Anda di halaman 1dari 22

Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

BAB V
KONSEP PERANCANGAN
5.1 Konsep Perancangan
Konsep arsitektur high tech sangat erat hubungannya dengan penerapan
teknologi canggih terhadap bangunan, dimana arsitektur tidak hanya
menempatkan elemen-elemen arsitektural saja seperti, kuat, fungsional, estetik
dan rendah biaya atau cost, tetapi harus mempertimbangkan dimensi lain dari
efisiensi dan kemudahan dengan pendekatan terhadap teknologi modern terkini.
Pendekatan arsitektur high tech merupakan suatu konsep perancangan yang
menghasilkan suatu bangunan pintar serta dapat beroperasi secara efektif dan
efisien, untuk memenuhi tuntutan zaman modern saat ini. Dalam pendekatan
arsitektur high tech, rancangan harus dapat menunjukkan secara jelas fungsi dan
identitas dari bangunan melalui pengolahan ruang dan pengolahan wajah
bangunan dengan memanfaatkan unsur-unsur teknologi modern sehingga dapat
tercipta sebuah bangunan yang mempermudah aktifitas pengguna bangunan itu
sendiri.
Konsep dasar high tech tersebut antara lain:
 Inside out
o Bagian service dan struktur (truss-tube with interior column)
terekspos.
 Pada tower office

Gbr. Rencana office

Wall system structure and bracing


(truss-tube with interior column)

Gbr. John Hancock Center


Struktur terekspose sebagai ekspresi
inside out

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 67


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

Girder & beam (truss) Core wall

Wall system structure and bracing


sebagai ornament atau sculpture
(truss-tube with interior column)
 Pada podium

system structure Truss lengkung


sebagai ornament atau sculpture

system structure Truss girder dann bracing


sebagai ornament atau sculpture

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 68


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

o Adanya perubahan/perbaikan teknologi secara cepat


hal ini di aplikasikan kedalam bentuk utilitas yang memakai IBS
(Intelligent Building System) sehingga kenyamanan dapat
terkendalikan secara otomatis melalui system central monitoring
and control.

 Celebration of process
o Penekanan pada logika dan kejelasan proses konstruksi.
Pada struktur (truss-tube with interior column) sudah dapat
dipastikan dapat di bangun secara cepat, karena material baja dan
komposit yang dapat dipabrikasi sehingga tinggal dipasang sesuai
perencanaan. Misalkan system truss pada wall system dan girder

Gbr . Puri indah tower


Rencana design

Gbr . John Hancock Center


Bangunan ini menggunakan sitem
struktur (truss-tube with interior
column) dan di ekspose pada
eksteriornya.

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 69


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

o Perfect function dan efisiensi jangka panjang.


Dengan material baja dan komposit yang dipadu dengan system
truss merupakan efisiensi jangka panjang karena sistem pabrikasi
yang bisa dibongkar pasang dengan mudah dan cepat. Selain
ringan, sistem ini memiliki fungsi yang efektif dengan bentuk
yang ramping dan kuat/kaku.

Gbr. Girder (truss steel) pada konsep


perencanaan (pada tower office)

Gbr. Girder (truss steel & bracing) pada


konsep perencanaan (pada podium)

 Transparency, Layering and Movement


o Transparansi, pelapisan dan pergerakan

Transparency dengan media


kaca

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 70


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

o penggunaan kaca transparan, pelapisan, ducting, tangga dan


struktur aksentuasi dari escalator yang bergerak

Penerapan pada perancangan adalah


pada interio podium yaitu pada cafe,
restoran, fitnes center, lobby dan hall

5.1.1 Konsep Tapak


Setelah merangkum hasil dari analisa dan studi tema maka dijadikan acuan
untuk mengeluarkan konsep tapak dengan pendekatan arsitektur high tech
dengan cara sebagai berikut :
a. Memaksimalkan penggunaan lahan tetapi masih mengikuti batasan –
batasan yang berlaku dikawasan puri indah sehingga lahan yang tersisa
dapat di manfaatkan untuk sirkulasi, parkir, dan area vegetasi secara efektif
dan efisien.
b. Menggunakan perkerasan grass block diarea ruang luar aktif.
c. Mengikuti pola grid garis batas tapak untuk acuan pelaksanaan bangunan.
d. Orientasi bangunan mengikuti arah jalan tol JORR dan jalan puri indah
raya walaupun menghadap barat dimungkinkan panas matahari dapat
direduksi dengan sistem high tech dan juga tetap mempertimbangkan
keberadaan tapak.

Kondisi grid kawasan terbentuk dengan pola yang teratur sehingga, sebagai
patokan dalam memulai atau mengembangkan rancangan dibuat grid secara
horisontal dan vertikal yang mengacu pada GSB pada tapak, sehingga terjadi
keselarasan dengan bangunan sekitar.

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 71


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

Arah/pola grid bangunan


menyesuaikan batas tapak site
bagunan

Gbr.2 Konsep grid tapak

5.1.2 Konsep Penzoningan Tapak


Penzoningan tapak ini dibuat berdasarkan beberapa kesimpulan analisa
terhadap tapak, sehingga dapat mengoptimalkan view, fungsi ruang, potensi
dan respon tapak, Sehingga didapat penzoningan sebagai berikut :

Perletakan zoning public


dengan fungsi exhibition
hall, lounge, reception dll

Perletakan zoning
privatdengan fungsi, kantor :
R.kerja , R.rapat, R.file dan
Adminitrasi

Area sirkulasi
kendaraan dan parkir

U
Gbr.2a Konsep zoning tapak
Perletakan zoning semi
public dengan fungsi,
hall, drop off, lobby Perletakan zoning
entrance service .

Dalam pengelompokan zoning pada tapak ini dibuat menyesuaikan


dengan jenis fungsi bangunan sehingga dari susunan zoning menjadi sebuah
integrasi hubungan ruang dan kegiatan yang jelas.

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 72


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

5.1.3 Konsep Sirkulasi Dalam Tapak


Dari hasil analisa sirkulasi menuju tapak maupun potensi view tapak maka,
Entrance Tapak diletakan seperti gambar di bawah ini, dengan meletakan
massa bangunan di tengah tapak untuk mempermudah sirkulasi didalam tapak.

Site Entrance
Pejalan kaki

Main
Entrance

Entrance
Pejalan kaki

Gbr.3 Konsep sirkulasi tapak

Sirkulasi direncanakan agar pencapaian ke setiap ruang atau tempat dapat


dicapai oleh penyewa atau pengunjung dengan mudah tanpa menimbulkan
krosing sirkulasi serta dapat memberikan kenyamanan. Pembagian sistem
sirkulasi sebagai berikut :
a. Sirkulasi Kendaraan
Entance utama masuk dari sisi barat yang di fungsikan sebagai
entrance perkantoran dan service yang dapat langsung mencapai area
basement, dengan pertimbangan lebar jalan lebih besar sehingga dapat
mengurangi kemacetan di sekitar tapak. Sirkulasi kendaraan dengan
proses masuk ke dalam tapak dapat langsung ke drop off dan parkir di
area basement atau parkir di luar bangunan secara temporery.
b. Sirkulasi manusia atau Pejalan kaki

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 73


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

Sirkulasi manusia atau pejalan kaki dapat melalui pedestrian


dan menuju area lobby yang dapat terdistribusi ke ruang-ruang yang
lain. Untuk sirkulasi dalam bangunan secara horisontal mengggunakan
selasar atau koridor, sedangkan secara vertikal menggunakan lift ,
tangga atau eskalator.

5.1.4 Konsep Massa Bangunan


Massa bangunan terdiri dari massa tunggal yang disesuaikan dengan
zona dan fungsinya, dimana satu sama lain saling berkaitan. Massa
bangunan dapat mencerminkan fungsi dan identitasnya melalui simbol-
simbol tertentu yang dapat diolah pada massa bangunan.
Selain dari karakter dan fungsi bangunan tersebut bentukan massa dapat
juga terbentuk dari respon atau tanggapan terhadap kondisi tapak seperti :
 Massa bangunan terdiri dari dua massa yaitu podium dan office tower,
untuk bentuk dasar podium adalah kotak yang dikombinasilkan dengan
bentuk tak berberaturan / fleksibel karena fungsinya bukan formal.
Untuk bentuk tower bentuk dasarnya adalah persegi panjang selain
fungsinya yang formal juga untuk memaksimalkan fungsi ruang sewa,
sehingga lebih mudah, efektif dan efisien untuk aktivitas didalamnya.
 Untuk rangka atap podium menggunakan truss dimaksudkan agar
mendapatkan ruang bebas bentang karena lantai 3 fungsinya restoran,
café dan exhibition sehingga ruang yang didapatkan luas dan
maksimal. Selain itu truss di ekspose untuk mempertegas /
menunjukkan fungsi secara jelas sebagai elemen struktur (inside out),
dan selain itu structural dapat dinikmati baik dari interior bangunan
tersebut dan juga dari luar bangunan yang memiliki kesan ringan.
 Memaksimalkan transparency, layering dan movement pada fasade
podium dan tower.
 Struktur atas pada tower menggunakan material baja pada girder dan
column, sedangkan core/shear wall mengunakan material komposit
sehingga pelaksanaannya cepat, praktis, efektif dan efisien karena
menggunakan sitem precast / pabrikasi. Kemudian struktur di ekspose

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 74


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

untuk menunjukkan kejujuran fungsi secara jelas sebagai elemen


struktur (inside out).
 Fasade area service di ekspose untuk menampilkan fungsi secara jelas
dan pada bagian lift di ekspose untuk menampilkan movement secara
cepat dan modern.

5.1.5 Konsep Ruang Luar


Ruang luar merupakan salah satu pendukung keberadaan dari massa
bangunan yang dapat diolah untuk memberikan nilai lebih terhadap
keberadaan bangunan dengan cara :
 Terdapat ruang luar yang luas untuk lobby utama disebelah barat
untuk memaksimalkan trasparency yang di dukung dengan
ketinggian sehingga berkesan modern.

Penggunaan material transparan /


kaca untuk mendapatkan cahaya
alami.

 Mengekspose struktur pada luar bangunan sehingga dapat dinikmati


dari sisi dalam dan luar bangunan.
Ekspose truss

 Mengekpose bukan jendela-jendela kaca yang dipadu dengan


fasade kisi-kisi.

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 75


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

 Pada atap ruang void sebagai pencahayaan terdapat atap yang dapat
secara otomatis membuka dan menutup sesuai temperatur dalam
ruang.

 Mengekspose sistem clading sebagai suport kaca layering

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 76


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

5.1.6 Konsep Ruang Dalam


Konsep ruang dalam dihadirkan sesuai dengan analisa kebutuhan fungsi
ruang, dari fungsi ruang dalam dapat memberikan sebuah bentuk atau kesan
apa yang ingin ditampilkan. Dalam hal ini konsep ruang dalam yang ingin
disampaikan adalah sebuah ruang yang serba otomatis secara fungsi sehingga
dapat digunakan secara maksimal dan efisien.
Untuk mendukung tema arsitektur high tech konsep ruang yang dihadirkan
adalah sebagai berikut :
 Penggunaan material / interior / furniture yang simple dan mudah di dapat.
 Menghadirkan kesan-kesan ruang yang modern dan elegan.
 Menggunakan bidang-bidang kaca/transparan atau lubang dinding/plafon
khusus untuk memaksimalkan pencahayaan kedalam dalam bangunan.

Gbr.6 Konsep interior R.kerja pencahayaan dengan drop celling untuk


memaksimalkan pencahayaan.

Gbr.6a Konsep interior


R.kerja dan .R.metting

Gbr.6b Konsep interior R.kerja, koridor dan Toilet Gbr.6c Konsep interior struktur

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 77


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

5.1.7 Konsep Zoning vertikal Bangunan


Zoning terbagi 2 zona yaitu zona 1 (large space) dan zona 2 (medium
space). Tipikal lantai 1500 m2, Core + sirkulasi 20% typical = 300 m2
Space office 80% typical = 1200 m2 , Large office = 1650 m2 / 220 m2 =
5 unit/lantai, Medium office = 1320 m2 / 110 m2 = 10 unit/lantai.
30m

large space 16500 m2


75 unit @ 220m2
5 unit/lantai (15 lantai)

Area sky lobby ( 1 lt )


Lantai 16

medium space 14300 m2


core
120 unit @ 110m2
10 unit/lantai (12 lantai)

podium 14400 m2
komercial / office (3 lantai)

basement 24000 m2
komercial / office (3 lantai)

50m 50m

1 2 3
1 2 3
4 5 6
30m 30m
7 8
4 core
core 5 9 10

Typical plan large space Typical plan medium space

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 78


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

5.1.8 Konsep Sistem Bangunan


Pemilihan suatu sistem struktur dalam bangunan tinggi ditentukan oleh
berbagai macam pertimbangan, seperti fungsi/ tuntutan kebutuhan, teknologi,
efisiensi, serta hal-hal non teknis seperti ekonomi, peraturan kota, sosial-
budaya, estetika, simbol, dll
5.1.8.1 Struktur Bangunan
Pemilihan sistem struktur antara lain :
 Sub Structure ( struktur bawah )
o Mengunakan pondasi Bored Pile dengan pertimbangan lokasi yang
ada dipusat kota dan dekat dengan pemukiman dan bangunan
lainya.
o Mempertimbangkan kondisi daya dukung tanah, muka air tanah
dan beban yang akan didukungnya.sehingga elevasi pondasi berada
di basement 2.
Kolom komposit
& baja

Pile
cap/plat
pondasi
rakit

Tiang
bored
pile Gbr. Tiang bored pile sebagai
pondasi yang menerus sampai
kedalaman tanah keras

Proses pelaksanaan dinding


penahan tanah soildier pile

 Upper Structure ( struktur atas )


Dalam bangunan Kantor sewa ini menggunakan sistem struktur truss
tube with interior column (tabung rangka dengan kolom dan core)
composit dan baja sebagai struktur utama. Alasannya adalah :

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 79


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

o Mudah dan cepat dalam pelaksanaan karena material baja dan


komposit.
o Kesannya ringan karena material komposit/baja.
o Sangat cocok untuk struktur high rise
o Memaksimalkan space ruang dalam karena keberadaan kolom
sebagai wall system structure yang berada di dinding pinggir.
o Kesan high tech dapat dimunculkan dari system eksterior.

Struktur truss tube with interior column merupakan tabung rangka, yang
terdiri dari kolom vertikal dan balok horisontal yang dihubungkan disuatu
bidang dengan menggunakan sambungan kaku kemudian core/shear wall
sebagai struktur inti

Core/inti

Truss
tube/tabung Typical plan
rangka

Gbr. Tiga dimensi


truss tube and
core

Gbr. isometric

Wall system structure


composite Girder truss steel

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 80


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

5.1.8.2 Utilitas Bangunan


Pada bangunan ini system utilitas menggunakan system IBS
(Intelligent Building System) sehingga semua serba otomatis.
Kemudian semua utilitas terkontrol melalui system IBS.
Konsep dasar utilitas dengan system IBS dan semua
jaringan/network terkontro pada central monitoring.

Perlengkapan utilitas bangunan seperti :


 Kesehatan ( air bersih, air kotor,air hujan )
 Keamanan ( listrik, kebakaran,telekomunikasi )
 Kenyamanan ( pengahawaan, sirkulasi )
1. Sistem Air Bersih
Air bersih diperoleh dari dua sumber mata air yaitu dari PDAM dan
Sumber air tanah melalui IBS control system kemudian ditampung
kedalam Reservoir bawah selanjutnya dipompa ke Reservoir atas untuk
di distribusikan ke ruang-ruang dengan sistem gravitasi karena lebih

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 81


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

efisien dalam penggunaan energi listrik dan terjamin distribusinya


ketika aliran listrik mati/pemadaman.

PDAM

IBS CONTROL
SYSTEM Pompa

Reservoir-Bawah

Pompa

Tangki-Atas Distribusi

Unit lantai

2. Sistem Air Kotor


Air kotor yang berasal dari closet disalurkan melalui pipa didalam
shaft ke septictank / GWT, kemudian dialirkan ke resapan. Sedangkan
air yang berasal dari wastafel, floor-drain, urinoir, dan lain-lain
dialirkan langsung ke water treatment, setelah melalui pengolahan air
dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan penyiraman taman dan
luapannya dialirkan ke riol kota.

Closet
Sumur resapan

Shaft Septictank / GWT

Toilet
kran Taman

Riol Kota
Water-
Shaft tratment

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 82


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

3. Sistem Air Hujan


Pembuangan air hujan yang jatuh di atap dak beton dialirkan ke arah
roof drain ( RD ) dengan memanfaatkan kemiringan permukaan atap
( 2 s/d 5 % ), dan dialirkan ke jalur pipa yang tersimpan didalam shaft
ke bak penampung di lantai basament.
4. Sistem Penyediaan Listrik
Sumber daya listrik menggunakan sumber dari PLN melalui
jaringan yang sudah ada. Distribusi jaringan kedalam tapak
menggunakan jaringan bawah tanah.
Dan juga mengunakan genset sebagai sumber daya cadangan yang
akan bekerja secara otomatis bila distribusi listrik dari PLN
terputus/pemadaman. Semua jaringan dikendalikan melalui IBS
control system.

PLN
IBS
CONTROL
MDP SDP PP
SYSTEM

genset

MDP : Main Distribution Panel


SDP : Sub Distribution Panel
PP : Panel Pembagi
5. Sistem Penanganan Kebakaran
Penanganan kebakaran merupakan suatu usaha untuk mengadakan
perlindungan terhadap penghuni bangunan apabila terjadi kebakaran.
Penanganan di luar gedung, dengan menyediakan fire hidrant yang
mudah di akses.

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 83


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

Penanganan dalam gedung seperti :


Menyediakan tangga darurat / helipad untuk bangunan tinggi.
Menyediakan panel tabung gas kebakaran dibeberapa tempat.

Dengan sistem instalasi kebakaran seperti :


 Fire Alarm System yang dikendalikan melalui IBS control
system.
 Fire Detection System ( smoke detector, head detector,
splingker system ) yang dikendalikan melalui IBS control
system.

6. Sistem Telekomunikasi
Sistem telekomunikasi mengguanakan jaringan telkom, dengan sistem
tak langsung ( telephone terminal room ). Semua jaringan dikendalikan
melalui IBS control system.

Central
Operator Operator LIne

LIne
IBS CONTROL
SYSTEM

Telkom

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 84


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

Sistem CCTV ( Close Circuit Television ) dan Master Antena


Television ( MATV) sebagai pengawasan pada kegiatan dalam
bangunan. Semua jaringan dikendalikan melalui IBS control system.
7. Sistem Pencahayaan
Pencahayaan Alami, memanfaatkan sinar matahari dan pemakaian
material kaca sesuai dengan kebutuhan ruang.

Pemanfaatan sinar matahari Efek lampu buatan

Pencahayaan buatan, menggunakan sumber energi listrik sebagai


pencahayaan. Permainan cahaya lampu dapat diatur menyesuaikan
kebutuhan dan jenis ruang sehingga akan memberikan sebuah kesan
tersendiri. Semua jaringan dikendalikan melalui IBS control system.
8. Sistem Penghawaan
Penghawaan Buatan, penggunaan AC sistem VRV akan lebih
memberikan keuntungan, karena sistem ini dapat mengontrol atau
menyesuaikan secara otomatis kebutuhan AC disetiap ruangnya,
sehingga memberikan penghematan dalam pemakaian energi listrik.
Semua jaringan dikendalikan melalui IBS control system.

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 85


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

9. Sistem Sirkulasi
Perencanaan sistem sirkulasi dalam bangunan secara horisontal
menggunakan koridor atau selasar yang menghubungkan ke setiap
ruangnya, untuk sirkulasi vertikal mengunakan lift, tangga dan
eskalator yang menghubungkan setiap lantai didalam bangunan. Semua
jaringan dikendalikan melalui IBS control system.

Penggunaan Lift / lobby lift

Penggunaan tangga darurat dan lift


berdekatan mempermudah pengguna

Penggunaan tangga / eskalator

System Lift vertical

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 86


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

Untuk kenyamanan sirkulasi vertikal menggunakan lift dapat dihitung


secara rumus kebutuhan lift dalam satu bangunan seperti :
L = PHC ( a-c ).n
b
Dimana :
L : Beban puncak
a : Luas per lantai bangunan
c : 5 x N x P x 0,3 = 1,5 NP
N : Jumlah kereta lift
p : Kapasitas orang per kereta ( 80 % )
n : Jumlah lantai bangunan
b : Jumlah lantai bersih per orang.
Contoh konsep perencanaan :
Diketahui, a=1200m2 ( asumsi )
c=1,5 NP
N= jumlah kereta lift dalam bangunan ?
p= kapasista lift 15 orang ( 80% x 15 = 12 orang )
n=30 lantai
b=7,2 m2 ( standar u/kantor )
v=2 m/det ( kecepatan lift )
maka, L = 0,18 ( 1200 – 1,5 N x 12 ) 16 lt
7,2
= 2,88 ( 1200 – 18.N )
7,2
= 2,88 x 1200 – 2,88 x 18N
7,2

=3456 – 51,84N
7,2 7,2
= 480 – 7,2 N ( 1 )
h = 300 det x P x N
R.T
h = 300 x 12 x N
36
h = 3600 x N
36
h = 100 N

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 87


Suhari (4120411-029) Skripsi dan Tugas Akhir / Puri Indah Tower

v = 2m/det
s = ( 3,6 x 30 ) 2m
s = 216 m
v = s/t = 72 / t
2 = 216/ t
t = 216 : 2 = 108 detik
480-7,2N = 100 N
480 = 100N + 7,2N
480 = 107,2N
N = 480 : 107,2 = 4,47 lift ~ 4 lift penumpang
Karena ada dua zona lift yaitu pada lantai dasar (zona 1) dan
sky lobby (zona 2) jumlah 15 lantai , maka (zona 1) = (zona 2), dan
jumlah lift 4 lift + 4 lift = 8 lift.
Untuk kenyamanan ditambahkan 1 lift tersendiri untuk kebutuhan
service.
10. Sistem penanganan Sampah
Penanganan dalam gedung, sampah dari setiap lantai disalurkan
melalui shaft sampah dan dikirim ke penampungan sampah sementara
di lt basement, dan siap diangkut oleh truk sampah.
Sampah pengangkutan
perlantai

Tempat sementara
Shaft sampah ( dibasement )

Penanganan diluar gedung, sampah yang dihasilkan dari kegiatan


dalam bangunan dipisahkan menjadi 2 kategori yang berupa sampah
organik dan sampah an-organik sehingga penangannya dipisahkan
dengan cara menyediakan 2 tempat sampah sebelum diangkut
ketempat pembuangan akhir.

Sampah Sampah
organik an-organik

Universitas Mercubuana – Jakarta 2010 88

Anda mungkin juga menyukai