Anda di halaman 1dari 24

BAB II

KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode Research & Development (R&D)
a. Pengertian
Metode Research & Development yang biasa disingkat
(R&D) sama maknanya dengan metode penelitian
pengembangan. Menurut Borg and Gall (1983:772) Educational
Research and Development (R&D) is a process used to develop and
validate educatonal products. Sukmadinata (2008) Research &
Development adalah pendekatan penelitian untuk menghasilkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah
ada. Menurut Sugiyono (2009: 407) metode Research &
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian ahli di atas penulis
menyimpulkan bahwa Metode Research & Development (R&D)
adalah metode penelitian yang menghasilkan produk baru atau
pengembangan produk yang sudah ada berdasarkan masalah-
masalah aktual dengan menguji efektivitas dari sebuah
model/produk tersebut.
b. Langkah–Langkah metode Research & Development
Menurut Budiyono Saputro, M.P (2017:10) langkah-
langkah metode R&D, melalui tiga tahap: (1) studi pendahuluan,
(2) pengembangan dan perancangan model, dan (3) validasi
model, seperti pada gambar dibawah ini:

5
6

Gambar 2.1 Prosedur Pengembangan Model


(Sumber: Budiyono Saputro, M.P (2017:10))
2. Mesin Filler Sistem Gravitasi
Para pengusaha kemasan beras awalnya melakukan proses
mengisi dan menakar dengan cara manual yaitu menggunakan
tenaga tangan manusia dengan bantuan wadah takar dan
timbangan, yang pada akhirnya menemukan solusi penting yaitu
hadirnya mesin filler gravitasi sebagai inovasi baru dalam proses
tersebut (sesuai pada gambar 2.2).
Hadirnya mesin filler sistem gravitasi ini didasarkan atas
dorongan kebutuhan proses produksi yang dipengaruhi oleh
permintaan pasar yang semakin hari semakin meningkat.
7

(a) (b)
Gambar 2.2. Mesin Filler sistem gravitasi dengan a) Kondisi Katup
(valve) Membuka, (b) Kondisi Katup (valve) Tertutup.
(Sumber: Observasi Dilapangan)

Gambar 2.2 merupakan teknologi mesin filler sistem gravitasi


yang di desain khusus untuk mengisi dan menakar material butiran
yang sangat kompatibel untuk pengisian produk berkapasitas
besar. Khususnya untuk mengendalikan pengisian material yang
memiliki konsistensi ukuran butiran.
Secara sederhana prinsip kerja mesin ini yaitu pengisian
material butiran dengan memanfaatkan arah dan gaya gravitasi
sebagai penentu kecepatan debit material yang selanjutnya ditakar
melalui sistem buka tutup katup (valve) dengan gerakan swing.
Sistem valve ini dioperasikan oleh tenaga tangan manusia
dengan cara menggerakan lengan valve hingga berputar dengan
arah dan kecepatan tertentu, tergantung operator dalam
mengoperasikan buka tutup valve tersebut. Dalam mengoperasikan
sistem valve ini, seringkali operator melakukan proses memperkecil
laju debit material dengan cara menutup sebagian lubang pipa
hooper.
8

Keadaan di atas bertujuan untuk menakar suatu produk


yang berjumlah kapasitas kecil atau dalam kondisi mengisi yang
sudah mendekati data takaran yang dinginkan.

3. Gross Weight Filler.

Gambar 2.3. Gross Weight fillers


(Sumber: yer Kutz (ed.), 2007)
Pada gambar 2.3 merupakan mekanisme valve pada mesin
filler dengan proese pengisian berat bersih murni gravitasi (gross
weight filler). Sistem valve ini umumnya berbahan plat tipis dengan
konsep bergerak horizontal hingga suatu kondisi menunjukan valve
dapat membuka dan menutup lubang keluaran hooper
(memberhentikan laju debit material).
Mekanisme valve ini, umumnya memiliki banyak jenis variasi
gerakan valve, antara lain: variasi gerakan swing, sleeding dan
sebagainya. Dalam konteks merancang, yang menjadi point penting
dalam pemilihan gerakan lintasan variasi valve, yaitu merujuk pada
pemilihan penggerak utamanya. Karena menjadi dasar untuk
menentukan lintasan sistem valve tersebut.

4. Variasi Mekanisme
9

a. Mekanisme Swing

Gambar 2.4. Mekanisme Swing Valve


(Sumber: Observasi Lapangan)

Merujuk pada gambar 2.4 dan 2.2 merupakan mekanisme


swing valve pada Mesin filler sistem gravitasi. Mekanisme swing
valve merupakan pengisian yang dapat membuka dan menutup
dengan konsep berputar berdasarkan acuan dari titik sumbu,
yang pada dasarnya tidak ada perubahan jarak sumbu putarnya.
Lintasan (path) dari sebuah titik sumbu yang bergerak adalah
tempat kedudukan dari urutan-urutan posisi, dan jarak (distance)
yang ditempuh oleh titik tersebut adalah panjang dari jalur
gerakanya.

Berdasarakan teori, uraian di atas termasuk mekanisme


dua batang penghubungsesuai penjelasan pada gambar 2.4
dibawah ini.

Gambar 2.5. Mekanisme Dua Batang Penghubung


(Sumber: Martin, 1984)
10

Gambar 2.5 merupakan mekanisme dua batang


penghubung. mekanisme dua batang pengubung yang berputar
terhadap sebuah sumbu tetap O dan misalkan P adalah sebuah
titik yang tetap pada benda tersebut. Sewaktu P bergerak ke P‘,
lintasan sudut dari garis OP adalah ∆θ, yang terjadi dalam waktu
∆t. Kecepatan sudut rata-rata ωav, dari benda tersebut selama
selang waktu (Sumber: Martin, 1984).

b. Mekanisme Sleeding

Gambar 2.6. Mekanisme Sleeding valve


(Sumber: Hastie, David B., and Peter W. Wypych,1999 . Hal 507 )

Gambar 2.6 merupakan salah satu contoh penerapan sistem


mekanisme sleeding pada mesin filler sistem gravitasi, yang
umumnya menggunakan aktuator tekanan pneumatic. Pneumatic
merupakan sebuah sistem penggerak dengan memanfaatkan
tekanan udara sebagai tenaga penggerak valve, hingga valve
dapat bergerak maju mundur (sleeding).
Di sisi lain mekanisme sleeding juga banyak diterapkan di
berbagai teknologi lain. Salah satunya pada mekanisme poros
engkol, Mekanisme poros engkol ini tidak dapat melakukan
proses langkah yang panjang tanpa merubah arah/lintasan
masukannya, bahkan beberapa penerapan mekanisme ini
11

mempunyai masalah dinamik. Berikut dibawah ini gambaran


lintasan mekanisme engkol (sleeding to rotasi).

Gambar 2.7. Mekanisme pada poros engkol.


(Sumber: STOlK, J.A.C.K. and Kros, C., 1993)

Merujuk pada Gambar 2.7 mekanisme poros engkol yaitu


pengubah gerak sleeding (translasi) menjadi rotasi dengan
putaran masukan yang konstan. Keunikan dari mekanisme ini
adalah memiliki langkah translasi yang panjang (bolak-balik),
konstruksi yang sederhana dan ada gaya inersia yang terjadi,
karena perubahan kecepatan baliknya dapat dikendalikan
dengan merencanakan fungsi perubahan sudut yang baik.
Kebutuhan gerak akhir dari mekanisme ini berupa translasi
secara vertikal atau horizontal, yang dilakukan maju mundur
secara berulang-ulang.
Mekanisme diatas disebut dengan "rangkaian batang
penghubung atau suatu ‘‘rangkaian kinematis terbatas” yaitu
sebuah rangkaian batang penghubung tetap menggerakan
batang penghubung lain, dengan posisinya yang baru akan
menghasilkan setiap batang penghubung yang lain bergerak ke
posisi-posisi tertentu yang telah diramalkan, (George H Martin, et
all 1984).
Komponen pada mekanisme ini, dapat dimodifikasi atau
dikembangkan sedemikian rupa, sehingga memiliki fungsi pada
12

masing-masing penghubung komponen satu dengan komponen


lainnya menjadi suatu gerakan yang konstan.
5. Konsep Merancang Electric Valve

Merancang electric valve perlu berbagai analisa mengenai


komponen yang akan di rancang, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam merancang, diantaranya: perancangan sistem
mekanik dan sistem kontrol. (Mott, R.L. 2009)

a. Konsep Pemilihan Sistem Penggerak Mekanik

Banyak sekali jenis aktuator yang umum digunakan untuk


menggerakan suatu sistem mekanik, salah satunya motor listrik.
Sebenarnya, dalam pemilihan motor listrik perlu pertimbangan
mengenai power yang diperlukan untuk menggerakan beban.
Dalam memahami ini, penting untuk mengerti apa yang
dimaksud dengan beban motor. Beban mengacu pada keluaran
tenaga putar/torsi sesuai dengan kecepatan yang diperlukan.
Pentingnya dalam pemilihan motor supaya dapat
menyesuaikan beban yang diterima, maka beberapa hal yang
harus dipertimbangkan dalam pemilihannya, diantaranya:
(Mott, R.L. 2009)

1) Jenis motor (DC, AC, satu fasa, tiga fasa, dan sebagainya)
2) Daya nominal dan kecepatan
3) Tegangan dan frekuensi operasi
4) Dan lain-lain.

Motor listrik ini dibedakan dalam dua kelompok utama,


yaitu arus bolak balik [alternating Current (AC)] dan arus searah
[direct current (DC)]. Beberapa diantaranya dapat dioperasikan
dengan jenis daya yang berbeda-beda. Selain itu, mungkin
terdapat banyak syarat khusus yang harus dibicarakan dengan
penyalur motor, selain faktor yang diatas, ada beberapa faktor
13

spesifik terkait pemilihan sebuah motor meliputi: (Mott, R.L.


2009)

1) Torsi yang dibutuhkan, kecepatan operasi, dan daya


nominal
2) Torsi pengawalan
3) Variasi beban yang diharapkan dan toleransi terhadap
variasi kecepatannya
4) Pembatas arus selama beroperasi dan fasa-fasa
pengawalan operasi
5) Dan lain-lain
b. Konsep Rancangan Sistem Kontrol

Sistem kontrol mempunyai kemampuan untuk melakukan


start, mengatur dan memberhentikan suatu proses untuk
mendapatkan output yang sesuai dengan yang diinginkan. Jika
sistem kontrol bekerja secara otomatis maka sistem tersebut
dinamakan sistem kontrol otomatis. Setiap sistem kontrol
mempunyai tiga elemen pokok, yaitu: input, proses, dan output.
Dibawah ini salah satu penerapan sistem kontrol menggunakan
relay sebagai pengendali.

1) Penggunaan Relay Sebagai Pengendali

Salah satu kegunaan utama relay dalam dunia industri


ialah untuk implementasi logika kontrol dalam suatu sistem.
Sebagai “bahasa pemrograman” digunakan konfigurasi yang
disebut ladder diagram atau relay ladder logic. Berikut ini
beberapa petunjuk tentang relay ladder logic (LD):

a) Diagram wiring yang khusus digunakan sebagai bahasa


pemrograman untuk rangkaian kontrol relay dan
switching.
14

b) LD Tidak menunjukkan rangkaian hardware, tapi alur


berpikir.
c) LD Bekerja berdasar aliran logika, bukan aliran
tegangan/arus.
Relay Ladder Logic terbagi menjadi 3 komponen :
a) Input = pemberi informasi
b) Logic = pengambil keputusan
c) Output = usaha yang dilakukan

Diagram sederhana dari sistem kontrol berbasis relay


yang menggambarkan penjelasan di atas dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.

Gambar 2.8. Sistem Kontrol Berbasis Relay


(Sumber: Wicaksono, H. 2012)

Dari gambar di atas nampak bahwa sistem kendali


dengan relay ini mempunyai masukan device (misalnya: berbagai
macam sensor, switch) dan keluaran device (misalnya: motor,
pompa, lampu). Dalam rangkaian logikanya, masing-masing
input, output,

Pada gambar 2.9 dapat dilihat aplikasi relay untuk


membentuk gerbang –gerbang logika sederhana (AND, OR,
NOT, dan latching). Gerbang logikan ini berfungsi untuk
mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah
sinyal Output (Keluaran) Logis.
15

Gambar 2.9 Relay untuk membentuk gerbang logika


(Sumber: Wicaksono, H. 2012)
c. Konsep Perhitungan Elemen-Elemen pada Sistem Valve
1) Rumus Perhitungan Gesekan Material Butiran dengan
Permukaan valve

Gaya gesek adalah gaya yang berlawanan arah


dengan arah gerak sistem valve. Gaya ini terjadi karena
sentuhan material butiran dengan lintasan permukaan valve
yang akan membuat gesekan antara keduanya hingga benda
bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan
kekasaran permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi
semakin kasar permukaan suatu bidang maka nilai gaya
gesekannya akan semakin besar. (Sumber: Martin, 1984)

Persamaan gaya gesek statis


fs=μs . fn (1)
Persamaan gaya gesek kinetik
fk=μk . fn (2)
μk < μs
16

Keterangan :
fs = Gaya gesek statis (N)
fk = Gaya gesek kinetis (N)
μk = koefisien gesek kinetis
μs = koefisien gesek statis
fn = gaya normal suatu pada valve (N)

2) Rumus Perhitungan Torsi (T)


Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk
melakukan kerja. Besaran torsi adalah besaran turunan yang
biasa digunakan untuk menghitung energi yang dihasilkan
dari benda yang berputar pada titik sumbunya.
Adapun persamaan torsi adalah sebagai berikut.
Apabila suatu benda berputar dan mempunyai besar gaya
sentrifugal sebesar F, benda berputar pada titik sumbunya
dengan jarak lengan tertentu, dengan data tersebut,
persamaan torsi secara umum, sebagai berikut: (Frick,
1991:35)
T = F x r (N.m) (3)
dimana:
T = Torsi benda berputar (N.m)
F = gaya sentrifugal dari benda yang berputar (N)
r = adalah jarak lengan benda ke pusat rotasi (m)

Karena adanya torsi inilah yang menyebabkan benda


berputar terhadap poros, dan benda akan berhenti apabila
ada usaha yang melawan torsi dengan besar sama dan arah
yang berlawanan. Setalah menghitung torsi yang dibutuhkan,
selanjutnya menghitung putaran yang terjadi pada sistem
valve tersebut,
3) Rumus Kecepatan Sudut (Vω)
17

Untuk dapat menghitung seberapa butuhnya daya


yang diperlukan, maka dilakukan pencarian nilai putaran
sudut pada lintasan valve tersebut, Kecepatan sudut adalah
sudut tempuh dibagi dengan waktu tempuh. Rumus
menentukan kecepatan sudut (kelajuan sudut) dari suatu
benda yang bergerak melingkar adalah sebagai berikut:
(Sumber: Martin, 1984)
Kecepatan sudut = sudut tempuh / waktu tempuh
Dengan persamaan :

ω= atau w=2 πf (Satuan Rad/s) (4)
T
Dimana:
1
f=
T
ω = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (putaran/ sekon)
T = Periode (sekon).

4) Rumus Kecepatan Linear (v)


Jarak tempuh satu putaran adalah sama dengan
keliling lingkaran yaitu 2.π.r (r adalah radius atau jari-jari
lingkaran). Rumus menentukan kecepatan linear (kelajuan
linear) dari suatu benda yang bergerak melingkar adalah
sebagai berikut: (Sumber: Martin, 1984)
Kecepatan linear adalah jarak tempuh/dengan waktu
tempuh.
2 πr
v= atau v=ω .r (satuan m/s) (5)
T

5) Rumus Perhitungan Daya (P)


Daya adalah kecepatan melakukan kerja pada suatu
mesin. Daya sama dengan jumlah energi yang dihabiskan per
18

satuan waktu. Dalam sistem SI, satuan daya adalah joule per
sec (J/s) atau watt. Setelah mengetahui nilai torsi dan
kecepatan putar maka nilai daya dapat dihitung pada mesin
tepat guna, yang dihitung ada 2 yakni :
a) Daya Nominal
Daya nominal adalah nilai daya hasil dari
perkalian antara nilai torsi dan kecepatan putar proses
produksi yang dibutuhkan oleh mesin tepat guna,
dengan rumus sebagai berikut : (Mott, R.L. 2009)

Usaha Kerja
𝑃= , maka
Waktu

2 π . n .T
𝑃=
60.
(6)
Keterangan:
P = daya yang diperlukan (kw)
n = kecepatan putar valve (rpm)
T = torsi (Nm)
b) Daya Rencana

Sedangkan untuk daya rencana adalah nilai


daya nominal yang dikalikan dengan safety factor yang
akan digunakan untuk memilih motor penggerak
Nominal. Untuk nilai safety factor dapat dilihat di tabel
7.1 pada buku Robert L. Mott.
6) Rumus Perhitungan Power
Rumus perhitungan power dibutuhkan untuk
menentukan power yang dibutuhkan untuk memutarkan
valve, persamaan sebagai berikut:. (Mott, R.L. 2009)
Q.L.K
P= (7)
3600 .102
P = Power (KW)
19

Q = Kapsitas (Kg/jam)
L = Panjang valve
K = Koefisien Gesek.
7) Efisiensi (η)
Efisiensi adalah suatu ukuran seberapa baik mesin
dapat mengubah energi masukan listrik ke energi keluaran
mekanik. Efisiensi berhubungan langsung dengan rugi-rugi
motor induksi terlepas dari desain mesin itu sendiri. (Mott,
R.L. 2009)
Power Output
Efisiensi Daya(η)= x 100 % (8)
Power Input
B. Hasil Penelitian yang Relevan

Automatic Weighing and Packaging Machine (Hambir, P., Joshi, N.,


Karande, P. and Kolhe, A., 2019). jurnal ini menyajikan penelitian
tentang perancangan mesin pengemasan otomatis berbasis arduino
yang dapat mengisi material beras dengan ukuran 500 gr.

Metode perancangan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:


(1) membuat sketsa model, (2) membuat desain pada software CAD, (3)
menghitung dan menentukan komponen yang diperlukan, (4) membuat
sistem algoritma arduino, (5) merakit sistem mekanik dengan tahapan:
membuat komponen hooper untuk penyimpanan material dan membuat
buka tutup valve untuk aliran material pada hooper, (6) merakit desain
sistem kontrol wadah penyimpanan disertai penimbangan (load Cell)
dan wadah penampung dan merakit desain sistem kontrol pada buka
tutup valve. Serta (7) merakit corong sebagai keluaran material.

A New Type of Feed Valve Design and Applicationand (Liu, J.X.,


2013). Jurnal ini menyajikan penelitian tentang pengembangan pada
buka tutup valve sistem pengisian untuk karakteristik material butiran
atau bubuk, pengembangan variasi buka tutup valve menjadi tipe
engsel yang digunakan untuk pengisian batu bara, prinsip kerjanya
20

yaitu plat piringan valve dapat memutar tanpa perubahan jarak dari
sumbu yang bergerak seperti ayunan. Ilustrasi gambar mekansime bisa
dilihat dibawah ini.

Posisi Desain Tampak Depan Tampak Atas

Gambar 2.10. Prinsip Kerja valve Pengisian Baru


( Sumber: Liu, J.X., 2013)

Dengan komponen detail, sebagai berikut: (1) swing arm frame, (2)
shaft, (3) graphite sleeve, (4) shaft seat, (5) shell, (6) spring pin, (7) spring, (8)
drive pin, (9 )valve plate, (10) valve seat, (11) valve body, (12) sending tank,
(13) air cylinder, (14) Crank.

Transfer Machine Line for Packaging Granular Materials in a Soft Open


Container (Makarov, A.M., Serdobintsev, Y.P. and Kuhtik, M.P., 2012).
Penelitian ini menyajikan pengembangan mesin pengemas dengan
perangkat valve maju-mundur (sleeding) yang digerakan oleh tekanan
pneumatik sistem otomatis yang telah dikembangkan untuk proses
pengisian kapasitas besar. Beberapa analisa dan perhitungan
menghasilkan Sebuah skema dan model komputerisasi 3-dimensi
digambar dibawah ini.
21

Gambar 2.11. Model Mesin Transfer Komputer 3 Dimensi untuk


Pengemasan Material Granular.
(Sumber: A. M. MAKAROV1, et al, 2012).

Rancang Bangun Smart Rice Box dengan Sistem Penakar Beras


Berdasarkan Kebutuhan Porsi Makan (Karisma, C.S.N.A., 2018). Jurnal
ini menyajikan penelitian tentang membuat suatu smart rice box dengan
sistem penakar beras berdasarkan kebutuhan porsi makan dalam 1 hari
untuk mengurangi pemborosan. Takaran porsi beras dikelompokkan
menjadi 2 variabel yaitu porsi anak kecil dan orang dewasa. Metode
penentuan algoritma takaran porsi beras ditentukan dengan melihat
dan menghitung hasil review angka kecukupan gizi (AKG) oleh IOM
(Institute of Medicine). Smart rice box yang dibuat basis microcontroller
arduino uno.

Sistem buka tutup valve menggunakan part acrylic sebagai valve


yang digerakkan oleh motor servo MG996R. Jumlah beras yang keluar
akan diukur oleh sensor load cell dengan modul penguat HX711.
Penimbangan oleh load cell bekerja cukup akurat dengan tingkat akurasi
99.7%. Saat valve menutup, motor servo bekerja cukup baik namun
kurang efektif sebagai penggerak katup beras. Motor servo memiliki
delay waktu berputar sebesar 0.55 detik saat kondisi katup menutup,
22

yang mempengaruhi nilai output beras. Smart rice box juga dilengkapi
fitur monitoring jumlah beras yang masih pada rice box. Data monitoring
jumlah beras disimpan pada memori EEPROM.

Rancang Bangun Alat Penimbang dan Pemindah Material Berbasis


Mikrokontroler ATmega(Zakirman, Z., 2017). Rancangan alat ini bekerja
secara otomatis. Tahapan perancangan dimulai dari rancangan sistem
hardware yang mengacu pada blok diagram sistem, seterusnya
perancangan program yang disesuaikan dengan keperluan sistem.
Penggerak motor servo berfungsi sebagai penggerak buka tutup
valve. Motor DC magnet permanen 12 volt digunakan sebagai
penggerak konveyor, konveyor ini berfungsi sebagai alat pemindah
material yang telah ditimbang.

Hasil pengukuran dan perbandingan dapat dilihat dari hasil kerja


alat penimbang dan pemindah material berdasarkan berat. Untuk berat
1 kg dengan rata-rata kesalahan 0,83 % dengan rata-rata lama pengisian
perkantong plastik 35,32 detik/wadah. Untuk berat ½ kg dengan rata-
rata kesalahan 2,4 % dengan rata-rata lama pengisian material 17,72
detik/wadah sedangkan untuk berat ¼ Kg didapatkan rata-rata
kesalahan sebesar 2,6% dengan rata-rata lama pengisian 9,87
detik/wadah. Berdasarkan data tersebut pengukuran dan pengujian
kerja alat secara keseluruhan maka alat bisa dikatakan dapat bekerja
dengan baik.

Sistem Penimbangan Otomatis Menggunakan Mikrokontroller


ATmega 16 Susanthi, Y dan Boenyamin Liem, Erwin. 2010. Membuat alat
penimbang otomatis dengan bahan uji kopi, beras, dan gula. Dalam
merancang alat penimbang otomatis sistem buka tutup valve telah
digunakan dalam penelitian ini, motor DC 12V sebagai penggerak
valve dan komponen central lock dua kabel dan lima kabel
digunakan sebagai valve. Prinsip kerjanya seperti sistem central lock
23

pada mobil, umumnya untuk mengunci dan membuka mobil


dikendalikan oleh remote.

Central lock pada rancangan ini terdiri dari dinamo yang


dihubungkan ke tuas melalui gear. Jadi ketika diberi arus listrik, motor
akan menggerakan tuas valve. Prosesnya dengan dua kabel
dihubungkan pada sumber listrik DC 12V dengan spesifikasi kabel biru
terhubung ke sumber positif dan kabel hijau ke sumber negatif,
mengakibatkan central lock bergerak menutup dan central lock tersebut
akan bergerak membuka bila sumber arus terhubung terbalik.

Hasil penelitian ini adalah berdasarkan hasil uji coba pada material
gula, beras, dan kopi. Nilai error pada gula dan beras maksimal 4 % ,
sedangkan pada material berjenis kopi maksimal nilai error 8%. Hal
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa akan lebih baik bila bahan
yang ditimbang tidak memiliki sifat lengket atau menggumpal.

Penelitian ini berjudul: Simulation of Vertical Filling Processes of


Granular Foods for typical Retail Amounts (Kirsch, S., & Philipp, A. 2018)
yang membahas tentang penerapan Metode Elemen Diskrit (DEM)
terhadap simulasi pergerakan prilaku material curah. Model simulasi ini
mampu menangani berbagai bentuk partikel, termasuk bola, silinder,
dan polihedron. Studi ini melihat ke dalam metode statistik untuk
menentukan kondisi keandalan hasil simulasi yang dapat dicapai.

Metode ini memerlukan parameter yang mewakili kerapatan bahan


partikel diantaranya: modulus young, koefisien gesekan statis dan
dinamis dan koefisien restitusi. Masalah umum dalam menggunakan
metode software DEM adalah bahwa parameter material tidak tersedia
dalam literatur dan sulit untuk ditentukan secara analitis. Dibawah ini
pada tabel 2.1 mengungkapkan parameter material yang dibutuhkan
untuk mensimulasikan perilaku material pangan.
24

Tabel. 2.1 DEM Parameters

Tabel 2.2 Simulation Runtimes Per Run On Intel® Core™ I7-6820HQ

Dalam penelitian ini yaitu mengevaluasi simulasi DEM untuk


menilai kelayakan model ini, dimulai dengan merancang eksperimen
yang disederhanakan yang mewakili proses nyata lalu membuat desian
model DEM pada material tersebut dengan pengambilan data yang
serupa. Instrument pengambilan data ekseprimen dilakukan dengan
permen cokelat ukuran gigitan dengan massa sampel antara 250 dan 700
gram.
25

(a)

(b)
Gambar 2.12. Perbandingan antara eksperimen dan simulasi, (a)
masing-masing 250 g setelah 0,3 detik dan 0,35 detik (b) masing-
masing 500g setelah 0,3 dan 0,35
(Kirsch, S., & Philipp, A. 2018)

Hasil penelitian ini memperoleh kecocokan yang baik antara


simulasi dan eksperimen. Melalui evaluasi statistik, menunjukkan
bahwa reproduksiabilitas hasil simulasi yang tinggi dapat dicapai
dengan rata-rata. Tetapi ada beberapa tayangan ulang simulasi rawan
keacakan. Kami menemukan bahwa keacakan dalam kondisi awal lebih
besar dari pada keacakan di hilir, karena dampak dari kebisingan
numerik. Selanjutnya menunjukkan bahwa berpotensi. Hasil simulasi
ini memungkinkan produktif pada proses yang serupa, yang dapat
membantu insinyur dalam tugas desain dan optimisasi.

Penelitian ini berjudul: Design and Development of a Rotary Airlock


Valve for using in Continuous Pyrolysis Process to Improve Performance yang
membahas tentang penerapan Rotary airlock valve (Somsuk, N., Wessapan,
T. and Teekasap, S., 2012). Perangkat yang banyak digunakan dalam
26

proses penanganan material biji-bijian yang biasanya diterapkan pada


pengangkutan pirolisis serpihan kayu ke dalam oven dan pirolisis
untuk cuka kayu produksi. Penelitian ini bertujuan untuk merancang
dan mengembangkan rotary airlock valve untuk mencapai umpan yang
seragam dan operasi airlock (material tanpa bocor), dan akibatnya
untuk meningkatkan kinerjanya, untuk digunakan dalam proses
pirolisis berkelanjutan, di mana materi kontinyu diperlukan. Karena
airlock yang lebih baik menghasilkan produk pirolisis yang lebih baik.

Gambar 2.13 Diagram skematis dari pengumpan rotary airlock

(Sumber: Somsuk, N., Wessapan, T. and Teekasap, S., 2012.)

Gambar 2.13 adalah rotary airlock valve dirancang dengan konsep


jarak minimum antara ujung blade dan rumah, bersama dengan
menggunakan rotor dengan ujung pisau disesuaikan dan diganti
dipasang di pisau dilas ke poros rotor, dan segel pengepakan, di rotor
tertutup, dan dengan demikian meminimalkan kebocoran. Menurut
hasil uji kinerja airlock dari katup airlock rotary yang dikembangkan, itu
kinerja meningkat sekitar 60% bila dibandingkan dengan proses
konvensional.

Perancangan Mesin Penakar Tepung Otomatis Berbasis Reverse


Engineering dan Kebutuhan Customer oleh Syeihan sahrul syah (2019).
Penelitian ini menyajikan rancangan mesin dengan metode reverse
engineering. Dalam merancang ini motion study dilakukan untuk melihat
27

pergerakana partikel tepung saat pengisian dengan sistem augher.


Beberapa parameter disebutkan. Dalam mensimulasikan gerakan
material tepung dan sistem mekanisme augher dibantu dengan
perangkat lunak software EDEM.

C. Kerangka Konseptual
28

Gambar 2.14. Kerangka Konseptual

Anda mungkin juga menyukai