Anda di halaman 1dari 4

Proses Perancangan pada Lahan Berkontur

A. Ketentuan Perancangan Bangunan pada lahan berkontur


1. Bentuk dan Struktur Bangunan

a. Pemilihan bentuk dan struktur bangunan ditujukan untuk :

i) Memperkecil KDB per kawasan

ii) Memperkecil KDB per petak lahan/luas dasar bangunan

iii) Memperkecil luas perataan tanah (cut and fill)

iv) Mempertahankan fungsi resapan air

b. Rekomendasi bentuk dan struktur bangunan di wilayah berkontur :

i) Bangunan tingkat dan atau berderet, terutama pada kawasan


permukiman perkotaan, untuk memperkecil luas dasar bangunan,
luas perataan tanah dan KDB per kawasan.

Koefisien Dasar Bangunan sebaiknya ditekan serendah mungkin. Lebih


baik menggunakan bangunan bertingkat dari pada meluas di lantai dasar.
ii.) Bangunan dengan massa (tinggi dan besar bangunan) yang seimbang dengan
lingkungannya. Semakin curam kelerengan semakin kecil massa bangunan.
Dilarang membuat bangunan dengan ukuran sangat besar (memiliki luas lantai
dasar di atas 2000 m2 untuk sebuah bangunan) atau berlantai tinggi (di atas 6
lantai).

Bangunan sebaiknya dipecah dalam massa yang lebih kecil dan


jangan membuat massa bangunan yang besar dan lebar, sehingga
tidak perlu melakukan cut and fill tanah yang terlalu besar.

iii.) Bangunan sebaiknya sesuai dengan bentuk dan struktur kemiringan lereng atau
tidak banyak merubah kontur lahan alami.

Bagian dari bangunan seperti teras dan garasi sebaiknya dirancang agar dapat memanfaatkan
perbedaaan kontur, misalnya dengan membangun garasi sebagai lantai dasar atau bagian teras
rumah.
iv.) Menggunakan tipe pondasi dan struktur yang sesuai dengan kondisi kemiringan
lereng.

Jenis pondasi perlu diplih secara cermat untuk lahan yang berkontur

c. Untuk kawasan rawan bencana gerakan tanah maupun gempa, bentuk dan
struktur bangunan harus disesuaikan dengan peraturan perundangan dan
SNI yang berlaku.
Dalam proses pembangunan rumah pada lahan berkontur maka terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan terkait pengolahan tanah , yaitu :

1. Penggalian dan pengurukan tanah

Ketika proses penggalian tanah dilakukan maka harus mempertimbangkan kedalaman


yang diperlukan agar tidak terjadi kelongsoran .

2. Dampak bangunan terhadap lapisan tanah humus


Desain yang baik haruslah desain yang dapat memadukan unsur alam dan buatan
secara terpadu agar tidak terjadi pengrusakan lingkungan yang menyebakan bencana
alam .
3. Pemotongan tanah
Proses pemotongan tanah harus sesuai dengan desain yang pilih
4. Pengurukan tanah
Tanah harus diuruk untuk memperkuat struktur bangunan
5. Pemadatan tanah
Setelah tanah yang pilih dipotong dan di letakkan , maka harus dilakukan penguatan
terhadap kerapatan tanah agar tidak terjadi kegagalan struktur .

Anda mungkin juga menyukai