Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ega Silvia

Nim : 200510480
Matkul : Seminar manajemen SDM 13F
KASUS KOMPENSASI KARYAWAN
Kasus 1: Rencana Pemberian Tunjangan
Perusahaan Carter menyediakan tunjangan bagi para karyawannya dengan cara tradisional.
Tunjangan tersebut justru meliputi tunjangan bagi para pensiunan, para pengangguran, dan
jeminan sosial. Beberapa karyawan yang telah menduduki posisi baik di perusahaan telah
mempunyai asuransi kesehatan baik bagi dirinya maupun bagi keluarganya.
Pimpinan perusahaan, Sisca, telah berpikir keras terhadap permasalahan kebijakan perusahaan
yang terkait dengan pemberian tunjangan dan layanan. Permasalahan tertsebar adalah turnover.
Sisca belajar ke perusahaan lain yang memberikan berbagai tunjangan bagi para karyawannya.
Tujuannya adalah mencari cara bagaimana mengurangi turnover tersebut. Di perusahaan lain,
Sisca menemukan berbagai kebijakan pemberian tunjangan bagi karyawan yang sangat menarik,
seperti jaminan kesehatan, cuti kerja dengan jangka waktu tertentu, libur hari besar, bahkan
adanya penggantian uang bila jatah cutinya tidak diambil. Di beberapa perusahaan malahan
menyediakan day care untuk anak-anak balita karyawan, dan menyediakan tempat sekolah
(preschool) atau tempat menunggu orang tuanya setelah pulang sekolah dan di rumah tidak ada
yang menunggui anak. Masih banyak lagi pemberian tunjangan bagi karyawan yang sangat
menarik yang juga dipelajari oleh Sisca. Sisca tahu bahwa kebijakan pemberian tunjangan itu
harus tertuang dalam aturan yang baki dan diterapkan secara konsisten.
Pertanyaan:
1. Dapatkah Anda mengusulkan tunjangan yang paling tepat bagi perusahaan tersebut agar
perputaran kerja menurun?
Jawab :
Berdasarkan kasus tersebut, untuk mengurangi turnover, perusahaan Carter sebaiknya
menyediakan pemberian tunjangan yang lebih menarik dan sesuai dengan kebutuhan
karyawan. Beberapa pilihan tunjangan yang dapat diberikan adalah:
 Asuransi kesehatan yang lebih baik dan komprehensif bagi karyawan dan keluarganya.
 Program cuti kerja dengan jangka waktu tertentu yang lebih fleksibel, sehingga karyawan
dapat memanfaatkan waktu luang mereka secara lebih baik.
 Program pelatihan dan pengembangan karir yang jelas, sehingga karyawan merasa lebih
dihargai dan memiliki kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
mereka.
 Program kesejahteraan karyawan, seperti program kesehatan mental, program kesehatan
fisik, dan kegiatan sosial lainnya.
Namun, perusahaan Carter harus mempertimbangkan juga anggaran yang tersedia dan
apakah tunjangan tersebut memang sesuai dengan kebutuhan karyawan. Oleh karena itu,
sebaiknya perusahaan juga melakukan survei kepuasan karyawan dan menyesuaikan
pemberian tunjangan dengan hasil survei tersebut.
2. Apakah manfaat dan kerugian bagi perusahaan tersebut bila perusahaan menggunakan
kebijakan pemberian tunjangan kesehatan, bantuan untuk opname karena sakit, dan
program asuransi jiwa?
Jawab :
Manfaat dari kebijakan pemberian tunjangan kesehatan, bantuan untuk opname karena
sakit, dan program asuransi jiwa adalah:
 Karyawan merasa dihargai dan dijamin kesejahteraannya oleh perusahaan, sehingga
dapat meningkatkan motivasi dan loyalitas karyawan.
 Karyawan merasa lebih aman dan terlindungi, sehingga dapat meningkatkan
produktivitas dan kinerja mereka.
 Perusahaan dapat meningkatkan citra dan reputasi baik di mata karyawan dan
masyarakat.
Namun, terdapat juga beberapa kerugian bagi perusahaan jika memberikan tunjangan
tersebut, seperti:
 Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memberikan tunjangan tersebut dapat
menjadi beban finansial yang berat.
 Perusahaan harus memastikan bahwa kebijakan pemberian tunjangan tersebut sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan tidak bertentangan dengan kebijakan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
 Karyawan yang merasa diuntungkan dengan pemberian tunjangan tersebut dapat
memanfaatkan kesempatan untuk melakukan penyalahgunaan atau kecurangan. Oleh
karena itu, perusahaan perlu melakukan pengawasan dan kontrol yang ketat terhadap
pemberian tunjangan tersebut.

Kasus 2: Rencana Pembayaran Baru


Perusahaan ABC tidak memiliki struktur pembayaran formal dan tidak memiliki sistem
pembayaran upah. Pembayaran kepada karyawan didasarkan pada pembayaran yang ada di
masyarakat dan tidak memperhatikan pada prinsip keadilan yang didasarkan pada tanggung
jawab karyawan. Perusahaan tersebut juga tidak pernah mengadakan survei untuk menetapkan
tingkat upah yang harus dibayarkan perusahaan. Namun, perusahaan ingin memberikan upah
yang layak bagi karyawannya, bahkan perusahaan tersebut selalu dapat memberikan upah yang
10% lebih tinggi daripada tingkat upah pada umumnya di perusahaan lain. Hal inilah yang
mungkin membuat karyawannya betah bekerja di perusahaan ABC tersebut. Perusahaan tersebut
mengadakan pembedaan dalam pembayaran, yaitu karyawan pria dibayar lima puluh ribu rupiah
lebih tinggi daripada karyawan wanita untuk pekerjaan yang sama. Pak Cetar pemilik perusahaan
itu mengatakan bahwa pria dibayar lebih tinggi karena mereka orang yang kuat, dapat bekerja
lebih lama, dan merupakan penopang kehidupan keluarganya.
Pertanyaan:
1. Apakah perusahaan ABC harus menyusun sistem pemberian upah secara formal
berdasarkan evaluasi pekerjaan secara menyeluruh? Mengapa?
Jawab :
Perusahaan ABC seharusnya menyusun sistem pemberian upah secara formal
berdasarkan evaluasi pekerjaan secara menyeluruh. Hal ini penting karena sistem yang
tidak formal dan tidak adil dapat merugikan karyawan dan dapat mengurangi motivasi
dan kinerja mereka. Dengan memiliki sistem yang formal, perusahaan dapat memastikan
bahwa upah yang diberikan sesuai dengan tanggung jawab dan kinerja karyawan,
sehingga adil dan layak. Selain itu, evaluasi pekerjaan secara menyeluruh akan
membantu perusahaan dalam menentukan tingkat upah yang kompetitif dan sesuai
dengan tingkat keahlian dan pengalaman karyawan. Ini juga dapat membantu perusahaan
untuk mempertahankan karyawan yang baik dan menarik karyawan yang berbakat.

2. Apa saja yang dapat Anda sarankan pada perusahaan ABC. Jelaskan alasan saran Anda
tersebut.
Jawab :
Saya merekomendasikan agar perusahaan ABC melakukan survei upah untuk
menetapkan tingkat upah yang layak untuk karyawan. Survei ini dapat membantu
perusahaan untuk mengetahui upah yang kompetitif dan sesuai dengan industri yang
bersangkutan, serta memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai tingkat upah yang
harus dibayar perusahaan. Selain itu, perusahaan harus menghilangkan pembedaan dalam
pembayaran berdasarkan jenis kelamin karena hal ini tidak adil dan melanggar prinsip
persamaan dalam dunia kerja. Perusahaan juga dapat mempertimbangkan memberikan
insentif berupa tunjangan kesehatan atau rekreasi untuk meningkatkan motivasi dan
keterikatan karyawan.

3. Jelaskan alasan mengapa pemberian insentif bisa gagal mencapai sasarannya?


Jawab :
Pemberian insentif dapat gagal mencapai sasarannya karena beberapa alasan, seperti:
 Insentif tidak memotivasi karyawan yang tidak tertarik dengan imbalan yang ditawarkan.
 Insentif yang tidak adil atau tidak proporsional dapat mengurangi motivasi dan kinerja
karyawan.
 Insentif yang berlebihan dapat mengganggu kerja tim dan kolaborasi antar karyawan.
 Insentif yang tidak terstruktur atau tidak terencana dengan baik dapat menimbulkan
persaingan yang tidak sehat dan kontraproduktif.
4. Jelaskan mengapa keterkaitan karyawan itu penting dan bagaimana mengembangkan
keterikatan karyawan tersebut. Bila Anda menjadi supervisor, bagaimana Anda
meningkatkan keterikatan karyawan Anda?
Jawab :
Keterkaitan karyawan adalah hubungan saling menguntungkan antara karyawan dan
perusahaan yang memungkinkan karyawan untuk merasa termotivasi, terlibat, dan
berkomitmen terhadap pekerjaannya. Hal ini penting karena karyawan yang merasa
terkait dengan perusahaan cenderung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi,
lebih termotivasi, dan memiliki kinerja yang lebih baik. Untuk meningkatkan keterikatan
karyawan, saya akan melakukan hal-hal berikut:
 Memberikan umpan balik secara teratur dan memberikan penghargaan atas kinerja yang
baik.
 Memberikan pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan keterampilan dan
kompetensi karyawan.
 Memperhatikan kebutuhan dan harapan karyawan dan menciptakan lingkungan kerja
yang nyaman dan inklusif.
 Mendorong kolaborasi dan kerja tim dalam proyek atau tugas untuk memperkuat
hubungan antar karyawan dan meningkatkan keterikatan mereka dengan perusahaan.
Regenerate response

Anda mungkin juga menyukai