PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah peta berasal dari bahasa Inggris, yaitu map. Adapun kata map
berasal dari bahasa Yunani, yaitu mappa yang berarti taplak atau kain penutup
meja. Namun, secara umum Pengertian Peta adalah gambaran seluruh atau
sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan
menggunakan skala tertentu. Ilmu yang mempelajari tentang peta disebut
kartografi.
Proyeksi peta adalah suatu sistem yang memberikan hubungan antara posisi
titik- titik di bumi dan di peta. Karenapermukaan bumi secar a fisik tidak teratur,
sehingga sulit untuk melakukan perhitungan-perhitungan dari hasil ukuran
(pengukuran). Untuk itu dipilih suatu bidang yang teratur yang mendekati bidang
fisis bumi yaitu bidang Elipsoida dengan besaran-besaran tertentu. .
B. Rumusan Masalah
A. Pengertian Peta dan Jenis-jenisnya
B. Menentukan metode SIG ( Sistem informasi Geogrsfis )
C. Tujuan
Page | 1
SEJARAH SURVEI DAN PEMETAAN
Frontinus adalah seorang insinyur romawi di bidang survey dan tercatat hidup pada
abad pertama, adalah seorang pelopor di lapangan, dan tulisannya menjadi acuan
selama bertahun-tahun. Kemampuan keteknikan bangsa Romawi telah
didemonstrasikan oleh pekerjaan proses konstruksi yang luas untuk membangun
kekaisaran. Survey yang diperlukan untuk konstruksi ini mengakibatkan terbentuknya
organisasi serikat surveyor. Peralatan canggih terus dikembangkan dan dipergunakan.
Diantaranya yaitu Groma, dipergunakan untuk pengamatan; LIbella; dengan pemberat
(unting-unting) untuk pengukuran kedataran; Chorobates, terbuat dari kayu,
Page | 2
berbentuk horisontal / lurus, memiliki ketinggian sekitar 20 kaki (6 meter) dengan
dukungan 4 buah lengan dan bagian atas digenangi air untuk menunjukan ketinggian.
Salah satu naskah latin tertua yang ada adalah naskah kuno Acerianus, yang ditulis
pada sekitar abad keenam. Ini berisi hitungan survei seperti yang dilakukan oleh
Romawi dan termasuk beberapa halaman dari risalah Frontinus itu. Naskah ini
ditemukan pada abad kesepuluh oleh Gerbert dan naskah tersebut sebagai dasar
untuk panduan mempelajari geometri, tentang survei. Selama abad pertengahan, ilmu
bangsa Arab, yunani dan romawi terus berkembang. Sedikit kemajuan dibuat dalam
seni survei, dan semua tulisantulisan yang berhubungan dengan hal tersebut disebut
“geometri praktis.”.
Pada abad 13, Von Piso menulis sebuah buku yang berjudul Practica Geometri, berisi
petunjuk tentang survei. Dia juga menulis LIber Quadratorium yang membahas tentang
kwadran, dengan menciptakan sebuah alat berupa bingkai kuningan berbentuk persegi
dengan sudut 900 dan skala yang berbeda-beda. Dengan menggunakan pointer yang
bergerak untuk penunjuk. Astrolabe adalah sebuah Instrumen lainnya yang
diciptakan. Astrolabe berupa lingkaran logam dengan berengsel pointer di pusatnya
terdapat cincin di atas, jalur pembidik. Alat ini dipergunakan untuk mengukur jarak dan
sudut.
Pada awal peradapan bumi diasumsikan seperti permukaan datar, tetapi tapi dengan
mencatat bumi bayangan melingkar bumi di bulan selama gerhana bulan dan melihat
kapal berangsur-angsur hilang saat mereka berlayar ke arah cakrawala, perlahan
disimpulkan bahwa planet ini sebenarnya melengkung ke segala arah.Menentukan
ukuran dan bentuk bumi secara tepat telah menjadi topik yang menarik untuk
Page | 3
dipelajarai selama berabad-abad. Sejarah mencatat bahwa ilmuwan Yunani bernama
Eratosthenes adalah di antara yang pertama untuk menghitung dimensi bumi secara
ilmiah, yang terjadi sekitar 200 sm.
Page | 4
Pada abad 18 dan 19, seni survei maju lebih cepat. Kebutuhan untuk peta dan lokasi
batasbatas nasional yang disebabkan kebutuhan Inggris dan Perancis untuk membuat
titik-titik triangulasi yang akurat melahirkan periode survei geodetik. Survei pantai
yang dilakukan AS (sekarang Survei Geodesi nasional dari Departemen Perdagangan
AS) telah membuat monumen referensi posisi yang dapat diketahui secara tepat di
seluruh negeri. Peningkatan harga nilai tanah dan pentingnya batas-batas yang tepat,
bersama dengan permintaan untuk perbaikan publik di kanal, kereta api, dan jalan tol,
membawa survei ke posisi penting. Baru-baru ini, pada pekerjaan seperti; konstruksi
umum skala besar, pengelolaan lahan dengan subdivisi yang banyak dengan catatan
yang lebih baik diperlukan, dan tuntutan yang ditimbulkan oleh bidang eksplorasi dan
ekologi telah mensyaratkan betapa pentingnya peran survei dan pemetaan. Survei
masih merupakan tanda kemajuan dalam, penggunaan, pelestarian, dan
pengembangan sumber daya bumi.
Selain untuk memenuhi sejumlah kebutuhan sipil yang terus berkembang, survei
selalu memainkan peran penting dalam kegiatan pertahanan bangsa. Perang dunia I
dan II, konflik Korea dan Vietnam, dan konflik yang lebih baru di timur tengah dan
Eropa telah menciptakan tuntutan yang mengejutkan untuk pengukuran yang tepat
dan peta yang akurat. Ini operasi militer juga memberikan stimulus untuk
meningkatkan instrumen dan metode untuk memenuhi kebutuhan ini. Survei juga
memberikan kontribusi, dan manfaat, program ruang di mana peralatan baru dan
sistem yang diperlukan untuk memberikan kontrol yang tepat untuk penyelarasan
rudal dan untuk pemetaan dan memetakan bagianbagian dari bulan dan planet-planet
di dekatnya. Perkembangan peralatan survei dan pemetaan kini telah berkembang ke
titik di mana instrumen tradisional yang digunakan sampai sekitar tahun 1960-an atau
1970 mengalami perubahan.
Page | 5
BAB II
PEMBAHASAN
PERPETAAN
A. PENGERTIAN PERPETAAN
A.1.1 Karakteristik
Peta merupakan gambaran dalam bentuk 2(dua) dimensi,gambaran yang
disajikan adalah dalam bentuk hasil reduksi dari keadaan
yangsebenarnya, informasi/data yang disajikan merupakan suatu bentuk
penegasan dari unsur yang ada. Fungsi :
Page | 6
memperlihatkan ukuran (dari peta dapat diukur luas daerah dan jarak
jarak di permukaan bumi.
memperlihatkan bentuk (dari peta dapat dilihat bentuk -bentuk
daerah bergunung, permukiman, dataran, dan obyek lain yang cukup
besar, sehingga dimensinya dapatdiperlihatkan dalam peta topografi.
Page | 7
A.2 METODE MEMBUAT PETA
Metode yang sering digunakan untuk mebuat peta (peta garis) adalah metode
terestris danfotogrametris dan salah satu yang akan dipelajari di sini adalah cara
membuat peta denganmetode terestris – yaitu dengan melakukan pengukuran-
pengukuran langsung di lapangan.
BAGIAN THEODOLIT
Bagian
-bagian yang penting dari alat theodolit
antara lain:
Teropong yang dilengkapi dengan garis bidik
Sumbu mendatar
Indeks pembaca lingkaran skala tegak
Penyangga sumbu mendatar
Indeks pembaca lingkaran skala mendatar
Sumbu tegak
Page | 8
A.3 METODE PENGUKURAN / PEMETAAN
Pelurusan (pembanjaran)
Pembanjaran dilakukan oleh dua orang, seorang membidik
sementara yang lain menancapkan yalon sesuai dengan komando
dari si pembidik. Seprti yang terlihat pada gambar x, misalnya akan
diukur jarak AB, dua buah yalon harus ditancapkan di atas titik A dan
B. Selanjutnya pembidik berdiri di belakang yalon A dan mengatur
agar mata pembidik satu garis dengan yalon A dan B. Keadaan ini
dapat diketahui jika mata si pembidik hanya melihat satu yalon saja.
Di antara yalon A dan B harus ditancapkan beberapa yalon atau
patok yang jaraknya terjangkau oleh alat ukur. Seringkali dijumpai
rintangan pada areal yang akan diukur sehingga pembanjaran tidak
dapat dilakukan seperti gambar diatas. Maka pembanjaran disini
perlu perlakuan yang berbeda, dikarenakan :
a. Kondisi lapangan yang bergelombang/curam/berbatasan
dengan tembok tinggi.
b. Ada bangunan/rintangan di tengah areal yang akan diukur, dan
sebagainya.
Untuk koreksi secara grafis, maka polygon yang tidak tertutup setelah
tergambar dapat dikoreksi dengan menghitung sudut atau cara
graphical plot.
Page | 11
A.4 KLASIFIKASI PETA
c. Chart,
Suatu peta untuk kegunaan bersifat khusus, dalam hal ini data-data yang
disajikan berhubungan dengan masalah navigasi.
Page | 12
Peta Referensi atau Peta Serbaguna
Peta yang dijadikan dasar dari perencanaan pembangunan nasional dan
regional, umumnyadiproduksi dalam satu seri peta, jenis dari peta referensi
antara lain :
Peta Planimetris, Peta yang hanya menyajikan posisi horisontal dari
unsur -unsur permukaan bumi tanpamenyajikan data ketinggian.
Peta Kadaster,Peta yang menyajikan batas pemilikan tanah.
Peta Topografi/Rupabumi, Peta yang menggambarkan tidak hanya
detil planimetris dari unsur -unsur di permukaan bumi, tetapi juga
menggambarkan bentuk terein/relief. Seri pemetaan nasional
adalah dalam bentuk Peta Topografi/Rupabumi.
a. Peta Tematik
Dalam pembuatan peta tematik, diperlukan dua elemen penting, yaitu
peta dasar sertadata/informasi spesifik yang akan disajikan.
Contoh peta tematik antara lain :
Peta Geologi,
Peta Geomorfologi,
Peta Sumber Daya Alam,
Peta Jaringan Jalan,
Peta Tanah,
Peta Pariwisata,
Peta Sumber Daya Hutan,
Peta Tata Guna Lahan, Peta Sumber Daya Air, dan sebagainya.
Conform. Yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar, serta harus
sebangun dengan keadaan asli yang ada atau yang sebenarnya di wilayah asal
atau di lapangan.
Equidistance. Yaitu jarak yang ada pada peta, apabila dikalikan dengan skala yang
sudah ditentukan, sesuai dengan jarak yang ada di lapangan.
Equivalent. Yaitu daerah atau bidang yang digambar pada peta, setelah
dihitung dengan skalanya, maka akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan
Page | 13
2. Jenis Peta Berdasarkan Isinya
a. Peta Umum
Peta Umum menggambarkan seluruh atau sebagian dari permukaan
bumi secara umum, baik itu akan kenampakan alamnya, ataupun buatan
manusia. Peta umum dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
Peta Topografi
Garis kontur adalah garis yang ada pada peta, yang bisa menghubungkan
tempat yang memiliki ketinggian sama.
Page | 14
penduduk, rute perjalanan, hingga komunikasi. Di dalamnya juga bisa
menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, serta tingkat tutupan vegetasi.
Peta pilihan bagi para navigator ialah peta topografi yang memiliki skala
1:50.000. Saat sedang beroperasi di tempat yang asing, kita mungkin akan
menemukan jika produk peta memang belum diproduksi untuk bisa mencakup
daerah tertentu yang ada di lokasi operasi kita, atau malah mungkin saja tidak
tersedianya unit di saat kita sedang benar-benar membutuhkannya.
Maka dari itu, sebisa mungkin kita harus siap menggunakan peta yang
diproduksi oleh pemerintah asing, yang mana mungkin juga tidak memenuhi
standar akurasi yang telah ditetapkan. Peta-peta ini sering menggunakan simbol
yang hampir sama, atau malah mirip seperti yang ada pada peta negara kita
produksi. Akan tetapi, yang perlu diperhatikan, simbol tersebut ternyata malah
memiliki makna yang berbeda.
Peta Korografi
Perbedaan antara peta korografi dan topografi itu sendiri lebih condong
terhadap penggunaan garis-garis kontur, karena pada peta topografi itu
lebih kepada penggambaran bentuk relief alias tinggi rendahnya permukaan
bumi, dan skala yang digunakan itu juga skala besar.
Sudah jelas terlihat jika skala yang digunakan pada peta korografi adalah skala kecil, dan
penggambaran kenampakan yang ada pada suatu wilayah tersebut juga terlihat dengan jelas,
walaupun hanya dengan menggunakan simbol saja.
Page | 15
Peta Dunia
Dalam artian yang lain, peta dunia ini menggambarkan segala macam
sesuatu yang ada pada permukaan bumi secara menyeluruh atau secara
keseluruhan, dari utara, hingga selatan, serta dari barat, hingga ke timur, tanpa
ada yang tertinggal satupun.
Page | 16
b. Peta Khusus (Tematik)
1. Kepadatan penduduk
2. Persebaran hasil tambang
3. Arus laut
4. Angin muson di Indonesia
5. Penggunaan lahan
6. Jaringan jalan
7. Persebaran hewan di Indonesia
8. Persebaran Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia
Page | 17
menjadi tematik, map kolera Snow di tahun 1855 merupakan salah satu contoh
terbaik dalam penggunaan peta tematik dalam kegiatan analisis. Teknik dan
metodogoli yang ada menggambarkan prinsip dari sistem informasi geografis.
Page | 18
d. Peta Berdasarkan Bentuknya (Simetris)
Page | 19
5. Peta Garis
Peta garis adalah peta yang menyajikan data alam serta kenampakan buatan
dari manusia, yang disertai dalam bentuk garis, titik, dan luasan.
1. Peta Kadaster
Peta kadaster memiliki skala 1:100 hingga 1:5000. Pada umumnya, peta jenis
ini digunakan untuk menggambarkan peta tanah, atau peta yang ada pada sertifikat
tanah.
2. Peta Skala Besar
Peta skala besar memiliki skala 1:5000 hingga 1:250.000. Biasanya, peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan suatu wilayah atau daerah yang memang
sempit. Salah satu contohnya seperti peta kelurahan, hingga peta kecamatan suatu
daerah.
3. Peta Skala Menengah/Sedang
Peta skala menengah atau sedang memiliki skala 1:250.000 hingga 1:500.000.
Peta ini biasanya akan digunakan untuk menggambarkan suatu daerah yang cukup
luas, biasanya mencakup hingga suatu provinsi.
Page | 20
4. Peta Skala Kecil
Peta skala kecil memiliki skala 1:500.000 hingga 1:1.000.000 atau bahkan
lebih. Peta skala kecil ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu
daerah atau wilayah yang luas, semisal peta dari sebuah negara.
5. Peta Geografis
Peta geografis memiliki skala >1:1.000.000 yang berarti bisa menampakkan
atau menampilkan wilayah dari sebuah benua, samudera, hingga dunia.
Page | 21
SIG(Sistem Informasi Geografis)
Page | 23
Menurut Alter
SIG adalah sistem informasi yang mendukung
pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk
daerah pada sebuah peta.
Menurut Prahasta
SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk
pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran
informasi geografis berikut atribut-atributnya.
Pada ±35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-
Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya
sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua
elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis
yang terhubung ke database atribut.
Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan,
termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data
sensus.
Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta
dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer). Perkembangan perangkat keras
komputer yang dipacu oleh penelitiansenjata nuklir membawa aplikasi pemetaan
menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an.
Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa,
Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya.
Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS
- SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data
yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land
Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah
pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian,
pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000.
Page | 24
Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. GIS
dengan gvSIG
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat
national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai
arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada
berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson
kemudian disebut "Bapak SIG".
CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk
penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga
aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph.
Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti
ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung
pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya,
dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur
database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi
pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad
ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan
distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit, dan para pengguna mulai
mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar
pada format data dan transfer.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang
UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun
Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan
riset.
Page | 25
B.3. KOMPONEN SIG ( Sistem Informasi Geografis)
B.3.3 Data
Pada prinsipnya terdapat dua jenis data untuk mendukung SIG yaitu :
Data Spasial
Data Spasial
Data spasial adalah gambaran nyata suatu wilayah yang terdapat di
permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta,
Page | 26
gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk
koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang
memiliki nilai tertentu.
B.3.4 Manusia
Manusia merupakan inti elemen dari SIG karena manusia adalah perencana
dan pengguna dari SIG. Pengguna SIG mempunyai tingkatan seperti pada
sistem informasi lainnya, dari tingkat spesialis teknis yang mendesain dan
mengelola sistem sampai pada pengguna yang menggunakan SIG untuk
membantu pekerjaannya sehari-hari.
Page | 27
B.5.3 Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah
pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
Page | 28
BAB III
CONTOH KASUS
GARIS KONTUR
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang
sama dari suatu datum/bidang acuan tertentu. Konsep dari garis kontur dapat dengan mudah
dipahami dengan membayangkan suatu kolam air. Jika air dalam keadaan tenang, maka tepi
permukaan air menunjukkan garis yang mempunyai ketinggian yang sama dan garis tersebut
akan menutup pada tepi kolam membentuk garis kontur.
Jika permukaan air turun, sebagai contoh permukaan air turun 5 meter, maka tepi dari
permukaan air akan membentuk garis kontur yang kedua. Demikian selanjutnya setiap
permukaan air turun akan membentuk garis kontur yang lainnya (gambar 10.1.1.1)
Garis-garis kontur merupakan garis-garis yang kontinu dan tidak dapat bertemu atau
memotong garis kontur lainnya dan tidak pula dapat bercabang menjadi garis kontur yang
lain, kecuali pada hal kritis seperti jurang atau tebing.
Gambar 10.1.2 memperlihatkan gambar garis kontur dan gambar irisan dari pulau tersebut.
Garis pasang di sebelah kiri ditunjukkan dengan garis kontur yang mempunyai ketinggian nol,
jika permukaan air naik setiap l0cm pada jarak tertentu, maka tepi permukaan air pada
permukaan tanah akan membentuk garis kontur yang mempunyai ketinggian 10 m, 20 m, 30
m, dan 40 m.
Page | 29
ALAT TITIK BACAAN RAMBU UKUR ( BT BEDA TINGGI TINGGI KETERANGAN
) TITIK
BELAKANG LAINLAIN MUKA NAIK TURUN
2.540
1 1.210 103.730
0.240
2 0.970 103.970
-3.180
3 4.150 100.790
2.870
4 1.280 103.660
0.470
6 0.810 104.130
-1.360
7 2.170 102.770
1.160
8 1.010 103.930
0.250
13 0.760 104.180
-0.560
14 1.320 103.620
0.640
15 0.680 104.260
Kemiringan tanah
Ketinggian antara garis-garis kontur yang berurutan disebut selang vertikal atau selang kontur
dan besarannya selalu tetap pada peta. Pada irisan dari selang vertikal diperlihatkan oleh garis
AB. Jarak mendatar antara dua buah kontur digambarkan oleh jarak BC. Jarak tersebut disebut
jarak horizontal.
Page | 30
Kemiringan permukaan tanah antara titik A dan C adalah : kemiringan
Karena selang vertikal merupakan besaran yang tetap pada kemiringan masing-masing peta,
maka akan berubah jika jarak horizontal berubah.
Setelah sebelumnya tentang artikel pengertian Peta kontur selanjutnya kita akan mencoba
membuat tutorial cara menggambar peta kontur tanah sehingga dapat digunakan sebagai
acuan untuk membangun struktur rumah, gedung, jalan raya maupun infrastruktur lainya.
misal kita melakukan sebuah pengukuran satu bidang tanah sehingga mendapat data ukuran
tanah dan hasil perhitungan pengukuran tanah untuk peta kontur sebagai berikut:
setelah melihat dan mempelajari data pengukuran tersebut kemudian kita lanjutkan ke
langkah selanjutnya:Data yang akan digunakan untuk membuat peta kontur adalah tinggi tiap
titik, caranya adaah seperti berikut:
Pertama kali kita tentukan skala jarak untuk menggambar denah dan skala tinggi untuk
menggambar potongan kontur
Page | 31
misal diambil skala
jarak : 100
rikut:
selanjutnya menentukan koefisien garis tinggi yang akan digambar, misal disini diambil 102.00
, 102.25 , 102.5 , 102.75 , 103.00 dst, titik-titik ini terserah kita dalam menentukanya karena
semakin rapat maka akan semakin akurat.
Page | 32
Dalam gambar diatas dapat kita lihat bahwa
“Prinsipnya adalah perbandingan antara segitiga kecil dan segitiga besar” sehingga dapat
dicari jarak titik dengan ketinggian tertentu.
Begitu juga dengan ketinggian titik lainya dihitung satu persatu sehingga di temukan lokasi
titiknya untuk kemudianmenghubungkan tinggi titik yang sama dengan garis sebagai
berikut,
A.Latar Belakang
Poligon disebut juga pengukuran segi banyak yang merupakan salah satu cara untuk
menentukan satu titik dilapangan.
B.Teori Singkat
C. Langkah kerja
D. Buat Sket
P20
P17 P19
P16
P15 A
Lokasi praktek : samping blok mesin ,depan blok elektronika dan halaman RSG
Page | 34
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dalam pengukuran sangat dipengaruhi dan diperlukan kerja sam team yang solid
Koordinat akhir(A) x=39,4; y= -177,5
Pengukuran kurang teliti dikarenakan adanya data yang meleset dari yang
sebenarnya
B. Saran
Ada pun sa ra n s a ya d a lam p em bu at an m ak al ah ini P et a ya n g b aik ha rus
dilen gka pi d en gan kom po nen -ko m pon en k el en gk ap an p eta a ga r si
pem aka i mudah membacanya. Komponen-komponen tersebut adalah: judul peta,
skala peta, legenda, tanda arah,sumber peta, tahun pembuatan, proyeksi peta, simbol-
simbol, warna, garis tepi (border), garis lintang dangaris buju
Page | 35
Daftar Pustaka
Page | 36