Anda di halaman 1dari 2

MANFAAT CUTI BAGI KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

Aturan cuti karyawan dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 Pasal


79 menjelaskan bahwa perusahaan harus memberikan cuti tahunan minimal 12 hari
kerja per tahun.

Berikut ini manfaat cuti bagi perusahaan:

 Karyawan Lebih Produktif

Cuti sangat berguna menjaga kesehatan mental karyawan. Karyawan yang terus menerus ditekan
beban kerja sangat rentan mengalami burnout yang membuat produktivitasnya turun. The
Corporate Executive Board pernah melakukan survei terhadap 50.000 karyawan di berbagai
perusahaan di dunia. Hasilnya, karyawan yang merasakan work-life balanceakan bekerja 21%
lebih keras dibanding mereka yang merasakan kejenuhan tanpa kesempatan jeda. Kondisi mental
karyawan yang merasa bahagia akan meningkatkan produktivitas mereka. Sebaliknya, karyawan
yang frustrasi, depresi, dan stres karena pekerjaan akan kesulitan mencapai target-target
perusahaan.
Selain itu, cuti yang dimanfaatkan dengan tepat dapat membuat karyawan
juga lebih baik saat ia kembali bekerja. Cuti memberi kesempatan karyawan
menggali pengalaman-pengalaman berharga yang bisa memperluas
perspektifnya. Hal itulah yang dibutuhkan untuk meningkatkan kreativitas
saat mengahadapi pekerjaan.

 Memangkas Beban Biaya Kesehatan

Kesejahteraan fisik dan mental karyawan adalah juga kepentingan perusahaan. Tekanan kerja
yang berat dapat berdampak pada kondisi mental karyawan, dan sekaligus juga memicu
gangguan fisik. Sebuah studi tentang karyawan wanita dipublikasikan
secaraonline dalam journal PLoS ONE. Hasilnya, mereka yang mengalami tekanan pekerjaan
yang tinggi memiliki risiko 67% serangan jantung, dan 38% lebih mungkin
mengalami strokeatau hipertensi. Selain itu, kondisi stres sangat rentan menyebabkan depresi,
obesitas, sakit kepala, dan amnesia, serta memicu kebiasaan merokok dan minum minuman
keras. Dengan berkurangnya karyawan yang mengalami gangguan kesehatan akibat stres,
perusahaan dapat menghemat beban biaya perusahaan dalam melakukan klaim kesehatan
karyawan.
Perusahaan sebaiknya memanfaatkan software payroll untuk menguji perbandingan cuti yang
diambil dengan klaim kesehatan atau izin sakit karyawan. Kebijakan baru tentang optimalisasi
hak cuti dapat dibuat dengan data yang akurat sehubungan dengan pengaruhnya pada kesehatan
dan kesejahteraan karyawan.

 Mengurangi Kemungkinan Karyawan Bertindak Curang

Menurut ACFE (Association of Certified Fraud Examiners) fraud adalah penyalahgunaan


pekerjaan untuk memperkaya diri melalui pemanfaatan atau penerapan yang salah atas sumber
daya serta aset perusahaan. Organisasi yang berbasis di Amerika ini menyebutkan ada beberapa
perilaku karyawan yang menjadi petunjuk awal terjadinya fraud di sebuah perusahaan. Perilaku-
perilaku yang mengarah sebagai petunjuk awal ini dikenal dengan istilah behavioral red
flags. Salah satu red flags itu yakni karyawan yang tampak sangat rajin bekerja hingga menolak
untuk mengambil hak cuti.
Para pelaku kecurangan atau fraud biasanya memanipulasi sistem tertentu dalam perusahaan
untuk menutupi perbuatannya. Tak jarang, hal ini terungkap saat karyawan yang bersangkutan
mengambil cutinya, dikarenakan tugas-tugasnya diambil alih oleh karyawan lain. Karyawan
yang menggantikan tugas pelaku kecurangan akan menyadari manipulasi tersebut, dan
melaporkannya ke pihak perusahaan. Maka dari itu, cuti bermanfaat mengurangi kecurangan
karyawan yang selama ini tersembunyi.
Dengan sederet manfaat cuti karyawan bagi perusahaan yang dipaparkan di atas, layaklah jika
perusahaan mulai mendorong karyawan memanfaatkan hak cuti mereka untuk libur bekerja.
Namun, Departemen HR perlu memperbaiki sistem pengajuan cuti agar lebih praktis.
Prosedur cuti online dapat dilakukan melalui aplikasi HRD, seperti Gadjian, sehingga akan
memudahkan karyawan merencanakan cuti.

Anda mungkin juga menyukai