Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya konsep tektonik lempeng pada dasa warsa 60-70an,
beberapa istilah yang dikemukakan oleh Lindgren, Graton, dan Buddington, Guilbert dan Pak,
jarang digunakan. Variasi endapan magmatic makin bervariasi,. Istilah epitermal, sampai
sekarang ini masih digunakan, walaupun pengertiannya sudah mengalami modifikasi dari
konsep aslinya, yang disampaikan oleh Lindgren (1911). Istilah mesotermal, kadang masih
digunakan, terutama untuk kategori endapan epitermal, tetapi menunjukkan temperature
pembentukan yang tinggi, sedangkan istilah hipotermal, teletermal, maupun xenotermal,
jarang digunakan lagi. stilah-istilah yang banyak digunakan dalam eksplorasi endapan mineral
adalah klasifikasi yang didasarkan pada pembentukan serta tatanan geologinya, seperti
endapan logam dasar porifir, urat Cordilleran, Mississipi Valey dan sebagainya.

Secara Genetik, endapan mineral dibagi menjadi endapan yang disebabkan oleh proses
magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfisme, serta proses proses dipermukaan.
Endapan magmatik , dibagi menjadi endapan yang disebabkan proses gravitational settling,
liquid immisvibility , maupun pegmatik . Endapan hidrotemal meliputi endapan porfir (porphyry
deposit), endapan greisen, massive sulphide deposit, skarn, epitermal (low sulphidation dan
high sulphidation) dll. Endapan skarn kadang juga digolongkan sebagai endapan metamorfik.
Sedangkan endapan-endapan permukaan meliputi endapan palcer, endapan evaporasi,
endapan residual laterit, endapan supergen, maupun endapan volkanik-exhalative. Proses
pembentukan bijih logam secara umum dapat di bagi menjadi empat kelompak, yaitu proses
magmatik, proses hidrotermal, proses metamorfik dan proses permukaasn (Hutchison, 1983,
Evans 1993)

Mineral-mineral bijih seperti magnetit, ilmenit, kromit terbentuk pada fase awal
diferensiasi magma, bersamaan dengan pembentukan mineral olivine, piroksen, Ca-Plagioklas.
Semua mineral bijih yang terbentuk pada fase ini disebut sebagai endapan magmatic.

Di Indonesia endapan-endapan bijih yang disebabkan oleh proses magmatik, sampai


sekarang belum menunjukksan nilai ekonomi yang signifikan. Konsentrasi bijih besi (Fe) atau
nikel (Ni) lebih disebabkasn oleh proses pelapukan, baik kimiawi maupun fisik, membentuk
endapan residusal atau placer.
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan proses-proses magmatic
2. Menjelaskan Perbedaan antara Early Magmatic Deposits dan Late Magmatic
Deposits
3. Menjelaskan genesa endapan magmatic

C. Tujuan
1. Mengetahui proses-proses magmatic
2. Mengetahui Perbedaan antara Early Magmatic Deposits dan Late Magmatic
Deposits
3. Mengetahui genesa endapan magmatic.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Endapan Magmatik

Endapan magmatik adalah suatu endapan yang proses pembentukan mineralnya, terbentuk
langsung pada magma (differensiasi magma). Mineral yang telah terbentuk akan tersebar secara
merata diseluruh masa batuan.

 Proses magmatic concentration dibagi atas:


Endapan magmatik awal ( Early Magmatik deposite )
Endapan Early Magmatic dihasilkan dari proses magmatik langsung, yang
disebut orthomagmatik (proses pengkristalan magma hingga mencapai 90%). Mineral bijih
pada endapan ini selalu berasosiasi dengan batuan beku plutonik ultrabasa dan basa. Cara
terbentuknya endapan ini bisa terjadi dengan 3 cara, yaitu :
1. Kristalisasi sederhana tanpa konsentrasi (disseminasi), terjadi pada magma
dalam yang kemudian akan menghasilkan batuan beku granular, dimana kristal yang
terbentuk di awal akan tersebar seluruhnya,. Bentuk endapan yang dihasilkan intrusif seperti
dike, pipa atau stock. Contoh endapan ini adalah diamond pipe pada batuan kimberlite di
Afrika Selatan.

2. Segregasi, dimana konsentrasi awal magma dari hasil diferensiasi mengalami


pemisahan karena tenggelamnya kristal berat yang terbentuk ke bagian bawah magma
chamber, seperti yang terjadi pada chromite. Endapan segregasi early magmatic
umumnya lenticular dan relative berukuran kecil, biasanya berupa disconnected pod-shape
lenses, stringer & buches dan kadang membentuk layer dalam hostrock (contohnya stratiform
band of chromite pada Bushveld Igneous Complex, Afrika Selatan) Contoh lainnya endapan
segregasi early magmatic ada pada Stillwater Complex di Montana.

3. Injeksi, dimana mineral bijih terkonsentrasi oleh diferensiasi kristalisasi lebih awal
atau berbarengan dengan batuan yang berasosiasi dengan mineral silikan. Mineral bijih
tersebut diinjeksikan ke dalam host rock atau batuan sekitarnya, sebagai mush kristal oksida
yang fluidanya dari residual magma. Mineral bijih tersebut memotong struktur batuan
termasuk fragmen batuan, atau terjadi sebagai dike atau tubuh intrusi lainnya. Contoh
endapan ini adalah Titaniferous magnetite dike di Cumberland, Rhode Island, Magnetite di
Kiruna, Swedia, Platinum pipes dan beberapa Bushveld Complex di Afrika Selatan, Ilmenite of
Allard Lake, Quebec.

Endapan Magmatik Akhir ( Late Magmatic Deposite )


Jebakan menghasilkan kristal setelah terbentuk batuan silikat sebagai bentuk sisa
magma yang lebih kompleks dan mempunyai corak dengan variasi yang lebih banyak. Magma
dari endpan late magmatic mempunyai sifat mobilitas tinggi.
Jebakan ore mineral late magmatic terjadi setelah terbentuknya batuan silikat yang
menerobos dan bereaksi dan menghasilkan rangkaian reaksi. Perubahan ini disebut Deuteric
alteration yang terjadi pada akhir kristalisasi dari batuan beku dan cirri-cirinya hampir mirip
dengan efek yang dihasilkan proses pneumatolytic atau larutan hydrothermal.
Jebakan late magmatic terutama berasosiasi dengan batuan beku yang basic dan
disebabkan oleh bermacam-macam proses differensiasi, kebanyakan jebakan mgmatic
termasuk dalam golongan sebagai berikut :
1. Residual Liquid Segregation, Dalam proses diff magma, residual magma
umumnya lebih kaya akan silikat alkali dan uap air. Tetapi pada jenis magma yang basic
menjadi kaya oleh Fe dan Ti. Ini adalah magma yang utama yang menghasilkan anorthosite.
Plagiocelah mengkristal pertama-tama dan Fe oksida dengan atau tanpa piroxenne
mengkristal belakangan. Resudual liquid tadi mungkun menerobos keluar atau bisa juga
trepisah dari rongga-rongga kristal dari dapur magma dan mengkristal disitu tanpa
perpindahan. Beberapa badan bijih yang terjadi cukup besar dan kaya untuk membetuk
jebakan yang berharga. Jebakan ini umumnya sejajar dengan struktur primer btuan sekitarnya
yang umumnya terdiri dari anhorthsite, norite, gabro atau batuan lain. Contoh: Cebakan
Titanifereous magnetite di Bushveld complex di Afrika Selatan, Cebakan platinum di Iron
Mountain, Wyo.
2. Residual Liquid Injection, Proses ini hampir sama dengan diatas, dimana
kumpulan residual liquid yang banyak mengandung Fe oleh adanya tekanan dari luar
menyebabkan :
a. Liquid menerobos keluar ke tempat yang tekanannya lebih rendah ke dalam celah
atau perlapisan batuan di atasnya.
b. Jika pengumpulan liquid ini tidak terjadi, maka residual liquid yang kaya Fe akan
terfilter keluar membentuk late magmatic injection deposite.

3. Immiscible Liquid Segregation, Dalam sisa magma yang basic dari Fe-Ni-Cu
Sulphide berupa saat pendinginan mereka memisah membentuk bagian yang tidak bisa
bercampur mengumpul pada dasar sumber magma membentuk larutan yang terpisah.
Contoh: Di Sudbury Ontario, Canada terdapat cebakan bijih Ni dalam bentuk lensa yang
teratur pipih disebut Marginal Deposite. Keseluruhan ini terdapat dalam batuan norite brexia
dimana mineral-mineralnya adalh pyrrhotite, Chalcopyrite, Petlandite ( bijih Ca dan Ni ),
magnetite, pyrote. Cebakan Ni, Cu Sulphide di Insizwa Afrika Selatan, mineral Pyrrhotite,
Chalcopyrite, Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan sedimen. Di samping itu
terdapat pula au dan Ag.
4. Immiscible Liquid injection, Proses ini hampir sama dengan proses Immiscible
Liquid Segregation di atas. Dimana pada residu liquid yang kaya akan suphide diselingi
gangguan sebelum konsolidasi sehingga menyebabkan liquid menerobos ke dalam celah-celah
batuan. Bentuk jebakan tidak teratur atau dapat mirip bentuk dike. Contoh: Cebakan di
Vlacfontein, Afrika Selatan. jebakan Nickel di Norwegia.

B. Perbedaan antara Early Magmatic Deposits dan Late Magmatic Deposits


Early Magmatic Deposits harus terletak dalam batuan beku pada tempat pengendapan
dan mineral bijih terakumulasi sebagai padatan, tidak ada mobilitas setelah akumulasi,
sedangkan Late Magmatic Deposits terakumulasi melalui mobilitas dan endapan mungkin
terletak dengan sempit dan selaras dalam host rock atau memotong struktur internal.

C. Genesa endapan magmatis

 Endapan magmatic awal ( Early Magmatik deposite )


1. Kristalisasi sederhana tanpa konsentrasi (disseminasi)
Cebakan intan di Africa Selatan didapat pada batuan ultrabasa yang disebut kimberlite. Intan
ini dianggap sebagai Phenocryst yaitu kristal-kristal besar yang mengkrital dalam magma
yang dalam sekali yang kemudian terangkat bersama magma sehingga didapat sebagai
kejadian yang sekarang.
Cebakan Corundum dalam batuan nepheli nesyenit di Ontaria, Canada

2. Segregasi

Terjadi dari hasil gravity diff dan akumulasi dari mineral-mineral.


Ciri-ciri jebakanini:
 Hubungan dengan magma jelas
 Endapan terdapat dalam lingkungan intrusi karena adanya gravity dif, maka
Dalam teksturnya menunjukkan pseudootrasigrafi.
Contoh:
 Cebakan chromite di Transvall, Africa Selatan dalam batuan anorthosite yang
mempunyai lapisan Cr 20-30 inch.
 Contoh lainnya endapan segregasi early magmatic ada pada Stillwater Complex di
Montana.
3. Injeksi
Bijih mineral terkonsentrasi oleh adanya kristalisasi diff, kemudian massa ini menerobos
masuk kedalam celah-celah batuan sekelilingnya. Hubungan struktur dari jebakan dengan batuan
yang diterobosnya jelas sekali menunjukkan adanya injection.
Ciri-cirinya:
 Adanya fragmen-fragmen batuan di dalamnya.
 Terdapat dike atau badan intrusi yang lain di dalam batuan aslinya.
 Terjadi metamorphose pada dinding batuan.
Contoh:
 Cebakan Titaniferous magnetite di Cubarland.
 Cebakan magnetite di faruna Swedia

 Endapan Magmatik Akhir ( Late Magmatic Deposite )


1. Residual Liquid Segregation
Beberapa badan bijih yang terjadi cukupbesardan kaya untuk membetuk jebakan yang
berharga. Jebakan ini umumnya sejajar dengan struktur primer btuan sekitarnya yang umumnya
terdiri dari anhorthsite, norite, gabro atau batuan lain.
Contoh:
 Cebakan Titanifereous magnetite di Bushveld complex di Afrika Selatan.
 Cebakan platinum di Iron Mountain, Wyo.
2. Residual Liquid Injection
 Liquid menerobos keluar ketempat yang tekanannya lebih rendah kedalam celah atau
perlapisan batuan di atasnya.
 Jika pengumpulan liquid ini tidak terjadi, maka residual liquid yang kaya Fe akan
terfilter keluar membentuk late magmatic injection deposite.
3. Immiscible Liquid Segregation
Contoh:
 Di Sudbury Ontario, Canada terdapat cebakan bijih Ni dalam bentuk lensa yang teratur
pipih disebut Marginal Deposite. Keseluruhan ini terdapat dalam batuan norite brexia
dimana mineral-mineralnya adalah pyrrhotite, Chalcopyrite, Petlandite( bijihCadan Ni ),
magnetite, pyrote.
 Cebakan Ni, Cu Sulphide di InsizwaAfrika Selatan, mineral Pyrrhotite, Chalcopyrite,
Petlandite dalam batuan gabro yang kontak dengan sedimen. Di samping itu terdapat pula
au dan Ag.
4. Immiscible Liquid injection
Contoh:
 Cebakan di Vlacfontein, Afrika Selatan.
 jebakan Nickel di Norwegia.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN

Anda mungkin juga menyukai