Anda di halaman 1dari 7

Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

(MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS


Choirul Hamzah1), Sinta Putri Anisa2), Achmad Fachrus Hidayat3), Dimas Sandi Pradana4), Solikin5),
Budihardjo Achmadi Hasyim6)
1
S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: choirul.17050754042@mhs.unesa.ac.id
2
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: sinta.17050524010@mhs.unesa.ac.id
3
D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: fachrussyechker1@gmail.com
4
D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: siap.un48@gmail.com
5
D3 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: solikin.18015@mhs.unesa.ac.id
6
S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: budihardjoah_unesa@yahoo.co.id

Abstrak

Desa Jogosalam dikenal akan komoditi madu terbesar di Malang. Masalah yang dihadapi
UKM mitra yaitu pada proses produksi yang masih tradisional. Proses penyaringan menggunakan
saringan santan dan ditampung di wadah plastik. Selama proses penyaringan madu yang
viskositasnya tinggi dibiarkan menetes dengan sendirinya melewati saringan, penyaringan
berlangsung lama kurang lebih 2 jam untuk 1 kg madu. Akibatnya kualitas madu kurang higienis
karena banyak bersinggungan dengan udara dan obyek lainnya. Masalah selanjutnya yaitu proses
pengisian, madu didalam wadah yang sudah disaring dipindahkan ke teko air plastik lalu madu
diisi ke dalam botol dengan berbagai ukuran. Akibatnya banyak madu yang menetes dan meluber
lalu akhirnya terbuang. Tujuan kegiatan PKMT ini yaitu meningkatkan efektivitas produksi madu
dengan indikator: proses penyaringan dilakukan dengan mesin spinner, dan proses pengisian
madu menggunakan pompa dengan proses pengisian terkontrol. Metode pelaksanaan dalam
kegiatan ini yaitu studi literatur, observasi dengan mitra, pembuatan desain, membuat urutan
pengerjaan, pengadaan alat dan bahan, pembuatan mesin, uji coba mesin, evaluasi, penerapan
mesin dan monitoring, publikasi dan pengajuan paten, serta pembuatan laporan. Hasil penerapan
mesin penyaring madu semi otomatis yaitu mitra dapat mempercepat proses produksi dari yang
semula tradisional 1 kg madu membutuhkan waktu 2 jam kini dengan mesin hanya 5 menit sekali
produksi dengan kapasitas 3 kg. Proses produksi madu lebih higienis karena dilakukan dalam
sistem tertutup berbahan foodgrade sehingga kualitas madu tetap terjaga, serta tidak membutuhkan
banyak waktu dan tenaga. Maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan UKM mitra dapat
teratasi karena proses penyaringan dan pengisian madu dapat lebih efektif dilakukan dalam satu
mesin.

Keywords: Madu, spinner, pompa, penyaring, dan higienis.

Abstract
Honey is a sweet thick liquid produced from bees or other insects obtained from flower
nectar. Jogosalam village is known for the biggest honey commodity in Malang. The problem faced
by SME’s partner is that in the production process still using traditional way, the filtering process
still uses cloth and plastic containers so that honey intersects with outside air and other objects,
consequently the quality of honey decreases. The screening process lasts a long time, 1 kg of honey
takes 2 hours of filtering. The next problem lies in the filling process, honey in the filtered
container is transferred to a plastic water jug and then the honey is filled into bottles with various
sizes. As a result a lot of honey is spilled out of the bottle and finally wasted. The purpose of this
PKMT activity is to increase the effectiveness of honey production with indicators: the screening
process is done by spinner machines, and the honey filling process is faster using a pump with a
1
Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

controlled filling process. The method of implementation in this activity is literature study,
observation with partners, making designs, making sequences of work, procuring tools and
materials, making machinery, testing machines, evaluating, implementing machinery and
monitoring, publishing and submitting patents, and making reports. The results of the application
of a semi-automatic honey filtering machine, namely partners can accelerate the production
process from the traditional 1 kg honey takes 2 hours now with the machine only 5 minutes of
production with a capacity of 3 kg. The honey production process becomes more hygienic so that
the quality of honey is maintained, and does not require a lot of time and energy. It can be
concluded that the problem of partner can be overcome because the screening and filling process of
honey can be more effectively carried out in one machine.

Keywords: Honey, spinner, pump, filter, and hygiene.

1. PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ibu Nurhayat (pihak mitra) yang beralamat
di Jalan Panglima Sudirman No.72, Gondanglegi Wetan, Gondanglegi, Malang, Jawa Timur, selama
ini proses produksi madu masih menggunakan cara tradisional yakni, madu yang telah diperoleh dari
peternak lalu disaring menggunakan saringan santan lalu ditampung menggunakan wadah plastik
sebagai wadah madu yang telah disaring. Madu yang didalam wadah yang telah disaring lalu
dimasukkan ke berbagai ukuran botol mulai dari ukuran 150 - 450 gram. Madu dalam wadah plastik
besar yang telah bersih tersaring dipindahkan ke teko air kemudian diisi kedalam botol, setelah itu
botol berisi madu murni ditutup dan dipasang label pada botol.
Masalah yang dihadapi UKM mitra yaitu pada proses penyaringan dan pengisian madu. Pada
proses penyaringan madu membutuhkan waktu yang lama karena cairan madu yang bersifat kental
memiliki viskositas yang tinggi, dibiarkan menetes tersaring dengan sendirinya karena gaya gravitasi
tanpa ada paksaan. Untuk menyaring 1 kg madu bisa memakan waktu hingga 2 jam. Masalah
berikutnya yaitu pada proses pengisian yang hanya dilakukan dengan menggunakan teko air untuk
mengisi ke dalam botol sehingga ada madu yang menetes dan meluber yang akhirnya terbuang
sehingga kuantitas dari madu yang dihasilkan juga ikut berkurang. Dengan proses yang masih
tradisional dan manual menggunakan tangan, kualitas dari madu yang dihasilkan juga kurang higienis,
dan dapat mengurangi kualitas madu sehingga berdampak pada daya jual madu.
Tujuan dalam kegiatan PKM-T ini yaitu untuk meningkatkan efektivitas produksi madu dengan
indikator: proses penyaringan dilakukan dengan mesin spinner, dan proses pengisian madu
menggunakan pompa dengan sistem pengisian terkontrol. Proses penyaringan madu menjadi lebih
cepat dan dapat menghasilkan madu yang lebih banyak, serta mempermudah pengisian madu kedalam
botol sehingga tidak ada madu yang meluber ataupun berceceran saat pengisian kedalam botol.
Dengan adanya mesin penyaring madu, mitra dapat mempercepat produksi yang semula dengan cara
tradisional membutuhkan waktu 2 jam untuk 1 kg madu, kini menggunakan mesin hanya
membutuhkan waktu sekitar 5 menit untuk sekali produksi dengan kapasitas mesin sebesar 3 kg.
Jadi dapat disimpulkan dengan menggunakan mesin penyaring madu semi otomatis ini, UKM
mitra dapat meningkatkan hasil produksi tiap harinya karena tidak perlu memakan waktu yang lama
untuk proses produksi madu. Dari yang semula hanya 3 kg tiap hari selama 6 jam bekerja, kini
menggunakan mesin penyaring madu semi otomatis ini, 3 kg madu hanya membutuhkan waktu
penyaringan selama kurang lebih 5 menit, jadi dengan menggunakan MERINDU SEMATI ini dapat
mempercepat proses produksi madu. Dengan mesin ini tidak banyak madu yang menetes ataupun
meluber, sehingga kuantitas madu yang dihasilkan juga ebih banyak daripada dengan cara tradisional.
Kualitas madu juga tetap terjaga kehigienisannya karena madu diproses dalam sistem tertutup dengan
mesin berbahan foodgrade.
2
Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

Berkaitan dengan produktivitas usaha, I Nyoman Sutantra (2001), mengatakan bahwa suatu
usaha bisa dikatakan produktif jika usaha tersebut dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif, atau
dapat menggunakan sumber daya yang seminimal mungkin dengan hasil yang seakurat mungkin. Jadi
kalau ingin meningkatkan produktivitas suatu usaha dapat dilakukan dengan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas usaha tersebut. Menurut Haryono dkk. (1999), ada beberapa cara yang dapat ditempuh
oleh pengusaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas usahanya, antara lain: 1) Dengan
meningkatkan skill atau keterampilan karyawannya, dan 2) Dengan memutakhirkan peralatan
produksinya. Cara yang disebut terakhir ini jarang ditempuh oleh pengusaha kecil. Hal ini disamping
disebabkan karena keterbatasan modal, juga karena keterbatasan pengetahuannya yang pada umumnya
belum bisa mengakses informasi-informasi terkini khususnya yang berhubungan dengan
perkembangan peralatan produksi yang semakin canggih. Lain halnya dengan cara yang biasa
ditempuh oleh pengusaha-pengusaha yang sudah besar (profesional), mereka rata-rata lebih suka
memilih cara untuk memutakhirkan peralatan produksinya guna meningkatkan efisiensi dan efektifitas
usahanya (Biegel, 1998).
Terlepas dari golongan pengusaha besar atau pengusaha kecil, maka sebelum menentukan
langkah/cara yang akan ditempuh untuk meningkatkan efisiensi, pengusaha harus benar-benar
mempertimbangkan dahulu cara yang akan ditempuh itu agar tidak justru malah merugi. UKM dalam
Program Ini ini adalah pengusaha kecil yang memiliki problem seperti di atas, yakni ingin
meningkatkan efisiensi dan efektivitas guna meningkatkan produktivitas usahanya. Pimpinan UKM
juga menyadari bahwa hal ini dapat dilakukan dengan memutakhirkan peralatannya. Tetapi karena
secara finansial belum mampu, serta pengetahuannya dalam bidang perkembangan peralatan produksi
juga lemah, dan tidak punya inovasi untuk mengembangkan peralatannya, maka perlu dicari solusi
yang tepat untuk memecahkannya.
Fuad (2001), menyatakan bahwa pada umumnya masalah produksi yang dihadapi oleh usaha
kecil dan menengah (UKM) Indonesia tidak cocok bila dipecahkan melalui penerapan/penggunaan
mesin-mesin yang berteknologi mutakhir/canggih, tetapi justru banyak yang lebih cocok dipecahkan
melalui penerapan teknologi tepat guna (TTG). Sebab biaya investasi untuk penerapan TTG relatif
murah, dan penguasaan teknologi tidak memerlukan ilmu pengetahuan yang terlalu tinggi. Setelah
diskusi intensif dengan pihak UKM mitra maka solusi kreatif yang ditawarkan untuk mengatasi
permasalahan pada UKM mitra yaitu menggunakan MERINDU SEMATI (Mesin Penyaring
Madu Semi Otomatis).

2. METODE
Untuk mencapai tujuan kegiatan ini, maka metode yang digunakan dalam pembuatan
MERINDU SEMATI “Mesin Penyaring Madu Semi Otomatis” pada pelaksanaan Program Kreatifitas
Mahasiswa Teknologi ini ditampilkan pada flowchart berikut ini.

3
Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

Studi Literatur
Studi Literatur berisi serangkaian kegiatan pencariaan dan pengkajian sumber-sumber yang
relevan dan terpercaya dalam pengumpulan materi dan menjadi acuan dalam penulisan PKM ini.
Literatur yang kami pakai berupa buku Elemen-Elemen Mesin dalam Perancangan Mekanis (Robert L.
Mott), buku Mekanisme dan Dinamika Mesin (Ir. Ramses Y. Hutahaean, MT), dan buku Elemen
Mesin Jilid I (G. Niemann, Anton Budiman, Bambang Priambodo). Dalam tahap ini didapatkan
referensi desain, cara kerja, dan system keamanan dalam pembuatan Mesin MERINDU SEMATI.

Observasi dan Diskusi Dengan mitra


Kegiatan ini adalah langkah awal dalam mencari data permasalahan mitra, seperti kapasitas
produk mitra yang hanya menghasilkan perbulan 1 drum madu atau kurang lebih 100 kg madu yang di
packing menjadi 3 buah ukuran 150 gram , 300 gram dan 450 gram. Ibu Nurhayat mengungkapkan
bahwa bisnis penjualan madu sangat menguntungkan. Namun, permasalahannya proses produksi madu
masih dilakukan secara tradisional, madu hanya disaring menggunakan saringan santan yang
ditampung di wadah platik ukuran besar, kemudian madu yang telah tersaring dipindahkan kedalam
teko air lalu madu dalam teko air diisi kedalam botol dengan berbagai ukuran mulai 150-450 gram.
Sehingga madu yang kualitas madu yang dihasilkan kurang higienis karena banyak bersentuhan
dengan udara maupun objek lainnya.
4
Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

Pembuatan Desain
Tahapan selanjutnya yaitu pembuatan desain mesin “MERINDU SEMATI”. Berdasarkan hasil
diskusi tim pelaksana, dosen pembimbing dan mitra maka diperoleh desain “MERINDU SEMATI”
menggunakan software inventor 2016 seperti tampak pada gambar dibawah ini :

Gambar 2. Desain akhir “MERINDU SEMATI”

Membuat Urutan Pengerjaan


Urutan pengerjaan perlu dibuat untuk mempermudah dalam pembuatan mesin, sehingga urutan
proses pengerjaannya bisa dilakukan secara sistematis.

Pengadaaan Alat dan Bahan


Sebelum pekerjaan dimulai, tentunya dilakukan pembelian bahan-bahan dalam dan mesin-mesin
yang digunakan dalam pengerjaan mesin.
Pembuatan Mesin
Setelah semuanya tersedia, termasuk perkakas yang akan dipakai, maka langkah selanjutnya
adalah pembuatan ataupun perakitan mesin. Biasanya proses ini memakan waktu yang lama namun
kami target 1 bulan untuk pengerjaan mesinnya. Apabila menemui kendala biasanya menggunakan
jasa bengkel umum atau menyewa tukang untuk menyelesaikan pembuatan mesin, tapi disini kami
berusaha untuk pembuatanya kami lakukan sendiri.

Uji Coba Mesin


Pengujian Mesin “MERINDU SEMATI” ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa kinerja
masing–masing komponen dari hasil pembuatan mesin dapat berfungsi sesuai dengan apa yang
diharapkan. Pengujian akan dilakukan di tempat mitra kami, di UKM madu milik ibu Nurhayat di
Malang.

Evaluasi
Tahap evaluasi dan penyempurnaan mesin dilakukan setelah pengujian mesin dilakukan. Pada
tahap ini akan dinilai sistem kerja dari mesin, baik dari gerakkan, kestabilan mesindan bentuk
kesempurnaan hasil pengolahan. Apabila mesin tidak sesuai dengan harapan maka akan dilakukan
analisa kegagaalan dan tindakan perbaikannya.
5
Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

Penerapan Mesin dan Monitoring


Setelah mesin yang dibuat telah diuji coba dan mendapatkan hasil yang baik, kemudian mesin
diserahkan pada mitra, dan melakukan testimony guna mendapat pendapat mitra dalam kinerja mesin.
Monitoring dilakukan guna memantau kondisi mesin yang digunakan mitra, kemudian
didokumentasikan dan diambil datanya.

Publikasi dan Pengajuan Paten


Hasil dari program yang kami lakasanakan akan kami publikasikan baik secara ilmiah maupun
media masa dengan tujuan agar masyarakat tahu akan manfaat yang dihasilkan oleh mesin yang kami
buat. Mengingat banyaknya manfaat yang dihasilkan oleh PKM yang kami buat serta dalam hasil
search DJHKI belum ada yang mengajukan paten mengenai mesin kami.

Pembuatan Laporan
Pembuatan laporan dilakukan setelah semua tahap terselesaikan sehingga hasil yang diperoleh
dari pembuatan mesin dapat dijelaskaan secara rinci sesuai data yang diperoleh.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Spesifikasi dari “MERINDU SEMATI” Mesin Penyaring Madu Semi Otormatis ini ditunjukkan
pada tabel berikut:

Tabel 1. Spesifikasi mesin


No Uraian Keterangan
1 Dimensi Mesin 60 cm x 60 cm x 80 cm
2 Kapasitas 1-3 kg
3 Bahan Steinless Steel, Plat Aluminium
4 Sumber Tenaga Listrik Rumah Tangga
5 Daya 70 Watt

Dengan adanya mesin penyaring madu semi otomatis ini diharapkan proses produksi madu
UKM mitra akan mengalami peningktan seperti yang ditunjukkan pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Data perbandingan hasil penerapan mesin di UKM mitra
No Uraian Sebelum PKMT Setelah PKMT
1. Kapasitas Produksi 3 kg 3 kg
2. Proses Penyaringan 360 menit 5 menit
3. Proses Pengisian Manual Otomatis
4. Kapasitas Total 3 kg/ 360 menit 3 kg/ 5 menit

6
Hamzah, (MERINDU SEMATI) MESIN PENYARING MADU SEMI OTOMATIS

Pembahasan
Berdasarkan hasil penerapan mesin dan pemantauan di UKM mitra, maka diharapkan dapat
diperoleh hasil proses penyaringan menjadi lebih praktis karena dilakukan mesin dengan penggerak
motor listrik, mempercepat proses penyaringan yang semula 360 menit menjadi 180 menit, dan
mempercepat proses pengisian yang semula 30 menit menjadi 10 menit, produk juga lebih higienis
karena tabung pengolahan dan pengaduknya terbuat dari bahan stainless steel. Selain itu, pihak UKM
mitra merasa senang dengan adanya kegiatan PKM ini, dan berharap semoga dengan adanya kegiatan
ini, proses pengolahan dan pengemasan madu menjadi 4 kali lebih efektif dan efisien sehingga dapat
meningkatkan produktivitas usahanya menjadi 4 kali lipat.

4. KESIMPULAN
Penerapan “MERINDU SEMATI” Mesin Penyaring Madu Otomatis sangat bermanfaat bagi
UKM mitra madu sehingga proses produksi madu menjadi 72 kali lebih efektif yang awalnya proses
penyaringan mambutuhkan waktu 360 menit menjadi 5 menit, proses menjadi lebih praktis karena
dilakukan mesin dengan penggerak motor listrik. Sedangkan untuk kapasitas produksinya meningkat
yang awalnya hanya 3 kg per 6 jam sekarang bisa menjadi 18 kg dengan waktu kurang lebih 30 menit,
proses pengisian menjadi lebih cepat karena dilakukan secara otomatis, dan produk yang dihasilkan
juga lebih higienis karena mesin terbuat dari bahan stainless steel.

5. DAFTAR PUSTAKA
[1] Biegel, J. E. 1998. Pengendalian Produksi, Suatu Pendekatan Kuantitatif. Terjemahan. Tarsito
Bandung.
[2] Collins, J. A. 1993. Mechanical Design Of Machine Elements And Machines: analysis ,prediction
,prevention, 2nd ed., wiley , new York.
[3] Erdman, J. W. and Erdman, E. A. 1982. Effect of home preparation practices of nutritive value of
foods in handbook of nutritive value of foods. Miloslaw Recheign, Florida 1: 237-263.
[4] Fuad, Ahmadi. 2001. Karakteristik Teknologi Tepat Guna balam Industri Skala Usaha Kecil dan
Menengah di Jawa Timur. Makalah yang disampaikan dalam rangka pelatihan produktivitas
usaha kecil di Unesa.
[5] Wikipedia. 2018. Madu. (https://id.wikipedia.org/wiki/Madu diakses tanggal 1 mei 2019)
[6] Johnson, Curtis, D. 2003. Process Control Instrumentation Technology. New Jersey: Pearson
Education.
[7] Hidayah, Mufidah Nurul dkk. 2013. Makalah Zat Dan Energi PRINSIP KERJA DONGKRAK
HIDROLIK (http://hunihindra.blogspot.co.id/2014/12/v-behaviorurldefaultvmlo_12.html
diakses tanggal 6 mei 2019)

Anda mungkin juga menyukai