Anda di halaman 1dari 15

GARDEN CITY

Garden City adalah sebuah metode perencanaan kota dimana penduduknya dikelilingi oleh
“kawasan hijau” yang terdiri dari area pemukiman, industri, dan pertanian. Ide ini dikemukakan pada
tahun 1898 oleh Ebenezer Howard dari Inggris.

Terinspirasi dari novel utopia “Looking Backward” dan “Henry George's work Progress and Poverty”,
Howard mempublikasikan buku “To-morrow : a Peaceful Path to Real Reform” pada tahun 1898
(yang diterbitkan ulang pada tahun 1902 dengan judul “Garden Cities of To-morrow”). Garden City
yang ideal menurutnya mampu menampung 32.000 orang pada suatu lahan seluas 2.400 hektar,
yang dirancang pada pola ruang terbuka, taman publik, dan 6 daerah jalan radial, dengan lebar 37
meter dari pusatnya. Garden City akan menjadi kota mandiri dan ketika telah mencapai populasi
maksimalnya, Garden City yang lain akan dikembangkan disekitarnya. Howard mempertimbangkan
sekumpulan dari Garden City sebagai satelit dari central city dengan 58.000 penduduk, yang
dihubungkan dengan jalan dan rel kereta api.
Perkembangan Pertama
Untuk membangun Garden City, Howard membutuhkan biaya untuk membeli lahan. Dia
memutuskan untuk mendapatkan dana dari "gentlemen of responsible position and undoubted
probity and honour". Dia mendirikan Garden City Association (yang kemudian dikenal dengan Town
and Country Planning Association atau TCPA), yang menciptakan Garden City yang pertama pada
tahun 1899. Akan tetapi, para investor lebih tertarik apabila investasi mereka pada Garden City
memperoleh keuntungan melalui sewa. Howard mencoba untuk memasukan kelas organisasi
kooperatif, yang memuat lebih dari dua juta penghuni, tetapi tidak dapat memenangkan dukungan
finansial mereka. Karena ia hanya bisa bergantung pada investor kaya Garden City yang pertama,
Howard harus membuat perubahan dalam rencana nya, seperti menghilangkan kepemilikan skema
kooperatif tanpa pemilik, kenaikan sewa jangka pendek, dan menyewa arsitek yang tidak setuju
dengan rencana desainnya.
Pada tahun 1904, Raymon Unwin, seorang arsitek terkenal dan juga seorang perencana kota,
bersama dengan rekannya Barry Parker, memenangkan kompetisi yang diadakan oleh perusahaan
Garden City yang pertama untuk merencanakan Letchworth, sebuah area 34 mil dari kota London.
Unwin dan Parker merencanakan kota tersebut di tengah – tengah daerah Letchworth dengan
kawasan hijau milik Howard yang mengelilingi kota tersebut. Akan tetapi, para arsitek mengabaikan
desain simetris Howard, dan menggantinya dengan suatu desain yang lebih ‘organik’.
Letchworth perlahan – lahan menarik lebih banyak penghuni karena ia dapat menarik para pekerja
pabrik dengan pajak yang murah, uang sewa yang murah, dan ruang yang lebih luas. Walaupun
dengan usaha keras Howard, harga rumah di Garden City ini tidak dapat selamanya terjangkau oleh
para pekerja berkerah biru. Para penghuni kebanyakan adalah pekerja kelas menengah. Setelah satu
dekade, Garden City yang pertama mulai menguntungkan dan mulai membayar dividen kepada para
investornya. Walaupun banyak yang mengatakan Letchworth adalah sebuah kesuksesan, ia tidak
serta merta menginspirasi investasi pemerintah untuk generasi Garden City berikutnya.
Sebagai referensi dari kurangnya dukungan pemerintah untuk Garden City, Frederic James Osborn,
seorang kolega dari Howard dan penyukses akhir dari Garden City Association, mengingat yang
dikatakan, “Satu – satunya cara untuk menyelesaikan apapun adalah dengan mengerjakannya
sendiri”. Seperti frustasi, Howard membeli tanah di Welwyn untuk membuat Garden City kedua
pada tahun 1919. Pembeliannya melalui lelang, dengan uang yang berhasil Howard pinjam dari
teman – temannya. Welwyn Garden City Corporation terbentuk untuk mengawasi konstruksi
tersebut. Tetapi Welwyn tidak menjadi kota mandiri karena hanya berjarak 20 mil dari kota London.
Bahkan hingga akhir tahun 1930-an, Letchworth dan Welwyn tetap menjadi satu – satunya Garden
City yang ada di Inggris. Akan tetapi, perpindahan tersebut berhasil untuk menekankan kebutuhan
akan undang – undang perencanaan kota yang akhirnya mengarah pada perpindahan New Town.
Howard membangun Garden City Association pada tahun 1899. Dua Garden City dibangun dengan
menggunakan ide Howard : Letchworth Garden City dan Welwyn Garden City, yang keduanya berada
pada negara Inggris. Penerus Howard sebagai pemimpin Garden City Association adalah Frederic
Osborn, yang memperpanjang perpindahan perencanaan regional.
Konsep tersebut diadopsi lagi oleh Inggris setelah Perang Dunia II, ketika New Town Act memacu
perkembangan banyak komunitas baru yang didasarkan pada ide egaliter Howard.
Ide dari Garden City berpengaruh pada negara lain, termasuk Amerika Serikat. Contohnya adalah
Residence Park di New Rochelle, New York; Woodbourne di Boston; Newport News, Virginia's Hilton
Village; Pittsburgh's Chatham Village; Garden City, New York; Sunnyside, Queens; Jackson Heights,
Queens; Forest Hills Gardens juga di wilayah Queens, New York; Radburn, New Jersey; Greenbelt,
Maryland; Buckingham di Arlington County, Virginia; disekitaran Lake Vista di New Orleans; Norris,
Tennessee; Baldwin Hills Village di Los Angeles; dan Cleveland disekitaran Parma dan Shaker Heights.
Greendale, Wisconsin adalah salah satu dari tiga perencanaan kota “kawasan hijau” tahun 1935
dibawah arahan dari Rexford Guy Tugwell, kepala dari United States Resettlement Administration,
dibawah pengawasan dari Emergency Relief Appropriation Act. Dua kota kawasan hijau yang lain
adalah Greenbelt, Maryland (dekat Washington, D.C.) dan Greenhills, Ohio (dekat Cincinnati). Kota
kawasan hijau tidak hanya menyediakan pekerjaan dan perumahan yang terjangkau, tetapi juga
sebagai laboratorium untuk eksperimen perencanaan kota yang inovatif. Rencana Greendale
didesain antara tahun 1936 dan 1937 oleh seorang staff yang dikepalai oleh Joseph Crane, Elbert
Peets, Harry Bentley, dan Walter C. Thomas untuk sebuah kawasan yang dulunya terdiri dari 14 km2
lahan pertanian.
Di Peru, ada tradisi lama dari perencanaan kota yang telah diperkenalkan kembali ke dalam
arsitektur baru – baru ini. Pada tahun 1966, 'Residencial San Felipe' di distrik Jesus Maria (Lima)
dibangun dengan menggunakan konsep Garden City.
Di São Paulo, Brazil, beberapa pemukiman dirancang sebagai Garden City, seperti Jardim
América, Jardim Europa, Alto da Lapa, Alto de Pinheiros, Jardim da Saúde and Cidade Jardim (Garden
City di Portuguese). Goiânia, ibukota dari Goiás state, dan Maringá adalah contoh dari Garden City.
Di Argentina, contohnya adalah Ciudad Jardín Lomas del Palomar, yang diusung oleh profesor teknik
yang berpengaruh di Argentina, Carlos María della Paolera, penemu dari "Día Mundial del
Urbanismo" (World Urbanism Day), sebagai Garden City yang pertama di Amerika Selatan.
Di Australia, daerah Colonel Light Gardens di Adelaide, Australia bagian selatan, dirancang menurut
prinsip – prinsip Garden City. Juga pada kota Sunshine yang sekarang adalah bagian dari
Melbourne di Victoria dan daerah Lalor yang juga di Melbourne Victoria Australia. Peter Lalor Estate
di Lalor mengambil namanya dari seorang pemimpin dari Eureka Stockade dan sampai sekarang
masih dalam bentuk aslinya. Akan tetapi, kota tersebut terancam oleh pengembang dan Whittlesea
Council.
Prinsip – prinsip Garden City mempengaruhi desain kota – kota kolonial dan post-kolonial selama
awal abad ke-20. Contohnya pada New Delhi (yang dirancang sebagai ibukota dari British India
setelah Perang Dunia I), Canberra (ibukota dari Australia yang didirikan pada tahun 1913) dan
Quezon City (yang didirikan pada tahun 1939, ibukota Filipina dari tahun 1948 -1976). Model dari
Garden City juga diaplikasikan pada banyak stasiun – stasiun kolonial, seperti Da Lat di Vietnam
(yang didirikan pada tahun 1907) dan Ifrane di Morocco (yang didirikan pada tahun 1929).
Di Italia, INA-Casa merencanakan perumahan publik nasional dari tahun 1950an dan 60an yang
merencanakan beberapa daerah sesuai dengan prinsip – prinsip Garden City. Contohnya dapat
ditemukan di banyak kota di negara tersebut, seperti daerah
Isolotto di Florence, Falchera di Turin, Harar di Milan, Cesate Villaggio di Cesate (bagian dari Kota
Metropolitan di Milan), dll.
Epcot Center di Bay Lake, Florida menerapkan beberapa pengaruh dari konsep Garden City milik
Howard ketika tamannya masih dalam masa pengerjaan.
Singapore, sebuah kota tropis telah melewati banyak fase konsep Garden City dalam perencanaan
kotanya untuk mencoba dan membuat kota tersebut menjadi kota unik dalam sebuah Garden.
Negara tersebut memulai konsep perencanaan kotanya pada tahun 1970an. Pada tahun 1966,
National Parks Board diberikan mandat untuk mempelopori perkembangan dan pemeliharaan dari
kawasan hijau dan membawa kawasan hijau dan taman pulau tersebut ke masyarakat.
Kritik
Ketika Garden City dipuji sebagai alternatif untuk mengatasi kelebihan penduduk dan kota industri,
dengan kemandiriannya, Garden City sering dikritik merusak ekonomi, menjadi perusak keindahan
alam, dan tidak nyaman. Menurut A. Trystan Edwards, Garden City mengarah pada penodaan
daerah pinggiran kota. Akan tetapi, ini tidaklah mungkin karena kurangnya tempat yang mereka
punya.
Ketika diwawancara pada tahun 1998, seorang arsitek yang bertanggung jawab untuk
memperkenalkan desain dari rumah publik di New South Wales, Philip Cox, dilaporkan telah
mengakui bahwa “Semua kemungkinan terburuk yang dapat terjadi di masyarakat telah terjadi” “Ia
menjadi pusat peredaran narkoba, pusat kekerasan, dan akhirnya, polisi pun menolak untuk masuk
kesana. Itu adalah neraka.”
BROADACRE CITY

Frank Lloyd Wright cukup angkuh, keras kepala, dan cemerlang. Tetapi walaupun begitu, dia adalah
seorang pebisinis lihai yang mengerti pentingnya membuat bisnisnya terapung. Wright banyak
berkarya sepanjang hidupnya, tetapi tak dapat dipungkiri bahwa tidak ada yang lebih hebat dari
rencana utopianya untuk menciptakan komunitas yang sempurna : Broadacre City.

Komunitas ideal menurut Wright ditolak mentah – mentah oleh kota – kota Amerika pad awal abad
ke-20. Menurutnya, kota – kota tidak akan lagi terpusat; tidak akan lagi berterima kasih pada trotoar
ataupun distrik bisnis sentral. Broadacre City adalah eksperimen pemikiran layaknya adalah proposal
yang serius. Ia adalah pandangan nabi dari Amerika modern.
Wright melihat banyak masalah kemanusiaan yang terjadi di kota disekitarnya. “Untuk melihat
rencana dari kota yang hebat adalah seperti memangkas tumor yang berserat,” tulisnya pada 1945.
Kotanya adalah sebuah ide kuno yang mungkin dapat berguna pada masa lalu, tetapi cukup
terbelakang akibat teknologi baru.

Pada tahun 1935, Wright menulis sebuah artikel untuk Architectural Record yang menggambarkan
pentingnya teknologi dalam pandangannya untuk utopia yang baru ini. Ia akan menjadi teknologi
modern, yang dibangun berdasarkan beberapa kekuatan besar di Amerika.

Wright dan temannya mengambil model dari kota New York – kota metropolis yang
merepresentasikan semua yang dipikirkan Wright salah tentang Amerika. Model tersebut dipajang di
Rockefeller Center dan dilihat oleh 40.000 pengunjung, menurut perhitungan New York Times.

Kunci untuk utopia menurut Wright, tentu saja, adalah goncangan kemajuan teknologi yang dibuat
pada awal abad ke-20 – mungkin tidak lebih penting daripada mobil. “Saya rasa dia, seperti
kebanyakan orang pada waktu itu, sangatlah berusaha untuk mengerti perubahaan alam dari mobil
dan bagaimana ia dapat mengubah kehidupan Amerika selamanya,” kata Lappinh. “Broadacre City
benar – benar adalah sebuah pandangan kehidupan sebagai pom bensin.”

Deskripsi itu bukanlah membesar – besarkan. Pada bukunya The Disappearing City tahun 1932,
Wright menjelaskan bahwa jawaban dari permasalahan bagaimana orang – orang di komunitas
utopia dapat membeli kebutuhannya. Pom bensin akan menjadi tempat penjualan terpenting dari
Broadacre City.

Pada bagian pelayanan bensin mungkin adalah awal dari agen penting dari desentralisasi dengan
cara mendistribusikan dan juga awal dari pendirian Broadacre City.

Demokrasi yang dipimpin oleh Arsitek


Pada tahun 1977 makalah Frank Lloyd Wright and the American City: The Broadacres Debate,
Stephen Grabow meletakkan Broadacre City ke dalam konteks politik :
Dalam politik, pihak Wisconsin Progressive memihak bahwa kepemilikan rumah dan tanah untuk
setiap orang Amerika; kepemilikan publik untuk segala fasilitas, termasuk transportasi dan
komunikasi; pendidikan dan pengobatan gratis; nasionalisasi bank dan lembaga peminjaman.
Hampir semua proposal ini muncul di Broadacre City.

Obsesi Wright untuk mengontrol adalah sombong tapi normal untuk pria. Pengarah film, arsitek;
Wright bukan hanya mengurus desain dari bangunannya. Ia juga terkenal untuk menata perabot
pada perumahan privat yang ia bangun dan meminta untuk tidak memindahkan apapun setelah dia
pergi. Bahkan ada cerita bahwa Wright akan mendikte gaun mana yang harus dikenakan oleh wanita
di rumahnya.

Sedihnya, setidaknya untuk Wright, versinya sebagai arsitek untuk mengatur tidaklah diterima.
Tetapi idenya hanya diterima sebagai bagian dari landscape orang Amerika.
"Jika kamu melihat pada Broadacre City dengan teliti dan gambar demi gamabr, tentunya hampir
semua yang di desainnya bisa ditemukan disana.” Kata Lapping. Broadacre City adalah tanah
percobaan untuk kesempurnaan, atau setidaknya sesuatu yang lebih teratur daripada kekacauan
yang terjadi pada kehidupan di abad ke-20.

Wright memprediksi bahwa modelnya untuk komunitas yang sempurna mungkin tidak akan benar –
benar dibangun dengan spesifikasinya. Dia percaya bahwa mungkin Amerika terlalu rusak untuk
diperbaiki dari degradasi kota; terlalu buta untuk kemungkinan yang dia lihat untuk kehidupan yang
lebih baik.

Kita punya mobil; pom bensin. Kota seberagam Los Angeles dan Houston dan Janesville, Wisconsin
adalah beberapa versi gambaran dari mimpi Broadcacre City Wright. Tetapi pada akhirnya, untuk
yang lebih baik dan lebih buruk, Amerika tidak pernah melihat kebangkitan dari raja arsitek itu.
RADIANT CITY

Diantara semua arsitek terkenal pada masa modern, proyek yang paling berpengaruh dan banyak
ditiru milik Le Corbusier adalah utopia fantasinya yang tidak pernah dibangun, Ville Radieuse, atau
Radiant City. Terpusat pada kemacetan dan kepadatan penduduk yang dia saksikan di daerah
perkotaan, Le Corbusier mempublikasikan penemuan radial kotanya pada tahun 1935, walaupun dia
telah memulai proyeknya lebih dari satu dekade sebelumnya. Tujuan utamanya adalah untuk
memperbaiki apa yang dia lihat sebagai perusakan standar kehidupan penghuni perkotaan melalui
perencanaan yang lebih baik.

Formasi Estetika
Le Corbusier menghabiskan tahun – tahun saat perang dengan mengajar di sekolah lamanya di
Switzerland; hanya setelah perang barulah dia kembali ke Paris untuk menyelesaikan prinsip
teorinya dan mengembangkan estetikanya. Setelah Perang Dunia I, perubahan sosial, ekonomi, dan
politik yang signifikan terjadi. Kerusakan skala besar yang disebabkan karena perang mengarah pada
kebutuhan untuk rumah yang fungsional dan mudah dibangun. Ini menginspirasi ronde baru dari
peningkatan desain estetik yang ditujukan untuk melayani masyarakat kelas menengah.

Penemuan estetika modern adalah salah satu pengurangan dan penyederhanaan. Arsitek modern,
termasuk Le Corbusier, berpikir untuk mengurangi bangunan dan desain untuk ‘menyucikan’ dan
bentuk yang fungsional. Sebagai produk massal membangkitkan ‘zaman mesin’, Le Corbusier dan
teman – teman sezamannya mencari kesamaan untuk desain dan kebiasaan tempat tinggal. Salah
satu dari bangunan selesai milik Le Corbusier yang paling terkenal,Villa Savoye (1928-1931), yang
kemudian mengenkalpitulasikan bangunannya sebagai “mesin untuk kehidupan”.
Proposal

Le Corbusier, Ville Radieuse (Conceptual Plan), via archdaily.com

Ville Radieuse muncul sebagai proposal perencanaan kota skala besar, mengartikulasikan utopia
modern yang ideal: tegas dalam organisasi bentuk grid yang fungsional, dibangun dari tabula rasa
dipuncak kota – kota Eropa yang tandas,terutama dikonstruksikan dengan material prafabrik yang
terdiri dari bangunan padat penduduk menyebar disekitar kawasan hijau yang luas. Le Corbusier
mengatakan tentang masalah perkotaan : “Kota sekarang ini adalah sesuatu yang sedang mati
karena perencanaannya tidak pada proporsi geometris satu perempat.Hasil dari geometris yang
benar adalah pengulangan, hasil dari pengulangan adalah standar, bentuk yang sempurna.”
Manifestasi desain Le Corbusier menggabungkan lima poin dari arsitektur :
1. Pilotis : pilotis mengarah kepada kolom – kolom kuat yang memenuhi kebanyakan
kebutuhan bantalan beban sebuah bangunan. Pilotis berperan untuk membebaskan dinding
dan mengizinkan pembebasan, perencanaan konsep terbuka.
2. Roof gardens : berperan untuk melindungi atap yang rata dan berperan juga sebagai daerah
sosial.
3. Desain bebas untuk perencanaan tanah : diizinkan dengan adanya dinding pembantu.
4. Desain bebas untuk fasad : karena eksterior tidaklah lagi menjadi struktur yang penting,
fasad menjadi bebas untuk diadopsi dengan berbagai variasi.
5. Jendela horizontal : mengizinkan cahaya masuk melalui daerah interior.

Walaupun rencananya tidak akan pernah dibangun di toto, Ville Radieuse akan terus mempengaruhi
perencanaan kota dan kreasi dari kota seperti Brasilia dan struktur apartemen di Unite d’Habitation
di Marseilles. Pusat dari proposalnya adalah gagasan tentang zonasi; yang dengan tegas memisahkan
pusat perbelanjaan, hiburan, dan area pemukiman. Untuk mencapai ini, Le Corbusier mengusulkan
untuk membangun bangunan padat penduduk, yang dihubungkan dengan sistem kereta bawah
tanah yang luas.
via archdaily.com

Masing – masing perumahan akan berfungsi sebagai “desa vertikal”, yang terdiri dari material
prafabrik dan termasuk berbagai fasilitas seperti kolam renang, fasilitas laundri, dan area bermain
anak. Masing – masing unit dipisahkan dengan daerah taman untuk aktivitas rekreasi.

Unité d’Habitation
Desain Le Corbusier yang menyeluruh dan terpusat pada masyarakat mempengaruhi banyak proyek
pada abad pertengahan. Populasi kota yang meningkat mengarah kepada perlunya perumahan yang
padat penduduk yang dapat menampung cepatnya pertumbuhan penduduk dalam bentuk rumah
publik. Prinsip – prinsip Le Corbusier telah menghasilkan banyak kritik sejak saat itu.

Mungkin salah satu dari contoh bangunan paling terkenal yang dibangun dalam semangat Ville
Radieuse adalah Unité d’Habitation. Unité yang paling terkenal terletak di Marseilles, walaupun
bangunan identik yang lain juga dibangun di Nantes-Rezé, Berlin, Briey, dan Firminy.

Le Corbusier, Unité d’Habitation, Marseilles, 1947-1952.


Seperti rancangan di Ville Radieuse, Unité d’Habitation termasuk dalam karakteristik Le Corbusier
dalam penggunaan bagian modular, pengangkatan pilotis bangunan dari tanah, penggunaan atap
sebagai tempat sosial, dan desain bebas untuk fasad termasuk jendela luas yang membentang di
pemukiman tersebut.

Roof Level of the Unité d’Habitation

Dibangun untuk mengakomodasi keluarga korban Perang Dunia II, Unité adalah sebuah struktur
pemukiman keluarga yang didesain sebagai contoh “Garden City vertikal” yang dipandang sebagai
Ville Radieuse Le Corbusier. Atapnya tidak hanya memiliki kolam renang, tetapi juga taman kanak –
kanak, gym, klub, dan jalur lari; Di dalamnya terdapat toko – toko kecil, fasilitas medis, dan bahkan
sebuah hotel. Bangunan tersebut dibangun dari beton yang diperkuat, yang pada waktu itu lebih
murah dari material bangunan yang lain. Masing – masing unit adalah sebuah tempat tinggal dengan
ketinggian ganda yang membentang disepanjang bangunan, dengan sebuah balkon pada setiap
ujung untuk ventilasi silang.

Chandigarh, India
Kota rancangan pertama dibangun di India setelah kemerdekaan, Chandigarh sebagai ibukota dari
Haryana dan Punjabi. The Globe menulis bahwa Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri yang pertama,
melihat rancangan dari kota metropolitan modern, “ untuk menandai masuknya India ke dalam
dunia modern dan beristirahat dari aturan kolonial Inggris.” Mulanya mempekerjakan dua arsitek
dan perencana berkebangsaan Amerika, proyek tersebut beralih ke Le Corbusier setelah salah satu
dari desainer utamanya meninggal dunia. Walaupun idenya telah dimulai di belahan dunia yang lain,
Chandigarh adalah kesempatan pertama Le Corbusier untuk mendesain sebuah kota seutuhnya dari
awal.
ARCOSANTI

Soleri merancang Arcosanti dengan pandangan yang besar. Model ini menunjukkan adanya
bangunan abu – abu dengan usulan pelebaran dari Soleri yang menjulang tinggi.

Pada tahun 1998, James McGirk menghabiskan waktu lima minggu berdiam dan mengerjakan
Arcosanti, sebuah komunitas yang dibangun pada tahun 1970an yang berusaha menggunakan
rencana hiasan arsitektural untuk membantu membuat keharmonisan di masyarakat. Desainernya,
Frank Lloyd Wright murid Paolo Soleri, meninggal pada umur 93. McGirk mengingat pengalamannya
di lokasi dan interaksinya dengan Soleri.

Arcosanti rancangan Paolo Soleri seperti proyek utopia lainnya yang dibangun pada tahun 1960an
dan 1970an, berhiaskan komunitas gurun Arizona terpencil yang didesain dengan menjejalkan
puluhan ribu orang bersama – sama, mereka akan “berevolusi” dan kejahatan akan menghilang.
Saya sampai di Arcosanti setelah tahun pertama saya di perkuliahan, untuk mencari dunia sempurna
yang dijanjikan. Tetapi apa yang saya temukan, tidaklah seperti itu.
Pada puncak kegilaan ini, 1970, sebuah pameran perencanaan konsep yang luar biasa diresmikan di
Corcoran Gallery of Art. Paolo Soleri, salah satu murid Frank Lloyd Wright, mengatakan bahwa kamu
dapat menjejal seluruh kota dalam satu struktur, yang dinamai arcology – sebuah perpaduan dari
kata architecture dan ecology. Hasilnya, dia merasakan jawaban dari semua permasalahan manusia.
Terlebih lagi, Soleri bukanlah hanya seorang pemimpi; dia benar – benar melakukannya,
membangun sebuah kota untuk 5.000 jiwa di gurun tinggi diantara Sedona dan Scottsdale.
ARCHIGRAM (WALKING CITY)

Walking City
Walking City adalah sebuah ide yang dicetuskan oleh arsitek asal Inggris yaitu Ron Herron pada
tahun 1964. Di sebuah artikel di jurnal arsitektur avant-garde Archigram, Ron Herron mencetuskan
sebuah bangunan besar dengan struktur robot yang bergerak, dengan kepintaran tersendiri, yang
dapat bergerak mengelilingi dunia dengan bebas, berpindah kemanapun sumber daya dan
kemampuan manufaktur dibutuhkan. Banyak Walking City yang dapat berhubungan satu sama lain
membentuk 'walking metropolises' ketika dibutuhkan, dan berpisah ketika kekuatan pekatnya tak
lagi dibutuhkan. Bangunan atau struktur tersendiri dapat juga digerakkan, berpindah kemanapun
pemiliknya mau.
Railroad Cities
Selama pembangunan jalur kereta api antarbenua Amerika Serikat, sebuah kota bergerak yang
terdiri dari personil pendukung, restoran, salon, dan banyak fasilitas rekreasi (laundry, tempat judi,
ruang dansa, dll) mengikuti jalur kereta api; kota tersebut dikenal dengan bahasa sehari – hari Hell
on Wheels.

Floating cities

Kapal pesiar besar menyediakan kenyamanan layaknya di kota


Beberapa kapal menyerupai Walking City dalam hal fungsi dan cakupan. Seacraft adalah kendaraan
terbesar yang pernah dibangun, dan telah mencapai skala yang cocok dengan konsep orisinil Ron
Herron.

In space
Geoffrey A. Landis mengusulkan pada tahun 1989 bahwa sebuah pangkalan atau kota bergerak di
bulan dapat bergerak untuk tetap berada di bawah sinar matahari, memungkinkan penggunaan
tenaga surya dan menghindari kegelapan dan suhu dingin pada malam di bulan. Dia kemudian
menyarankan bahwa konsep yang sama dapat digunakan di planet merkurius, di mana pangkalan
atau kota bergerakk dapat digunakan untuk menghindari sinar matahari dengan tetap tinggal di
daerah senja yang sedang beriklim sedang di dekat terminator, walaupun konsep ini sebelumnya
telah diantisipasi oleh penulis fiksi ilmiah Kim Stanley Robinson pada tahun 1986. Di mars dan bulan,
Robert Zubrin mengusulkan agar kendaraan pendaratan dapat dilengkapi dengan kaki sehingga
mereka bisa "berjalan" melintasi permukaan untuk berhubungan membentuk unit tinggal yang lebih
besar.

Soleri tiba menjelang akhir program untuk kunjungan yang berlangsung hanya beberapa jam. Dia
sigap dan kasar, dan melawan beton yang terbakar matahari dan apung dan lengkungan dan pintu
melingkar, dia tampak seperti karakter dari cerpen J.G.Ballard, penjaga sebuah monumen yang telah
lama meninggal. Dia menyuruh kami jongkok dengannya di atas tikar di ruang perencanaan. Kita bisa
bertanya padanya. Berbeda dengan pendahulunya, dia ramah dan tidak menonjolkan diri. Saya
bertanya dengan sungguh-sungguh tentang sebuah artikel yang tidak jelas dimana ia menyarankan
agar manusia berkembang menjadi kubus setelah berabad-abad menjalani kehidupan arcology, dan
ia meletakkan tangannya di atas wajahnya dan mengerang dan mengatakan bahwa beberapa hal
tidak boleh tidak tertulis.

Dalam arti yang sama, Arcosanti terasa seperti anakronisme, sebuah representasi permanen dari
waktu yang berbeda dan ideologi yang berbeda. Berjalan melewati kubah - kubah itu terasa seperti
berjalan melalui reruntuhan, dan bukan pusat pemikiran arsitektur putih yang seharusnya (ide
arkeologi selalu dianggap sangat penting ) Tidak seperti New Delhi, yang telah berkembang sejak
saya tinggal di sana, Arcosanti terlalu kaku untuk sebuah struktur - secara harfiah, tanaman fisiknya
tidak dapat beradaptasi, dan secara kiasan, struktur sosialnya terlalu terbatas - untuk menampung
spektrum orang yang dibutuhkan kota untuk bertahan; bukan hanya imam dan akolitik tinggi, tetapi
juga pengusaha dan penyamun.

Anda mungkin juga menyukai