Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

REUMATOID ARTRITIS
PENGERTIAN
 Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling
sering ditemukan pada sendi. Insiden puncak adalah antara
usia 40 hingga 60 tahun, lebih sering pada wanita daripada
pria dengan perbandingan 3 : 1. Penyakit ini menyerang
sendi-sendi kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-
sendi besar dilutut, panggul serta pergelangan
tangan. (Muttaqin, 2006)
KLASIFIKASI

 Klasifikasi Rheumatoid Arthritis :


 Buffer (2010) mengklasifikasikan
rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe,
yaitu:
 Rheumatoid arthritis klasik

 Rheumatoid arthritis defisit

 Probable rheumatoid arthritis

 zossible rheumatoid arthritis


ETIOLOGI

 Penyebab artritis reumatoid masih belum


diketahui secara pasti walaupun banyak hal
mengenai patologis penyakit ini telah terungkap.
penyakit ini belum dapat dipastikan mempunyai
hubungan dengan faktor genetik
MANIFESTASI KLINIS
 Kaku pada pagi hari (morning stiffness).
 Arthritis pada 3 daerah

 Arthritis pada persendian tangan

 Arthritis simetris

 Nodul rheumatoid

 Faktor rheumatoid serum positif

 perubahan gambaran radiologis yang


khas
KOMPLIKASI

 Kelainan sistem pencernaan


 Komplikasi syaraf yang terjadi

 Nodulus reumatoid ekstrasinovial

 Penurunan kemampuan

 Osteoporosis.

 Nekrosis sendi panggul.

 Deformitaas sendi.

 Kontraktur jaringan lunak.

 Sindrom Sjogren
PENATALAKSANAAN

Adapun penatalaksanaan umum pada


rheumatoid arthritis antara lain :
 Pemberian terapi

 Pengaturan aktivitas dan istirahat

 Kompres panas dan dingin

 Diet

 Banyak minum air

 Gizi

 Pembedahan
ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
b. Diagnosa
 Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
 Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas atau penurunan
kekuatan otot.
 Gangguan citra tubuh / perubahan penampilan peran berhubungan dengan
perubahan kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum,
peningkatan penggunaan energi atau ketidakseimbangan mobilitas.
 Defisit perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal,
penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri saat bergerak atau depresi.
 Risiko tinggi kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah berhubungan
dengan proses penyakit degeneratif jangka panjang, sistem pendukung
tidak adekuat.
 Kurang pengetahuan / kebutuhan belajar mengenai penyakit, prognosis,
dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat,
kesalahan interpretasi informasi
INTERVENSI

 Diagnosis keperawatan:Nyeri akut/kronis berhubungan


dengan distensi jaringan akibat akumulasi
cairan/proses inflamasi, destruksi sendi.
 Tujuan : Nyeri berkurang, hilang atau teradaptasi.
 Kriteria Hasil :
- klien melaporkan penurunan nyeri.
- menunjukkan perilaku yang lebih relaks.
- memperagakan keterampilan reduksi nyeri yang
dipelajari dengan peningkatan keberhasilan.
- Skala nyeri 0-1 atau teradaptasi.
LANJUTAN.......
No INTERVENSI RASIONAL

1. Mandiri
Kaji keluhan nyeri, skala nyeri, serta catat lokasi dan Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan
intensitas, faktor - faktor yang mempercepat, dan respons efektivitas program.
rasa sakit nonverbal.
2. Berikan matras/kasur keras, bantal kecil. Tinggikan Matras yang empuk/lembut, bantal yang besar akan menjaga
tempat tidur sesuai kebutuhan. pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stres
pada sendi yang sakit. Peninggian tempat tidur menurunkan
tekanan pada sendi yang nyeri.
3. Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman waktu Pada penyakit yang berat/ eksaserbasi, tirah baring mungkin
tidur atau duduk di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat diperlukan untuk membatasi nyeri/cedera.
tidur sesuai indikasi.
4. Tempatkan/ pantau penggunaan bantal, karung pasir, Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan
gulungan trokanter , bebat atau brace. posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri
/kerusakan pada sendi. Imobilisasi yang lama dapat
mengakibatkan hilang mobilitas /fungsi sendi.
5. Anjurkan klien untuk sering merubah posisi. Bantu klien Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.
untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi.
di atas dan di bawah, serta hindari gerakan yang
menyentak.
 Diagnosa Keperawatan: Gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan deformitas skeletal,
nyeri/ketidaknyamanan, intoleransi terhadap aktivitas
atau penurunan kekuatan otot.
 Tujuan: Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik
sesuai dengan kemampuannya.
 Kriteria Hasil :
 Klien dapat ikut serta dalam program latihan.
 Tidak terjadi kontraktur sendi.
 Bertambahnya kekukatan otot.
 Klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas,
mempertahankan koordinasi mobilitas sesuai tingkat
optimal.
No INTERVENSI RASIONAL

1. Mandiri
Evaluasi/ lanjutan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari
sendi. perkembangan resolusi proses inflamasi.
2. Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan. Buat Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi
jadwal aktivitas yang sesuai dengan toleransi untuk memberikan akut dan seluruh fase penyakit yang penting, untuk
periode istirahat yang terus-menerus dan tidur malam hari yang tidak mencegah kelelahan, dan mempertahankan
terganggu. kekuatan.
3. Bantu klien latihan rentang gerak pasif/ aktif, demikian juga latihan Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi,
resistif dan isometrik jika memungkinkan. kekuatan otot, dan stamina umum. Latihan yang
tidak adekuat dapat menimbulkan kekakuan sendi,
karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak
sendi.
4. Ubah posisi klien setiap dua jam dengan bantuan personel yang Menghilangkan tekanan pada jaringan dan
cukup. Demonstrasikan/ bantu teknik pemindahan dan penggunaan meningkatkan sirkulasi. Mempermudah perawatan
bantuan mobilitas. diri dan kemandirian klien. Teknik pemindahan
yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit.
5. Posisikan sendi yang sakit dengan bantal, kantung pasir, gulung Meningkatkan stabilitas jaringan (mengurangi
trokanter, bebat, dan brace. risiko cedera) dan mempertahankan posisi sendi
yang diperlukandan dan kesejajaran tubuh serta
dapat mengurangi kontraktur.
 Diagnosa Keperawatan : Gangguan citra tubuh / perubahan
penampilan peran berhubungan dengan perubahan kemampuan
untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan
energi atau ketidakseimbangan mobilitas.
 Tujuan : Klien mampu mengimplementasikan pola koping yang baru
dan mengungkapkan serta menunjukkan terhadap penampilan.
 Kriteria Hasil :
 Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan
untuk menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan
kemungkinan keterbatasan.
 Menyusun rencana realistis untuk masa depan.
 Klien menerima perunbahan citra tubuh.
 Klien berpartisipasi dalam berbagai aspek perawatan dan dalam
pengambilan keputusan tentang perawatan.
No INTERVENSI RASIONAL

1. Mandiri
Dorong klien mengungkapkan perasaannya mengenai Memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa
proses penyakit dan harapan masa depan. takut/kesalahan konsep dan mampu menghadapi masalah
secara langsung.
2. Diskusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada klien/ Mengidentifikasi bagaimana penyakit memengaruhi persepsi
orang terdekat. Pastikan bagaimana pendangan pribadi diri dan interaksi dengan orang lain akan menentukan
klien dalam berfungsi dalam gaya hidup sehari-hari, kebutuhan terhadap intervensi/konseling lebih lanjut.
termasuk aspek-aspek seksual.
3. Diskusikan persepsi klien menganai bagaimana orang Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat memengaruhi
terdekat menerima keterbatasan klien. bagaimana klien memandang dirinya sendiri.
4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, serta Nyeri konstan akan melelahkan, perasaan marah, dan
ketergantungan. bermusuhan umum terjadi.
5. Observasi perilaku klien terhadap kemungkinan menarik Dapat menunjukkan emosional atau metode koping maladaftif,
diri, menyangkal atau terlalu memperhatikan perubahan membutuhkan intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis.
tubuh.
6. Susun batasan pada perilaku maladaftif. Bantu klien Membantu klien untuk mempertahankan control diri, yang
untuk mengidentifikasi perilaku positif yang dapat dapat meningkatkan perasaan harga diri.
membantu mekanisme koping yang adaftif
7. Ikut sertakan klien dalam merencanakan perawatan dan Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong
membuat jadwal aktifitas. kemandirian, dan mendorong partisipasi dalam terapi.

Anda mungkin juga menyukai