PENDAHULUAN
Kita mengenal dua jenis angina, yaitu angina stabil dan angina tak stabil. Kedua
jenis ini mempunyai kesamaan dalam hal keluhannya yaitu nyeri dada yang karakteristik.
Tetapi mempunyai perbedaan dalam beratnya, kelainan anatominya dan risikonya bagi
penderita.
b. Sifat
Baur/tidak tajam terasa seperti tertekan, tertindih benda berat, rasa seperti diremas,
terbakar, teriris, kadang hanya rasa tak enak saja.
c. Lamanya
Angina umumnya terasa hanya selama 2-20 menit, reda dengan pemakaian nitrat atau
istirahat. Bila tak reda dengan kedua hal tersebut, maka mungkin sekali kita menghadapi
infark miokard.
d Faktor Pencetus
Aktifitas fisik tertentu misal jalan cepat, makan, udara dingin, perubahan suhu, cema,
stres, awal dari tidur, menyangga beban berat.
e. Gejala Penyerta
Cemas, keringat dingin, sesak nafas, rasa takut.
Angina pektoris timbul bila terdapat iskemia otot jantung akibat ketidak seimbangan antara
kebutuhan dan penyediaan oksigen. Hal yang menyebabkan turunnya penyediaan oksigen :
1. Penyempitan A. Koronaria
2. Spasme A. Koronaria
3. Penurunan aliran darah ke jantung
Patofisiologi
Nyeri dada timbul akibat ketidak sesuaian antara penyediaan dan kebutuhan oksigen miokard.
Ini bisa akibat penyediaan yang berkurang misalnya akibat stenosis A. koronaria, atau
kebutuhan 02 meningkat oleh berbagai sebab atau kedua-duanya.
Diagnosis
Dasar
Nyeri dada yang khas
Perubahan EKG yang khas terutama pada waktu serangan, misal depresi segmen ST I
mm atau lebih, gelombang T negatif pada sandapan tertentu.
Untuk menegakkan diagnosis iskemia sering kita harus melakukan uji latih jantung berbeban
( UJLB ), sebab EKG istirahat tidak informatif. Bisa pula kita lakukan perekaman EKG
ambulatoir dengan Holter monitor, agar kita dapat menangkap gambaran EKG ketika dalam
serangan.
Pengelolaan
Non-farmakologik : kurangi beban jantung istirahat, gaya hidup sehat dengan pengendalian
faktor risiko dan pencetus.
Farmakologik
Turunkan beban jantung : turunkan frekwensi denyut jantung dan kontrol tekanan
darah, regresi LVH, kontrol stres. Bila terdapat gagal jantung segera atasi. Obat-obat
penyekat beta, antagonis kalsium dan penghambat ACE sangat berguna, juga diuretika
bila terdapat gagal jantung.
Tingkatkan penyediaan oksigen untuk miokard, misal dengan obat vasodilator koronar,
misal golongan nitrogliserin dan nitrat oral. Bila tak berhasil dapat diberikan nitrogliserin
parentral.
Tindakan Intervensional
Bila usaha ini tak berhasil atau bila kita menghadapi penderita dengan risiko tinggi stenosis
berat, " left main artery ", lesi multipel, lesi kompleks ), atau angina pada usia muda.
Tindakan dapat angioplasti koronaria atau bedah pintas koronaria.
Definisi
Angina pektoris tidak stabil yaitu suatu sindrorna klinik dengan nyeri iskemik dengan
spektrum luas dengan berbagai penampilan klinik yang umumnya memperlihatkan
perburukan gejalanya meski tanpa bukti adanya nekrosis miokard.
Beberapa terminologi sering digunakan antara lain : Sindroma periinfark, angina preinfark,
impending myocard infark, angina Prinzmetal, angina varian, status anginous, " intermediate
coronary thrombosis ", insufisiensi koroner akut, angina kresendo, angina progresif, angina
tak stabil. Termasuk didalamnya
" First onset angina "
" Progressive / Crescendo angina "
" Prinzmetal ( variant ) angina "
" Postinfarction angina”
Patofisilogi
Timbul sebagai akibat dari adanya ateroma yang menjadi tidak stabil, akibat dari terjadinya
fisura spontan dan mendadak sehingga terjadi kontak antara pletelet dari sirkulasi dengan
berbagai bahan isi dari ateroma, antara lain agregator pletelet deposis fibrin terbentuk
trombus. Terlepasnya tromboksan A2 dan agregator lain agregasi pletelet meningkat dan
juga terjadi spasme koronar aliran darah makin berkurang secara progresif ( Wallace dkk,
1990, Chesebro dkk, 1991 ). Disamping itu trombus yang terbentukpun belum stabil.
Pengelolaan
Pengelolaan umum dengan tujuan mengurangi beban jantung, mengontrol faktor pencetus
dan tindakan berjaga jaga. Seperti yang kita lakukan pada infark akut. Perlakuan ini diberikan
sampai angina terkontrol dan bebas nyeri dada > 24 jam. Diit penderita dipuasakan 8 jam,
kemudian dimulai diit cair ( 24 jam pertama ) yang secara bertahap dinaikan menjadi 1300
kal/hari rendah garam dan rendah lemak.
Pengelolaan Khusus
1. Atasi nyeri dada : Nitrat sublingual dilanjutkan dengan oral. Bila belum berhasil diberikan
Nitrogliserin IV dengan titrasi dosis. Dimulai dengan 5 microgram / mn dinaikkan tiap
5 menit dengan 5 microgr 3 nyeri hilang. Rata-rata 100 microgram/mn. Bisa pula
digunakan Isosorbid dinitrat drip dengan titrasi dosis. Bilas nyeri hilang teruskan dengan
dosis 2 mg / jam. Bila nyeri berulang titrasi lagi, sesudah nyeri hilang beri dosis
pertahanan 4 mg / jam. Demikian seterusnya. Dosis pemeliharaan maksimlal 10 mg /jam.
2. Turunkan kebutuhan oksigen dengan menurunkan frekwensi denyut jantung, tekanan darah
atau rangsang simpatik, antara lain dengan obat penyekat beta. Bila perlu tambahkan
antagonis kalsium. Tetapi pada angina varian pilihan pertama adalah antagonis kalsium.
3. Anti koagulans dan anti agregasi pletelet. Heparin bolus 5000 unit iv diteruskan drip
sekitar 1000 unit/jam sampai INR 1, 5 - 2. Aspirin dosis 160 mg / hr.
Bila usaha berhasil artinya nyeri terkontrol dalam 24 jam rawat diruangan dan stres
test dilakukan sebelum penderita dipulangkan. Bila terapi gagal dalam 24 - 48 jam
angiografi koroner diteruskan dengan angioplasti koroner atau bedah pintas koroner. Bila
perlu dipasang IABP sebelumnya.