Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan di bumi ini PH dan kelembaban merupakan unsur penting
bagi manusia, hewan, maupun tumbuhan. PH dan kelembaban udara juga
menentukan bagaimana makhluk tersebut dapat beradaptasi dengan lingkungannya.
Di Indonesia, perhatian dan kerjasama antara para ahli klimatologi dengan ahli
pertanian semakin meningkat terutama dalam rangka menunjang produksi tanaman
pangan. Tanah merupakan elemen dasar yang tidak terpisahkan dalam dunia
pertanian. Tanpa adanya tanah mustahil kita bisa menanam padi, palawija, sayuran,
buah-buahan maupun kehutanan meskipun saat ini telah banyak dikembangkan
sistim bercocok tanam tanpa tanah, misalnya Hidroponik, Airoponik dan lain-lain,
tetapi apabila usaha budidaya tanaman dalam skala luas masih lebih ekonomis dan
efisien menggunakan media tanah. Mengingat pentingnya peranan tanah dalam
usahatani, maka pengelolaan tanah untuk usahatani haruslah dilakukan sebaik
mungkin guna menjaga kesuburan tanahnya. Tanah yang memenuhi syarat agar
pertumbuhan tanaman bisa optimal tentulah harus memiliki kandungan unsur hara
yang cukup,mengandung banyak bahan organik yang menguntungkan
Dalam bidang pertanian kelembaban tanah biasanya digunakan untuk
meningkatkan produktifitas dan perkembangan tumbuhan budidaya. Dengan
mengetahui PH tanah yang ada di lingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan,
kita dapat menentukkan pemilihan jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman
bakau yang ditanam pada daerah yang berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan
berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal, sebaliknya jika bakau tersebut
di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau
tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini yaitu sebagai berikut
Mengetahui pH tanah dan kelembaban tanah pada beberapa lokasi yang berbeda
Nama : Muhammad Hafaz
NPM: 240110150038

BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan akan membahas tentang pengukuran pH


dan kelembaban tanah di beberapa lokasi yang berbeda. Lahan yang pertama di
samping Dekanat memiliki ph secara berurutan dari ulangan pertama sampe ke lima
secara berurutan yaitu 5,7 ; 5,6 ; 5,2 ; 4,6 ; 6 dan setelah di rata- rata menghasilkan
5,42. Di samping FTIP pH ysng dihasilkan yaitu 4,5 ; 5,4 ; 5,5 ; 4,5 ; 6 yang
menghasilkan rata-rata 5. Dan gazebo depan menghasilkan pH yaitu 4,2 ; 4,7 ; 4,4
; 4,3 ; 4,6 dengan rata rata 4,4. pH tanah sebagai indikasi keasaman tanah/lahan
merupakan salah satu parameter dalam keberhasilan dalam suksesnya bercocok
tanam ataupun berkebun, karena berbagai alasan seperti ketidak tahuan mengenai
pH tanah yang ideal untuk komoditi yang sedang diusahakan. Keasaman tanah
mutlak untuk dikontrol dengan berbagai alasannya yaitu mengoptimalkan kondisi
tanah sehingga benar benar ideal bagi pertumbuhan komoditi tanaman yang sedang
diusahakan. Kondisi pH tanah adalah satu dari sejumlah kondisi lingkungan yang
mempengaruhi kualitas pertumbuhan tanaman. Tanah yang mendekati pH netral
atau sedikit asam, umumnya dianggap ideal untuk kebanyakan tanaman. Dengan
beberapa pengecualian pada beberapa jenis tanaman, dapat tumbuh di mana saja
pada kisaran pH 3,5 – 10,0. Tanah dengan tingkat pH pada kisaran 6,0-7,0 tidak
memerlukan perlakuan khusus untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Berdasarkan literatur yang praktikan baca bahwa tanaman yang cocok untuk ph
asam yaitu mulai dari ph 5,00 sampai 6,00 yaitu kentang, kacang tanah, wortel,
talas, ketimun waluh, arbei, bunga kol, semangka.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah kejenuhan basa, sifat
misel, dan macam kation yang terserap. Didaerah basah pencucian dengan mudah
melenyapkan Na karena daya ikatannya pada tanah pertukaran tidak kuat. Adanya
pengaruh garam-garam terlarut didalam tanah yang mengendap secar alami dalam
tanah didaerah-daerah kering, atau sebagai akibat penambahan irigasi. Kemasaman
tanah merupakan salah satu sifat yang penting. Sebab terdapat hubungan pH dengan
ketersediaan usr hara; juga terdapat beberapa hubungan antara ph dan semua
pembentukan serta sifat-sifat tanah.
Faktor-faktor lain yang kadangkala mempengaruhi pH tanah terutama
didaerah industri, antara lain adalah sulfur yang merupakan hasil sampingan dari
industri gas, yang jika bereaksi dengan air akan menghasilkan asam sulfur, dan
asam nitrit yang secara alami merupakan komponen renik dari air hujan. Hujan
asam juga terjadi sebagai akibat meningkatnya penggunaan dan pembakaran fosil-
fosil padat yang menimbulkan gas-gas sulfur dan nitrogen, yang kemudian bereaksi
dengan air hujan. Perbedaan kelembaban tanah permukaan dapat membantu
mengoptimalkan pengelolaan tanah dalam suatu penggunaan lahan, sehingga
produktifitas dapat dipertahankan. Selain itu, keadaan iklim sekarang tidak
menentu karena dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang sangat cepat dan sulit
untuk mengetahui kapan musim kemarau ataupun musim penghujan sehingga
memiliki dampak pada hampir seluruh bidang. Musim kemarau tanah sawah akan
mengering dan kandungan kelembaban tanah kecil hanya tanaman tertentu yang
dapat tumbuh dengan masa tertentu. sedangkan saat musim hujan tanah sawah yang
kering tersebut akan dialiri oleh air dan masuk kedalam tanah melalui rekahan –
rekahan tanah sehingga akan menjadi lembab, tetapi jika terus – menerus mendapat
aliran air maka tanah sawah tersebut akan terhanyut ataupun tergenang oleh air.
Nama: Muhammad Hafaz
NPM: 240110150038

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu
1. Kadar asam pada tanah merupakan faktor lain yang mempengaruhi
menurunnya tingkat kesuburan tanah selain cara pengolahan
2. pH Tanah sebagai indikasi keasaman tanah/lahan merupakan salah satu
parameter dalam keberhasilan dalam suksesnya bercocok tanam
3. Kelembaban tanah permukaan dapat membantu mengoptimalkan
pengelolaan tanah dalam suatu penggunaan lahan, sehingga produktifitas
dapat dipertahankanz
4. Tanah yang mendekati pH netral atau sedikit asam, umumnya dianggap
ideal untuk kebanyakan tanaman

6.2. Saran
Adapun saran yang didapat pada praktikum ini adalah:
1. Praktikan sebaiknya mempelajari terlebih dahulu apa yang akan dilakukan
pada saat praktikum agar praktikum terselenggara dengan baik.
2. Sebaiknya praktikan berhati-hati dalam pengukuran agar tidak terjadi
kesalahan hasil yang diukur.
3. Alat yang digunakan sebaiknya diperiksa terlebih dahulu sebelum
melakukan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai