Selain hal-hal tersebut, rekam medis pasien rawat inap juga dilengkapi dengan
beberapa tambahan, antara lain
LAIN2
D. Tujuan Rekam Medis
Rekam medis memiliki beberapa tujuan yang sering disingkat dengan
“ALFRED” (administrative, legal, financial, riset, education, documentation). Hatta
(1986) dalam Sarake (2013), menjelaskan hal tersebut sebagai berikut
1. Administrasi
aspek administrasi berkaitan dengan isi rekam medis tentang tindakan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan sesuai kompetensi dan
kewenangannya.
2. Legal
Aspek legal berkaitan dengan isi rekam medis tentang adanya jaminan
kepastian hukm dan penyediaan barang bukti dalam penegakan keadilan.
3. Financial
Aspek financial berkaitan dengan isi rekam medis yang mengandung data/
informasi tentang pembiayaan
4. Riset
Aspek riset berkaitan dengan isi rekam medis yang dapat digunakan
dalam penelitian dan pengembangan imu pengetahuan di bidang
kesehatan.
5. Education
Aspek education berkaitan dengan isi rekam medis tentang perkembangan
kronologis dan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien.
6. Dokumentation
Aspek documentation berkaitan dengan isi rekam medis yang dapat
dijadikan pengingat, pertanggungjawaban, dan laporan rumah sakit.
E. Sistem Penomoran Rekam Medis
Penomoran rekam medis dilakukan sesuai dengan nomor pasien masuk
(admission numbering system) yang bertujuan untuk mempermudah dalam
penyimpanan. menurut Sarake (2013), terdapat tiga macam sistem penomoran rekam
medis berdasarkan admission numbering system, antara lain
1. Penomoran secara seri (serial numbering system)
Sistem penomoran ini memberikan pasien nomor baru setiap kali
kunjungan. Nomor tersebut wajib dituliskan pada kartu indeks utama
pasien (kiup). Selanjutnya rekam medis disimpan menurut nomor tersebut.
2. Penomoran secara unit (unit numbering system)
Sistem penomoran ini memberikan pasien hanya satu unit rekam medis
dengan satu nomor (admitting number) pada kunjungan pertama dan akan
dipakai selamanya pada kunjungan yang berikutnya.
3. Penomoran secara serial unit (serian unit numbering system)
Sistem penomoran ini merupakan gabungan dari sistem penomoran seri
dan unit. Dalam sistem penomoran ini setiap kunjungan pasien akan
diberikan satu nomor baru. Rekam medis yang terdahulu digabungkan
dengan rekam medis yang baru dan disimpan di bawah nomor yang paling
baru.
F. Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Rekam medis wajib disimpan dan dijaga kerahasiaannya oleh dokter, dokter
gigi, dan pimpinan sarana kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan tetang rekam
medis menyebutkan batas penyimpanan rekam medis paling lama lima tahun,
sedangkan resume rekam medis paling sedikit 25 tahun (Konsil Kedokteran
Indonesia, 2006).
Menurut Sarake (2013), rekam medis dapat disimpan menurut sistem
numerikal. Terdapat 3 macam sistem penyimpanan numerik, yaitu
1. Sistem nomor langsung (straight numerical filling system)
Penyimpanan rekam medis dilakukan dalam rak secara berurutan sesuai
dengan urutan nomor rekam medis.
2. Sistem angka terakhir (terminal digit filling system)
Penyimpanan rekam medis dilakukan
3. Sistem angka tengah
Penyimpanan rekam medis dilakukan
Selanjutnya rekam medis dapat disimpan secara umum dengan dua cara, yaitu
1. Sentralisasi
Penyimpanan rekam medis dilakukan dalam satu kesatuan di bagian rekam
medis.
2. Desentralisasi
Penyimpanan rekam medis dilakukan pada masing-masing unit pelayanan.
Dapus
1. Bakar, 2012
2. Hanafiah dan amir, 1999
3. Hatta, 1986
4. Permenkes nomor 269
5. Permenkes nomor 749
6. Quendangen, dkk., 2007
7. Sarake, 2013
8. Sjamsuhidajat, dkk., 2006
9. Uu no 29 th 2004