanglebih spesifik yaitu dihubungkan dengan kondisi pasien atau individu
yang di screening.
Hana :
Kelebihan dari screening gizi adalah sederhana, cepat, efisien dan murah (Pamela charney,
PhD.RD dan Mary Mariam. MS RD.CSO, 2008. ADA Pocket guide to Nutritional Assessment
America.)
Kelemahan dari screening gizi adalah hasil dari screening tersebut tidak dapat dipakai sebagai
pegangan diagnostic. Dan apabila hasil dari screening positif, maka harus dilakukan
peralatannya sederhana dan tidak berbahaya, murah dan mudah dilaksanakan sehingga bisa
dilakukan secara berulang, Kekurangannya tidak sensitive (tidak bisa menentukan kekurangan
zat mikronutrient), dan sering terjadi bias saat pengukuran karena indikatornya terbatas dan
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-supriyadig-5275-3-pbab2.pdf)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Fibias : Menurut saya, untuk bias lebih tepat dimasukkan pada problem kesalahan yang mungkin
Erry : Menanggapi usul Lita. Menurut saya pernyataan saya yang kedua bisa tetap dimasukkan
dalam kekurangan karena dalam kalimat literatur yang saya dapat tidak terdapat macam-
macam biasnya hanya pernyataan kalo pada screening sering terjadi bias.
Kesimpulan:
- Kelebihan : sederhana, cepat, murah, resiko terhadap pasien rendah, dapat diterima.
6. Apa sajakah kesalahan yang mungkin terrjadi pada saat melakukan screening gizi ? Bagaimanakah
Koko : Kesalahan alat, kesalahan manusia, kesalahan pengukuran. Sehingga diperlukan pelatihan
bagi petugas, menggunakan alat yang sesuai, guna meminimalikan kesalahan tersebut.
Mayo : kesalahan yang mungkin terjadi dalam pengukuran, misalnya pada pengukuran tinggi
badan; pada saat dilakukan, petugas tidak memperhatikan posisi orang yang diukur, misalnya
belakang kepala, punggung, pinggul, dan tumit harus menempel di dinding, orang yang di
ukur harus dalam posisi sempurna, dan mengenakan alas kaki. Pada waktu penimbangan
berat badan, timbangan belum berada di titik nol, dacin belum dalam keadaan seimbang dan
tidak berdri tegak lurus. Kesalahan pada peralatan, diantaranya tidak menggunakan
peralatan standar, yaitu standar untuk dacin adalah kapasitasnya 20-25 kg dan ketelitiannya
0,1 kg, alat pengukur panjang badan berkapasitas 110 cm dengan skala 0,1 cm, microtoa
berkapasitas 200 cm dengan ketelitian 0,1 cm. Kesalahan yang disebabkan oleh tenaga
pengukur atau disebut measurement error, yaitu kesalahan yang disebabkan karena petugas
kurang berhati-hati atau belum mendapat pelatihan yang memadai. Kesalahan lain yang
sering terjadi adalah masalah validitas umur, yaitu kejadian dimana ibu salah mengingat
umur anaknya, sehingga dapat mempengaruhi prevalensi status gizi. Untuk mengatasinya
dalam melakukan pengukuran pada daerah yang pencatatan umurnya kurang baik, maka
sebaiknya tidak menggunakan pengukuran yang memerlukan parameter umur. Cara untuk
mengatasi kesalahan pengukuran diantaranya dengan memilih alat ukur yang sesuai dengan
apa yang ingin diukur, misalnya pengukuran tinggi badan menggunakan microtoa dan tidak
menggunakan alat ukur lain yang tidak digunakna untuk mengukur tinggi badan; membuat
prosedur baku yang harus ditaati oleh petugas pengumpul data; pelatihan petugas yang
menekankan pada ketelitian pembacaan dan pencatatan hasil secara periodic yang dipimpin
oleh petugas ahli; peneraan alat ukur secara berkala. (Supariasa, Dewa Nyoman. 2002.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Ima : Menanggapi pernyataan dari Koko, apakah pengukuran secara berulang itu memungkinkan
untuk dilakukan ?
Erry : Penggunaan referensi tata cara screening yang tidak relevan, dan tidak mengupdate cut ofsuatu
indikator karena setiap tahun cut off bisa berubah.
untuk orang tua menggunakan MNA yang berupa quesionare, di rumah sakit menggunakan
NRS 2002 serta uantuk anak-anak yang belum diketahui dengan jelas.( ESPEN guidelines for
Fibias : Timbangan berat badan, dacin, microtoise, LILA, table cut off sebagai pembanding. (Rosalind,
Gibson. 1990. Principles of Nutritionl Assesment. Oxford University Perss: New York )
Zakia : MUST (Malnutrition Universal Screening Tools) untuk dewasa, yang terdiri dari 5 langkah
b. langkah kedua : mengukur jumlah persen penurunan berat badan selama 3-6 bulan,
c. langkah ketiga : apakah penurunan asupan pasien lebih dari 50% kebutuhan, jika ya,
d. langkah keempat : menjumlahkan seluruh total score pasien dari langkah satu hingga
langkah tiga
e. langkah kelima : setelah dijumlahkan, masukkan kategori pasien ke dalam kelompok-
Anik : menanyakan apakah perbedaan antara metode dan alat yang kita maksud disini? Karena
banyak dijurnal metode yang kita maksud itu adalah “screening tool”.
Anik : mencoba menjawab analogi dari bu cleoara, bahwa yang dimaksud dengan tool adalah
MUST, MNA, dll yang didasarkan pada sasaranya misalnya untuk orangtua, dewasa, remaja,
Anik : menambahkan pernyataan ana penjelasan MNA, sasaran MNA adalah orang tua da indikator
yang digunakan adalah food intake, kehilangan BB, mobility, penyakit akut, neurofisiologi, dan
BMI. Sumber : Cant, Robin P. Investing in Patient’s Nutrition : Nutrition Risk Screening in
Ana : penggunaan MNA yaitu berupa form yang diisi berdasarkan data pasien dengan pertanyaan-
pertanyaan yang jawabanya memiliki score tertentu, kemudian score dijumlah dan
dikategorikan sesuai dengan kategori ang ada 12-14 points : normal nutrition status, 8-11
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kesimpulan :
Cintya : Tools yang dimaksud disisni adalah alat-alat yang digunakan pada saat melakukan screening
gizi, misal : dacin, timbangan, mikrotoa, pita ukur, tabel cut off sebagai pembanding. Tools
lainnya yaitu MUST, MNA, NRS, dll yang juga merupakan alat yang membantu kita dalam
Q. Seniors in the Community: Risk Evaluation for Eating and Nutrition, Version II Abbreviated
(SCREEN II-AB)
www.adaevidencelibrary.com/files/Docs/Sunday.FergusonPresentation.pdf)
Erry : metode : komponen penting untuk tanda tanda klinis, dibandingkan dengan percentill, BMI
(BB/TB), biochemical test, dietary intake. (Perry, Lin. 2007. Nutritional Screening and
http://www.nursingtimes.net/nursing-practice-clinical-research/nutritional-screening-and-
assessment/199381.article)
Hana : setuju dengan pendapat semuanya dimana di dalam metode tersebut juga dijelaskan jenis-
Ima :
1. Screening using a single index
Sensitivitas dan spesifisitas pada single index sangat dipengaruhi oleh cut off yang
digunakan. Jika cut off meningkat maka sensitifitas meningkat dan spesifisitas menurun.
Skenario 1|Kelompok E|15
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Sensitivitas, spesifisitas dan predictive value pada single index (contohnya : serum transferi,
serum albumin) rendah, karena bisa dipengaruhi oleh factor non-nutrisi. Untuk meningkatkan
Sumber : Gibson, Rosalind. 2005. Principle of Nutrition Assessment Second Edition. Oxford
Parameter :
kebanyakan serum protein yang lain dalam mengidentifikasi pasien yang gagal untuk
merespon dukungan nutrisi atau pasien yang berhasil memperoleh manfaat dari
dukungan nutrisi. Level serum albumin yang rendah dikaitkan dengan waktu rawat
inap yang lebih lama, mengurangi kemampuan untuk pulang, dan peningkatan angka
kematian.
kecukupan dari dukungan nutrisi karena serum transthyretin merespon lebih cepat
Interpretasi dari level serum protein pada pasien di rumah sakit sering
Kelebihan:
Dapat memperkirakan lamanya tinggal di rumah sakit terhadap rendahnya
serum albumin. .
Cut off
Jumlah
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Severe
Tujuan :
Parameter
1. IMT
2. Penurunan BB dalam %.
3. LILA
4. Tinggi badan
5. Berat badan
Kehilangan berat badan sebelum masuk rumah sakit dan sebelum operasi sering
BMI < 20 kg/m 2 sering digunakan sebagai indikasi dari under-nutrition dalam
praktek klinik, meskipun cut-off ini mungkin terlalu rendah, terutama untuk pasien
Kekurangan:
Banyak pasien yang kehilangan berat badan atau mengalami masalah klinis lain
atau pasien dengan masalah gizi tidak akan terdeteksi jika BMI digunakan sebagai
Kelebihan:
Cut off
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Z score
< -3 SD
> +2 SD
LILA
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Efek fungsional dari kekurangan gizi mempunyai hubungan yang signifikan dengan
dampak klinis.
Parameter :
Kerusakan termoregulasi
Kerusakan fungsi fisiologis biasanya muncul ketika < 20% protein tubuh hilang. Dari
beberapa tes fungsional yang ada, fungsi otot yang diukur dengan menggunakan kekuatan
genggaman tangan muncul dengan menjanjikan sebagai indeks dari status gizi dan resiko
post-operative tetapi masih butuh penelitian yang lebih lanjut. Untuk pasien dengan
chronic obstructive pulmonary disease, kekuatan otot diantara tulang-tulang iga kadang-
kadang juga diukur, meskipun dilaporkan mempunyai hubungan yang bertentangan dengan
malnutrisi.
Metode secara subjektif juga disertakan, sebagai contoh, skala visual yang digunakan
untuk mengukur kelelahan pasien kadang-kadang digunakan juga untuk mengukur efek dari
2. MULTIPARAMETER SCREENING
a. PNI (Prognostic Nutritional Index)
Salah satu jenis screening gizi untuk mengidentifikasi indeks-indeks status nutrisi
yang memiliki korelasi paling erat dengan malnutrisi klinik. Tujuannya untuk dapat
Keterangan :
PNI (%) = mengindikasikan resiko morbiditas dan mortalitas pada pasien post-
operasi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 10/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
test. Pasien diberi suntikan subkutan antigen tertentu dan dilihat reaksi alergi pada kulit.
Reaksi alergi dapat timbul setelah 12 menit atau dalam kurun waktu 24-72 jam. Antigen
yang digunakan adalah salah satu dari antigen mumps, candida, atau streptokinase-
Kelebihan :
menurunkan resiko terjadinya komplikasi pasca operasi, sepsis dan mortalitas bagi
- memiliki nilai sensitivitas 86%, spesifisitas 69%, dan nilai prediktif 72%.
- dapat digunakan untuk mendeteksi seberapa besar resiko komplikasi pasca operasi.
Kekurangan :
- Tidak dapat (tidak sensitif) memprediksi dampak pada pasien dengan acute abdominal
trauma.
- Tidak tepat bila digunakan untuk memprediksi pasien yang tidak menjalani operasi
-
Tidak memberikan informasi tentang jenis malnutrisi.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- Tidak bisa digunakan untuk mengukur perubahan status gizi secara akut, karena waktu
- Bukan suatu metode pengukuran level plasma protein yang simple untuk memprediksi
- Adanya parameter albumin dan transferin yang dapat dipengaruhi oleh faktor lain
Nutritional Risk Index digunakan dalam percobaan klinis yang mengevaluasi efikasi
dari nutrisi parenteral total perioperative pada pasien malnutrisi yang menjalani
NRI telah digunakan untuk menentukan resiko status gizi di beberapa penelitian.
Sebagai contoh, NRI dikatakan sensitif dan spesifik dan sebuah prediktor positif untuk
mengidentifikasi pasien yang beresiko komplikasi dalam sebuah penelitian pasien dengan
malnutrisi pada orang dewasa dalam kondisi akut yang menjalani perawatan
perioperative (sebelum pembedahan sampai pasien bisa pulang dari rumah sakit).
Menggunakan parameter kadar serum albumin, berat badan usual (BB yang stabil,
Keterangan :
Usual weight = berat badan yang stabil, pengukuran BB > 6 bulan yang lalu
Output dari metode ini adalah status gizi. Setelah dihitung, hasil perhitungan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
< 83,5
Kelebihan :
- NRI lebih baik dalam mendeteksi pasien dengan masalah gizi parah yang akan
- Tidak hanya mendeteksi adanya resiko komplikasi tetapi juga dapat menentukan
status gizi
Kekurangan :
- Harus mempunyai data albumin, BB aktual, dan BB > 6 bulan yang lalu (BB usual).
- Penggunaan terbatas (hanya dapat digunakan untuk menilai status gizi setelah
operasi).
- BB aktual dipengaruhi oleh peningkatan jumlah air dalam tubuh atau jika pasien
(older adult). NSI berhasil menaikkan tingkat kesadaran dokter, politisi dan masyarakat
diidentifikasi lebih awal, maka pemberian intervensi yang diberikan secara awal dapat
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Target grup :
NSI merupakan screening tool yang dapat digunakan untuk lansia dengan setting
Tujuan :
terhadap masalah gizi, yang mungkin dapat mempengaruhi status kesehatan pada
manula
Untuk meningkatkan gizi dan asuhan gizi digunakan sebagai perbaikan pelayanan
Untuk deteksi dini dan intervensi yang berhubungan dengan masalah gizi yang kemudian
dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi rawat inap pada rumah sakit.
Checklist
Checklist dibuat sebagai screening tool yang digunakan oleh penyedia layanan
kesehatan dan provider sosial yang bekerja pada program-progran berbasis komunitas.
Checklist disusun dan didesain dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan masalah gizi
Checklist in “DETERMINE Your Nutritional Health” yang didsarkan pada hal -hal yang
dapat membantu ingatan karena pada dasarnya parameter yang ada pada ckecklist
didasarkan pada ingatan lansia yang discreening. Checklist terdiri atas faktor-faktor yang
D: Disease
apakah ada penyakit, atau keadaan kronis, yang dapat mempengaruhi pola makan
E: Eating Poorly
makan terlalu sedikit/terlalu banyak, makan makanan yang sama selama beberapa hari,
tidak makan buah, sayur, dan dairy product minum alkohol > 1-2 kali sehari dapat
memperburuk kesehatan
kesehatan gigi, mulut, dan gusi dapat mempengaruhi pola makan pasien
E: Economic Hardship
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
M: Multiple medicines
diperhatikan
pada usia di atas 80 tahun, kelemahan semakin meningkat sehingga dapat meningkatkan
Pada form checklist ini tidak digunakan data biokimia untuk menentukan status gizi,
karena parameter biokim yang sering digunakan (seperti serum protein), dapat
memberi bulatan pada masing-masing baris yang benar-benar sesuai dengan keadaannya.
Apabila ada baris yang memang tidak sesuai dapat dibiarkan atau tidak diisi.
0-2 : Lansia dalam keadaan nutrisi yang baik. Dapat dilakukan pengecekan kembali pada
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
3-5 : Lansia mempunyai resiko sedang terhadap malnutrisi. Perlu dilakukan perubahan
Level 1 Screen
Pada Level I merupakan screening tool dengan proses identifikasi lansia yang
Dibuat untuk digunakan tenaga tidak ahli dengan beberapa petunjuk dari tenaga
ahli dan bisa membantu mengidentifikasi tanda-tanda resiko malnutrisi, lansia yang
perhitungan BMI, perubahan berat badan, kebiasaan makan, lingkungan, dan gangguan
fungsi organ. Bisa digunakan oleh tenaga kesehatan atau tenaga ahli. Jika jumlah centang
ada satu atau lebih, akan dilanjutkan pada pengukuran antropometri yang lebih komplit.
Perhitungan BMI
1. Level I diisi oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk mengisi.
2. Dari form level I dapat langsung diukur BMI lansia dengan menghubungkan /menarik
3. Lansia harus mewaspadai keadaan malnutrisi apabila BMI < 24 atau >27
4. Memberi tanda centang (√) pada pernyataan-pernyataan yang memang sesuai dengan
keadaan lansia
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Level 2 Screen
Pada Level I terdiri atas pengukuran screening yang spesifik termasuk di dalamnya
antropometri, data laboratorium, penggunaan obat, ciri-ciri klinis dan status kognitif.
Level II diisi apabila pada checklist didapatkan total score ≥ 6 atau lansia berada
dalam resiko yang tinggi terhadap malnutrisi dan apabila ada salah satu atau lebih dari
pernyaataan yang dicentang pada Level Imaka lansia berada dalam resiko malnutrisi dan
pertanyaan diagnosa yang spesifik, dan status kognitif. Menekankan pada pokok-pokok
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kelebihan :
- Untuk pengisiannya checklist dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau keluarganya
sedangkan untuk Level I dan level II dapat oleh tenaga kesehatan apa pun yang
nutrisi dan kesehatan pasien, semakin cepat dapat diberikan intervensi apabila resiko
- Berdasarkan American Family Phsycal web, NSI merupakan metode screening yang
Salah satu contoh checklist untuk penggunaan di komunitas telah dilakukan oleh
nafsu makan yang buruk, kesulitan makan, rendahnya pendapatan, makan sendiri, dan
- Sederhana, mudah, umum digunakan, fleksibel, digunakan khusus untuk lansia, valid
pada lansia dengan rawat jalan, dan data yang terkumpul dapat digunakan sebagai
skrining pada lansia serta adanya pedoman untuk melakukan tindakan preventifterhadap
masalah gizi.
Kekurangan :
- Pada form checklist hanya didesain untuk mengukur kurangnya asupan makanan, atau
adanya kehilangan zat gizi, tidak untuk mengukur kelebihan asupan makanan atau zat
- Lebih memungkinkan data pada checklist yang diperoleh kurang valid karena diisi
- Belum dibuktikan kevalidannya di Indonesia, tidak valid terhadap pasien yang sedang
rawat inap, dan fungsinya lebih baik sebagai pedoman pemberian edukasi daripada
Sumber : Mahan and Escott Stump. 2000. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kesimpulan :
Cintya : Metode screening gizi ada dua, yaitu metode dengan single parameter dan multi parameter.
Metode tetap dicantumkan, dan tidak perlu dihilangkan. Karena metode yang membantu kita
dalam mencapai tujuan yang kita inginkan. Dengan mengetahui metode yang digunakan, kita
bisa mengetahui apa saja alat-alat yang nnatinya akan kit agunakan.
9. Bagaimanakah cara melakukan screening gizi pada pasien baik yang normal dan tidak?
Cintya : Misalnya pada sesorang atau pasien yang masih dapat berdiri tegak, maka tinggi badan dapat
diukur dengan menggunakan microtoise, begitu juga dengan berat badannnya pengukuran
dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan berat badan. Namun jika tidak
memungkinkan untuk mendapatkan tinggi badan dan berat badan, misalnya pada pasien yang
sakit parah bisa dengan pengukuran lingkar lengan yang diukur dengan pita disekitar tengah
Mayo : pengukuran tinggi badan yang normal : microtoise, panjang badan; yang tidak normal : knee
height, arm spam, demi spam. Pengukuran berat badan yang normal : timbangan badan
digital, dacin; yang tidak normal : kursi digital. LiLA : menggunakan pita LiLA. Pengukuran
lingkar kepala pada anak usia 2-3 tahun untuk mendeteksi hidrosepalus, menggunakan
meteran yang terbuat dari serat kaca (fiberglass). Pengukuran skinfold pada trisep, bisep,
supskapular, suprailiaka. Pasien yang tidak normal dapat memilih salah satu metode
pengukuran skinfold. Selain itu, sebagai alternatif juga dapat diukur lengan bawah (forearm),
tulang belikat (subscapular), di tengah garis ketiak (midaxillary), sisi dada (pectoral), perut
(abdominal), paha, tempurung lutut (suprapatellar) dan pertengahan tungkai bawah. (Arisman.
2003. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC).
10. Apa sajakah indikator yang digunakan dalam melakukan screening gizi pada pasien anak-anak hingga
orang dewasa ?
sejarah penyakit yang pernah diderita , sejarah phsycososial , status ekonomi ,BMI ,sexual
Ekky :
maturation rating (SMR) , meal and snack pattern , penggunaan supplement , keamanan
pangan , allergi makanan ,praktek diet , konsumsi alkohol , aktifitas tubuh dan olahraga ,Hb
,lemak darah ,tekanan darah ( Nutrition screening , assessment adnd intervention journal )
Tika : remaja (H/W)—stunting , BMI utk umur (semua ada cut off nya)nanti tak kirimin
lengkapnya..jurnalnya masih ketlisut
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 20/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
11. Bagaimanakah cara menganalisis dan menginterpretasi data yang didapatkan dari hasil screening gizi
Ima : Cara menganalisis dan menginterpretasikan hasil dari setiap tools yang ada pada screening
akan berbeda-beda. Oleh karena itu, sebaiknya kita bedakan saja cara menganalisis dan
Fibias : Semua populasi, baik yang sehat maupun sakit. ( Charney, Pamela, PhD,RD, et all. Nutrition
Asp.x?linkIdentifier=id&item ID=4294967592)
Ima : Semua pasien harus di screening saat mereka pertama kali berhubungan dengan tenaga
kesehatan profesional, saat pertama masuk rumah sakit dan untuk pasien yang pertama kali
melakukan kunjungan ke poliklinik. Screening yang dilakukan pun harus dilakukan secara rutin
tiap 1 – 2 minggu sekali untuk pasien yang menjalani rawat inap maupun yang sedang
menjalani rawat jalan, dan lebih infrequently untuk pasien di poliklinik. ( Sumber : Lin Perry,
PhD, MSc, RGN, RNT. 2009. Using Nutritional Screening Tools To Identify MalnourishedPatients)
Kriteria kondisi pasien di rumah sakit yang beresiko besar mengalami malnutrisi dan
badab ideal, perubahan berat badan > 10% dalam 6 bulan terakhir, ketidakseimbangan
proporsi BB/TB pada anak, penyimpangan pertambahan berat badan pada ibu hamil.
operasi atau trauma jaringan lunak, trauma pada tulang, masa pertumbuhan, terapi
kortikosteroid.
c) Peningkatan kehilangan zat gizi : fistula, luka terbuka, abses, efusi, kehilangan darah kronis,
d) Penyakit kronis : diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, penyakit arteri koroner, penyakit
paru kronis, penyakit ginjal kronis, penyakit hati kronis, gagal jantung, karsinoma, kemunduran
mental, psikosis, epilepsi, rheumatoid arthritis, peptic ulcer , prolonged comatose state.
malabsorpsi, sindrome blind loop, diare parah, fistula saluran pencernaan, reseksi bagian
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
kortikosteroid, antikoagulan, MAO inhibitor, diuresis, antasid, etanol, obat kontrasepsi oral,
Sumber : Gibson, Rosalind S., 2005. Principles Of Nutritional Assessment Second Edition.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
G. HIPOTESIS
K L I N I K K O M U N I T A S
T P
I I S A I M
R U N S A
N T
P N M M N S
A A
S I
S
K A N
A W
N E A
L
A D
P
U
O
R
G
T
E
G
R
A
T
r r
e
t e
e i t
LE m l tu e
G ar M a rm
N
I a a
S P P
T
A
N A S P
I
A F L S
U
J N O N
I
U A O R
T M T P
T I T
N S N
G E N E
N I E S
I M Z V S
N N S
S I R
E G E E
E
I E E T S
S R S A
A C S N
I E
P S A R
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
H. LEARNING ISSUES
a. MUST
b. MNA
c. NRS 2002
d. MST
e. NRI
f. PNI
g. NSI
h. STAMP
diagnosis.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
diagnosis.
Penggunaan
assessment
http://courses.washington.edu/nutr526/lectures/ScreeningN526handout.ppt).
KondrupJ, Allison SP, EliaM, PlauthM. ESPEN guidelines for nutrition screening 2002. ClinNutr2003;
22(4): 415-21.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=10&ved=0CG0QFjAJ&url=http%3A%2F%2Fw
ct=j&q=nutrition%20screening&ei=NO1tTt7fIcnJrAfWkvT3Cg&usg=AFQjCNHqw59VV5FiwhympfKy
Stang, Jamie; Story, Mary, 2005, Guideliner for Adolescent Nutrition Services. Center for
Leadership, Education, and Training in Maternal in Child Nutrition Division of Epidemiology and
http://www.epi.umn.edu/let/pubs/img/adol_ch4.pdf
Suatu system yang digunakan untuk mendeteksi secara dini pada perseorangan atau
sekelompok orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi sehingga dapat diberikan intervensi
dengan cepat dan dalam skala yang besar serta dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk
mengevaluasi status gizi. Biasanya dilakukan oleh DTR, perawat, dokter, atau profesional health
(Sumber : Gibson, Rosalind. 2005. Principle of Nutrition Assessment Second Edition. Oxford
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- Untuk mengidentifikasi individu yang berisiko malnutrisi akut atau tidak pada pasien RS atau
kelompok masyarakat untuk mencegah komplikasi atau meluasnya penyakit dan juga untuk
menentukan langkah selanjutnya yaitu assessment dan asuhan gizi yang akan diberikan.
-
Screening gizi tidak hanya dilakukan saat pasien masuk rumah sakit, tetapi juga dilakukan
secara berkala pada individu yang tidak berisiko malnutrisi yang disebut dengan rescreening
Mempercepat kerja ahli gizi untuk memberikan intervensi selanjutnya karena hasilnya mudah
Prinsip Screening :
- cepat
- umum
- Sering digunakan sebagai evaluasi awal oleh perawat, staf medis dan lainnya sehingga bisa
1. Bagaimana kondisi sekarang ? dengan tinggi dan berat diizinkan mengunakan BMI normal
range 20-25, obesity > 30, borderline underweight 18,5-2,0, undernutrition < 18,5tetapi BMI
kurang berguna apabila digunakan untuk pertumbuhan pada anak-anak, remaja dan manula,
etapi BMI baik secara keseluruhan sebagai pengukuran weight for height.
2. Apakah kondisisnya stabil ? kehilangan berat badan diperoleh dari history pasien atau lebih
baik diperoleh dari pengukuan sebelumnya yang didapat dari medical record, lebih dari 5 %
3. Akankah kondisinya semakin buruk ? hal ini dapat diketahui dengan intake makanan pasien
yang menurun pada saaat screeening, apabila ditemukan kekurangan intake pasien dari yang
dianjurkan dengan normal intake kemungkinan besar akan terjadi penurunan berat badan.
4. Akankah penyakit menyebabkan penurunan status nutrisi ? efek samping dari penyakit
menyebabkan penurunan nafsu makan, peningkatan anjuran nutrisi disebabkan karena stress
a. MUST
MUST digunakan untuk orang dewasa, tapi MUST tidak efektif untuk mendeteksi
defisiensi atau keracunan oleh zat gizi mikro. MUST dapat diaplikasikan pada semua pasien
Skenario 1|Kelompok E|35
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
atau pada segala macam pelayanan kesehatan. MUST dikembangkan dari kelompok tenaga
kesehatan yang multydisciplin dan pasien untuk mendeteksi pasien yang undernourist dan
overweight.
Pengukurannya menggunakan BMI, perubahan berat badan dan disertai atau tidaknya
dengan penyakit akut atau tidak mndapat asupan makanan selama 5 hari. 3 komponen itu
mempengaruhi dari hasil pemeriksaan klinik. MUST juga memiliki pedoman untuk
menginterpretasikan hasil dari pengukuran dan saran terhadap rencana pelayanan yang akan
diberikan dimana itu bisa dimodifikasi tergantung pada kebijakan dan sumber dayanya.
Di dalam komunitas MUST 0 itu memprediksi rata-rata pasien yang masuk rumah sakit,
rawat jalan, dan menunjukkan hasil dari intervensi gizi yang telah diberikan. Pafda prakteknya
MUST itu mudah dan cepat penggunaanya dan dapat diterima baik oleh pasien maupun im
responsibility
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
b. MNA
MNA yaitu Mini Nutrition Assesment, penggunaannya untuk orang dewasa. Berupa form
yang disi berdasarkan data pasien dengan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya memiliki
score tertentu, kemudian score dijumlah dan dikategorikan sesuai dengan kategori angka ada
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
12-14 points : normal nutrition status, 8-11 points : beresiko malnutrisi, 0-7 points : malnutrisi.
Tujuan NRS 2002 adalah Untuk mendeteksi kehadiran dari kondisi undernutrition dan
resiko berkembangnya undernutrition tersebut pada pasien di Rumah sakit.NRS 2002 berisi
komponen-komponen nutrisional yang ada dalam MUST , dan tambahan berupa tingkatan
keparahan penyakit yang merefleksikan kebutuhan zat gizi yang meningkat. Untuk rumah sakit
yang memiliki sedikit pasien yang beresiko ,Isi dari NRS 2002 termasuk 4 pertanyaan sebagai
pre screening. NRS 2002 dilakukan ketika pasien masuk Rumah sakit dan dilakukan oleh stafmedis
dan perawat.
Parameter :
Keparahan penyakit
BMI
Usia lanjut
Langkah-langkah :
Keterangan :
- YA : Jika ada jawabannya “ya” untuk pertanyaandi tabel 1 maka screening pada tabel 2
diperlukan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 30/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- TIDAK : Jika jawabannya “tidak” untuk semua pertanyaan ,pasien perlu direscreening per
minggu. Jika pasien dijadwalkan untuk operasi besar , rencana asuhan gizi perlu
Tabel 2
Interpretasi :
- Jika jumlah total skor ≥ 3, maka pasien tergolong beresiko malnutrisi dan memerlukan
- Jika jumlah total skor < 3, maka dilakukan screening ulang terhadap pasien akan setiap
mingguanya. Jika pasien dijadwalkan untuk melakukan operasi/bedah mayor, maka
menghindari resiko status malnutrisi. Khusus untuk pasien lansia, total skor di atas
ditambah 1 poin.
Kelebihan :
akhir
Kekurangan :
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- Tidak memiliki yang jelas dalam penentuannya pada pertanyaan no 4 padda tabel screening
SUMBER :
- Spesial artikel (ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002)
- Kondrup J,Rasmussen HH, Hamberg O,Stanga Z, Nutritional Risk Screening (NRS 2002) : a
new methods based on a analisys of controlled clinical trial. Clinical Nutrition 2003;22 :
321/36
- Banks M . Economic Analisys of malnutrition and pressure ulcers in Queensland Hospital and
Residenttial aged care fasilities, Queensland University of Technology : brisbane .2008
MST adalah alat screening gizi yang digunakan untuk mengidentifikasi malnutrisi maupun
tidak malnutrisi. alat screening gizi lebih dianjurkan untuk pemberian asuhan gizi yang tepat
kepada pasien.
Target group:
MST merupakan screening tool yang dapat digunakan untuk pasie dewasa yang
mengalami penyakit akut dan telah divalidasi juga untuk digunakan pada pasien dalam proses
Tujuan :
Untuk mengetahui adanya resiko malnutrisi dan malnutrisi pada pasien dewasa yang
mengalami penyakit akut serta pasien yang sedang menjalani proses penyembuhan
Untuk meningkatkan gizi dan asuhan gizi digunakan sebagai perbaikan pelayanan
Isi data identitas pasien dengan lengkap untuk meminimalisasi terjadinya miss ( kesalahan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kelebihan :
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kekurangan :
Sulit untuk digunakan pada pasien dengan kesulitan komunikasi seperti delirium,
demensia,
- Nutrition 1999;15(6):458 –464. Adapted from similar work by Merrilyn Banks, APD
- Ferguson M et al. Development of a valid and reliable malnutrition screening tool for
nutrisi parenteral total perioperative pada pasien malnutrisi yang menjalani pembedahan
NRI telah digunakan untuk menentukan resiko status gizi di beberapa penelitian. Sebagai
contoh, NRI dikatakan sensitif dan spesifik dan sebuah prediktor positif untuk mengidentifikasi
pasien yang beresiko komplikasi dalam sebuah penelitian pasien dengan masalah gizi yang
malnutrisi pada orang dewasa dalam kondisi akut yang menjalani perawatan perioperative
(sebelum pembedahan sampai pasien bisa pulang dari rumah sakit). Menggunakan parameter
kadar serum albumin, berat badan usual (BB yang stabil, pengukuran > 6 bulan yang lalu), dan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Keterangan :
Usual weight = berat badan yang stabil, pengukuran BB > 6 bulan yang lalu
Output dari metode ini adalah status gizi. Setelah dihitung, hasil perhitungan
dibandingkan dengan cut off, yaitu:
< 83,5
Kelebihan :
- NRI lebih baik dalam mendeteksi pasien dengan masalah gizi parah yang akan menerima
- Pada penelitian “Resiko komplikasi pada laparotomy atau noncardiac thoracotomy”, NRI
- Tidak hanya mendeteksi adanya resiko komplikasi tetapi juga dapat menentukan status gizi
Kekurangan :
- Harus mempunyai data albumin, BB aktual, dan BB > 6 bulan yang lalu (BB usual).
- Penggunaan terbatas (hanya dapat digunakan untuk menilai status gizi setelah operasi).
- BB aktual dipengaruhi oleh peningkatan jumlah air dalam tubuh atau jika pasien menderita
Sumber : Gibson, Rosalind. 2005. Principle of Nutrition Assessment Second Edition. Oxford
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Salah satu jenis screening gizi untuk mengidentifikasi indeks-indeks status nutrisi yang
memiliki korelasi paling erat dengan malnutrisi klinik. Tujuannya untuk dapat menafsir
Dari sekian banyak parameter, ada 4 parameter yang teridentifikasi mempunyai korelasi
tinggi dengan dampak post-operasi. 4 Parameter tersebut yaitu, serum albumin, serum
Keterangan :
PNI (%) = mengindikasikan resiko morbiditas dan mortalitas pada pasien post-operasi
sitokain dan makrofag sehingga memicu inflamasi. Metodenya dengan melakukan skin test.
Pasien diberi suntikan subkutan antigen tertentu dan dilihat reaksi alergi pada kulit. Reaksi
alergi dapat timbul setelah 12 menit atau dalam kurun waktu 24-72 jam. Antigen yang
digunakan adalah salah satu dari antigen mumps, candida, atau streptokinase-streptodonase.
Penilaian adanya reaksi alergi :
Kelebihan :
menurunkan resiko terjadinya komplikasi pasca operasi, sepsis dan mortalitas bagi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- memiliki nilai sensitivitas 86%, spesifisitas 69%, dan nilai prediktif 72%.
- Dapat digunakan untuk mendeteksi seberapa besar resiko komplikasi pasca operasi.
Kekurangan :
- Tidak dapat (tidak sensitif) memprediksi dampak pada pasien dengan acute abdominal
trauma.
- Tidak tepat bila digunakan untuk memprediksi pasien yang tidak menjalani operasi
- Tidak bisa digunakan untuk mengukur perubahan status gizi secara akut, karena waktu
- Bukan suatu metode pengukuran level plasma protein yang simple untuk memprediksi
- Adanya parameter albumin dan transferin yang dapat dipengaruhi oleh faktor lain
NSI menyediakan gabungan antara screening gizi dan intervensi dini untuk lansia (older
adult). NSI berhasil menaikkan tingkat kesadaran dokter, politisi dan masyarakat umum
diidentifikasi lebih awal, maka pemberian intervensi yang diberikan secara awal dapat
Target grup :
NSI merupakan screening tool yang dapat digunakan untuk lansia dengan setting
Tujuan :
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
AKG), atau individu yang memiliki masalah kesehatan. Untuk memberikan peringatan
terhadap masalah gizi, yang mungkin dapat mempengaruhi status kesehatan pada manula
Untuk meningkatkan gizi dan asuhan gizi digunakan sebagai perbaikan pelayanan
kesehatan pada manula
Untuk deteksi dini dan intervensi yang berhubungan dengan masalah gizi yang kemudian
dapat meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi rawat inap pada rumah sakit.
Checklist
Checklist dibuat sebagai screening tool yang digunakan oleh penyedia layanan
kesehatan dan provider sosial yang bekerja pada program-progran berbasis komunitas.
Checklist disusun dan didesain dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan masalah gizi
Checklist in “DETERMINE Your Nutritional Health” yang didsarkan pada hal-hal yang
dapat membantu ingatan karena pada dasarnya parameter yang ada pada ckecklist
didasarkan pada ingatan lansia yang discreening. Checklist terdiri atas faktor-faktor yang
D: Disease
apakah ada penyakit, atau keadaan kronis, yang dapat mempengaruhi pola makan
E: Eating Poorly
makan terlalu sedikit/terlalu banyak, makan makanan yang sama selama beberapa hari,
tidak makan buah, sayur, dan dairy product minum alkohol > 1-2 kali sehari dapat
memperburuk kesehatan
E: Economic Hardship
M: Multiple medicines
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
peningkatan/penurunan BB yang tidak disadari, dapat menjadi suatu tanda yang harus
diperhatikan
Pada form checklist ini tidak digunakan data biokimia untuk menentukan status gizi,
karena parameter biokim yang sering digunakan (seperti serum protein), dapat dipengaruhi
Check list dapat diisi oleh lansia maupun keluarganya. Lansia hanya mengisikan/
memberi bulatan pada masing-masing baris yang benar-benar sesuai dengan keadaannya.
Apabila ada baris yang memang tidak sesuai dapat dibiarkan atau tidak diisi.
0-2 : Lansia dalam keadaan nutrisi yang baik. Dapat dilakukan pengecekan kembali pada
3-5 : Lansia mempunyai resiko sedang terhadap malnutrisi. Perlu dilakukan perubahan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Level 1 Screen
Pada Level I merupakan screening tool dengan proses identifikasi lansia yang
mungkin membutuhkan intervensi nutrisi yang bersifat preventive/pencegahan.
Dibuat untuk digunakan tenaga tidak ahli dengan beberapa petunjuk dari tenaga ahli
perhitungan BMI, perubahan berat badan, kebiasaan makan, lingkungan, dan gangguan
fungsi organ. Bisa digunakan oleh tenaga kesehatan atau tenaga ahli. Jika jumlah centang
ada satu atau lebih, akan dilanjutkan pada pengukuran antropometri yang lebih komplit.
Perhitungan BMI
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 40/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- Level I diisi oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi untuk mengisi.
- Dari form level I dapat langsung diukur BMI lansia dengan menghubungkan /menarik
- Lansia harus mewaspadai keadaan malnutrisi apabila BMI < 24 atau >27
- Memberi tanda centang (√) pada pernyataan-pernyataan yang memang sesuai dengan
keadaan lansia
Level 2 Screen
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Pada Level I terdiri atas pengukuran screening yang spesifik termasuk di dalamnya
antropometri, data laboratorium, penggunaan obat, ciri-ciri klinis dan status kognitif,
sedangkan level II diisi apabila pada checklist didapatkan total score ≥ 6 atau lansia berada
dalam resiko yang tinggi terhadap malnutrisi dan apabila ada salah satu atau lebih dari
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
pernyaataan yang dicentang pada Level Imaka lansia berada dalam resiko malnutrisi dan
Kelebihan :
- Untuk pengisiannya checklist dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau keluarganya
sedangkan untuk Level I dan level II dapat oleh tenaga kesehatan apa pun yang
- Singkat, sehingga tidak memberatkan pasien. Semakin cepat kita mengumpulkan data
nutrisi dan kesehatan pasien, semakin cepat dapat diberikan intervensi apabila resiko
- Berdasarkan American Family Phsycal web, NSI merupakan metode screening yang
Salah satu contoh checklist untuk penggunaan di komunitas telah dilakukan oleh Jensen
et al. mereka menemukan bahwa form checklist dapat mengidentifikasikan nafsu makan
yang buruk, kesulitan makan, rendahnya pendapatan, makan sendiri, dan depresi yang
- Sederhana, mudah, umum digunakan, fleksibel, digunakan khusus untuk lansia, valid
pada lansia dengan rawat jalan, dan data yang terkumpul dapat digunakan sebagai
skrining pada lansia serta adanya pedoman untuk melakukan tindakan preventifterhadap
masalah gizi.
Kekurangan :
- Pada form checklist hanya didesain untuk mengukur kurangnya asupan makanan, atau
adanya kehilangan zat gizi, tidak untuk mengukur kelebihan asupan makanan atau zat
- Lebih memungkinkan data pada checklist yang diperoleh kurang valid karena diisi sendiri
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- Belum dibuktikan kevalidannya di Indonesia, tidak valid terhadap pasien yang sedang
rawat inap, dan fungsinya lebih baik sebagai pedoman pemberian edukasi daripada
Sumber : Mahan and Escott Stump. 2000. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy.
Elsevier’s Health Sciences Rights Department : Philadelpia, USA.
STAMP menyediakan cara yang sederhana untuk menetukan apakah seorang anak
Catatan : STAMP hanya digunakan untuk anak-anak di rumah sakit dan tidak mendeteksi
Untuk menyelesaikan skrining STAMP kita memerlukan print-out form screening STAMP
Langkah-langkah STAMP :
1. Step 1 - Diagnosis
Langkah ini diawali dengan penggunaan tabel diagnosis untuk memutuskan apakh
kondisi anak itu memiliki implikas terhadap status gizi. Selanjutnya memBerikan skor
berdasarkan apakah anak itu terdapat masalah gizi, seperti: disfagia, atau hal-hal yang
kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti: kebiasaan makan yang salah, atau tidak
Score 2 Score 0
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
kebiasaan makan anak tersebut, Jika diperlukan dapat berkolaborasi dengan tenaga
Selanjutnya memberikan skor berdasarkan kondisi intake makanan saat ini. Masing
- Pasien mendapat intake makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan : skor
Pada langkah ini dilakukan pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan anak,
kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku acuan centile dan beri skor.
Tabel perhitungan persentil untuk anak – anak dan bayi sesuai umur dan jenis
kelamin:
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
- Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 3 kolom diberi score 3.
- Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi score 2.
- Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score 0.
Pada tahap ini, skor yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan, kemudian
hasilnya dibandingkan dengan cut off untuk menentukan risiko malnutrisi anak: berisiko
malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi tingkat sedang, atau beresiko malnutrisi
tingkat rendah.
2 –3
Pada tahap ini, terdapat saran asuhan gizi yang harus dilakukan berdasarkan hasil
a) High Risk
- Memberikan intervensi
b) Medium Risk
c) Low Risk
- Mengulangi screening setiap minggu ketika pasien anak berada pada rawat Rumah
Sakit.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 50/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 60/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 61/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kelebihan
- Dapat diaplikasikan pada anak-anak, di mana metode Screening untuk anak masih jarang-
ditemukan
- Tidak bisa mendeteksi defisiensi maupun kelebihan mikronutrient (vitamin dan mineral)
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
BAB II
A. WAKTU PELAKSANAAN
Skill Laboratorium dilaksanakan pada hari Rabu, 14 September 2011. Waktu pelaksanaan dimulai jam
08.00 WIB di Graha Medika Lantai 1.
B. PENUGASAN
Seorang ahli gizi akan melakukan screening gizi pada pasien berikut ini :
1. NY. S berusia 54 tahun, dirawat di ruang bougenville (ruang bedah) karena akan menjalani operasi
subtotal thyroidectomy. Tujuh tahun yang lalu Ny.S memiliki kelainan pada kelenjar tiroidnya
(struma). Saat dirawat di rumah sakit, nafsu makan baik, pasien tidak memiliki kesulitan menelan
maupun mengunyah, tidak terjadi perubahan berat badan (berat badan = 65 kg, tinggi badan = 168
cm), BAB lancar (tidak diare maupun konstipasi), kesadaran cukup baik, mobilisasi di tempat tidur,
2. An. AL berusia 6 th dirawat ruang anak karena Gastroenteritis dan Obs. Febris ( GE dan OF ). An. AL
memiliki alergi terhadap coklat dan kacang. Selama dirawat di rumah sakit, pasien diare sebanyak
7 kali, muntah, nafsu makan menurun, dan demam. Satu bulan yang lalu berat badan pasien 15 kg,
3. Ny. K beruia 61 thn, dirawat di rumah sakit, dengan diagnose medis CKD dn hipertensi stage 2.
Selama dirawat di rmah sakit nafsu makan pasien menuun hingga kurang dari 50 % kebutuhan.
Keadaan pasien lemah, sehingga hanya bisa mobilisasi di tempat tidur. Pasien tidak memiliki
kesulitan mengunyah maupun menelan. Berat badan 1 bulan yang lalu 50 kg, berat badan
sekarang 47 kg, dengan tinggi badan 158 cm. Kadar albumin = 2,49 g/ dl.
C. HASIL
1. Penyelesaian :
NRI
Alasan : NRI merupakan salah satu screening tools yang dapat digunakan untuk menetukan
resiko status gizi di beberapa penelitian dan spesifik juga sensitive pada pasien yang
membutuhkan laparotomy dan non cardiac thoractomy. Oleh karena itu, dalam kasus di atas,
Hitungan
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
: 6,85069 + 2710,5
: 2717,35
Interpretasi
NRI >100
< 83,5
Dari hasil perhitungan di atas, kemudian dibandingkan dengan cut off yang ada.
Menunjukan bahwa pasien masuk ke dalam cut off NRI > 100 dan dapat
2.
Score
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
≥4
Jumlah dari skor step 1, skor step 2 dan skor step 3 adalah 8, karena jumlah skor lebig dari 4,
maka malnutrisi pada An. Al diinterpretasikan berada pada level high risk.
3. Usia : 61 tahun
TB : 138 cm
BBA : 47 kg
BB : 50 kg
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Alasan : karena MNA adalah screening tool yang digunakan untuk lansia
Tahap Screeening :
1. Menyiapkan form MNA (terlampir)
2. Mentotal score
3. menganalisis
berarti pasien mengalami malnutrisi dan didukung dengan kadar albumin yang
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
BAB III
A. KESIMPULAN
1. Screening gizi adalah suatu sistem dari nutrition assessment untuk mendeteksi secara dini pada
perseorangan atau sekelompok orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi sehingga dapat
- Untuk mengidentifikasi individu yang berisiko malnutrisi akut atau tidak pada pasien RS atau
kelompok masyarakat untuk mencegah komplikasi atau meluasnya penyakit dan juga untuk
menentukan langkah selanjutnya yaitu assessment dan asuhan gizi yang akan diberikan.
- Screening gizi tidak hanya dilakukan saat pasien masuk rumah sakit, tetapi juga dilakukan
secara berkala pada individu yang tidak berisiko malnutrisi yang disebut dengan rescreening untuk
3. Manfaat screening gizi adalah Mempercepat kerja ahli gizi untuk memberikan intervensi
selanjutnya karena hasilnya mudah disimpulkan juga dapat dijadikan rujukan evaluasi berkala.
4. Prinsip screening gizi adalah cepat, umum, hasilnya mudah disimpulkan dan memiliki cut off,
sering digunakan sebagai evaluasi awal oleh perawat, staf medis dan lainnya sehingga bisa
5. Tools yang digunakan dalam screening gizi adalah MUST, MNA, NRS-2002, MST, NRI, PNI, NSI,
STAMP
B. REKOMENDASI
Skenario ini dapat menambah dan memperdalam pengetahuan sehingga mahasiswa tidak terlalu
kesulitan dalam pembahasannya. Namun, mahasiswa masih merasa kebingungan jika terdapat istilah
yang kurang dipahami dikarenakan masing-masing sumber memiliki definisi yang berbeda-beda.
Diharapkan scenario selanjutnya dapat dipertahankan mengenai tujuan pembelajaran secara lebih
spesifik.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
BAB IV
REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA
A Guide to Completing The Mini Nutritional Assessment MNA antropometri, biocemical. Clinic, dietary
Banks M . Economic Analisys of malnutrition and pressure ulcers in Queensland Hospital and Residenttial aged
Bond, 2007
Charney, Pamela; Marian. 2008. Nutrition Screening and nutritional Asssesment chapter 1.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=10&ved=0CG0QFjAJ&url=http%3A%2F%2Fwww.eatright.
eening&ei=NO1tTt7fIcnJrAfWkvT3Cg&usg=AFQjCNHqw59VV5FiwhympfKy6UW5xRRbew&sig2=hHuTtT1JuY6KJ
Clinical nutrition (2003) 22 (4) 415- 421 ESPEN Guidelines For Nutrition Screening 2002
Covened, Fall.2007. The Nutrition Care Process: Driving Effective Intervention and Outcomes. ADA Screening
guidelines for nutrition screening 202. J Kondrup, S.P Allison M, Ella B Vellas. M Paluth
Ferguson M et al. Development of a valid and reliable malnutrition screening tool for adult acute hospital
Gibson, Rosalind. 2005. Principle of Nutrition Assessment Second Edition. Oxford University Press : New York
http://courses.washington.edu/nutr526/lectures/ScreeningN526handout.ppt).
Q A A
ning&ei=NO1tTt7fIcnJrAfWkvT3Cg&usg=AFQjCNHqw59VV5FiwhympfKy6UW5xRRbew&sig2=hHuTtT1JuY6KJbu
Isenring I et al. Validity of the Malnutrition Screening tool as an effective predictor of nutritional risk in
oncology outpatients receiving chemotherapy. Supportive Care in Cancer 2006. Vol 14, No 11: 1152-1156.
Jurnal konsep dan hubungan langkah-langkah dalam proses asuhan gizi berstandard <PAGT> .Dewan Pimpinan
Kondrup J,Rasmussen HH, Hamberg O,Stanga Z, Nutritional Risk Screening (NRS 2002) : a new methods based
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Kondrup. J, dkk. 2003. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002. Rigshopitalet University Hospital
Copenhagen Denmark
KondrupJ, Allison SP, EliaM, PlauthM. ESPEN guidelines for nutrition screening 2002. ClinNutr2003; 22(4): 415-
21.
Mahan and Escott Stump. 2000. Krause’s Food Nutrition and Diet Therapy. Elsevier’s Health Sciences Rights
Department : Philadelpia, USA.
www.adaevidencelibrary.com/files/Docs/Sunday.FergusonPresentation.pdf
NHS, National Patient Safety Agency. Nutrirional Screening Structuted Investigation Project
Nutrition 1999;15(6):458 –464. Adapted from similar work by Merrilyn Banks, APD assisted by Abbott
Australasia.
assessment
Pamela charney, PhD.RD dan Mary Mariam. MS RD.CSO, 2008. ADA Pocket guide to Nutritional Assessment
America
Perry, Lin. 2007. Nutritional Screening and Assessment. St Bartolomeus School of Nursing and Midwifery, City
Nutrition. http://www.nursingtimes.net/nursing-practice-clinical-research/nutritional-screening-and-
Professor Marinos Elia, The “MUST” Report, Nutritional Screening of Adults : a multidisciplinary responsibility
Rosalind, Gibson. 1990. Principles of Nutritionl Assesment. Oxford University Perss: New York
ScreeningN526handout.ppt http://courses.washington.edu/nutr526/lectures/ScreeningN526handout.ppt
Stang, Jamie; Story, Mary, 2005, Guideliner for Adolescent Nutrition Services. Center for Leadership,
Education, and Training in Maternal in Child Nutrition Division of Epidemiology and Community Health, School
pbab2.pdf
susilowati, SKM
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 62/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
Van Veenrooij et al. Quick-and-easy nutritional screening tools to detect disease-related undernutrition in
hospital in- and outpatient settings: A systematic review of sensitivity and specificity. Clinical Nutrition 2007;
Vol 2: 21-37.
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 70/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
BAB V
TIM PENYUSUN
FASILITATOR : Eriza Fadhilah, S.Gz, M.Gz dan Cleonara Yanuar Dini S.Gz., Dietisien
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 70/72
5/13/2018 Laporan Pbl Klinik Kelompok E Skenario 1 - slidepdf.com
BAB VI
PROSES DISKUSI
- Mahasiswa mampu memahami tentang definisi, manfaat, tujuan dan prinsip dari
screening gizi
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-pbl-klinik-kelompok-e-skenario-1 72/72