Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat banyak sekali pengusaha makanan yang salah satu proses pembuatannya
melalui proses penyangraian, diantaranya Pengusaha jamu ekstraksi, Petis udang, kacang sambel, dan
dodol. Pada umumnya proses penyangraian menggunakan tungku dari tanah liat atau kompor
konvensional dan dilakukan secara manual yang menyebabkan beberapa permasalahan, yaitu: (a)
Membutuhkan waktu yang lama, (b) kematangan yang dihasilkan dari proses penyangraian tidak
merata, akibat temperatur yang tidak dapat dikontrol (c) membuat pekerja cepat lelah (d) produk
makanan sering gosong dan lengket di wajan (e) cenderung produk rentan terhadap debu-debu atau
kotoran yang dapat menyebabkan kurangnya tingkat kehigienitasan makanan. Dari permasalahan
inilah pada tahun 2015 dan 2016 lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Teknologi
dan Penelitian Hibah Bersaing dibuat sebuah prototipe Mesin penyangrai serbaguna semi otomatis
dengan teknologi O-Jack “Oil Jacket” dilengkapi ETC (Electronic Temperatur Control).
Prototipe mesin penyangrai serbaguna yang sudah dibuat telah diuji coba dan diterapkan kepada
pengusaha ekstraks jamu yang ada di kecamatan pandaan kabupaten pasuruan dan UKM Sambal
Goreng di Surabaya, dari segi fungsi prototipe tersebut mendapat respon positif dari pemilik tempat
UKM karena mesin ini bisa bekerja dengan skala besar dengan waktu sebentar dan mudah dalam
pengoprasiannya serta hasil yang dihasilkan maksimal.
Secara keseluruhan mesin penyangrai yang dibuat mampu menjawab permasalahan pada
pihak UKM, mampu meningkatkan produktivitas, efektifitas dan kualitas pihak UKM serta
dirasa layak untuk digunakan secara kontinyu namun menurut mereka mesin yang dibuat ini masih
perlu pengembangan diantaranya dari segi variasi kapasitas, optimalisasi aksesoris, mesin belum
moveable, segi perawatan mesin, serta penampilan (estetika).
Permasalahan/Kendala yang dihadapi saat ini adalah
1. Lemahnya kesadaran pengusaha untuk memperbaiki teknologi proses produksi dikarenakan
hasil produksi dengan proses produksi yang sederhana saja produk sudah laku, padahal proses
produksi yang ada kurang memperhatikan beberapa aspek salah satunya aspek kehigienitasan.
2. Rendahnya kesadaran untuk mempelajari teknologi baru, sehingga hasil produksi kualitas
kurang maksimal, masa kadaluarsa pendek, rentan kalah terhadap adanya kompetitor, jaringan
pemasaran tidak luas (hanya pasar lokal saja).
3. Kurangnya modal untuk produksi skala massal.
4. Cara pandang produsen terhadap kecenderungan untuk memilih barang murah dan
mengabaikan aspek kualitas.
5. Adanya kompetitor yang menawarkan alat serupa dengan harga lebih murah (produk cina).
Hasil yang ingin dicapai dalam program CPPBT ini adalah mengembangkan mesin pemecah dan
pemisah telur menjadi produk komersil bernilai tinggi dan mampu bersaing dipasaran.
B. Tujuan dan Sasaran Kegiatan
b.1. Tujuan
Tujuan dalam mengikuti program CPPBT adalah mengembangkan prototipe Mesin
penyangrai serbaguna semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil Jacket” dilengkapi ETC
(Electronic Temperatur Control) menjadi produk siap jual yang berkualitas, memiliki manfaat
sosial ekonomi yang tinggi, dan terjangkau bagi pengusaha makanan yang membutuhkan proses
penyangraian.
b.2. Sasaran
Sasaran yang dituju pada program CPPBT ini :
1. Memasarkan produk kepada pengusaha makanan yang membutuhkan proses penyangraian
(ekstrak jamu, kacang, petis, kacang dan sejenisnya) di seluruh Indonesia
2. Mengikuti Pameran Inovasi Teknologi guna mengenalkan pada masyarakat tingginya manfaat
atas Mesin penyangrai yang dibuat.
3. Mengenalkan kepada pemerintah, bahwa Mesin penyangrai yang dibuat mampu menyelesaikan
permasalahan dan dapat meningkatkan produktivitas para pengusaha jamu, kacang sambel,
petis, dodol, dan lainnya.
C. Manfaat
Manfaat terwujudnya Produsen Mesin Pengering Makanan Serbaguna Sistem Hybrid Hemat
Energi Semi Otomatis berbasis riset dosen kampus Unesa ini kedepannya menghasilkan output,
outcome dan dampak sebagai berikut :
c.1. Output
- Terciptanya Mesin penyangrai serbaguna semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil
Jacket” dilengkapi ETC (Electronic Temperatur Control) yang sesuai dengan kebutuhan
pengusaha (jamu, kacang sambel, petis , dodol dan sejenisnya)
- Mendapat sertifikasi kekayaan intelektual di bidang desain industri mengenai Mesin
penyangrai serbaguna semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil Jacket” dilengkapi ETC
(Electronic Temperatur Control)
- Mendapat sertifikasi kekayaan intelektual di paten mengenai Mesin penyangrai serbaguna
semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil Jacket” dilengkapi ETC (Electronic
Temperatur Control)
- Mengikuti Pameran Inovasi Teknologi
- Mengikuti acara pameran skala nasional mengenai Teknologi Tepat Guna
c.2. Outcome
Berikut adalah outcome dari adanya Mesin Penyangrai sistem O-Jack “Oil Jacket” sebagai
keunggulan material maju semi otomatis, adalah:
Manfaat Sosial
- Transfer IPTEKS ke masyarakat menginformasikan teknologi “Mesin penyangrai serbaguna
semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil Jacket” dilengkapi ETC (Electronic Temperatur
Control)” kepada masyarakat.
- Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat sehingga turut memberikan solusi kepada
pemerintah dalam mengatasi pengangguran
- Media pembelajaran transfer teknologi bagi mahasiswa
- Meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan masyarakat
Manfaat Ekonomi
- Kontinyuitas produksi dari pengusaha terjaga sehingga eksistensi perusahaan akan lebih baik
,semakin dipercaya masyarakat atau pelanggan
- Memanfaatkan Mesin Penyangrai dapat menghemat penggunaan dari Energi yang
dikeluarkan dan effisiensi waktu dari Pengusaha hingga 20%
- Dengan adanya Mesin penyangrai serbaguna semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil
Jacket” dilengkapi ETC (Electronic Temperatur Control) diharapkan mampu meningkatkan
kepercayaan pasar, sehingga omset dari pengusaha akan meningkat pula.
BAB II
Aspek Produk dan/atau Inovasi Teknologi yang Dikembangkan
Mesin penyangrai serbaguna semi otomatis dengan teknologi O-Jack “Oil Jacket” dilengkapi
ETC (Electronic Temperatur Control) merupakan mesin tepat guna yang didesain khusus untuk dapat
menyangrai berbagai jenis makanan secara semi otomatis menggunakan motor listrik sebagai
penggerak utama yang memutar tuas pengaduk, menggunakan teknologi O-Jack “Oil Jacket” yakni
teknologi pemanasan secara tidak langsung dengan perantara dua wajan yang terdapat minyak panas
ditengahnya membuat produk yang diolah tidak kontak langxsung dengan minyak dan sumber panas
sehingga tidak lengket dan cenderung tidak mudah gosong, yang membedakan mesin ini dengan
yang ada dipasaran adalah mesin ini menggunakan kompor gas bertekanan tinggi yang diintegrasikan
dengan ETC (Electronic Temperatur Control) membuat mesin ini mampu menyangrai olahan
makanan dengan temperatur yang konstan serta pengeluaran bahan bakar gas dapat dihemat hingga
20%.

Spesifikasi mesin penggoreng serbaguna semi otomatis


No. Uraian Keterangan
1 Dimensi (100 x 100 x 120) cm
2 Kapasitas 5 kg/proses
3 Penggerak pengaduk Motor listrik 0,5 HP
4 Sumber panas LPG
5 Sistem otomatis suhu api dapat terjaga dan terkontrol
Uraian Sebelum Penerapan mesin Sesudah Mesin
Waktu 5 jam 3 jam
Suhu Tidak dapat dikontrol Dapat dikontrol sesuai kebutuhan
penggorengan sehingga rawan gosong karena dilengkapi thermocouple dan
electrical control unit sehingga
tidak khawatir gosong
Pengoperasian Manual sehingga karyawan Praktis karena dilengkapi tuas
mudah capek karena harus pengaduk sehingga selama proses
mengaduk selama 5 jam penggorengan, karyawan dapat
menggunakan tangan melakukan pekerjaan lain
Konsumsi LPG 1 kg/jam 0,5 kg/jam
BAB III ASPEK PROSPEK DAN POTENSI PASAR
Menurut data Kementrian Perdagangan dan Industri (http://kemenperin.go.id) pada tahun
2013 di Indonesia terdapat 216 dari industri berskala besar termasuk dari pengusaha jamu, petis,
kacang, dan dodol, menunjukkan bahwa mesin pengering yang dibuat memiliki peluang pasar yang
tinggi.

Mesin dapat dipasarkan di :


1.
2
.

3. Dampak Sosial dan Ekonomi


b.1. Dampak Sosial,
- Mengoptimalkan dan menjaga proses pengeringan pada pengusaha makanan
yang membutuhkan proses pengeringan, yang berdampak pada kontinyuitas
usaha.
- Mampu menjaga kehigienitasan proses pengeringan makanan sehingga hasil
produk aman untuk dimakan.
b.2. Dampak Ekonomi
- Mempercepat proses pengeringan hingga 3 kali lipat, yang berdampak pada
produktivitas pengusaha.
- Menghemat pemakaian energi hingga 20% yang berdampak pada
pengeluaran konsumen.

Anda mungkin juga menyukai