Judul Praktikum
Mengidentifikasi benang dan kain dari kapas yang telah dimerser baik yang
telah maupun yang tidak dicelup, secara kuantitatif dan kualitatif.
3. Dasar Teori
Pada suhu 100 °C dalam vacuum. Dapat menghasilkan BaO. Barium hidroksida
biasanya digunakan untuk kimia analisa dalam titrasi untuk asam lemah, biasanya
untuk asam organik. Dalam larutan jernih dapat dipastikan tidak mengandung
karbonat, seperti dalam sodium hidroksida dan potassium hidroksida , sebagai
barium karbonat. Biasanya digunakan phenolphthalein sebagai indicator, tanpa
haruskhawatir adanya ion karbonat.
Kekuatan tarik,
Higroskopisitas (moisture regain)
Daya serap terhadap zat warna dan
Reaktifitasnya terhadap pereaksi-pereaksi kimia.
Bahan: Alat:
5. Cara Kerja
5.1. Pengerjaan pendahuluan
Contoh uji dan bahan pembanding kemudian dimasukkan kedalam larutan enzyme
pelarut kanji 3% dalam air suling hingga semua bahan terendam dan dipanaskan
sampai suhu 60˚C dan pemanasan dijaga pada suhu tersebut sampai 1 jam.
Larutan enzyme kemudian dibuang da bahan –bahan dicuci. Setelah bahan bebas
dari kanji dan bahan – bahan penyempurnaan kemudian dikerjakan sebagai
berikut.
5.2. Pengujian
Dari tiap –tiap contoh uji dan bahan pembanding yang telah dilakukan
pengerjaan pendahuluan ditimbang seberat 2 gram dan masukkan kedalam
erlenmeyer tutup asah 250 ml.
Kedalam masing-masing erlenmeyer dimasukkan 30 ml barium hidroksida
0,25 N dan juga kedalam 2 buah erlenmeyer kosong untuk pengujian balnko,
dengan menggunakan pipet gondok 30 ml.
Setelah penambahan barium hidroksida segera erlenmeyer tersebut ditutup
dan diletakkan diatas penangas air pada suhu kamar (0 – 25 ˚C) selam paling
sedikit 2 jam dan sering dikocok-kocok.
Setelah 2 jam dari masing – masing larutan tersebut termasuk juga larutan
blanko diambil 10 ml dan dititrasi dengan asam klorida 0,1 N dengan indikator
fenolftalin.
Dari hasil titrasi tersebut dapat dihitung perbandingan antara jumlah barium
hidroksida yang terserap oleh contoh uji dengan yang diserap oleh bahan
pembanding. Hasil perbandingan ini dikalikan dengan 100 didapatkan angka
aktivitas barium.
6. Hasil Pengamatan
a = titrasi blanko
𝑎−𝑏 b = titrasi contoh uji
BAN = 𝑎−𝑐 𝑥 100%
c = titrasi pembanding
Benang
Angka aktivitas barium 100 -105 menunjukkan contoh uji tidak dimerser
Angka aktivitas barium 106 -120 menunjukkan contoh uji dimerser lemah
Angka aktivitas barium > 120 menunjukkan contoh uji dimerser
Kain
Angka aktivitas barium 100 -105 menunjukkan contoh uji tidak dimerser
Angka aktivitas barium 100 -115 menunjukkan contoh uj dimerser lemah
Angka aktivitas barium > 116 menunjukkan contoh uji dimerser
𝑎−𝑏
Titrasi II : 23,5 mL BAN = 𝑎−𝑐 𝑥 100
1,85
= 1,8
𝑥 100
= 102,77
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
Merdoko, Wibowo dkk. 1975. Evaluasi Tekstil (Bagian Kimia). Bandung: Institut
Teknologi Tekstil.
Rahayu, Hariyanti dkk. 2005. Pedoman Praktikum Evaluasi Kimia Tekstil 1.
Bandung: Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil.