S1 – 3B
Menu
Skip to content
Beranda
Author
Materi Kuliah
FOLLOW ME~
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan
tentang pos baru melalui surat elektronik.
Ikuti
META
Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI PADA LAKI-LAKI
DISUSUN OLEH :
ADIKA ALRIANA (131.0002)
DWI NIKA HARTANTI (131.0028)
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015-2016
ANATOMI PADA SISTEM REPRODUKSI LAKI – LAKI
1. Skrotum adalah kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia, dan otot polos yang
membungkus dan menopang testis diluar tubuh pada suhu optimum untuk produksi
spermatozoa.
Dua kantong skrotal, setiap skrotal berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum
internal.
Otot dartos adalah lapisan serabut dalam fasia dasar yang berkontraksi untuk membentuk
kerutan pada kulit skrotal sebagai respon terhadap udara dingin atau eksitasi seksual.
2. Testis adalah organ lunak, berbentuk oval dengan panjang 4 cm sampai 5 cm (1,5 inci
sampai 2 inci) dan berdiameter 2,5 cm (1 inci)
Tunika albuginea adalah kapsul jaringan ikat yang membungkus testis dan merentang ke
arah dalam untuk membaginya menjadi sekitar 250 lobulus.
Tunika seminiferous, tempat berlangsungnya spermatogenesis, terlilit dalam lobules.
Epitelium germinal khusus yang melapisi tubulus seminiferus mengandung sel-sel batang
(spermatogonia) yang kemudian menjadi sperma; sel-sel Sertoli yang menopang dan
memberi nutrisi sperma yang sedang berkembang; dan sel-sel intetisial (leydig), yang
memiliki fungsi endokrin.
3. Duktus pada saluran reproduksi laki-laki membawa sperma matur dari testis ke bagian
eksterior tubuh.
Dalam testis, sperma bergerak ke lumen tubulus seminiferus, kemudian menuju
ke tubulus rekti (tubulus lurus). Dari tubulus rekti, sperma kemudian menuju jarring-
jaring kanal rete testisyang bersambungan dengan 10 sampai 15 duktulus eferen yang
muncul dari bagian atas testis.
Epididimis adalah tuba terlilit yang panjangnya mencapai 20 kaki (4 m sampai 6 m) yang
terletak di sepanjang sisi posterior testis. Bagian ini menerima sperma dari duktus eferen.
1. Epididimis menimpan sperma dan mampu mempertahankannya sampai enam
minggu. Selama enam minggu tersebut, sperma akan menjadi motil, matur sempurna,
dan mampu melakukan fertilisasi.
2. Selama eksitasi seksual, lapisan otot polos dalam dinding epididimal berkontraksi
untuk mendorong sperma ke dalam duktus eferen.
Duktus eferen adalah kelanjutan epididimis. Duktus ini adalah tuba lurus yang terletak
dalam korda spermatik yang juga mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik,
saraf SSO, otot kremaster, dan jaringan ikat. Masing-masing duktuds deferen
meninggalkan skrotum, menanjak menuju dinding abdominal kanal inguinal. Duktus ini
mengalir di balik kandung kemih bagian bawah untuk bergabung dengan duktus
ejakulator.
Duktus ejakulator pada kedua sisi terbentuk dari pertemuan pembesaran (ampula) di
bagian ujung duktus deferen dan duktus dari vesikel seminalis. Setiap duktus ejakulator
panjangnya mencapai sekitar 2 cm dan menembus kelenjar prostat untuk bergabung
dengan uretra yang berasal dari kandung kemih.
Uretra merentang dari kandung kemih sampai ujung penis dan terdiri dari tiga bagian.
1. Uretra Prostatik merentang mulai dari bagian dasar kandung kemih, menembus
prostat dan menerima sekresi kelenjar tersebut.
2. Uretra membranosa panjangnya mencapai 1 cm sampai 2 cm. bagian ini di kelilingi
sfingter uretra eksternal.
3. Uretra penis (kavernous, berspons) di kelilingi oleh jaringan erektil bersepon
(korpus spongiosum). Bagian ini membesar ke dalam fosa navicularis sebelum
berakhir pada mulut uretraeksternal dalam glans penis.
4. Kelenjar aksesoris
1. Sepasang vesikel seminalis adalah kantong terkonvolusi (berkelok-kelok) yang bermuara
ke dalam duktus ejakulator. Sekretnya adalah cairan kental dan basa yang kaya akan
fruktosa, berfungsi untuk memberi nutrisi dan melindungi Setengah lebih sekresi
vesikel seminalis adalah semen (cairan sperma yang meninggalkan tubuh).
2. Kelenjar prostat menyelubungi uretra saat keluar dari kandung kemih. Sekresi prostat
bermuara ke dalam uretra prostatic setelah 15 sampai 30 duktus prostatic.
Prostat mengeluarkan cairan basa menyerupai susu yang menetralisir asiditas vagina
selama senggama dan meningkatkan motilitas sperma yang akan optimum pada pH
6,0 sampai 6,5.
Kelenjar prostat membesar saat remaja dan mencapai ukuran optimalnya pada laki-
laki yang berusia 20-an. Pada banyak laki-laki, ukurannya trus bertambah seiring
pertambahan usia. Saat berusia 70 tahun, dua pertiga dari semua laki-laki mengalami
pembesaran prostat yang menganggu perkemihan.
3. Sepasang kelenjar bulbouretral (Cowper) adalah kelenjar kecil yang ukuran dan
bentuknya menyerupai kacang polong. Kelenjar ini mensekresi cairan basa yang
mengandung mucus ke dalam uretra penis untuk melumasi dan melindungi serta
ditambahkan pada semen.
5. Penis terdiri 3 bagian: akar, badan dan glans penis yang membesar yang banyak
mengandung ujung-ujung saraf sensorik. Organ ini berfungsi untuk tempat keluar urine dan
semen serta sebagai organ kopulasi.
1. Kulit penis tipis dan tidak berambut kecuali di dekat akar korban. Prepusium (kulup)
adalah lipatan sirkular kulit longgar yang merentang menutupi glans penis kecuali jika
diangkat melalui sirkumsisi. Korona adalah ujung proksimal glans penis.
2. Badan penis dibentuk dari tiga massa jaringan erektil silindris; dua korpus
karvenosum dan satu korpus spongiosun ventral di sekitar uretra.
3. Jaringan erektil adalah jaring-jaring ruang darah irregular (venosasinusoid) yang
diperdarahi oleh arterior aferen dan kapilar, di grainase oleh venula dan dikelilingi jaringan
rapat yang disebut tunika albuginea
4. Korpus karvenosum dikelilingi oleh jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea
b. Sel Sertoli menyebar dari epitelium sampai lumen tubulus. Fungsi-fungsinya antara
lain :
Sel Sertoli secara mekanis menyokong dan memberi nutrisispermatozoa dalam proses
pematangan.
Sel Sertoli mensekresi inhibitor duktus mullerian, yaitu sejenis glikoprotein yang diproduksi
selama perkembangan embrionik pada saluran reproduksi laki-laki. Zat ini menyebabkan atrofi
duktus mullerian pada genetic laki-laki.
Sel Sertoli mensekresi protein pengikat androgen untuk merespon folikel stimulating
hormone (FSH) yang dilepas kelenjar hipofisis anterior. Protein mengikat testosterone dan
membantu mempertahankan tingkat konsentrasi tinggi cairan tersebut dalam tubulus
seminiferus. Testosteron menstimulasi spermatogenesis.
Sel Sertoli mensekresi inhibin, suatu protein yang mengeluarkan efek umpan balik negatif
terhadap sekresi FSH oleh kelenjar hipofisis anterior.
Sel Sertoli mensekresi antigen H-Y, yaitu protein permukaan membrane sel yang penting
untuk menginduksi proses diferensiasi testis pada genetik laki-laki.
c. Sel Intertisial (leydig) mensekresi androgen (testosteron dan dihidrotestosteron). Sel-sel
intertisial ini menghilang enam bulan setelah lahir dan muncul kembali saat awitan pubertas
karena pengaruh hormone gonadotropin dari kelenjar hipofisis
d. Proses spermatogenesis
2. Mekanisme ereksi penis. Ereksi adalah slah satu fungsi vascular korpus karvenosum
dibawah pengendalian SSO.
1. Jika penis lunak, stimulus simpatis terhadap arterior penis menyebabkan konstriksi
sebagian organ ini, sehingga aliran darahb y6ang melalui penis tetap dan hanya sedikit
darah yang masuk kesinusoid kavernosum.
2. Saat stimulasi mental atau seksual, stimulus parasimpatis menyebabkan vasodilatasi
arterior yang memasuki penis. Lebih banyak darah yang memasuki vena dibandingkan
yang dapat didrainase vena.
3. Sinusoid korpus kavernosum berdistensi karena berisi darah dan menekan vena yang
dikelilingi tunika albuginea non distensi.
4. Setelah ejakulasi, impuls simpatis menyebakan terjadinya vasokonstriksi arteri dan darah
akan mengalir ke vena untuk dibawah menjauhi korpus. Penis mengalami detumesensi,
atau kembali ke kondisi lunak.
3. Enjakulasi disertai orgasme merupakan titik kulminasi aksi seksual pada laki-laki. Semen
diejeksikan melalui serangkaian semprotan.
1. Implus simpatis dari pusat refleks medulla spinalis menjalar di sepanjang saraf spinal
lumbal (L1 dan L2) menuju organ genital dan menyebabkan kontraksi peristaltik dalam
duktus testis, epididimis, dan duktus deferen. Kontraksi ini menggerakkan sperma di
sepanjang saluan.
2. Implus parasimpatis menjalar pada saraf pudendal dan menyebabkan otot
bulbokavernosum pada dasar penis berkontraksi secara berirama.
3. Kontraksi yang stimulan pada vesikelseminalis, prostat,dan kelenjar bulbouretral
menyebabkan terjadinya sekresi cairan seminal yang bercampur dengan sperma untuk
Report this ad
Bagikan ini:
Twitter
Facebook
Google
Cari
Cari untuk:
TULISAN TERAKHIR
S S R K J S M
« Des
1 2 3
4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
Juli 2016
KOMENTAR TERBARU
Blog di WordPress.com.
Ikuti