Anda di halaman 1dari 5

DALAM EKSEPSI

1. Gugatan yang diajukan oleh PENGGUGAT bersifat Premature


Bahwa sebelum diajukannya gugatan ini seharusnya PENGGUGAT dan TERGUGAT
untuk menyelesaikan perkara a quo terlebih dahulu secara musyawarah, sebagaimana yang
diatur didalam Perjanjian antara kedua belah pihak akan tetapi tidak adanya itikad baik dari
PENGGUGAT. Berdasarkan fakta berikut ini:
a. Bahwa mengacu kepada Perjanjian yang telah disepakati antara TERGUGAT dengan
PENGGUGAT berlaku sebagai Undang-Undang yang membuatnya (asas pacta sun
servanda) sebagaimana diatur didalam Pasal 1338 ayat (1) dan ayat (2) KUHPerdata
yang menyatakan “semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-
undang bagi mreka yang membuatnnya; Perjanjian tersebut tidak dapat ditarik kembali
kecuali dengan sepakat kedua belah pihak atau karena alasan yang oleh-undang-undang
dinyatakan cukup untuk itu”
b. Bahwa mengacu pada pasal tersebut diatas TERGUGAT dengan PENGGUGAT telah
menyepakati Perjanjian Kredit pada tanggal 5 Juli 2011. Sebagaimana dimaksud pada
Pasal 9 ayat (1) dan ayat (2) tentang penyelesaian perselisihan antara PENGGUGAT dan
TERGUGAT menyatakan “(1) Apabila ada hal-hal yang tidak atau belum diatur dalam
perjanjian ini dan juga jika terjadi perbedaan penafsiran dan salah satu pihak tidak
memenuhi prestasi sebagaimana yang diatur dalam perjanjian ini maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat terlebih
dahulu. (2) Jika penyelesaian secara musyawarah untuk mufakat juga ternyata tidak
menyelesaikan perselisihan tersebut maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara
hukum yang berlaku di Indonesia .
c. Bahwa berdasarkan hal tersebut diatas tidak adanya itikad baik dari PENGGUGAT
untuk menyelesaikan perkara a quo sehingga tidak adanya upaya perdamaian terlebih
dahulu sebelum diajukan Gugatan ini. Berdasarkan fakta berikut ini:
1) Bahwa pada tanggal 25 Mei 2018 TERGUGAT telah mengajukan restrukturisasi
kepada PENGGUGAT namun tidak di tanggapi oleh PENGGUGAT (Bukti T-1);
2) Bahwa maksud diajukannya restrukturisasi oleh TERGUGAT adalah upaya dari
TERGUGAT untuk menyelesaikannya secara musyawarah untuk mufakat sengketa
yang terjadi antara PENGGUGAT dan TERGUGAT sebagaimana telah diatur di
dalam perjanjian kredit antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT;
d. Bahwa bersadasarkan dalam ketentuan Perjanjian Kredit antara TERGUGAT dan
PENGGUGAT mengenai jangka waktu kredit telah di tentukan jatuh temponya 7 tahun ,
namun sampai dengan gugatan yang di ajukan PENGGUGAT, perjanjian kredit belum
mencapai jangka waktu yang telah di tentukan dan hanya terhitung 2 tahun . Bahwa atas
dasar tersebut diatas gugatan yang diajukan oleh PENGGUGAT terlalu dini dan bersifat
premature sebagaimana dijelaskan diatas.

DALAM POKOK PERKARA


1. Bahwa apa yang telah diuraikan TERGUGAT dalam Eksepsi diatas, mohon diuraikan
kembali dalam jawaban pokok perkara sehingga menjadi satu kesatuan;
2. Bahwa Termohon menolak seluruh dalil gugatan PENGGUGAT, kecuali apa yang
diakui kebenarannya secara tegas oleh TERGUGAT
3. Bahwa benar pada tanggal 3 Desember 2016, TERGUGAT dan PENGGUGAT telah
menanda tangani Surat Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah Nomor. 01/SPK/PPP
dan berdasarkan Surat persetujuan Kredit No.15/SPK/BK-KP/11/11 yang di buat di
hadapan Nanda Permatasari Harahap, S.H., M.Kn. di Jalan Nanggel Jaya Utara No. 118
Kota Yogyakarta, selanjutnya disebut juga “Perjanjian Kredit KPR” (Bukti T-);
4. Bahwa benar pada tanggal 11 Februari 2017 TERGUGAT telah menerima pencairan
Kredit Kepemilikan Rumah dengan tanda terima uang sejumlah Rp 445.000.000 (Empat
Ratus Empat Puluh Lima Juta rupiah). (Bukti T-);
5. Bahwabenar, Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) disertakan dengan Surat
Kuasa Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) No.2 pada tanggal 4 Desember
2016 yang dibuat dihadapan TURUT TERGUGAT yang merupakan Notaris beralamat
di Banguntapan, RT 01/RW 12 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
(Bukti T-);
6. Bahwa benar dalam Perjanjian Kredit pasal 2 ayat (1) Kepemilikan Rumah (KPR) antara
PENGGUGAT dan TERGUGAT telah di sepakati jangka waktu pembayaran kredit
selama 86 bulan dengan angsuran pokok sebesar Rp.5.100.000,00 (lima juta seratus ribu
rupiah) dan bunga 10% pertahun yang mana di bayar tiap bulannya sebesar Rp.
3.708.333,00 (tiga juta tujuh ratus delapan ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah). (Bukti
T-);
7. Bahwa benar dalam Perjanjian pokok tersebut disertakan dengan Surat Kuasa
Membebankan Hak Tanggungan (SKMHT) No.2 pada tanggal 4 Desember 2016 yang
dibuat dihadapan TURUT TERGUGAT yang merupakan Notaris beralamat di
Banguntapan, RT 01/RW 12 Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dan
merupakan kakak kandung TERGUGAT namun tidak benar dalam dalil
PENGGUGAT pada poin 18 bahwa adanya persekongkolan antara TERGUGAT
dengan TURUT TERGUGAT bahwasannya setelah pembuatan SKMHT pengurusan
terkait pemenuhan dokumen kredit lainnya di serahkan dan di percayakan penuh atau di
kuasakan kepada TURUT TERGUGAT, sehingga terkait dokumen selanjutnya tidak
lagi di ketahui TERGUGAT
8. Bahwa TERGUGAT tidak mengetahui mengenai sertifikat yang menjadi objek jaminan
Perjanjian Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) pada PENGGUGAT di jaminkan lagi oleh
TURUT TERGUGAT kepada Bank Mega.
9. Bahwa atas tindakan yang dilakukan TURUT TERGUGAT tersebut diatas
mengakibatkan kerugian inmateriil bagi TERGUGAT
10. Bahwa dengan dijaminkannya Sertifikat yang juga menjadi objek jaminan Kredit
Kepemilikan Rumah di Bank Mega hal ini membuktikan bahwa PENGGUGAT lalai
dalam Proses kelengkapan berkas pengajuan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR)
11. Bahwa benar dalil gugatan PENGGUGAT pada poin 7 TERGUGAT tidak membayar
angsuran dengan lancar, hal tersebut di karenakan pada saat itu perekonomian
TERGUGAT sedang tidak stabil oleh karena penghasilan dalam penjualan elektronik
atas usaha TERGUGAT sedang tidak banyak orderan (Bukti- T)
12. Bahwa benar tidak ada konfirmasi dari TERGUGAT mengenai pembayaran angsuran
kredit sejak pembayaran angsuran terakhir yaitu pada tanggal 20 Desember 2017
TERGUGAT tidak membayar angsuran lagi sampai dengan keluarkannya somasi
pertama dari PENGGUGAT pada tanggal 25 Februari 2018, hal tersebut dikarenakan
peringatan via televon yang dilakukan penggugat tidak sampai kepada TERGUGAT
yang pada saat itu berada diluar kota dan limit sinyal.
13. Bahwa berdasarkan Standar Operational of Procedure (SOP) PENGGUGAT,
seharusnya sebelum PENGGUGAT mengeluarkan somasi, terlebih dahulu
mengeluarkan Surat Peringatan tertuliS kepada TERGUGAT akan tetapi TERGUGAT
tidak menerima sama sekali Surat Peringatan baik dari Surat Peringatan pertama samapi
dengan ketiga. Namun, PENGGUGAT langsung mengeluarkan somasi. (Bukti- T)
14. Bahwa berdasarkan uraian poin sebelas diatas, PENGGUGAT telah menyalahi Standar
Operational of Procedure (SOP) oleh sebab itu TERGUGAT tidak menanggapi Somasi
Pertama pada tanggal 25 Februari 2018, Somasi kedua pada tanggal 25 Maret 2018,
sampai dengan Somasi Ketiga pada tanggal 25 April 2018 dari PENGGUGAT. Namun
pada tanggal 15 mei 2018 TERGUGAT mengajukan Restrukturisasi kepada
PENGGUGAT namun tidak ditanggapi sampai dengan diajukannya gugatan oleh
PENGGUGAT.
15. Bahwa dengan diajukannya Restrukturisasi oleh TERGUGAT kepada PENGGUGAT
dengan demikian TERGUGAT telah memiliki iktikad baik untuk melanjutkan dan
melaksanakan kewajibannya yang sempat tertunda.

PRIMAIR:

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka Penggugat dengan ini memohon kepada
Ketua Pengadilan Negeri Bantul agar berkenan untuk memutuskan:

DALAM EKSEPSI

1.Mengabulkan Eksepsi TERGUGAT untuk seluruhnya;


2.Menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima;

DALAM POKOK PERKARA

1.Mengabulkan Jawaban Gugatan TERGUGAT untuk seluruhnya;


2.Menyatakan gugatan PENGGUGAT ditolak untuk seluruhnya;

SUBSIDAIR:

Atau, apabila Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain,
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat Kami,

Kuasa Hukum Penggugat

Anda mungkin juga menyukai