Anda di halaman 1dari 3

EKSPLORASI

Potensi Sumberdaya Hipotetik bijih mangan di Kabupaten Sumbawa kurang lebih sebanyak
735.553,00 ton dan endapan deluvial tipe gossan oksida besi manganese sebesar 37.500 ton.
Dari penyelidikan ini telah didapat 2 daerah mineralisasi yaitu mineralisasi mangan di Olat
Baramayung dan Mineralisasi berupa endapan deluvial yang mengandung oksida besi
manganese di S.Pasar, lereng barat bukit Olat maja. Ditinjau dari tatanan Tektonik
terbentuknya P. Sumbawa erat kaitannya dengan penunjaman Lempeng Hindia yang berarah
utara timur laut di bawah Daratan Sunda yang menerus mulai dari P. Sumatera , Jawa terus ke
arah timur membentuk Busur Kepulauan Banda yang terbentuk pada masa Kenozoikum, yang
dilandasi oleh batuan gunung api kalk alkalin dari busur dalam Banda yang masih aktif hingga
sekarang oleh batuan sedimen pinggiran benua yang beralaskan batuan malihan
Eksplorasi Mangan di Kabupaten Sumb
Oleh ; Moetamar
Kelompok Program Penelitian Mineral

Eksplorasi mangan di Sumbawa Besar tepatnya dilaksanakan di daerah Olat Maja diwilayah
Kecamatan Lape dan Kecamatan Marongge, Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusatenggara
Barat mencakup daerah seluas (11 km x 6 km) yang dilakukan dengan metoda penyelidikan:
pemetaan geologi dan mineralisasi berskala 1 : 25.000.

Dari penyelidikan ini telah didapat 2 daerah mineralisasi yaitu mineralisasi mangan di Olat
Baramayung dan Mineralisasi berupa endapan deluvial yang mengandung oksida besi
manganese di S.Pasar, lereng barat bukit Olat maja.

Potensi Sumberdaya Hipotetik bijih mangan di daerah Olat Baramayung sebanyak 735.553,00
ton dan endapan deluvial tipe gossan oksida besi manganese sebesar 37.500 ton.

Dalam tahun anggaran 2006, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah Eksplorasi Endapan
Mangan di daerah Sumbawa Besar Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Secara geologi, daerah ini masih mempunyai potensi terdapatnya mineral logam dan mineral-
mineral lainnya. Batuan Vulkanik dan batuan terobosan sebagai pembawa mineral logam yang
merupakan batuan utama di daerah ini mempunyai prospek terdapatnya endapan Mineral
logam.

Ditinjau dari tatanan Tektonik terbentuknya P. Sumbawa erat kaitannya dengan penunjaman
Lempeng Hindia yang berarah utara timur laut di bawah Daratan Sunda yang menerus mulai
dari P. Sumatera , Jawa terus ke arah timur membentuk Busur Kepulauan Banda yang terbentuk
pada masa Kenozoikum, yang dilandasi oleh batuan gunung api kalk alkalin dari busur dalam
Banda yang masih aktif hingga sekarang oleh batuan sedimen pinggiran benua yang beralaskan
batuan malihan

Geologi daerah Sumbawa disusun oleh terbentuknya batuan gunung api Tersier (Miosen Awal)
breksi-tuf (Tmv) bersifat andesit dengan sisipan tuf pasiran, tuf batuapung dan batupasir tufan.
Satuan breksi tuf ini menjemari dengan batuan sedimen yaitu satuan batu pasir tufan (Tms) dan
juga satuan batugamping (Tml).Kemudian diterobos oleh batuan terobosan (Tmi) yang terdiri
dari andesit, basal, dasit, dan batuan yang tak teruraikan, diperkirakan berumur Miosen
Tengah.
Diatasnya diendapkan Batu gamping koral (Tmcl) pada Miosen Akhir dilanjutkan pada pliosen
diendapkan batulempung tufan (Tpc) dengan sisipan batupasir dan kerikil hasil rombakan
gunungapi, menindih tidak selaras batuan yang lebih tua (Tmv danTms), kemudian diendapkan
batuan gunungapi kuarter yang diendapkan dimulai dari satuan breksi Tanah Merah (Qot),
Batuan Breksi Andesit- Basal (Qv) dan satuan Lava-Breksi (Qhv), juga diendapkan batuan
sedimen kuarter yaitu terumbu koral yang terangkat (Ql), terakhir pada Holosen diendapkan
aluvium dan endapan pantai (Qal).

Daerah olat Maja ; Batuan yang terdapat di daerah penyelidikan terdiri dari Satuan Batuan
Breksi gunungapi, Satuan Batuan Tufa dan Breksi tufa, Satuan Batuan Tufa gampingan, Satuan
Batuan Batugamping, Satuan Batuan Andesit, Satuan Batuan Diorit dan Aluvial. (Gambar 2).
Sebagian dari batuan tersebut terbreksikan dan mengalami ubahan silisifikasi hingga argilik
Dari pengamatan di lapangan batuan ini dipengaruhi oleh struktur patahan geser menganan
(dextral)maupun mengiri (Sinistral). Batuan lainnya yang terdapat di daerah penyelidikan
berupa endapan aluvial rawa dan sungai Struktur geologi yang berkembang di daerah
penyelidikan adalah berupa struktur kekar dan sesar. Struktur kekar berkembang pada batuan
intrusi sedangkan struktur sesar di daerah penyelidikan diketahui berdasarkan indikasi adanya
gawir sesar yang terdapat di daerah penyelidikan diantaranya lereng terjal di daerah Bukit Olat
Maja dari pola aliran sungai dan kelurusan topografi serta adanya mata air yang mengandung
sulfur dan besi yang tinggi. Pola dan kelurusan di daerah penyelidikan, baratdaya-timurlaut,
baratlaut-tenggara. Sedangkan pola aliran sungai yang diperkirakan mendukung adanya pola
sesar adalah aliran S Lenteh yang bermuara pada teluk Ailepok.

Mineralisasi Mangan di Olat Baramayung ; Mineralisasi mangan di Olat Baramayung terdapat


pada punggungan bukit olat Baramayung pada ketinggian 175 m dpl, luas singkapan
mineralisasi kurang lebih (25 x 100)m2. Endapan mangan dijumpai dilapisan satuan batuan
sedimen tufa gampingan diduga terdiri dari mineral manganit (?). Secara megaskopis sifat
mangan di lokasi ini berwarna abu-abu metalik hingga hitam, berbutir halus hingga kasar,
tekstur masif hingga laminasi kadang-kadang membentuk kristal dengan kilap logam.
Mineralisasi ini mempunyai arah dan kemiringan yang relatif sama dengan batuan tufa
gampingan U335°T/24° (foto 1,2 dan gambar 4, 5). Secara stratigrafi kedudukan mangan
berada dilapisan satuan batuan tufa gampingan sedangka tufa gampingan menindih diatas
satuan batuan breksi gunungapi. Singkapan mangan ini menunjukkan adanya ubahan
silisifikasi dan struktur foliasi yang diduga diakibatkan adanya terobosan diorit.

Endapan mangan sekunder Baramayung ; Proses pembentukan endapan sekunder sangat


didominasi oleh media air, sehingga jejak-jejak pembentukannya dicirikan oleh ciri fisik dan
bentuk struktur yang spesifik, seperti diantaranya adanya struktur perlapisan.

Endapan mangan Baramayung dijumpai dilapisan satuan batuan sedimen tufa gampingan
diduga terdiri dari mineral manganit (?). Secara megaskopis sifat mangan di lokasi ini yang
telah disebutkan diatas diantaranya tekstur masif hingga laminasi kadang-kadang membentuk
kristal dengan kilap logam. Mineralisasi ini mempunyai arah dan kemiringan yang relatif sama
dengan batuan tufa gampingan. Berdasarkan ciri tersebut diatas maka mineralisasi mangan di
daerah penyelidikan termasuk kedalam tipe endapan mangan sekunder.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penyelidikan mineralisasi bijih mangan di kabupaten Sumbawa ( daerah Olat
Maja) maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebaga berikut :
Mineralisasi logam di daerah Olat Maja, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, ditemukan 2
lokasi yaitu Mineralisasi Mangan tipe Sedimenter yang terletak di bukit Olat Baramayung dan
Mineralisasi berupa endapan deluvial yang mengandung oksida besi manganese yang terletak
dihulu S. Pasar, lereng bukit Olat Maja , ditafsirkan sebagai endapan oksidasi residual.

Potensi Sumberdaya Hipotetik bijih mangan di daerah Olat Maja terdiri dari : Bijih Mangan
Tipe Sedimenter di bukit Olat Baramayung dengan Sumberdaya Hipotetik sebesar 147.510,60
m3, bila diasumsikan SG (berat jenis) mangan = 5 maka menjadi sebesar 735.553,00 ton.

Endapan deluvial tipe gossan besi manganese yang terletak di hulu S. Pasar mempunyai
Sumberdaya Hipotetik sebesar = 9.625 m3 bila diasumsikan SG (berat jenis) mangan=4 maka
menjadi sebesar 37.500 ton

Potensi deluvial gssan (oksida besi) ini tidak ekonomis ditambang. Berdasarkan hasil
penyelidikan dan kesimpulan diatas disarankan khususnya mineralisasi mangan tipe
sedimenter olat Baramayung perlu dilakukan penyelidikan lanjutan dengan metoda pemetaan
geologi detail untuk mengetahui penyebaran mangan dipermukaan dan metoda geofisika untuk
mengetahui penyebaran mangan kearah vertikal di bawah permukaan (sub surface).

Anda mungkin juga menyukai