Anda di halaman 1dari 8

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
( KANKER COLON )

A. DASAR DATA PENGKAJIAN PASIEN


Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan ,kelelahan,malaise,cepat lelah.
Insomnia,tidak tidur semalaman karena diare.
Merasa gelisah dan asietas
Pembatasan aktivitas/ kerja sehubungan dengan efek proses penyakit
SIRKULASI
Tanda : takikardia (respon terhadap demam,dehidrasi,proses infalamasi,dan nyeri
Kemerahan,area ekimosis ( kekurangan vitamin k )
TD : hipotensi,termasuk postural.
Kulit / membran mukosa : turgor buruk,kering,lidah pecah – pecah
( dehidrasi) / malnutrisi )
INTEGRITAS EGO
Gejala : Asietas,ketakutan,emosi kesal,mis ,perasaan tak berdaya / tak ada harapan.
Faktor stres akut / kronis ,mis.hubungan dengan keluarga / pekerjaan ,
Pengobatan yang mahal
Faktor budaya peningkatan prevalensi pada populasi yahudi
Tanda : menolak,perhatian menyempit,depresi

ELIMINASI
Gejala : teskur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bauk atau berair
Episode diare berdarah tak dapat diperkirakan,hilang timbul,sering tak
dapat Dikontrol ( sebanyak 20 – 30 kali defekasi ;perasaan dorongan / kram
(tenesmus) ; Defekasi berdarah/ pus / mukosa dengan atau tanpa keluar fases.
Perdarahan per rektal.
Tanda : menurunnya bising usus,tak ada pristaltik atau adanya peristaltik yang dapat
Dilihat.hemoroid ,fisura anal ( 25 % ); fistula perianal ( lebih sering pada
cronn )

MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Anokresia ,mual / muntah.penurunan berat badan.tidak toleran tehadap
Diet / sensitif mis,buah segar / sayur ,produk susu,makanan berlemak.

Tanda :penurunan lemak subkutan / massa otot


Kelemahan ,tonus otot dan turgor kulit buruk.
Membran mukosa pucat ,luka ,inflamasi rongga mulut

HIGIENE
Tanda : tidak mampu mempertahankan perawatan diri.
Stomatitis menunjukan kekurangan vitamin
Bau badan

NYERI / KENYAMANAN
Gejala : nyeri tekan pada kuadran pada kuadran kiri bawah ( mungkin hilang dengan
Defekasi ).titik nyeri berpindah ,nyeri tekan ( artritis),nyeri mata,fotofobia
( iritis )
Tanda : nyeri tekan abdomen / distensi.

KEAMANAN
Gejala : riwayat lupus eritematosus,anemia hemolitik,vaskulitis.artritis ( memperburuk
Gejala dengan eksaserbasi penyakitb usus ).peningkatan suhu tubuh 39,6 – 40
( eksaserbasi akut )
Penglihatan kabur.
Alergi terhadap makanan / produk susu ( mengeluarkan histamin kedalam usus
Dan mempunyai efek inflamasi )
Tanda : lesi kulit mungkin ada ms,eritema nodusum ( meningkat ,nyeri tekan,kemerahan,
Dan membengkak ) pada tangan,muka ,pioderma gangrenosa ( lesi tekan puluren /
Lepuh dengan batas keunguan ) pada paha ,kaki,dan mata kaki.
Ankilosa spondilitis.
Uveitis,konjungtivis / iritis.
SEKSUALITAS
Gejala : frekuensi menurun / menghindari aktivitas seksual

INTERAKSI SOSIAL
Gejala : masalah hubungan / peran dengan kondisi.
Ketidakmampuan aktif dalam sosial.
PENYULUHAN / PEMBELAJARAN
Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit infalamasi usus.
Pertimbangan
Rencana pemulangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat 7,1 hari
Bantuan dengan program diet,program obat ,dukungan psikologis

B. Analisa Data

No Data Fokus Problem Etiologi


1 Ds : (klien sesak nafas) Pola nafas tidak efektif Ekspansi paru
Do : Hb : 8 menurun
2 Ds : Ny. S mengatakan Perubahan nutrisi Mual / muntah
mual apabila makan dan kurang dari kebutuhan
jika makan sayur ingin
muntah
Do : makan 2 sendok saja
setiap makan
3 Ds : - Gangguan rasa aman Iritasi pada jaringan
Do : Ny. S jika BAB selalu nyaman : nyeri
berdarah dan nyeri
abdomen
P : saat BAB
Q : tidak pernah
sebelumnya
R : abdomen, inspirasi
nyaman
S : pingin muntah dan
terasa mual
T : sejak 2 bulan terakhir
4 Ds : - Perubahan kebiasaan Obstruksi usus
Do : Ny. S mengatakan (defekasi) konstipasi
terdapat perubahan
defekasi

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. pola nafas in-efekstif berhubungan dengan suplai oksigen dan Hb menurun
2. gagguan rasa aman nyaman : nyeri berhubungan dengan iritasi pada jaringan
3. perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual muntah
4. perubahan kebiasaan (defekasi) konstipasi berhubungan dengan obstruksi usus

D. RENCANA INTERVENSI

Dx 1: pola nafas tidak b.d ekspansi paru menurun


Tujuan :
setelah dilakukan tindakan keperawatan pola napas pasien dapat normal kembali
Kriteria hasil :
tidak ada gangguan/komplikasi pernapasan
Renpra :
 Awasi kecepatan atau kedalaman pernapasan. Auskultasi bunyi napas, selidiki adanya
pucat/sianosis, peningkatan gelisah/ bingung.
Rasional : pernapasan ngorok atau pengaruh anestesi menurunkan ventilasi, potensial atelektasis,
dan dapat mengakibatkan hipoksia.
 Tinggikan kepala tempat tidur 30 derajat.
Rasional : mendorong pengembangan diafragma atau ekspansi paru optimal dan meminimalkan
tekanan isi abdomen pada rongga thorak.
 Dorong latihan napas dalam. Bantu batuk dan menekan insisi
Rasional : meningkatkan ekspansi paru maksimal dan alat pembersihan jalan napas, sehingga
menurunkan resiko atelektasis, pneumonia
 Ubah posisi secara periodik dan ambulasi sedini mungkin
Rasional : meningkatkan pengisian udara seluruh segmen paru, memobilisasi dan mengeluarkan
sekret.
 Beri bantalan pada pagar tempat tidur dan ajar pasien menggunakaannya untuk istrahat tangan
Rasional : penggunaan pagar tempat tidur memungkinkan istrahat tangan untuk ekspansi dada
lebih besar
 Gunakan bantal kecil di bawah kepala bila diindikasikan
Rasional : pasien gemuk mempunyai lejer besar dan tebal. Menggunakan bantal banyak dan
besar menghambat jalan napas
 Menghindari penggunaan pengikat abdomen
Rasional : dapat mempatasi ekspansi paru.
 Kolaborasi
1. Berikan o2 tambahan.
Rasional : memaksimalkan sediaan O2 untuk pertukaran da penurunan kerja napas.
2. Membantu penggunaan IPPB dan/ alat pernapasan mis ; spirometer insentif, tiupan botol.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru, menurunkan atelektasis.
3. Awasi atau gambarkan seri GDA/ nadi oksimetri bila diindikasikan.
Rasional : menunjukan ventilasi atau oksigenasi dan stastus asam basa. Digunakan sebagai dasar
evaluasi yang perlu untuk/ keefektifan terapi napas. .

Dx 2: nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual muntah


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mendemonstrasikan berat
badan stabil.
Kriteria hasil :
(1) Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat,
(2) Berpartisipasi dalam intervensi spesifik,
(3) Menunjukkan peningkatan berat badan secara bertahap,
(4) Tidak menunjukkan gejala mual dan muntah.
Renpra :
 Awasi keluaran selang NG . catat adanya muntah
Rasional : Jumlah besar dari aspirasi gaster dan muntah di duga terjadi obstruksi usus,
memerlukan evaluasi lanjut
 Auskultasi bising usus. Catat bunyi tak ada/hiperaktif.
Rasional : meskipun bising usus sering tak ada, inflamasi/iritasi usus dapat menyertai
hiperaktifitas usus.
 Ukur lingkar abdomen
Rasional : memberikan bukti kuantitas perubahan distensi gaster atau usus dan atau akumulasi
asites.
 Timbang berat badan dengan teratur
Rasional : kehilangan atau peningkatan dini menunjukan perubahan hidrasi tetapi kehilangan
lanjut di duga adanya defisit nutrisi
 Kaji abdomen dengan sering untuk kembali ke bunyi yang lembut, penampilan bising usus
normal,dengan kelancaran flatus.
Rasional : menunjukan kembalinya fungsi usus ke normal dan kemampuan untuk memulai
masukan per oral.
 Kolaborasi :
Awasi BUN, protein, albumin, glukosa, keseimbangan nitrogen sesuai indikasi
Rasional : menunjukan fungsi organ dan status/ kebutuhan nutrisi.
Tambahkan diet sesuai toleransi, contoh cairan jernih sampai lembut.
Rasional : kemajuan diet yang hati-hati saat masukan nutrisi dimulai lagi menurunkan resiko
isritasi gaster
Berikan hiperalimentasi sesuai indikasi
Rasional : meningkatkan penggunaan nutrien dan keseimbangan nitrogen positif pada pasien
yang tak mampu mengasimilasi nutrien dengan normal.

Dx 3 : nyeri b.iritasi pada jaringan


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melaporkan penghilangan nyeri
maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal
Kriteria hasil :
(1) Mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang secara bertahap,
(2) Mengungkapkan rasa nyerinya,
(3) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan,
(4) Mendemonstrasikan ketrampilan relaksasi,
(5) Dapat melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan tekhnik pengalihan
lainnya.
Renpra :
 Selidiki laporan nyeri , catat lokasi, lama, intensitas (skala 0 - 10) dan karakteristiknya (dangkal,
tajam, konstan).
Rasional : perubahan dalam lokasi/ intensitas tidak umum tetapi dapat menunujukan terjadinya
komplikasi,nyeri cenderung menjadi konstan, lebih hebat, dan menyebar ke atas ; nyeri dapat
lokal bila terjadi abses.
 Berikan tindakan kenyamanan, contoh pijatan punggung, napas dalam, latihan relaksasi /
visualisasi
Rasional : meningkatkan relaksasi dan mungkin meningkatkan kemampuan koping pasien
dengan mengfokuskan kembali perhatian.
 Berikan perawatan mulut dengan sering. Hilangkan rangsangan lingkunagn yang tak
menyenangkan.
Rasional : menurunkan mual/muntah, yang dapat meningkatkan tekanan/nyeri intraabdomen.
 Berikan obat sesuai indikasi :
analgesik , narkotik
antiemetik, contoh hidrokzin (vistaril)
antipiretik, contoh asetaminofen (tylenol).

. dx 4: konstipasi b.d obstruksi usus


Tujuan :
tidak terjadi konstipasi
Kriteria hasil :
pasien dapat BAB dengan normal
Renpra :
 Auskultasi bising usus
Rasional : kembalinya fungsi GI mungkin terlambat oleh efek depresan dari anestesi, ileus
paralitik, inflamasi intraperitoneal, obat- obatan. Adanya bunyi abnormal (mis, gemericik nada
tinggi atau bunyi gemuruh panjang )menunjukan terjadinya komplikasi.
 Observasi gerakan usus, perhatikan warna, konsisstensi, dan jumlah.
Rasional : indikator kembalinya fungsi GI, mengdentifikasi ketepatan intervensi
 Berikan pelunak feses, supositoria gliserinn sesuai indikasi.
Rasional : mungkin perlu untuk merangsang peristaltik dengan perlahan/evakuasi feses.

Anda mungkin juga menyukai