Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 6

1. KHARISNA PRAYOGI E.

2. MATIUS NGGIMATARA

3. NUR SAIBAH HERNIATI

4. VIGA RISTIKA

JAWABAN
Kami akan menyampaikan berita tersebut langsung kepada Tn.T, namun kami akan
menanyakan terlebih dahulu kepada Tn.T apakah keluarganya diperbolehkan untuk ikut serta
dalam proses penyampaian atau tidak. Jika boleh maka kami akan libatkan keluarga Tn.T
dimana yang kami harapkan adalah keluarga dapat memberikan sistem dukungan yang baik
kepada Tn.T.

Penyampaian berita buruk (bad news) dengan menggunakan protokol SPIKES.


Protokol SPIKES adalah salah satu metode yang bisa diterapkan oleh petugas
kesehatan untuk penyampaian berita buruk kepada pasien. Dalam protokol SPIKES terdapat 6
langkah untuk prosesnya yaitu 1. S- Setting Up the interview (mengatur/mempersiapkan situasi
interview), 2. P- Assesing Preception Patient ( Menilai/menggali presepsi, pandangan pasien),
3. I- Obtaining the patient Invitation ( Mendapatkan undangan pasien/ Iktikad pasien
memperoleh informasi), 4. K – Giving knowledge and information to the patient. ( Memberikan
pengatahuan dan informasi kepada pasien), 5. E- Adressing the patient emotions with emphatic
respon (Mengatasi emosi pasien dengan respon empatik ), 6. S- Strategy and summary (Startegi
dan kesimpulan).

1. S- Setting Up the interview (mengatur/mempersiapkan situasi interview).

Pertama, ciptakan ruangan yang kondusif untuk pasien, yaitu dengan menutup
korden untuk memberikan privasi kepada pasien. Kedua, libatkan anggota keluarga pasien jika
diperbolehkan libatkan istri pasien dalam proses penyampaian bad news. Ketiga, atur posisi
usahakan memberi infornasi pasien dengan duduk tidak berdiri, jangan ada penghalang antara
perawat dengan pasien. Keempat, ciptakan hubungan kepercayaan pasien dengan memberikan
sentuhan kepada pasien seperti menyentuh tangan atau memegang tangan pasien. Keempat,
atur waktu dan batas interupsi. Dan siapkan catatan.

2. P- Assesing Preception Patient ( Menilai/menggali presepsi, pandangan pasien).


Membuat pertanyaan pembuka untuk mendapatkan identifikasi yang akurat,
bagaimana presepsi pasien tentang kondisi kesehatannya saat ini, penialian pasien terhadapat
penyakitnya. Pertanyaan yang dapat digunakan seperti :

“ Bagaimana perasaan anda tentang kondisi anda saat ini Pak ?, Apakah bapak mengerti
mengapa perlu dilakukan pemeriksaan BMP setelah bapak sebelumnya melakukan
pemeriksaan darah ?.”

Berdasarkan jawaban pertanyaan tersebut kita dapat mengetahui seberapa banyak


informasi yang sudah dipahami pasien mengenai penyakitnya. Perhatikan juga respon pasien,
kemungkinan pasien akan memberikan respon penolakan pada penyakitnya, harapan yang
berlebihan, serta harapan yang putus asa pada pengobatan.

3. I- Obtaining the patient Invitation ( Mendapatkan undangan pasien/ Iktikad pasien


memperoleh informasi).

Tanyakan pasien apakah dia berharap/ingin mengetahui rincian dari kondisi medisnya
dan/atau terapi yang diterimanya. Hargai dan terima hak pasien untuk tidak (ingin) tahun.
Tawarkan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pasien di kemudian waktu jika dia
menginginkannya. Dengan menggunakan pertanyaan seperti ini :

“Bagaimana bolehkah saya menyampaikan hasil pemeriksaan Bapak, dan memberikan


gambaran secara lengkap mengenai kondisi kesehatan bapak dari hasil pemeriksaan kemarin
?, Kira-kira kita akan menghabiskan waktu 20 menit untuk membicarakan dan mendiskusikan
rencana pengobatan untuk bapak, apakah bapak setuju dan berkenan ?.

4. K – Giving knowledge and information to the patient. ( Memberikan pengatahuan dan


informasi kepada pasien).

Pertama mulailah pada pemahaman yang dimiliki pasien. Kedua, gunakan bahasa yang
dapat dipahami oleh pasien, hindari penggunaan kata-kata medis seperti mestatase gunakan
kata “penyebaran”, pertimbangkan tingkat pendidikan, latar sosial budaya dan kondisi
emosional saat ini dari pasien. Ketiga, Hindari penggunaan kata yang berlebihan seperti “ Pak,
anda menderita leukimia parah pengobatan yang dilakukan tidak akan mengatasi penyakit
bapak, bapak akan segera meninggal”. Perkataan seperti itu akan menjadikan pasien terisolasi
dan membuat marah pasien. Keempat, berikan informasi sedikit demi sedikit, hindari
membanjiri pasien dengan informasi yang berlebihan hal tersebut bertujuan untuk agar pasien
mengerti. Kelima, jika pronosis pasien semakin memburuk hindari penggunaan kalima “ Tidak
ada yang bisa kami lakukan lagi”, pernyataan seperti tersebut akan mengurdilkan pasien dan
menghancuran tujuan teraputik untuk pengontrolan nyeri yang baik serta meringankan gejala.
Perhatikan apakah pasien memahami yang sudah disampaikan padanya Tanggapi reaksi-reaksi
pasien saat muncul ke permukaan. Berikan aspek yang positif terlebih dahulu (misalnya:
kanker belum menyebar ke kelenjar limfe, berespons baik terhadap pengobatan ).

5. E- Adressing the patient emotions with emphatic respon (Mengatasi emosi pasien dengan
respon empatik ).

Ketika pasien mendapatkan berita buruk, kemungkinan pasien akan syok, merasa
terisolasi, merasa berduka. Karena itu kita harus memberikan respon empatik yang baik :

Pertama, identifikasi segala emosi yang ada pada pasien seperti apakah pasien menangis,
terlihat sedih, terdiam, atau syok. Kedua, mengidentifikasi pengalaman emosi pasien dengan
memberikan contoh orang lain. Ketiga, identifikasi alasan dari emosi pasien. Keempat, berikan
penguatan kepada pasien, kemudian biarkan pasien mengeskpresikan perasaannya. Pernyataan
yang dapat digunakan sepert :

Perrnyataan empatik :

“ Mohon maaf pak saya menyampaikan ini kepada Bapak, saya mengerti ini mungkin tidak
mengenakan Bapak....”. “ Mungkin ini bukan berita bagus untuk bapak,.....”. “Saya juga
berharap hasilya baik.”

Pernyatan eksplorasi :

“Apa yang bapak rasakan ? .... “ Apa yang Bapak khawatirkan ?”. “ Bapak bisa bilang kepada
saya......”.

Pernyataan validasi :

“Pak, saya mengerti yang bapak rasakan. Bapak tidak usah bingung.............”.

“ Banyak pasien yang mengalami seperti bapak,....”

6. S- Strategy and summary (Startegi dan kesimpulan).

Pertama, tanyakan apakah pasien mempunyai rencana untuk penyakitnya. Eksplorasi


pengetahuan pasien, ekspetasi dan harapan pasien. Seperti pada step kedua dan step kelima.
Kedua, memberikan pemahaman kepada pasien, seperti mengontrol gejala dan membuat
kemungkinan yang mereka dapat terima. Berikan informasi dan pengobatan yang sebaik
mungkin dan berkelanjutan. Berikan harapan yang mana mungkin dapat tercapai sehingga
menentramkan hati pasien.

Pernyataan yang dapat digunakan :

“ Bapak seperti ini untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi tetang kondisi kesehatan
bapak, Bapak harus melakukan pemeriksaan BMP . Namun dalam pemeriksaan ini akan
menyakitkan , namun ini diperlukan. Bagaimana pak bu ?,

“Pak, tetap semangat kami akan melakukan yang terbaik untuk bapak.....” .

Anda mungkin juga menyukai