Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia industri, bahan hasil pertanian yang sudah dipanen. Akan
dilanjutkan ke proses selanjutnya setelah mengalami tahapan pembersihan, sortasi
dan grading untuk dikelompokkan berdasarkan ukuran dan kualtiasnya. Biasanya
konsumen ingin mendapatkan ukuran yang tidak sesuai dengan proses grading atau
hal lain. Untuk mendapatkan produk yang yang lebih mudah untuk diaplikasikan
atau lebih tahan lama bisa digunakan pengecilan ukuran.
Pengecilan ukuran merupakan salah satu tahapan dari beberapa proses
lainnya dalam mata rantai penanganan hasil pertanian. Tujuan dari pengecilan
ukuran adalah memperluas permukaan bahan hasil pertanian agar proses
penanganan selanjutnya dapat berlangsung secara efektif.. Terdapat beberapa
klasifikasi dalam pemotongan ukuran yaitu bahan padat dan bahan cair. Pengecilan
ukuran ini tidak hanya mengecilkan tapi mengubah wujud yang sebelumnya padat
akan menjadi halus. Setelah itu biasanya langsung dikonsumsi atau diolah kembali
untuk dijadikan produk lain. Hal tersebut dikarenakan bahan hasil pertanian
sebelum diproses umumnya memiliki ukuran dan bentuk yang terlalu besar untuk
proses penanganan selanjutnya, maka itu bahan-bahan hasil pertanian tersebut perlu
diperkecil melalui proses pengecilan ukuran. Dan terdapat keuntungan lain dalam
proses pengecilan ukura ini yaitu meningkatkan nilai ekonomis suatu produk yang
bisa mengefesienkan suatu kemasan produk dan meningkatkan kualitas produka
hasil bahan pertanian.
Maka perlu dilakukan pengamatan mengenai pengukuran dan perhitungan
kinerja mesin dengan meperhatikan beberapa aspek yaitu banyaknya hasil dan
rendemen hasil proses pengencilan tersebut. Oleh karena itu, praktikan pada
praktikum kali ini dengan menganalisis mesin proses penanganan bahan hasil
pertanian yaitu mesin pengecilan ukuran. Hal tersebut dimaksudkan agar praktikan
untuk dapat lebih memahami lebih dalam dan bisa diaplikasikan dalam kehidupan
sehari hari.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum Pengecilan Ukuran Hasil Pertanian ini adalah
Mengukur dan mengamati pengecilan ukuran bahan hasil pertanian dengan
mengkaji performansi mesin, kapasitas throughout, kapasitas output dan rendemen
hasil pengecilan ukuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengecilan ukuran
Pengecilan ukuran adalah proses penghancuran atau pemotongan suatu
bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan
padat (solid) bisa dihancurkan dengan delapan atau sembilan cara, tetapi hanya
empat cara yang umum diterapkan pada mesin-mesin pengecilan ukuran. Keempat
cara itu adalah kompresi, pukulan, atrisi (attrition), dan pemotongan (cutting). Pada
umumnya, kompresi digunakan pada pengecilan ukuran padatan yang keras,
pukulan digunakan untuk bahan padatan yang kasar, setengah kasar, dan halus.
Atrisi digunakan untuk memperoleh produk-produk yang sangat halus, sedangkan
pemotongan untuk menghasilkan produk dengan bentuk dan ukuran tertentu, halus
atau kasar.
Tujuan pengecilan ukuran adalah mengupayakan suatu bahan memenuhi
spesifikasi tertentu, agar sesuai dengan bentuk. Untuk memenuhi spesifikasi
tersebut, ukuran partikel bahan harus dikontrol. Pertama dengan memilih macam
mesin yang akan digunakan dan kedua memilih cara operasinya. Untuk
memperoleh hasil yang sama pada peralatan ukuran sering dipasang saringan.
Operasi pengecilan ukuran dibagi menjadi 2 katagori, yaitu pengecilan
ukuran untuk bahan padat dan untuk bahan cair.Pengecilan ukuran bahan padat
dapat dilakukan dengan pemotongan (cutting), penghancuran/penggilasan
(crushing), pencacahan/pencincangan (chopping), pengikisan/penyosohan
(grinding), penggilingan (milling), pengkubusan (dicing), pengirisan (slicing).
Sedangkan pada bahan cair dilakukan dengan cara emulsifikasi (emulsification),
dan atomisasi (atomizing). Proses pengecilan ukuran pada bahan pertanian
dilakukan dengan cara mengiris (cutting), nenggerus/menggilas/menghancurkan
(crushing) dan menggunting/penggeseran (shearing).
Pengecilan ukuran dan emulsifikasi memiliki sedikit atau tidak memiliki
pengaruh terhadap pengawetan. Tetapi pengecilan ukuran dan emulsifikasi
diterapkan untuk meningkatkan kualitas pangan untuk tahap proses lebih lanjut.
Dalam beberapa produk pangan, pengecilan ukuran dan emulsifikasi
memungkinkan meningkatkan tingkat kerusakan dengan terjadinya pelepasan
enzim-enzim secara alami dari jaringan yang rusak, atau akibat aktivitas
mikrobiologi dan oksidasi yang terjadi pada setiap luas permukaan yang terkena
proses pengecilan, kecuali jika perlakuan pengawetan diterapkan. (Indranegara,
2010)

2.2 Teknik Pengecilan Ukuran


Dalam melakukan pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yakni:
1) Pemotongan atau Perajangan (Cutting)
Merupakan cara pengecilan ukuran dengan menghantamkan ujung suatu
benda tajam pada bahan yang dipotong. Struktur permukaan yang terbentuk oleh
proses pemotongan relatif halus, pemotongan lebih cocok dilakukan untuk sayuran
dan bahan lain yang berserat. Perajangan biasanya hanya dilakukan pada bahan
yang ukurannya agak besar dan tidak lunak seperti akar, rimpang, batang, buah dan
lain-lain.
Ukuran perajangan tergantung dari bahan yang digunakan dan berpengaruh
terhadap kualitas simplisia yang dihasilkan. Perajangan bahan dapat dilakukan
secara manual dengan pisau yang tajam dan terbuat dari stainlees ataupun dengan
mesin pemotong/ perajang. Bentuk irisan split atau slice tergantung tujuan
pemakaian. Untuk tujuan mendapatkan minyak atsiri yang tinggi, bentuk irisan
sebaiknya adalah membujur (split) dan jika ingin bahan lebih cepat kering bentuk
irisan sebaiknya melintang (slice). Perajangan terlalu tipis dapat mengurangi zat
aktif yang terkandung dalam bahan. Sedangkan jika terlalu tebal, maka
pengurangan kadar air dalam bahan agak sulit dan memerlukan waktu yang lama
dalam penjemuran dan kemungkinan besar bahan mudah ditumbuhi oleh jamur

2) Penggerusan atau Penumbukan (Crushing)


Prinsip kerja dari kompresi adalah dengan tekanan yang kuat terhadap buah,
Biasannya, penghancuran ini untuk menghancurkan buah yang keras. Alat dari
kompresi ini dinamankan chrushing rolls. Proses ini dilakukan dengan memberikan
gaya tekan yang besar sambil dilakukan penggesekan pada suatu permukan padat,
sehingga bahan terpecah dengan bentuk yang tidak tertentu. Umumnya, permukaan
alat dibuat dengan kekerasan tertentu, sehingga dapat membentuk pencabikan
bahan.
Pemukulan adalah operasi pengecilan ukuran dengan memanfaatkan gaya
impact, yaitu pemberian gaya yang besar dalam waktu yang singkat. Prinsip kerja
dari impact adalah dengan memukul buah. Alat yang biasa digunakan yaitu hammer
mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran kasar, sedang, dan halus.
Bahan yang berserat atau kenyal tidak dapat dikecilkan ukurannya dengan cara
pemukulan, karena gaya impact tidak dapat menyebabkan pecahnya bahan menjadi
bagian yang lebih kecil. Demikian pula bahan yang besar, tidak dapat dikecilkan
ukuranya dengan cara pemukulan karena akan merusak bentuk asal.
Jika pemukulan dilakukan dengan penahan, maka dikatakan terjadi peristiwa atau
proses penggerusan atau penumbukan. Sebaliknya, jika tanpa penahan dikatakan
proses pemukulan saja. Pemukulan cocok dilakukan pada bahan yang keras tetapi
rapuh dalam kondisi kering. Sedangkan untuk bahan yang rapuh dan sedikit
berserat seperti biji-bijian dilakukan dengan cara penggerusan. Selain itu,
penggerusan dapat dilakukan pada bahan kering ataupun basah. Umumnya, pada
bahan yang basah dilakukan dengan penambahan air sebagai media pendingin alat
penggerus.

3) Menggiling atau Penggeseran (Shearing)


Kombinasi pemotongan dan pemecahan. Jika mata pisau gesernya tajam
dan tipis, maka hasil yang diperoleh mirip dengan hasil pemotongan, jika mata
pisau gesernya tumpul dan tebal, maka hasil yang diperoleh mirip dengan
pemecahan. Cara ini menggunakan prinsip impact, yaitu dengan mengikis buah
atau menggiling buah. Alat yang biasa digunakan dalam metode ini adalah Disc
Atrition Mill. Alat ini untuk menghasilkan bahan dengan ukuran yang halus.
(Dewi, 2008)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Alat dan Bahan


3.1.1. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktkum pengecilan ukuran bahan
hasil pertanian ini sebagai berikut:
1. Pisau untuk memotong singkong
2. Tampah untuk
3. Timbangan untuk menimbang singkong
4. Mesin Penyerut untuk menyerut singkong
5. Stopwatch untuk menghitung waktu
3.1.2. Bahan
Adapun Bahan yang digunakan dalam praktikum pengecilan ukuran bahan
hasil pertanian ini adalah singkong.

3.2. Prosedur Percobaan


Prosedur yang dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Menimbang bahan yang akan diproses dengan mesin pengecil ukuran dan
pengirisan manual (a kg).
2. Mengupas bahan dan menimbang bahan (b kg).
3. Menjalankan mesin dan memasukan bahan kedalam mesin pengecilan
ukuran (pengiris dan penyerut).
4. Mengiris bahan secara manual menggunakan pisau.
5. Menghitung waktu yang dibutuhkan selama proses penyerutan, pengirisan
baik yang menggunakan mesin maupun secara manual (x menit).
6. Menimbang bahan sesudah dilakukan pengecilan ukuran dengan
menggunakan mesin ataupun manual (c kg).
7. Mengamati performansi mesin dan mekanisme kerja proses mesin.
8. Menghitung luas permukaan pisau.
9. Menghitung kapasitas throughout (a/x menit).
10. Menghitung kapasitas output (c/x menit).
11. Menghitung rendemen pengupasan dan penyeruta
b Kg
rendemen pengupasan = x 100%
a Kg
c Kg
rendemen penyerutan = x 100%
b Kg
c
rendemen pengirisan = x 100%
a
c
rendemen pengirisan manual = 𝑥 100%
b
12. Menghitung efisiensi pengecilan ukuran
kapasitas aktual
η= x 100%
kapasitas teoritis
BAB IV
HASIL

4.1 Tabel
Tabel 1. Spesifikasi Mesin Penyerut dan Pengiris
No Spesifikasi Mesin Pemarut Mesin Pengiris Satuan

1. Daya Motor (P) 0.5 0.5 HP

2. RPM Motor (N) 1420 1420 RPM

3. Diameter Puli Motor 0.128 0.128 m

4. Diameter Silinder Puli 0.118 0.182 m

5. Diameter Silinder 0.11 0.3 m

6. Panjang Pisau 0.2 0.085 m

7. Lebar Pisau 0.093 0.05 m

8. Jumlah Pisau 1 2 Bilah

9. Diameter Mesin 0.069 0.069 m

Tabel 2. Hasil Penyerutan dengan Mesin (Kelompok 1)


No. Keterangan Penyerutan Satuan

1. Massa awal bahan (a) 0.37 Kg

2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0.30 Kg

3. Massa bahan stelah diserut (c) 0.045 Kg

4. Waktu penyerutan (x) 1.93 Menit


Tabel 3. Hasil Penyerutan dengan Mesin (Kelompok 2)
No. Keterangan Penyerutan Satuan

1. Massa awal bahan (a) 0.295 Kg

2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0.245 Kg

3. Massa bahan stelah diserut (c) 0.150 Kg

4. Waktu penyerutan (x) 1.23 Menit

Tabel 4. Hasil Pengirisan dengan Mesin (Kelompok 3)


No. Keterangan Penyerutan Satuan

1. Massa awal bahan (a) 0.27 Kg

2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0.225 Kg

3. Massa bahan stelah diserut (c) 0.14 Kg

4. Waktu penyerutan (x) 0.174 Menit

Tabel 5. Hasil Pengirisan dengan Mesin (Kelompok 5)


No. Keterangan Penyerutan Satuan

1. Massa awal bahan (a) 0.140 Kg

2. Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0.115 Kg

3. Massa bahan stelah diserut (c) 0.08 Kg

4. Waktu penyerutan (x) 9.67 Menit


Tabel 6. Hasil Pengirisan Dengan Pisau (Kelompok 4)
No Keterangan Pengirisan Satuan

1 Massa awal bahan (a) 0.275 Kg

2 Massa awal bahan setelah dikupas (b) 0.225 Kg

3 Massa bahan setelah diiris (c) 0.220 Kg

4 Waktu pengirisan (x) 3.45 Menit

5 Jumlah potongan Potong

4.2 Perhitungan
Perhitungan Penyerutan dengan Mesin (Kelompok 1)
1. Kapasitas throughout mesin
a 0.37 kg
= = 0.19137931 ⁄menit
x 1,93
2. Kapasitas output
c 0.045 kg
= = 0.02331606218 ⁄menit
x 1,93
3. Rendemen Penyerutan
b 0.30
x 100% = x 100% = 81.08%
a 0.37
4. Rendemen Penyerutan
c 0.045
x 100% = x 100% = 15 %
b 0.3
5. Kapasitas aktual
Kapasitas output x 60 menit = 0.02331606218 x 60 menit
= 1.3989636731kg
N x d1 1420 x 0,128
6. −N mesin = = = 1954,4086021505 RPM
l 0,093

N mesin x l
− N silinder =
𝑑2
1954,4086021505 x 0,093
=
0,118
= 1540,338983 RPM
N silinder x d2
− N penyerut =
D
1540,338983 x 0,118
=
0,11
= 1652,363636 RPM
2π D
−V= ωxr = xNx
60 2
2π 0,11
= x 1652,363636 x
60 2
m
= 9,516931343 ⁄s

7. Kapasitas teoritis
= V penyerut x 60 x A x ρ singkong
1
` = 9,516931343 x 60 x (4 𝜋𝑑 2 ) x 1044
1
= 9,516931343 x 60 x(4 𝜋(0.11)2 ) x 1044

= 5665,300899 kg

8. Efisiensi penyerut
kapasitas aktual
μ= x 100%
kapasitas teoritis
1.3989636731
μ= x 100%
5665,300899
μ = 0.02469354684 %

Perhitungan Penyerutan dengan Mesin (Kelompok 2)


1. Kapasitas throughout mesin
a 0.295 kg
= = 0.2395 ⁄menit
x 1,23
1. Kapasitas output
c 0.150 kg
= = 0.12195 ⁄menit
x 1,23
2. Rendemen Pengupasan
b 0.245
x 100% = x 100% = 83.05 %
a 0.295
3. Rendemen Penyerutan
c 0.150
x 100% = x 100% = 61.22 %
b 0.245
4. Kapasitas aktual
Kapasitas output x 60 menit = 0.12195 x 60 menit
= 7.31707 kg

N x d1 1420 x 0,128
5. −N mesin = = = 1954,40860 RPM
l 0,093

N mesin x l
− N silinder =
𝑑2
1954,40860 x 0,093
=
0,118
= 1540,338983 RPM
N silinder x d2
− N penyerut =
D
1540,338983 x 0,118
=
0,11
= 1652,363636 RPM
2π D
−V= ωxr = xNx
60 2
2π 0,11
= x 1652,363636 x
60 2
= 9,516931343 m⁄s
6. Kapasitas teoritis
= V penyerut x 60 x A x ρ singkong
1
` = 9,516931343 x 60 x ( 4 𝜋𝑑 2 ) x 1044
1
= 9,516931343 x 60 x ( 4 𝜋(0.11)2 ) x 1044

= 9.516910401 kg

7. Efisiensi penyerut
kapasitas aktual
μ= x 100%
kapasitas teoritis
7.31707
μ= x 100%
9.516910401
μ = 0.7688493105 %

Perhitungan Pengirisan dengan Mesin (Kelompok 3)


1. Kapasitas throughout mesin
a 0.27 kg
= = 1.5083 ⁄menit
x 0.179
2. Kapasitas output
c 0.140 kg
= = 0.78212 ⁄menit
x 0.179
3. Rendemen Pengirisan
b 0.225
x 100% = x 100% = 83.3 %
a 0.270
4. Rendemen Pengirisan
c 0.140
x 100% = x 100% = 51.85 %
b 0.270
5. Kapasitas aktual
Kapasitas output x 60 menit = 0.78212 x 60 menit
= 46.9272 kg
N x d1 1420 x 0,128
6. −N mesin = = = 3635,2 RPM
l 0,05

N mesin x l
− N silinder =
𝑑2
3635,2 x 0,05
=
0,182
= 998,68131 RPM
N silinder x d2
− N pengiris =
D
998,68131 x 0,182
=
0,3
= 605,8667 RPM
2π D
−V= ωxr = xNx
60 2
2π 0,3
= x 605,8667 x
60 2
m
= 9,51 ⁄s
7. Kapasitas teoritis
= V penyerut x 60 x A x ρ singkong
1
` = 9,516931343 x 60 x (4 𝜋𝑑 2 ) x 1044
1
= 9,516931343 x 60 (4 𝜋(0.3)2) x 1044

= 42138.694 kg
8. Efisiensi penyerut
kapasitas aktual
μ= x 100%
kapasitas teoritis
46.9272
μ= x 100%
42138.694
μ = 0.11136898 %

Perhitungan Pengirisan dengan Mesin (Kelompok 4)


1. Kapasitas throughout mesin
a 0.140 kg
= = 0.01447 ⁄menit
x 9.67
2. Kapasitas output
c 0.08 kg
= = 0.008273009 ⁄menit
x 9.67
3. Rendemen Pengupasan
b 0.115
x 100% = x 100% = 82.14285 %
a 0.140
4. Rendemen Penyerutan
c 0.08
x 100% = x 100% = 69.565217 %
b 0.115
5. Kapasitas aktual
Kapasitas output x 60 menit = 0.008273009x 60 menit
= 0.4963805584kg

N x d1 1420 x 0,128
6. −N mesin = = = 3635,2 RPM
l 0,05

N mesin x l
− N silinder =
𝑑2
3635,2 x 0.05
=
0,182
= 998,681318 RPM
N silinder x d2
− N penyerut = D
998,681318 x 0,182
=
0,3
= 605,866 RPM
2π D
−V= ωxr = xNx
60 2
2π 0,3
= x 605,866 x
60 2
m
= 9,516931343 ⁄s
7. Kapasitas teoritis
= V penyerut x 60 x A x ρ singkong
1
` = 9,516931343 x 60 x( 𝜋𝑑 2 ) x 1044
4
1
= 9,516931343 x 60 x ( 𝜋(0.3)2 ) x 1044
4

= 15508,91239 kg
8. Efisiensi penyerut
kapasitas aktual
μ= x 100%
kapasitas teoritis
0.008273009
μ= x 100%
15508,91239
μ = 0.003200 %

Perhitungan pengirisan manual dengan pisau (Kelompok 5)


1. Keliling pisau
Keliling pisau = a + t + l + 2p + sisi miring
Keliling pisau = 1.5 + 3 + 2 + (2 × 12) + 2.5
Keliling pisau = 33 cm = 0.33 m

2. Luas penampang pisau


1
Luas penampang pisau = ( a x t ) + (p x l)
2
1.5 × 3
Luas penampang pisau = ( ) + (12 × 2)
2
Luas penampang pisau = 2.25 + 24
Luas penampang pisau = 26.25 cm2 = 2.625 × 10−3 m2
3. Luas penampang pisau
Luas penampang pisau = L1 + L2
1.5 × 3
Luas penampang pisau = (
2
) + (9 × 2)
Luas penampang pisau = 20.25 cm = 2.025 x 10-3m2
4. Kapasitas teoritis
𝜋
Kapasitas Teoritis = keliling pisau x ( × 60) × A × ρsingkong
x
𝜋
Kapasitas Teoritis = 0.33 ( 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 × 60) 2.025 × 10−3 × 1044
3.45
Kapasitas Teoritis = 381.172 kg/jam
5. Kapasitas output
C
Kapasitas Output = ( )
x
0.220
Kapasitas Output = ( )
3.45
Kapasitas Output = 0.06372 kg/menit
6. Kapasitas aktual
Kapasitas Aktual = Kapasitas Output x 60 menit
kg
Kapasitas aktual = 0.06372 menit x 60 menit = 3.8260 kg/jam

7. Efesiensi (%)
Kapasitas Aktual
Efisiensi = × 100%
Kapasitas Teoritis
3.8260
Efisiensi = × 100%
381.172
Efisiensi = 1.00376 %
BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan akan membahas tentang pengecilan


ukuran dari suatu bahan hasil pertanian. Pengecilan ukuran adalah proses
penghancuran atau pemotongan suatu bentuk padatan menjadi bagian-bagian yang
lebih kecil oleh gaya mekanik. Bahan padat (solid) bisa dihancurkan dengan
delapan atau sembilan cara, tetapi hanya empat cara yang umum diterapkan pada
mesin-mesin pengecilan ukuran. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
singkong. Ada beberapa cara pengecilan singkong ini secara manual yaitu dengan
pisau atau dengan cara otomatis dengan pengiris atau diparut. Penggunaan mesin
dan alat ini dilakukan agar praktikan dapat menguji kinerja mesin atau alat dan
menghitung efisiensi pengecilan ukuran dari setiap mesin atau alat yang digunakan.
Berat singkong utuh sebelum dikupas kulitnya adalah 0,37 kg. Setelah dikupas
menjadi 0,3 kg berarti berat kulitnya 0,07 kg. Setelah melakukan proses parut
menjadi 0,045 kg dalam waktu 1, 93 menit. Dengan rendemen pengupasan 81,08
% pada kelompok 1 dan untuk kelompok 2 menghasilkan 83, 05 % dan rendemen
penyerutan 15 % dan pada kelompok 2 menghasilkan 61,22% Setelah di hitung
maka kapasitas aktual dari mesin pemarut ini sebesar 1,3989 dan pada kelompok 2
menghasilkan 7,31 kg. Dengan kapasitas teoritisnya sebesar 5665,3.pada kelompok
1 dan 9,5 kg pada kelompok 2 maka dapat dilihat perbedaan jauh antara kapasitas
teoritis dengan kapasitas aktual dengan efisiensi mesin penyerut sebesar 0,0246935
% pada kelompok 1 dan perbedaan pada kelompok 2 yaitu sebesar 2,2 kg. Dapat
dilihat saja efisiensi mesin yang buruk hal tersebut dikarenakan banyaknya hasil
pemarutan yang tersangkut di saluran keluar dari penyerutan. Dan banyaknya hasil
juga terlempar keluar saluran yang semestinya.
Untuk mesin pengiris didapatkan hasil yaitu dengan massa awal 0,27 kg
kemudian massa awal bahan setelah dikupas menjadi 0,225 kg dan masa bahan
setelah diserut adalah 0,14 kg selama 0,174 menit. Setelah didapatkan hasil tersebut
maka dengan rendemen pengirisan 51, 85 % yang menghasilakn lebih banyak
daripada penyerutan. Dengan menghasilkan kapasitas aktual yaitu 46,9272 kg dari
kelompok 3 dan dari kelompok 4 menghasilkan kapasitas aktual adalah 0,4963 kg.
Terdapat perbedaan yang cukup jauh , praktikan tidak tahu mengapa bisa terjadi
perbedaa jauh tersebut diperkirakan salah dalam perhitungan. Dengan kapasitas
teoritis dari kelompok 3 adalah 42138.694 kg dan untuk kelompok 4 menghasilkan
15508, 91239 kg. Dengan efisiensi mesin pada kelompok 3 yaitu 0,111 % dan
untuk kelompok 4 menghasilkan efisiensi mesin sebesar 0,003 %.
Dan untuk pengirisan menggunakan pisau dengan keliling pisau yaitu 0,33
meter dan luas penampang pisau yaitu = 2.025 x 10-3m2 . Dengan menggunakan
pisau menghasilkan kapasitas teoritisnya sebesar 381,172 kh/jam. Dan kapasitas
aktualnya sebesar 3,826 kg/jam. Dan memiliki efisiensi pisau sebesar 1,00376 %.
Setelah dilihat dari semua alat dan mesin maka didapatkan efisiensi yang paling
besar terdapat pada alat pisau t yaitu sebesar 1 %. Dan paling kecil yaitu sebesar
mesin pengiris yaitu 0,003 %.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini diantaranya:
1. Terdapat 2 cara untuk melakukan pengecilan ukuran bahan hasil pertanian
yaitu secara manual dan otomatis.
2. Jika dilihat dari efisiensinya maka teknik pengecilan ukuran manual lah
yang memiliki efisiensi tertinggi.
3. Keuntungan pengecilan ukuran secara manual yaitu dalam segi biaya karena
lebih murah dan secara otomatis yaitu waktu yang diperlukan cukup singkat.
4. Kerugian pengecilan ukuran secara manual yaitu dalam waktu cukup lama
dan tenaga yang dibutuhkan harus banyak sementara secara otomatis yaitu
dbiaya mesin yang mahal .
5. Keadaan baik atau buruknya pemarut atau pengiris pada mesin sangat
mempengaruhi efisiensi mesin

6.1 Saran
Adapun saran agar lebih baik untuk praktikum selanjutnya adalah:
1. Sebaiknya praktikan lebih teliti agar mendapatkan hasil yang sesuai yang
diharapkan.
2. Sebaiknya praktikan memahami dan mempelajari suatu materi sebelum
melaksanakan praktikum.
3. Berhati hati dalam menggunakan alat dalam praktikum dan jagalah
kebersihan laboratorium baik sebelum dan sesudah melaksanakan
praktikum.
4. Kekurangan alat yaitu Mesin Penyerut dan Pengiris hanya satu buah yang
membuat terhambatnya praktikum yang membuat praktikan lainnya
menunggu dan membuat praktikum menjadi tidak efektif.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Kemala. 2008, Proses Cleaning, Sortasi, Grading Dan Size Reduction Pada
Buah Apel. Available at: http://maharni.wordpress.com/2009/01/09/teknik-
pengolahan-hasil-petanian/ ( Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)

Indranegara, Suma. 2010. Pengecilan Ukuran. Available at:


http://budikolonjono.blogspot.co.id/2010/11/pengecilan-ukuran.html. (
Diakses pada tanggal 8 Oktober 2017)
LAMPIRAN
Dokumentasi Pribadi

Gambar 1. Hasil dari penyerutan dengan mesin

Gambar 2. Proses penyerutan singkong

Gambar 3. Proses Penimbangan Singkong

Gambar 4. Proses Pengupasan Kulit Singkong

Anda mungkin juga menyukai