Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KARAKTERISASI KIMIA MATERIAL KUALITATIF


FOURIER TRANSFORM INFRARED SPECTROSCOPY (FTIR)

NAMA : FIRDAUS AGUSTHA


NPM : 1606827675
KELOMPOK : 33

LABORATORIUM METALURGI KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2018
I. Alat dan Bahan
1. Spektrofotometer FTIR
2. Sampel
3. Sampel Holder
4. Komputer
5. Software analisa grafik FTIR

II. Prinsip Kerja

Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).


spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi inframerah
merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan radiasi
elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 -1.000 μm atau
pada bilangan gelombang 13.000 -10 cm-1.

Prinsip kerja spektrofotometer infra merah adalah sama dengan


spektrofotometer yang lainnya yakni interaksi energi dengan suatu materi.
Spektroskopi inframerah berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang
frekuensi 400-4000 cm-1, di mana cm-1 yang dikenal sebagai wavenumber
(1/wavelength), yang merupakan ukuran unit untuk frekuensi. Untuk menghasilkan
spektrum inframerah, radiasi yang mengandung semua frekuensi di wilayah IR
dilewatkan melalui sampel. Mereka frekuensi yang diserap muncul sebagai penurunan
sinyal yang terdeteksi. Informasi ini ditampilkan sebagai spektrum radiasi.

Spektroskopi inframerah sangat berguna untuk analisis kualitatif (identifikasi)


dari senyawa organik karena spektrum yang unik yang dihasilkan oleh setiap organik
zat dengan puncak struktural yang sesuai dengan fitur yang berbeda. Selain itu,
masing-masing kelompok fungsional menyerap sinar inframerah pada frekuensi yang
unik. Sebagai contoh, sebuah gugus karbonil, C = O, selalu menyerap sinar
inframerah pada 1670-1780 cm-1, yang menyebabkan ikatan karbonil untuk
meregangkan (Silverstein, 2002).

Atom-atom di dalam suatu molekul tidak diam melainkan bervibrasi


(bergetar). Ikatan kimia yang menghubungkan dua atom dapat dimisalkan sebagai dua
bola yang dihubungkan oleh suatu pegas. Bila radiasi inframerah dilewatkan melalui
suatu cuplikan maka molekul-molekulnya dapat menyerap (mengabsorpsi) energi dan
terjadilah transisi di antara tingkat vibrasi dasar dan tingkat tereksitasi. Contoh suatu
ikatan C-H yang bervibrasi 90 triliun kali dalam satu detik harus menyerap radiasi
inframerah pada frekuensi tersebut untuk pindah ketingkat vibrasi tereksitasi pertama.
Pengabsorpsian energi pada frekuensi dapat dideteksi oleh spektrofotometer infra
merah yang memplot jumlah radiasi infra merah yang akan memberikan informasi
enting tentang tentang gugus fungsional suatu molekul (Blanchard, A Arthur, 1986).

Spestroskopi inframerah merupakan salah satu teknik spektroskopi yang


didasarkan pada penyerapan inframerah oleh senyawa. Karena spectrum IR memiliki
panjang gelombang yang lebih panjang dari panjang gelombang yang lain maka
energi yang dihasilkan oleh spectrum ini lebih kecil dan hanya mampu menyebabkan
vibrasi atom-atom pda senyawa yang menyerapnya. Daerah radisai sinar inframerah
terbagi menjadi 3 antara lain:

1. Daerah IR dekat (13000-4000 cm-1)

2. Daerah IR tengah (4000-200 cm-1)

3. Daerah IR jauh (200-10 cm-1)

Kebanyakan analisis kimia berada pada daerah IR tengah. IR jauh digunakan


untuk menganalisis zat organik,anorganik dan organologam yang memiliki atom berat
(massa atom diatas 19). Sedangkan IR dekat menganalisis kuantitatif dengan
kecepatan tinggi. Karena panjang gelombang IR lebih pendek dari panjang
gelombang sinar tampak ataupun sinar UV maka energi IR tidak mampu
mentransisikan elektron ,melainkan hanya menyebabkan molekul hanya bergetar.
Setiap molekul memiliki harga energi tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energi
dari sinar IR maka tingkatrn energi didalam molekul itu akan tereksitasi ketingkatan
energi yang lebih tinggi. Sesuai dengan energi yang diserap maka yang akan terjadi
pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan
energi rotasi. Interksi ini terjadi dengan syarat adnya perubahan momen dipol sebagai
akibat dari vibrasi. Radiasi medan listrik berubah –ubah akan berinteraksi dengan
molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo salah satu gerakan molekul.
Selain itu energi yang dihasilkan oleh sianr IR harus sesuai dengan energi yang
dibutuhkan oleh atom untuk bervibrasi. Senyawa seperti O2 dan N2 tidak memiliki
perubahn mimen dipole dalam vibrasinya sehingga tidak dapt mengadsropsi sinar IR
(Earnshaw A, 1997).
Pengukuran berdasarkan pada vibrasi suatu molekul, adanya interaksi molekul
dengan radiasi elektromagnetik. FTIR digunakan untuk analisa kualitatif yaitu untuk
mengetahui ikatan kimia yang dapat ditentukan dari spectra vibrasi yang dihasilkan
oleh suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu.

III. Cara Kerja


1. Menyiapkan sampel berupa padatan
2. Menyalakan instrument spektrofotometer IR
3. Mengklik 2x pada icon “Spectrum” setelah inisialisasi selesai
4. Meletakkan sampel pada sampel holder tepat di tengah agar dapat dilewati sinar
IR dari alat FTIR
5. Mengencangkan penghalang sinar di atas sampel agar sinar terfokus pada sampel
6. Mengklik menu Instrument, lalu memilih scan
7. Memasukan nama pada Name dari spectrum yang akan disimpan pada halaman
Sample
8. Memasukan rentang Range, Scan, Type, Duration pada halaman Scan
9. Melakukan analisa grafik
10. Menyimpan data

IV. Analisis Data Grafik atau Gambar


a.

Grafik atau Gambar


b. Hasil Data

No Wave Number [cm-1 ] %TM Intensitas


1 3332,58 89 Weak
2 2918,06 93 Weak
3 2113,50 97 Weak
4 1980,96 97 Weak
5 1645,72 95 Weak
6 1424,13 85 Weak
7 1315,68 89 Weak
8 1244,15 91 weak
9 1159,65 84 Weak
10 1103,89 78 Weak
11 1051,65 70 Medium
12 1028,33 68 Medium
13 897,06 87 Weak
14 871,54 82 Weak
15 557,50 72 Medium
16 435,11 72 Medium
Berikut adalah table dari wave number untuk setiap gugus fungsional.

Pencocokan grafik dengan table di atas memberikan hasil ditemukannya gugus


fungsi amina (N-H), alkena (-C=C-), alkana (-C-H), C-N, dan cincin aromatik.
V. Kesimpulan

Sample merupakan senyawa yang mengandung gugus fungsi amina (N-H),


alkena (-C=C-), alkana (-C-H), C-N, dan cincin aromatik karena memenuhi range
wave number dengan transmitansi yang sesuai dengan literatur yang merupakan
karakteristik dari struktur kimia sampelnya. Kemungkinan sampel mengandung
senyawa anilin.

Anilin

VI. Referensi

1. Modul Praktikum Karakterisasi Material


Kualitatif

2. http://www2.ups.edu/faculty/hanson/Spectroscopy/IR/IRfrequencies.html

Anda mungkin juga menyukai