Anda di halaman 1dari 2

Faktor Risiko Dari Penyakit Ginjal Bocor

1. Kondisi medis yang dapat merusak ginjal. Penyakit-penyakit tertentu dan kondisi
meningkatkan risiko mengembangkan sindrom nefrotik, seperti diabetes, lupus,
amiloidosis, penyakit perubahan minimal dan penyakit ginjal lainnya.
2. Obat-obat tertentu. Contoh obat-obatan yang dapat menyebabkan sindrom nefrotik
termasuk obat anti-inflammatory drugs dan obat yang digunakan untuk melawan infeksi.
3. Infeksi tertentu. Contoh infeksi yang meningkatkan risiko sindrom nefrotik termasuk
HIV, hepatitis B, hepatitis C dan malaria.

Komplikasi Penyakit Ginjal Bocor

1. Pembekuan Darah

Komplikasi yang didatangkan penyakit ginjal bocor ini tidaklah main main. Penyakit
lain yang bisa saja muncul adalah pembekuan darah. Karena tidak mampunya glomeruli
untuk menyaring darah dengan baik maka menyebabkan hilangnya protein darah yang
seharusnya membantu mencegah penggumpalan. Hal ini meningkatkan risiko
mengembangkan bekuan darah (trombus) di pembuluh darah.
Kolesterol darah tinggi dan trigliserida darah tinggi. Ketika tingkat protein albumin dalam
darah turun, hati membuat lebih banyak albumin. Pada saat yang sama, hati akan melepaskan
lebih banyak kolesterol dan trigliserida.

2. Kadar Kolesterol Tinggi, Trigliserida Tinggi Dan Darah Tinggi

Penyakit lain yang dapat dengan mudah timbul karena penyakit ginjal bocor adalah
kadar kolesterol trigliserida tinggi dan darah tinggi. Penyakit ini muncul karena tingkat
protein albumin dalam darah turun dan melebihi albumin saat bersamaan hati melepaskan
lebih banyak kolesterol trigliserida tinggi dan darah tinggi.

3. Kekurangan gizi

Hilangnya protein darah yang banyak tentunya dapat membuat kondisi kekurangan
gizi, tentunya ini bisa menyebabkan turunnya berat badan.
4. Penyakit Ginjal Kronis
Sindrom nefrotik dapat menyebabkan ginjal untuk secara bertahap kehilangan
fungsi mereka dari waktu ke waktu. Jika fungsi ginjal jatuh cukup rendah, Anda mungkin
memerlukan dialisis atau transplantasi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai