Anda di halaman 1dari 26

DAFTAR ISI Daftar isi . 1 BAB I KEGIATAN DISKUSI ................................................................................................................................ 2 A. Kompetensi yang Akan Dicapai........................................................................................................ 2 B. Skenario ........................................................................................................................................... 2 C.

Daftar Unclar Term .......................................................................................................................... 3 D. Daftar Cues ...................................................................................................................................... 3 E. Daftar Problem Identificatiion ......................................................................................................... 3 F. Hasil Brainstorming DK I .................................................................................................................. 3 G. Hasil Brainstorming DK II ................................................................................................................. 6 H. Hasil Brainstorming DK III ................................................................................................................ 6 I. Hipotesis ........................................................................................................................................ 12 J. Learning Issues ............................................................................................................................... 12 K. Pembahasan Learning Issues ......................................................................................................... 13 BAB II KEGIATAN SKILL LABORATORIUM A. Waktu Pelaksanaan........................................................................................................................ 18 B. Penugasan ...................................................................................................................................... 18 C. Hasil................................................................................................................................................ 18 D. Hambatan Saat Skill Lab................................................................................................................. 23 BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Diskusi ........................................................................................................................ 24 B. Rekomendasi.................................................................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................... 25 TIM PENYUSUN ............................................................................................................................................ 26

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 1

BAB I KEGIATAN DISKUSI A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI COMPETENCIES CD 30. Melakukan penapisan gizi untuk individu B. SKENARIO Alhamdulillah Yahh.Bisa Melakukan Screening Gizi Rumah Sakit Kalpataru merupakan rumah sakit umum yang menangani kurang lebih 97 pasien dalam satu hari. Pasien yang dirawat bervariasi, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, baik yang dirawat di UGD, rawat inap, maupun rawat jalan dengan berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, sebelum memberikan asuhan gizi, ahli gizi akan melakukan screening gizi (penapisan gizi) terlebih dahulu sesuai dengan karakteristik dan penyakit pasien. C. UNCLEAR TERM NO 1 ISTILAH Screening Gizi PENGERTIAN Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau punya resiko tinggi (Kamus Kedokteran Dorland) 2 Asuhan Gizi Suatu kegiatan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan pasien akan gizi (depkes RI, 2003) 3 Rawat Jalan Pelayanan pengobatan di tempat pelayanan kesehatan dengan tidak harus menginap di tempat pelayanan kesehatan kesehatan tersebut serta tidak lebih dari 24 jam 4 Rawat Inap Pelayanan pengobatan pada penderita di fasilitas pelayanan kesehatan yang karena penyakitnya penderita tersebut harus menginap di fasilitas kesehatan (dinkes jatim) 5 6 Karakteristik Rumah Sakit Sifat tertentu dari suatu individu. Gedung tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan penyakit serta dapat mencemari lingkungan. 7 Anak-Anak 1. 2. 3. 4. 5. Prenatal: konsepsi sampai kelahiran. Babyhood: kelahiran sampai akhir minggu kedua. Infancy: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. Early childhood: 2 tahun sampai sekitar 6 tahun. Late childhood: 6 tahun sampai sekitar 10 tahun. Page 2

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

6. Puberty/ preadolescence: 10 sampai 13 tahun (untuk perempuan) atau 12 tahun sampai 14 tahun (untuk laki-laki) 8 Dewasa 1. 2. 3. 4. Adolescence: 13 tahun atau 14 tahun sampai 18 tahun. Early Adulthood: 18 tahun sampai 40 tahun. Middle Adulthood: 40 tahun sampai 60 tahun. Aging: > 60 tahun.

D. CUES 1. Mengetahui dan dapat melakukan screening gizi dengan metode yang tepat sesuai karakteristik/ factor resiko individu. 2. Mengetahui tujuan screening gizi. 3. Mampu menginterpretasikan hasil screening gizi untuk menentukan asuhan gizi. E. PROBLEM IDENTIFICATION 1. Apa itu screening gizi? 2. Apa tujuan screening gizi? 3. Apa yang perlu dilakukan sebelum screening? 4. Bagaimana metode atau langkah-langkah pelaksanaan screening gizi? Apa saja, untuk siapa saja? 5. Acuan apa yang digunakan untuk screening? 6. Data mana yang didapat duluan, data screening atau data penyakit? 7. Ada berapa kelompok screening gizi setelah di interpretasikan? 8. Apa saja instrument yang diperlukan dalam screening gizi? data apa saja yang perlu didapat dalam screening gizi ? 9. Siapa yang berwenang melakukan screening gizi? 10. Perbedaan screening gizi dengan assessment? 11. Perbedaan screening gizi dengan screening medis? 12. Kelebihan dan kekurangan setiap metode screening gizi? 13. Kelebihan dan kekurangan screening gizi? F. BRAINSTORMING DK I Senin, 12 September 2011 UNCLEAR TERMS 1. Screening Gizi Rosyida : Pemeriksaan secara cepat untuk mengetahui status gizi.

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 3

Alwiyah

: Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau punya resiko tinggi (Kamus Saku Kedokteran, Dorland)

2. Asuhan Gizi Valetina Chandra 3. Rawat Jalan Rahmiria Widya Stefi 4. Rawat Inap Novita Alwiyah 5. Karakteristik Novita Devi 6. Rumah Sakit Rosyida : Tempat dimana orang sakit dirawat (Kamus Oxford). : Menggolongkan atau membedakan. : Menggolongkan atau membedakan berdasarkan kondisi tubuhnya. : Orang sakit dibawah penanganan atau pengawasan medis selama 24 jam. : Biasanya di rumah sakit atau puskesmas. : Orang sakit yang masih dalam pengawasan tenaga medis tapi tidak dirawat dirumah sakit. : control ke rumah sakit/puskesmas. : Tindakan yang dilakukan ahli gizi kepada pasien berdasar status gizi pasien tersebut. : Juga berdasar pada keadaan pasien seperti data ekonomi, dll.

CUES Prasilia Alwiyah Lutvita Chandra Prasilia Chandra KESIMPULAN: 1. Mengetahui dan dapat melakukan screening gizi dengan metode yang tepat sesuai karakteristik dan atau factor resiko individu. 2. Mengetahui tujuan screening gizi. 3. Mampu menginterpretasikan hasil screening gizi untuk menentukan asuhan gizi. : Mengetahui dan dapat melakukan screening gizi dengan metode yang tepat. : Menambahkan dari prasilia, terhadap individu. : Menambahkan dari Prasilia dan Alwiyah, karakteristik, penyakit atau factor resiko. : Mengetahui tujuan dari screening gizi : Mampu mengiterpretasikan hasil screening gizi. : Menambahkan dari Prasilia, untuk menentukan asuhan gizi.

PROBLEM IDENTIFICATION 1. Apa itu screening gizi? Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G Page 4

Rosyida Alwiyah

: Pemeriksaan secara cepat untuk mengetahui status gizi. : Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau punya resiko tinggi (Kamus Saku Kedokteran, Dorland)

2. Apa tujuan screening gizi? Rahmiria : Pemeriksaan secara cepat yang tujuannya untuk mendiagnosis penyakit penyakit untuk mendapatkan data untuk melakukan asuhan gizi. Alwiyah : Sesuai dengan keadaan patologis pasien, patologis kan berhubungan dengan penyakit, untuk diagnosa sementara berdasar keluhan pasien. Firas : Screening=Assessment, untuk mendiagnosa pasien menderita penyakit apa, selanjutnya melakukan intervensi dan monev. Widya : Untuk antisipasi missal pada korban bencana, untuk menyediakan obat-obatan dan konsumsi yang diperlukan. 3. Apa yang perlu dilakukan sebelum screening? Rani Rahmiria Devi Chandra : Liat kondisi pasien dulu. : Apa beda screening gizi dan screening medis? : Kita lebih mentingin screening gizi, karena untuk kebutuhan nutrisinya. : Screening medis lebih dari data biokimia untuk melakukan tindakan medis.

4. Siapa yang berwenang melakukan screening gizi? Valetina Alwiyah Devi : Ahli gizi : Orang yang pernah mendapat dan mendalami ilmu gizi dan sudah disertifikasi. : Sudah mendapatkan pelatihan khusus dan sudah di standarisasi.

5. Perbedaan screening gizi dengan assessment? Valetina HIPOTESA Pasien masuk Kondisi pasien Sadar Parah/ tidak sadar UGD : Assessment sama dengan pengukuran, screening di dalam assessment.

Metode, alat, orang

Screening

screening

Rawat inap/ rawat jalan

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 5

G. BRAINSTORMING DK II & III Selasa, 13 September 2011 1. Screening Gizi Rani Lutvita Alwiyah : Proses untuk mengidentifikasi masalah gizi dan factor resiko (Krause, edisi 12) : Kegiatan memilih dan memilah populasi berdasarkan status gizi (Kamus Gizi, 2010) : Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau punya resiko tinggi (Dorland, Kamus Saku Kedokteran) 2. Asuhan Gizi Rosyida 3. Rawat Jalan Devi : Pelayanan pengobatan di tempat pelayanan kesehatan dengan tidak harus menginap di tempat pelayanan kesehatan tersebut (Dinkes Jatim) Rahmiria : Menambahkan dari Devi, tidak lebih dari 24 jam (Etimurdani, 2003) : Suatu kegiatan ilmiah untuk memenuhi kebutuhan pasien akan gizi (Depkes RI, 2003).

Kesimpulan: Pelayanan pengobatan di tempat pelayanan kesehatan dengan tidak harus menginap di tempat pelayanan kesehatan tersebut serta tidak lebih dari 24 jam. 4. Rawat Inap Widya : Pelayanan pengobatan pada penderita di fasilitas pelayanan kesehatan yang karena penyakitnya penderita tersebut harus menginap di fasilitas kesehatan (Dinkes Jatim) 5. Karakteristik Valetina Alwiyah Lutvita : Sifat yang khas (John, Kamus Bahasa Inggris) : Mempunyai kekhususan sesuai dengan perwatakan tertentu (KBBI) :Ciri-ciri individu yang terdiri dari demografi seperti jenis kelamin, umur, status social, dll. (Widianingrum, 1999) Kesimpulan : Sifat khas dari suatu individu. 6. Rumah Sakit Rosyida : Gedung tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah kesehatan. (KBBI, 2011) Lutvita : Sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan (Depkes RI, 2004)

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 6

Kesimpulan : Gedung tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan dan dapat menjadi tempat penularan penyakit serta dapat mencemari lingkungan. 7. Anak-Anak Lutvita : dibagi menjadi 6 kategori, yaitu A. Prenatal B. Babyhood C. Infancy D. Early childhood E. Late Childhood : Konsepsi sampai kelahiran. : Kelahiran sampai akhir minggu kedua : akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua : 2-6 tahun : 6-10 tahun

F. Puberty/Preadolescence: 10-13 tahun (Perempuan) atau 12-14 tahun (Laki-Laki) (Hurlock, 1980) 8. Dewasa Lutvita : pembagian dewasa menurut usia, yaitu A. Adolescence B. Early Adulthood C. Middle Adulthood D. Aging (Hurlock, 1980) PROBLEM IDENTIFICATION 1. Screening Gizi Rani Lutvita Alwiyah : Proses untuk mengidentifikasi masalah gizi dan factor resiko (Krause, edisi 12) : Kegiatan memilih dan memilah populasi berdasarkan status gizi (Kamus Gizi, 2010) : Pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau punya resiko tinggi (Dorland, Kamus Saku Kedokteran) 2. Tujuan Screening Gizi Rahmiria : Mengidentifikasi pada resiko gizi buruk, sehingga dapat segera memberikan intervensi. (Maree ferguson, 2010) Novita : Memperkirakan kemungkinan terjadinya perbaikan atau keadaan gizi yang memburuk yang disebabkan factor nutrisi dan apakah perawatan gizi mempengaruhinya (espen,) : 13 atau 14 sampai 18 tahun. : 18-40 tahun : 40-60 tahun. : > 60 tahun.

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 7

Rosyida

: Mengurangi morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) dari penyakit dengan pengobatan dini (screening) terhadap kasus yang ditemukan (johan Harlan,2006)

Rani

: Identifikasi secara cepat pada individu yang malnutrisi atau mengalami resiko penyakit gizi dan menentukan apakah diperlukan assessment lanjut yang lebih detail. (Krause, Edisi 12)

Screening merupakan primer prevention, secondary prevention, tersier prevention? primer prevention: orang sehat secondary prevention : baru sembuh dari sakit tersier prevention : penderita penyakit tertentu KESIMPULAN : Screening masuk ke Secondary Prevention karena pada secondary prevention upaya yang dilakukan adalah Pencarian penderita secara dini dan aktif. 3. Tahapan Sebelum Melakukan Screening Rosyida : a. Tentukan penyakit apa yang akan dilakukan screening b. Uji screening dapat dilaksanakan dalam bentuk: Pertanyaan anamnesis, Pemeriksaan fisik, Prosedur, dan Uji Laboratorium. (Johan Harlan, 2006) Kelompok : 1. Identifikasi Pasien 2. Menentukan metode yang digunakan 4, 8 dan 12. Bagaimana metode/ langkah2 pelaksanaan screening gizi? apa saja, untuk siapa saja? Rahmiria :

a. MUST (Malnutrition Universal Screening Tools) untuk Remaja/ adult (18+) yang malnutrisi, beresiko malnutrisi, atau obese. langkah-langkah: - ukur TB dan BB untuk menetukan BMI lalu diberikan score sesuai grafik. - tulis persen weightloss yang tidak diinginkan dan berikan score sesuai dg tabel lalu cocokan dengan grafik - tentukan efek penyakit akut dan berikan score - tambahkan score dari langkah 1, 2 dan 3 (BAPEN, the MUST explanatory booklet) - Gunakan Petunjuk yang tersedia untuk menentukan rencana penanganan/terapi. Kelebihan : Rosyida Prasilia Firas Kekurangan : Alwiyah : Harus mempunyai 2 indikator untuk menentukan BMI, missal BB dan TB Page 8 : Metodenya praktis/ sederhana : Mudah dan cepat : Murah

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Lutvita Valetina

: Tidak dapat digunakan untuk selain remaja : Tidak dapat mendeteksi kelebihan intake vitamin dan mineral. (BAPEN, the MUST explanatory booklet)

Devi

b. NRS (Nutrition Risk Screening) 2002 untuk pasien dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Komponen yg dihitung (instrument) : BMI, weighloss,appetite, ability to eat, stress factor. Sudah mencakup MUST tetapi ditambah dengan beberapa factor. Kelebihan : Chandra Kekurangan : Firas Novita Rahmiria Novita : pasien lupa data pribadi beberapa bulan sebelumnya : anak-anak susah diwawancarai tentang appetite, dll : seorang pasien dengan diagnosis tertentu belum tentu memiliki category yang sama : : Lebih akurat dibandingkan dengan MUST

c. MNA (Mini Nutritional Assessment ) untuk lansia (usia 65+) dikembangkan untuk mendeteksi malnutrisi pada lansia. Kelebihan : Rosyida Lutvita : memiliki sensitivitas dan spesificitas tinggi dibandingkan nutritional methode yang lain : Dapat digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosa malnutrisi di rumahsakit, panti wreda, praktik pribadi, home care. Alwiyah Rani Kekurangan : Widya Alwiyah : Tidak dapat digunakan untuk lansia yang tinggal sendiri. : : bisa digunakan sebagai nutritional follow up, harga murah, mudah dilakukan : tidak membutuhkan data laboratorium.

d. PNI (Prognostic Nutritional Indeks) PNI digunakan untuk pasien post-operative. Instrumen/ komponen yang digunakan :Triceps skinfold thickness, serum albumin, serum transferring. Kelebihan : Alwiyah Novita Kekurangan : Alwiyah : spesivisitasnya rendah, harganya mahal, waktunya lama Page 9 : Memiliki sensitivitas tinggi : Dapat mendiagnosa malnutrisi

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Rahmiria Valetina Rosyida Chandra

: hanya digunakan untuk orang sakit : tidak bisa mendeteksi malnutrisi : Kenapa tidak bisa mendeteksi malnutrisi, tapi bisa mendiagnosa malnutrisi? : Karena metode ini untuk orang yang dioperasi, jadi kita tidak bisa melihat riwayat gizi yang dulu.

Prasilia

e. MST ( Malnutrition Screening Tools) untuk dewasa. Parameter/ instrument yang digunakan : kehilangan berat badan dan intake makanan cara menghitung: 0-1= intake 0-4 = kehilangan BB Total score >= 2 beresiko malnutrisi Kelebihan : Mudah dilakukan

5. Acuan apa yang digunakan untuk screening? Rosyida : WHO-NCHS, dengan indicator BB/TB, BB/U, IMT, LiLa, dll. (Depkes RI) BB/U gizi lebih : > +2SD Gizi baik : -2SD (+2SD) Gizi kurang : < -2SD ( - 3SD) Gizi Buruk : < (-3SD) BB/TB gemuk : > + 2SD Normal : -2SD (+2SD) Kurus : < - 2SD (-3SD) Kurus sekali : < (-3SD) TB/U normal : 2SD Pendek : < 2SD IMT kurus tingkat berat : < 17,0 Kurus tingkat ringan : 17,0 18,5 Normal : > 18,7 25,0 Gemuk tingkat ringan : > 25,0 27,0 Gemuk tingkat berat : > 27,0 6. Data mana yang didapat duluan, data screening atau data penyakit? Kelompok : Data penyakit. Karena data screening diperoleh setelah melakukan screening, sedangkan data penyakit diperoleh sebelum melakukan screening. Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G Page 10

7. Ada berapa kelompok screening gizi setelah di interpretasikan? Rosyida : 5, Gizi Lebih, Baik, Sedang, Kurang dan Buruk (Susilowati, 2008)

9. Siapa yang berwenang melakukan screening gizi? Rosyida Devi : perawat dan dietitian (Almatsier,2005) : kolaborasi antara semua petugas kesehatan.

10. Perbedaan screening gizi dengan assessment? Valetina : Tipe dan jangkauan info yang diperoleh (assessment lebih banyak) Latar belakang pendidikan tenaga (assessment lebih banyak) Waktu berbeda, proses berbeda. Biaya berbeda. 11. Perbedaan screening gizi dengan screening medis? Firas : Screening gizi yang melakukan ahli gizi, outputnya status gizi, yang didiagnosa gizi Screening medis dokter, ahli medis dll, outputnya penyakitnya apa, baru didiagnosa medisnya 12. Kelebihan dan kekurangan screening gizi? Rosyida : Kelebihan: Sederhana, Efisien, Cepat, Relatif murah, Resiko terhadap pasien rendah Kekurangan: tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit (Pamela Charey,dkk, 2008)

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 11

H. Hipotesa Pasien masuk RS

Rawat inap

Rawat jalan

UGD

Data awal pasien

Penentuan metode screening gizi

Pelaksanaan screening gizi berdasar metode yang telah ditetapkan

Hasil Screening Gizi

At risk

Not At risk

Assessment lanjutan

Tanpa penanganan khusus

I. Learning Issues 1. Pengertian Screening Gizi 2. Tujuan Screening Gizi 3. Tahapan Screening Gizi 4. Pelaku Screening Gizi 5. Metode Screening Gizi 6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Screening Gizi 7. Kelebihan dan Kekurangan Screening Gizi

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 12

J. Penjelasan Learning Issues 1. Screening gizi adalah suatu proses identifikasi masalah gizi dan factor resiko pada individu atau sekelompok orang secara cepat untuk memperoleh hasil yang dapat digunakan untuk langkah selanjutnya yaitu asuhan gizi. Screening masuk ke dalam Secondary Prevention karena pada secondary prevention upaya yang dilakukan adalah Pencarian penderita secara dini dan aktif. 2. Tujuan screening gizi adalah untuk mengidentifikasi atau memperkirakan masalah gizi yang dialami oleh individu dan untuk menentukan apakah diperlukan assessment lanjut yang lebih detail. 3. Langkah- langkah dalam melakukan screening gizi yaitu: a. b. Identifikasi pasien (factor demografi seperti nama, usia, BB/TB, IMT, riwayat penyakit, dll) Menentukan metode yang sesuai dengan pasien yang akan di screening. Metode ini disesuaikan dengan spesifikasi yang dimiliki oleh metode tersebut. Misalnya anak- anak maka sebaiknya menggunakan metode yang memang lebih khusus untuk anak-anak agar hasil yang diperoleh lebih akurat. 4. Yang dapat melakukan screening gizi adalah ahli gizi yang telah mendapat pelatihan sebelumnya dan mampu memberikan screening gizi serta telah memiliki sertifikasi. 5. Metode Screening Gizi a. MUST (malnutrition Universal Screening Tools) Metode ini digunakan untuk screening pada Remaja/ adult (18+) yang malnutrisi, beresiko malnutrisi, atau obese. Langkah-langkah: - ukur TB dan BB untuk menetukan BMI lalu diberikan score sesuai grafik. - tulis persen weightloss yang tidak diinginkan dan berikan score sesuai dg tabel lalu cocokan dengan grafik - tentukan efek penyakit akut dan berikan score - tambahkan score dari langkah 1, 2 dan 3 (BAPEN, the MUST explanatory booklet) - Gunakan Petunjuk yang tersedia untuk menentukan rencana penanganan/terapi. Kelebihan : Metodenya praktis/ sederhana, Mudah dan cepat, Murah, dapat digunakan di rumah sakit ataupun komunitas. Kekurangan : Harus mempunyai 2 indikator untuk menentukan BMI, missal BB dan TB, digunakan untuk selain remaja, Tidak dapat mendeteksi kelebihan intake vitamin dan mineral. (BAPEN, the MUST explanatory booklet)

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 13

b. NRS (Nutrition Risk Screening) 2002 Metode ini digunakan untuk pasien dewasa dan anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Komponen yg dihitung (instrument) : BMI, weighloss,appetite, ability to eat, stress factor. Sudah mencakup MUST tetapi ditambah dengan beberapa factor. Kelebihan : Lebih akurat dibandingkan dengan MUST

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 14

Kekurangan : pasien lupa data pribadi beberapa bulan sebelumnya, anak-anak susah diwawancarai tentang appetite, dll, seorang pasien dengan diagnosis tertentu belum tentu memiliki category yang sama.

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 15

c. MNA (Mini Nutritional Assessment ) Metode ini digunakan untuk lansia (usia 65+) dikembangkan untuk mendeteksi malnutrisi pada lansia. Kelebihan : memiliki sensitivitas dan spesificitas tinggi dibandingkan nutritional methode yang lain, Dapat digunakan untuk mendeteksi dan mendiagnosa malnutrisi di rumahsakit, panti wreda, praktik pribadi, home care, bisa digunakan sebagai nutritional follow up, harga murah, mudah dilakukan dan tidak membutuhkan data laboratorium. Kekurangan : Tidak dapat digunakan untuk lansia yang tinggal sendiri.

d. PNI (Prognostic Nutritional Indeks) PNI digunakan untuk pasien post-operative. Instrumen/ komponen yang digunakan : Triceps skinfold thickness, serum albumin, serum transferring. Kelebihan : Memiliki sensitivitas tinggi, Dapat mendiagnosa malnutrisi Kekurangan : spesivisitasnya rendah, harganya mahal, waktunya lama, hanya digunakan untuk orang sakit, tidak bisa mendeteksi malnutrisi. e. MST ( Malnutrition Screening Tools) Metode ini digunakan untuk dewasa. Akurat dalam memprediksi malnutrisi, simple, cepat dan mudah digunakan. Parameter/ instrument yang digunakan : kehilangan berat badan dan intake makanan. Cara menghitung: 0-1= intake Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G Page 16

0-4 = kehilangan BB Total score 2 beresiko malnutrisi

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 17

6. Kelebihan dan kekurangan screening gizi Kelebihan : Sederhana, Efisien, Cepat, Relatif murah, Resiko terhadap pasien rendah. Kekurangan : tidak dapat digunakan untuk mendiagnosa penyakit (Pamela Charey,dkk, 2008)

BAB II KEGIATAN SKILL LABORATORIUM A. Waktu Pelaksanaan Hari Tanggal Waktu B. Penugasan Seorang ahli gizi akan melakukan skrining gizi pada pasien berikut ini : a. Ny. S berusia 54 th, dirawat di ruang bougenvil (ruang bedah) karena akan menjalani operasi subtotal thyroidectomy. Tujuh tahun yang lalu Ny. S memiliki kelainan pada kelenjar thyroidnya (struma). Saat dirawat di rumah sakit, nafsu makan pasien baik, pasien tidak memiliki kesulitan menelan maupun mengunyah, tidak terjadi perubahan berat badan (BB: 65kg, TB : 168 cm), BAB lancer (tidak diare/konstipasi), kesadaran cukup baik, mobilisasi di tempat tidur. Kadar albumin : 4,51 g/dl b. An. AL di rawat di ruang anak karena gastroenteritis dan Obs. Febris (GE dan OF). An AL memiliki alergi terhadap cokelat dan kacang. Selama di rawat di rumah sakit, pasien diare sebanyak 7 kali, muntah, nafsu makan menurun, dan demam. Satu bulan yang lalu berat badan pasien 15 kg, berat badan sekarang 14 kg, dan tinggi badan 101 cm. c. Ny. K berusia 61 th dirawat di rumah sakit, dengan diagnose medis CKD dan hipertensi stage 2. Selama dirawat di rumah sakit, nafsu makan pasien menurun hingga kurang dari 50% kebutuhan. Keadaan pasien lemah, sehingga hanya bisa mobilisasi di tempat tidur. Pasien tidak memiliki kesulitan mengunyah, maupun menelan. Berat badan 1 bulan yang lalu 50 kg, BB sekarang 47 kg, dengan tinggi badan 158 cm. kadar albumin 2,49 gr/dl C. Hasil 1. Metode Screening Gizi Nutrition Risk Screen (NRS) Target group Tool comprises stress factor) Instrument : Form : Pasien anak-anak dan dewasa di rumah sakit : 5 sections (BMI/percentile chart, weight loss, appetite, abilty to eat/retain food, : Rabu : 14 September 2011 : 08.30 13.30 WIB

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 18

Form Metode NRS Table 1 Initial Screening Yes 1 Is BMI <20.5? Has the patient lost weight within 2 the last 3 months? Has the patient had a reduced 3 dietary intake in the last week? Is the patient severely ill? (e.g. in 4 intensive therapy) V V V No V

Yes : If the answer is Yes to any question, the screening in Table 2 is performed. No : If the answer is No to all questions, the patient is re-screened at weekly intervals. If the patient e.g. is scheduled for a major operation, a preventive nutritional care plan is considered to avoid the associated risk status. Setelah dilakukan skrining dengan mengisi form di atas. Langkah selanjutnya adalah membuat Preventive Nutritional Care Plan. Rencana asuhan gizi ini bertujuan untuk mempertahankan status gizi pasien dan menurunkan resiko komplikasi. 2. Metode screening gizi yang digunakan adalah STAMP (Screening Tool for the Assessment of Malnutrition in Pediatric) 1. Diagnosis

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 19

2. Nutritional Intake

3. Weight and Height

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 20

4. Overall risk of Malnutrition

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 21

5. Care plan

Kesimpulan 1. Possible nutritional implication 2. Recently decreased.or poor nutritional intake 3. > 3 centile spaces/ 3 columns apart (or weight < 2nd centile) = 2 = 2 = 3+ 7 4. Overall risk of malnutrition (high risk = 4) 5. Care plan - Take action - Refer the child to a Dietitian, nutritional support team, or consultant - Monitor as per care plan 3. Metode Screening Gizi Mini Nutritional Assessment (MNA) Target group : Pasien usia lanjut (60 tahun ke atas)

Tool comprises : 6 sections (BMI, recent weight loss, mobility, ccognitive/mood state, appetite an eating.) Instrument : Form Screening A. Has food intake declined over the past 3 months due to loss of appetite, digestive problems, chewing or swalolowing difficulties? 0 = severe decrease in food intake 1 = moderate decrease in food intake 2 = no decrease in food intake B. Weight loss during the last 3 months 0 = weight loss greater than 3 kg 1 = does not know Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G Page 22 2 1

2 = weight loss between 1 and 3 kg 3 = no weight loss C. Mobility 0 = bed or chair bound 1 = able to get out of bed/chair but does not go out 2 = goes out D. Has suffered psychological stress or acute disease in the past 3 months? 0 = yes 2 = no E. Neuropsychological problems 0 = severe dementia or depression 1 = mild dementia 2 = no psychological F. Body Mass Index (BMI) (weight in kg) / (height in m2) 0 = BMI less than 19 1 = BMI 19 to less than 21 2 = BMI 21 to less than 23 3 = BMI 23 or greater 0 2 0 0

Sreening score (max. 14 points) 12 14 points : Normal nutritional status 8 11 points : At risk of malnutrition 0 7 points : Malnourished D. Hambatan saat Skill Lab Kebingungan menentukan metode screening yang cocok untuk setiap kasus Perbedaan pendapat antar anggota kelompok

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 23

BAB III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Diskusi - Screening gizi merupakan 1 tahapan penting sebelum melakukan asuhan gizi. Screening gizi adalah suatu proses identifikasi masalah gizi dan factor resiko pada individu atau sekelompok orang secara cepat untuk memperoleh hasil yang dapat digunakan untuk langkah selanjutnya yaitu asuhan gizi. Screening gizi dapat dilakukan oleh seorang ahli gizi/ dietsyen yang telah mendapat pelatihan dan sudah terstandardisasi. - Tujuan screening gizi adalah untuk mengidentifikasi atau memperkirakan masalah gizi yang dialami oleh individu dan untuk menentukan apakah diperlukan assessment lanjut yang lebih detail. - Langkah- langkah dalam melakukan screening gizi yaitu: 1. 2. Identifikasi pasien (factor demografi seperti nama, usia, BB/TB, IMT, riwayat penyakit, dll) Menentukan metode yang sesuai dengan pasien yang akan di screening.

- Metode- metode dalam screening gizi adalah MUST (Malnutrition Universal Screening Tools), NRS (Nutrition Risk Screening) 2002, MNA (Mini Nutritional Assessment), STAMP (Screening Tools For The Assessment of Malnutrition in Pediatric), PNI (Prognostic Nutritional Indeks) dan MST ( Malnutrition Screening Tools). B. Rekomendasi

Scenario yang diberikan ini memang merupakan satu hal penting yang wajib diketahui dan dipahami oleh mahasiswa gizi karena sesuai dengan salah satu kompetensi wajib yang harus dimiliki. Harapannya untuk scenario selanjutnya bisa semakin meningkatkan pengetahuan dan pemahaman dari mahasiswa gizi sebagai bekal untuk terjun di masyarakat.

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 24

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, Sunita. 2007. Penuntun Diet. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta Asosiasi Dietisien Indonesia. 2009. Konsep dan Hubungan Langkah-langkah dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) atau Standardized Nutrition Care Process [pdf]. BAPEN. 2010. Malnutrition Universal Screening Tool [pdf]. BAPEN. Table 1. Characteristics of Selected Screening Tools [pdf]. BAPEN. Table 2. Validity of Nutrition Risk Screening Tools [pdf]. BAPEN. Table 3. Reliability of Nutrition Risk Screening Tools [pdf]. Charney, Pamela & Marian, Mary. 2008. Nutrition Screening and Nutrition Assessment [pdf]. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur. 2004. Definisi Operasional Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota Propinsi Jawa Timur [pdf]. Ferguson, Maree. 2009. Nutrition Screening Evidence Analysis Project [pdf]. Hurlock, Elizabeth (1980). A Life Span Approach. 5th ed. McGraw-Hill, Inc. J. Kondrup et al. 2003. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002. Clinical Nutrition (2003) 22(4): 415-421 Mahan, L. Kathleen, Sylvia Escott-Stump, et al. 2008. Krauses Food and Nutrition Therapy. 12e. Elsevier Inc Mueller, Charles, dkk. 2011. A.S.P.E.N. Clinical Guidelines, Nutrition Screening, Assessment, and Intervention in Adults. Journal of Parenteral and Enteral Nutrition Nestle Nutrition Institute. A guide to completing the Mini Nutritional Assessment MNA (pdf) NHS Foundation Trust. 2010. Screening Tools For The Assessment of Malnutrition in Pediatric. Central Manchester University Hospital. Pamela, Charney. 2008. Nutriition Screening and Nutrition Assessment. Malnutrition Universal Screening Tool. www.Bapen.org.uk Queensland Health Dietitians. 2009. Validated Malnutrition Screening Tools: Comparison Guide. http://www.health.qld.gov.au/masters/copyright.asp. Rosalind S. Gibson. 2005. Principles of Nutritional assessment 2nd edition. Oxford University Press : New York. Sandjaja, dkk. 2010. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan keluarga. Kompas : Jakarta Stang, Jamie. Nutrition Screening, Assessment and Intervention.

http://www.epi.umn.edu/let/pubs/adolbook.shtm

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 25

TIM PENYUSUN

Ketua :

Candra Nuryanto

(0910733018) (0910730089) (0910730083)

Sekretaris : Firas Fakkar Afif Lutvita Yuniar R Anggota : Widya Stefiarista Novita Putri Diantanti Rani Rahmasari T Rahmiria Larasati Rosyida Awalia Safitri Valettina Dwi Putri Devi Chandra Prasilia Suci R Alwiyah M Kuddah Fasilitator : Eva Putri A

(0910730074) (0910730075) (0910730076) (0910730077) (0910730078) (0910730082) (0910730088) (0910730091) (0910733017)

Week 1- Scenario Clinic 1_Kelompok G

Page 26

Anda mungkin juga menyukai