Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kebutuhan besar akan IP address biasanya terjadi di jaringan komputer perusahaan dan
LAN-LAN di lembaga pendidikan. IP address sebagai sarana pengalamatan di Internet semakin
menjadi barang mewah dan ekslusif. Tidak sembarang orang sekarang ini bisa mendapatkan IP
address yang valid dengan mudah. Oleh karena itulah dibutuhkan suatu mekanisme yang dapat
menghemat IP address. Logika sederhana untuk penghematan IP address ialah dengan meng-share
suatu nomor IP address valid ke beberapa client IP lainnya. Atau dengan kata lain beberapa
komputer bisa mengakses Internet walau kita hanya memiliki satu IP address yang valid. Salah satu
Mekanisme itu disediakan oleh Network Address Translation (NAT).
Protokol internet pertama kali dirancang awal tahun 1980-an. Pada saat itu hanya
digunakan untuk menghubungkan beberapa node saja dan tidak diprediksikan akan tumbuh secara
global seperti sekarang ini. Pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa internet mulai tumbuh
ke seluruh dunia dengan pesat, pada saat itu juga orang-orang mulai menyadari cepat atau lambat
alamat IPv4 yang sebesar 32 bit akan semakin terbatas dan sulit didapatkan pada masa-masa
mendatang, selain itu internet sekarang ini mulai melewatkan aplikasi multimedia, sehingga ada
beberapa masalah timbul pada traffic internet seperti masalah priority, bottleneck, dsbnya. Solusi
untuk mengatasi keterbatasan alamat IPv4 ini adalah penggunaan NAT (Network Address
Translation) dan CIDR (classes interdomain routing). Kedua digunakan dalam rangka penggunaan
alamat IP secara hemat dan efisien. Namun solusi seperti NAT tidaklah menyelesaikan persoalan
secara utuh. Ada beberapa hambatan muncul bila menggunakan NAT, seperti kesulitan pada
aplikasi VoIP, kesulitan pada aplikasi IPSec, lalu lintas Muticast yang tidak dapat melewati NAT,
dan NAT itu sendiri sebagai single failure box dimana bila mesin penyedia NAT rusak maka semua
koneksi client dengan internet menjadi terputus.
Alasan utama untuk mulai beralih ke IPv6 adalah terbatasnya ruang pengalamatan.
Padamasa sekarang ini bukan komputer saja yang terhubung ke internet namun peralatan sehari-hari
seperti telepon seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke internet,
dapatkan anda bayangkan seberapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk menghubungkan
semua itu ke internet. Diperkirakan pada 1 sampai 7 tahun kedepan merupakan masa transisi dari
IPv4 ke IPv6. Secara eksplisit berdasarkan kesepakatan IETF memang tidak ada tanggal pasti kapan
umur IPv4 akan berakhir, namun masa transisi dari IPv4 ke IPv6 merupakan proses yang bertahap
dan selama transisi harus ada jaminan bahwa proses tersebut tidak mengganggu aktifitas internet.

1.2. Rumusan Masalah


1. Sebut dan jelaskan Macam-macam arsitektur protocol !
2. Buatlah perbandingan Perbedaan antara model OSI dan TPC pada jaringan !
3. Bagaimana cara Penerapan model OSI dan TPC pada kehidupan sehari-hari ?
4. Sebutkan dan jelaskan Macam-macam sistem sistem operasi pada jaringan !
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Jenis-jenis Arsitektur Protokol pada jaringan

1. TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)


TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) Adalah standar komunikasi
data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu
komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. TCP/IP mengimplemenasikan arsitektur
berlapis yang terdiri atas empat lapis, diantaranya adalah:
· Protokol lapisan aplikasi
· Protokol lapisan antar-host
· Protokol lapisan internetwork
· Protokol lapisan antarmuka jaringan

2. HTTP (Hypertext Transfer Protocol)


Adalah sebuah protokol jaringan lapisan aplikasi yang digunakan untuk sistem informasi
terdistribusi, kolaboratif, dan menggunakan hipermedia. Penggunaannya banyak pada
pengambilan sumber daya yang saling terhubung dengan tautan, yang disebut dengan dokumen
hiperteks.

3. DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protokol yang berbasis
arsitekturclient/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian alamat IP dalam
satujaringan. Sebuah jaringan lokal yang tidak menggunakan DHCP harus memberikan alamat
IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di jaringan lokal, maka
semua komputer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat IP secara otomatis
dari server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat diberikan oleh
DHCP, seperti default gateway dan DNS server.

4. TFTP (Trivial File Transfer Protocol)


merupakan sebuah protokol sederhana untuk transfer file antar komputer yang sama
maupun berbeda jaringan. TFTP dirancang khusus dengan ukuran kecil dan
didimplementasikan. Oleh sebab itu TFTP mempunyai lebih banyak kekurangan dibandingkan
dengan protokol FTP biasa. Tugas yang dikerjakan oleh TFTP adalah membaca dan menulis
file atau mail dari/ke komputer server.

5. UDP ( User Datagram Protokol)


UDP, singkatan dari User Datagram Protocol, adalah salah satu protokol lapisan transpor
TCP/IP yang mendukung komunikasi yang tidak andal (unreliable), tanpa koneksi
(connectionless) antara host-host dalam jaringan yang menggunakan TCP/IP.

6. Point-to-Point Protocol
Point-to-Point Protocol (sering disingkat menjadi PPP) adalah sebuah protokol enkapsulasi
paket jaringan yang banyak digunakan pada wide area network (WAN).

7. IMAP (Internet Message Access Protocol)


IMAP (Internet Message Access Protocol) adalah protokol standar untuk mengakses atau
mengambil e-mail dari server. IMAP memungkinkan pengguna memilih pesan e-mail yang
akan ia ambil, membuat folder di server, mencari pesan e-mail tertentu, bahkan menghapus
pesan e-mail yang ada. Kemampuan ini jauh lebih baik daripada POP (Post Office Protocol)
yang hanya memperbolehkan kita mengambil/download semua pesan yang ada tanpa kecuali.
8. FTP ( File Transfer Protocol )
FTP ( File Transfer Protocol ) adalah sebuah protocol internet yang berjalan di dalam
lapisan aplikasi yang merupakan standar untuk pentransferan berkas (file) computer antar
mesin-mesin dalam sebuah internetwork.
Tujuan FTP server adalah sebagai beikut :
a. Untuk men-sharing data.
b. Untuk menyediakan indirect atau implicit remote computer.
c. Untuk menyediakan tempat penyimpanan bagi User.
d. aUntuk menyediakan tranper data yang reliable dan efisien.

9. Address Resolution Protocol (ARP)


adalah telekomunikasi protokol yang digunakan untuk resolusi lapisan jaringan alamat
ke link layer alamat, fungsi penting dalam beberapa akses jaringan. ARP didefinisikan
oleh RFC 826 pada tahun 1982. [1] Ini adalah Internet Standard STD 37. Ini juga merupakan
nama program untuk memanipulasi alamat tersebut di sebagian besar sistem operasi.

10. BOOTP (Bootstrap Transfer File)


adalah sebuah protocol yang dapat membuat sebuah mesin tanpa disk/diskless dapat
mengetahui IP addressnya sendiri, addres dari host server, dan nama file untuk diisikan pada
memori dan dieksesusi. operasi bootstrap bias dibilang memiliki 2 fase yaitu fase ‘penentuan
alamat dan seleksi bootfile’ dan fase transfer file. File transfer secara garis besar menggunakan
protocol TFTP, karena protocol ini ingin kedua fase tersebut ada pada PROmM pada client.
Namun BOOTP juga dapat bekerja dengan protocol lain seperti SFTP atau FTP.

11. SLIP (Serial Line Internet Protocol)


Adalah sebuah protokol yang memungkinkan pemindahan data IP melalui saluran telpon.

2.2. Perbbedaan antara TPC dan OSI pada Jaringan

a. Transmission Control Protocol/Internet Protokol (TCP/IP)


Protokol Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TPC/IP) merupakan protokol
yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi komunikasi data pada jaringan komputer yang
masing-masing protokol bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi data.
Sehingga dengan demikian tugas masing-masing protokol lebih jelas dan sederhana, protokol yang
satu tidak perlu mengetahui cara kerja protokol yang lain selama protokol tersebut masih dapat
saling melakukan proses mengirim dan menerima data.

Pengertian protokol sendiri dalam Kamus Komputer yang dikarang oleh Jack Febrian
adalah “Merupakan kumpulan dari aturan-aturan yang berhubungan dengan komunikasi data antara
alat-alat komunikasi supaya komunikasi data dapat dilakukan dengan benar.”

Sedangkan Internet protokol dapat dikatakan sebagai identitas dari pemakai internet,
sehingga antara satu alamat dengan alamat yang lain tidak boleh sama. Namun sesungguhnya
alamat IP tersebut bukan merujuk kepada komputer, karena yang menjadi identitas sebuah
komputer pada jaringan merupakan alamat yang dipasangkan pada sebuah Interface atau Ethernet
Card yang ada pada komputer. Sehingga ini menyebabkan jika terdapat 2 (dua) interfaces / ethernet
dalam satu komputer, maka diperlukan dua buah alamat yang berbeda untuk masing-masing Card.
Jika disimpulkan protocol TCP/IP adalah salah satu jeni protocol yang memungkinkan kumpulan
komputer untuk berkomunikasi dengan suatu standar yang telah ditentukan. Protokol TCP/IP ini
menjadi fleksibel dan dapat di implementasikan dengan mudah di berbagai platform komputer dan
interface jaringan, karena sebagian besar protokol ini tidak spesifik terhadap satu jenis komputer
dan interface jaringan. Sekumpulan protokol TPC/IP dimodelkan dalam empat Layer/Lapisan
TPC/IP. TCP/IP terdiri atas empat lapis kumpulan protol yang bertingkat. Keempat lapisan tersebut
adalah :

1. Network interface Layer, pada model OSI dapat merupakan gabungan dari layer-layer
Physical, dan Data Link . Lapisan ini bertanggung jawab mengirim dan menerima data
ke/dari media fisik. Media fisik dapat berupa kabel, serat optic, atau gelombang radio,
sehingga lapisan ini harus mampu menerjemahkan sinyal listrik menjadi data digital yang
dimengerti computer, yang berasal dari komputer lain.
2. Internet Layer, pada mode OSI sama dengan Network Layer. Protokol pada lapisan ini
bertanggung jawab dalam proses pengiriman data ke alamat yang tepat.
3. Transport Layer, protokol di lapisan ini bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi
antar dua komputer. Protokol tersebut adalah TCP (Transmission Control Protocol) dan
UDP (User Datagram Protocol).
4. Application Layer, sama dengan model OSI, untuk session layer dan presentation layer
karena dirasa tidak diperlukan kembali / manfaatnya sedikit maka keduanya tidak dipakai
lagi. pada lapisan ini terletak semua aplikasi atau protocol-protokol tingkat tinggi yang
menggunakan protocol TCP/IP.

Dalam TCP/IP, terjadi penyampaian data dari protokol yang berbeda pada Lapisan yang
lain. Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di Layer atasnya, protokol tersebut akan
menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang
sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada Layer
dibawahnya. Hal sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang
berada di bawahnya. Jika data ini dianggap valid, maka protokol akan melepas data tambahan
tersebut, untuk kemudian meneruskan data ke protokol lain yang berada pada Layer di atasnya.

Keunggulan TCP/IP :
 Open Protokol Standard
Independent terhadap perangkat keras komputer, system operasi, dll. Ideal untuk
menyatukan mesin-mesin dengan perangkat keras dan lunak yang berbeda walaupun tidak
terhubung ke internet.
 Tidak tergantung pada perangkat keras jaringan tertentu, sehingga TCP/IP cocok untuk
berbagai macam jaringan, misal Ethernet, ring, dial-up, line, x-25 dan lain-lain.
 Cara Pengalamatan bersama
Memungkinkan device TCP/IP mengidentifikasi secara unik device yang lain di seluruh
jaringan walaupun ia merupakan jaringan global (dunia).Protokol level tinggi yang
distandarkan untuk konsistensi sehingga menyediakan servis user yang luas.

b. Model Referensi OSI (Open System Interconnection)


Model referensi OSI merupakan model kerangka kerja yang diterima secara global
bagi pengembangan standar yang lengkap dan terbuka. Model OSI membantu menciptakan
standar terbuka antar system untuk saling berhubungan dan saling berkomunikasi terutama
dalam bidang teknologi informasi.
Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-
masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik. Model ini diciptakan berdasarkan
sebuah proposal yang dibuat oleh The International Standards Organization (ISO) sebagai
langkah awal menuju standarisasi protokol Internasional yang digunakan pada berbagai Layer
Model OSI memiliki tujuh Layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi ketujuh Layer
tersebut adalah :
a. Sebuah Layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang berbeda.
b. Setiap Layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.
c. Fungsi setiap Layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan ketentuan standar protocol
internasional.
d. Batas-batas Layer diusahakan agar meminimalkan aliran informasi yang melewati
interface.
e. Jumlah Layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang berbeda tidak perlu
disatukan dalam satu Layer diluar keperluannya. Akan tetapi jumlah Layer juga harus
diusahakan sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi sulit dipakai.

Model referensi OSI secara konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-
masing lapisan memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan dibawah ini :

1. Physical Layer -Physical Layer berfungsi dalam pengiriman raw bit ke channel
komunikasi. Masalah desain yang harus diperhatikan disini adalah memastikan bahwa bila
satu sisi mengirim data 1 bit, data tersebut harus diterima oleh sisi lainnya sebagai 1 bit
juga, dan bukan 0 bit. Secara umum masalah-masalah desain yang ditemukan di sini
berhubungan secara mekanik, elektrik dan interface prosedural, dan media fisik yang
berada di bawah lapisan fisik.

2. Data link Layer -Tugas utama data link Layer adalah sebagai fasilitas transmisi raw data
dan mentransformasi data tersebut ke saluran yang bebas dari kesalahan transmisi. Sebelum
diteruskan ke Network Layer, data link Layer melaksanakan tugas ini dengan
memungkinkan pengirim memecag-mecah data input menjadi sejumlah data frame
(biasanya berjumlah ratusan atau ribuan byte). Kemudian data link Layer mentransmisikan
frame tersebut secara berurutan, dan memproses acknowledgement frame yang dikirim
kembali oleh penerima. Masalah-masalah lainnya yang timbul pada data link Layer (dan
juga sebagian besar Layer-Layer di atasnya) adalah mengusahakan kelancaran proses
pengiriman data dari pengirim yang cepat ke penerima yang lambat. Mekanisme pengaturan
lalu-lintas data harus memungkinkan pengirim mengetahui jumlah ruang buffer yang
dimiliki penerima pada suatu saat tertentu.

3. Network Layer -Network Layer berfungsi untuk pengendalian operasi subnet. Masalah
desain yang penting adalah bagaimana caranya menentukan route pengiriman paket dari
sumber ke tujuannya. Bila pada saat yang sama dalam sebuah subnet terdapat terlalu
banyak paket, maka ada kemungkinan paket-paket tersebut tiba pada saat yang bersamaan.
Hal ini dapat menyebabkan terjadinya bottleneck. Pengendalian kemacetan seperti itu juga
merupakan tugas Network Layer. memungkinkan jaringan-jaringan yang berbeda seperti
protocol yang berbeda, pengalamatan dan Arsitektur jaringan yang ber beda untuk saling
terinterkoneksi.

4. Transport Layer -Fungsi dasar transport Layer adalah menerima data dari session Layer,
memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil bila perlu, meneruskan data ke
Network Layer, dan menjamin bahwa semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi lainnya
dengan benar. Selain itu, semua hal tersebut harus dilaksanakan secara efisien, dan
bertujuan dapat melindungi Layer-Layer bagian atas dari perubahan teknologi hardware
yang tidak dapat dihindari.

5. Session Layer -Session Layer mengijinkan para pengguna untuk menetapkan session
dengan pengguna lainnya. Sebuah session selain memungkinkan transport data biasa,
seperti yang dilakukan oleh transport Layer, juga menyediakan layanan yang istimewa
untuk aplikasi-aplikasi tertentu. Sebuah session digunakan untuk memungkinkan seseorang
pengguna log ke remote timesharing system atau untuk memindahkan file dari satu mesin
kemesin lainnya.

6. Presentation Layer -Pressentation Layer melakukan fungsi-fungsi tertentu yang diminta


untuk menjamin penemuan sebuah penyelesaian umum bagi masalah tertentu. Pressentation
Layer tidak mengijinkan pengguna untuk menyelesaikan sendiri suatu masalah.
presentation Layer memperhatikan syntax dan semantik informasi yang dikirimkan contoh
layanan pressentation adalah encoding data.

7. Application Layer -Application Layer memiliki fungsi untuk menentukan terminal virtual
jaringan abstrak, serhingga editor dan program-program lainnya dapat ditulis agar saling
bersesuaian. Untuk menangani setiap jenis terminal, satu bagian software harus ditulis
untuk memetakan fungsi terminal virtual jaringan ke terminal sebenarnya. Fungsi
Application Layer lainnya adalah pemindahan file. Sistem file yang satu dengan yang
lainnya memiliki konvensi penamaan yang berbeda, cara menyatakan baris-baris teks yang
berbeda, dan sebagainya. Perpindahan file dari sebuah sistem ke sistem lainnya yang
berbeda memerlukan penanganan untuk mengatasi adanya ketidak-kompatibelan ini. Tugas
appication Layer, seperti pada surat elektronik, remote job entry, directory lookup, dan
berbagai fasilitas bertujuan umum dan fasilitas bertujuan khusus lainnya.

2.1.3 Macam-macam sistem operasi pada Jaringan


a. Pengertian sistem operasi jaringan
Sistem operasi jaringan atau Network Operating System adalah sebuah sistem operasi
untuk mengkoordinasikan kegiatan dari beberapa komputer dalam sebuah jaringan.

b. Fungsi Sistem Operasi Jaringan


 Menghubungkan sejumlah komputer dan perangkat lainnya ke sebuah
jaringan.
 Mengelola sumber daya jaringan.
 Menyediakan layanan
 Menyediakan keamanan jaringan bagi multiple users.

c. Berikut macam- macam sistem operasi jaringan


1. Banyan VINES
Banyan VINES (Virtual Integrated Network Service) adalah sebuah sistem
operasi jaringan populer pada akhir dekade 1980-an hingga awal dekade 1990-an
yang banyak digunakan dalam jaringan-jaringan korporat. Vines pada awalnya
dibuat berdasarkan protokol jaringan yang diturunkan dari Xerox Network System
(XNS). VINES sendiri menggunakan arsitektur jaringan terdistribusi klien atau
server yang mengizinkan klien-klien agar dapat mengakses sumber daya di dalam
server melalui jaringan.

2. Novell Netware
Novell Netware adalah sebuah sistem operasi jaringan yang umum digunakan
dalam komputer IBM PC atau nkompatibelnya. Sistem operasi ini dikembangkan
oleh Novell, dan dibuat oleh Novell Inc. berbasis tumpukan protokol jaringan Xerox
XNS. Novell Netware dahulu digunakan sebagai LAN-based network operating
system. Banyak digunakan pada awal sampai pertengahan tahun 1990-an.

3. Microsoft LAN Manager


LAN Manager adalah sebuah sistem operasi jaringan yang dikembangkan oleh
Microsoft Corporation bersama dengan 3Com Corporation. LAN Manager didesain
sebagai penerus perangkat lunak server jaringan 3+Share yang berjalan di atas sistem
operasi MS-DOS.

4. Microsoft Windows NT Server


Microsoft Windows NT Server menggunakan non-dedicated server sehingga
memungkinkan untuk bekerja pada komputer serevser, protocol jaringan
menggunakan TCP/IP dan Windows NT merupakan sebuah sistem operasi 32-bit
dari Microsoft yang menjadi leluhur sistem operasi Windows 2000, Windows XP,
Windows Server 2003, dan Windows Vista.

5. Windows 98, Windows 2000 Profesional, Windows XP Profesional, dan


Windows NT Workstation, Seluruh windows yang ada di atas tidak digunakan
oleh server, tetapi dapat digunakan untuk menyediakan sumber daya untuk
jaringan (work station), seperti dapat mengakses file dan menggunakan printer.

6. GNU/LINUX
GNU/LINUX adalah turunan dari Unix yang merupakan freeware dan powerfull
operating system,memiliki implementasi lengkap dari arsitektur TCP/IP. Beberapa
varian UNIX, seperti SCO OpenServer, Novell UnixWare, atau Solaris adalah
turunan dari Unix yang merupakan freeware dan powerfull operating system,
memiliki implementasi lengkap dari arsitektur TCP/IP.

7. UNIX
UNIX dapat menangani pemrosesan yang besar sekaligus menyediakan layanan
internet seperti web server, FTP server, terminal emulation (telnet), akses database,
dan Network File System (NFS) yang mengijinkan client dengan sistem operasi yang
berbeda untuk mengakses file yang di simpan di komputer yang menggunakan
sistem operasi UNIX.
BAB III

KESIMPULAN

Pada bagian ini akan dijelaskan efek dari implementasi jaringan komputer menggunakan IPv6 serta
aktifitas pemantauan jaringan komputer .

1. Penggunaan IPv6 sebagai pengganti IPv4 dapat mengatasi masalah keterbatasan alamat IP
didunia , dimana ruang yang dimiliki oleh IPv6 lebih besar sekitar empat kali lipat dari
alamat IPv4 yang digunakan samapi dengan sekarang.
2. Pemantauan jaringan komputer yang dilakukan dapat mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan. Karena sebelum adanya kebocoran pada sistem jaringan administrator dapat
mengetahui jalor (port) yang terbuka namun seharusnya tertutup.
3. IPv6 menggunakan IPSec sebagai protokol keamanan. IPSec adalah sebuah protokol yang
digunakan untuk mengamankan transmisi datagram dalam sebuah internetwork berbasis
TCP/IP. Terdapat beberapa standar untuk melakukan enkripsi data dan juga integritas data
pada lapisan kedua dalam DARPA Reference Model (internetwork layer
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Baroto, Wisnu ; Memahami Dasar-Dasar Firewall Keluaran Next Generation ; Elex Media
Komputindo ; Jakarta 2003
Kadir, Abdul ; Triwahyuni, Terra ; Pengenalan Teknologi Informasi ; Penerbit Andi
Yogyakarta ; Yogyakarta 2003
Winarno Sugeng ; Jaringan Komputer dengan TCP/IP ; Penerbit Informatika ; Bandung 2006
http://belajaripv6.wordpress.com/
https://yulianizword.wordpress.com/2013/04/05/macam-macam-sistem-operasi/
https://idcloudhost.com/arsitektur-dan-protokol-jaringan-tcpip/
https://www.academia.edu/17887090/7_Layer_OSI
https://denihsupandijakstik.wordpress.com/2012/10/22/model-arsitektur-jaringan-osi-layer-dan-
tcpip-layer/
http://iqbalkurniaone.blogspot.co.id/2015/03/macam-macam-protocol-di-jaringan.html

Anda mungkin juga menyukai