Anda di halaman 1dari 11

Nama : Shofia Fatma

Nim : 70200115075

Peminatan : Gizi

RESUME PERSPEKTIF EKOLOGI DALAM PANGAN & GIZI

A. Konsep bio-eco-culture dalam pangan-gizi

Pengertian bio-eco-culture

Menurut Sanjur 1982 yaitu pangan dalam dimensi bioculture:

Bio yaitu pangan atau zat gizi mengalami proses biologi setelah masuk dalam tubuh dan
mempunyai pengaruh pada fungsi organ tubuh untuk tumbuh kembang & kesehatan
optimal sehingga produktif

Culture yaitu faktor kultur atau budaya yang menyangkut aspek sosial, ekonomi, politik
dan proses budaya, mempengaruhi jenis pangan yang dikonsumsi, bagaimana
mengolahnya, bagaimana cara mengkonsumsinya, kapan dan dimana mereka makan
(Suhardjo 1989).

Dalam konsep bio-eco-culture pangan dalan gizi menurut Baliwati tahun 2009
dikembangkan dari Sanjur 1982, pangan terbagi atas beberapa dimensi diantaranya

1. Dimensi Sosial budaya dan ekonomi yaitu pangan merupakan Identitas budaya,
Simbol keagamaan serta Nilai sosial Nilai ekonomi Hospitality
2. Dimensi Ekologis, pangan juga sebagai pelestari fungsi & kualitas sumberdaya
alam & lingkungan (SDAL)misalnya beradasarkan analisis dampak ekologis
keankeragaaman pangan berbasis sumber daya lokal:
a. Pangan lokal/etnis → lower food miles → kesegaran, kualitas, rasa pangan,
mengurangi emisi CO2 (emisi premium = 2,3 gram CO2/liter; emisi solar = 2,7
gram CO2/liter)→ kualitas udara
b. Anekaragam produksi/penyediaan pangan → kestabilan ekosistem (fungsi
ekosistem berjalan dengan optimal) → ciri pemantapan/ keberlanjutan ketahanan
pangan
c. Kesempatan individu memperoleh pangan yang beragam & keseimbangan gizi
→ ketahanan pangan → ciri kestabilan/ keberlanjutan masyarakat
3. Dimensi Biologis meliputi
a. Fungsi & kebutuhan gizi untuk kualitas hidup
b. Ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan
 FAO ketahan pangan yaitu kondisi dimana setiap orang sepanjang waktu, baik
fisik maupun ekonomi, memiliki akses terhadap pangan yang cukup, aman &
bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari sesuai dengan preferensinya.
 Kemandirian pangan merupakan kemampuan produksi pangan dalam negeri yg
didukung kelembagaan ketahanan pangan yang mampu menjamin pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup di tingkat rumah tangga, baik dalam jumlah, mutu,
keamanan, maupun harga yang terjangkau, yang didukung oleh sumber yg
beragam sesuai dengan keragaman local.
 Kedaulatan Pangan :
Menurut UU No 41 Th 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan yaitu Hak negara dan bangsa yang secara mandiri : menentukan
kebijakan pangannya,menjamin hak atas pangan bagi rakyatnya,memberikan hak
bagi masyarakatnya untuk menentukan sistem pertanian pangan yang sesuai
dengan potensi sumber daya lokal.
 Kedaulatan, kemandirian & ketahanan pangan merupakan kerangka pikir filosofis
dalam rangka penyelenggaraan pangan seperti diatur dalam UU 18/2012 tentang
pangan, dengan adanya kemandirian pangan yaitu kemampuan negara dan bangsa
dalam memproduksi pangan yang beranekaragam dari dalam negeri maka akan
tercipta kedaulatan pangan dan ketahanan pangan sehingga Masyarakat &
perseorangan yang sehat,aktif, dan produktif, secara berkelanjutan. (penjelasan
bagan)
4. Dimensi Politis Hankam berupa Kebijakan pemerintah, seperti dalam :
a. UU 7/1996 : Pangan
Ketahanan pangan: kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, merata, dan terjangkau
b. UU 18/2012 : Pangan
Ketahanan Pangan dimana kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari:
 tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam,bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan
dengan agama, keyakinan,dan budaya masyarakat (output/ukuran
kinerja)
 untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan
(outcome)
B. Konsep dan prinsip ekosistem
Konsep terkait lingkungan hidup & pangan
1. Pengertian lingkungan hidup
Lingkungan Hidup (LH) Sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua
benda, daya, keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang
menetukan peri kehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya
(UU No 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
2. Klasifikasi lingkungan hidup berdasarkan konsep ekologi manusia.
a. Lingkungan alam (habitat & niche)
Habitat manusia terdiri atas dua :
 Natural area/territorial
 Cultural area/medan social (Barnes 1950)
b. Lingkungan sosial (community interactions : competition; predation; parasitism;
coevolution; succession and climax communities)
c. Lingkungan budaya
 Materi : bangunan, pakaian, senjata dll;
 non-materi : tata nilai, peraturan dan hukum; sistem pemerintahan dll)
d. Lingkungan buatan
3. Klasifikasi LH berdasarkan konsep ekologi manusia
a. Lingkungan abiotik : tanah, air, udara, sinar matahari
b. Lingkungan biotik : flora, fauna.
4. Fungsi Lingkungan Hidup (lihat Gambar 1)
a. Sebagai sumberdaya (barang dan jasa : udara segar, papan, sandang,
pemandangan)
b. Tempat kembalinya limbah (gas ke udara; padat/sampah dan cair ke tanah
dan perairan)
c. Sebagai sumber kesenangan dan rekreasi.

Penjelasan gambar 1. Hubungan SDA dan masyarakat dalam suatu ekosistem


menurut Soerianegara 1977 : Masyarakat akan menjadi tenaga kerja yang telah
melalui pendidikan dan latihan. Tenaga kerja akan terbagi menjadi tiga yaitu
mengeksploitasi sumberdaya alam, kemudian memproduksi suatu produk yang
mengahasilkan daya beli serta di konsumsi oleh masyarakat, dan terakhir tenaga kerja
juga akan melakukan pembinaan dan konservasi terhadap sumber daya alam agar
dapat di gunakan secara terus-menerus. Selain itu selama proses produksi akan
menghasilkan sisa-sisa produksi.

5. Ekosistem/system ekologi merupakan Tatanan unsur lingkungan hidup yang


merupakan kesatuan utuh menyeluruh & saling mempengaruhi dalam membentuk
hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup yang lain. Suatu
kawasan alam yang di dalamnya tercakup unsur-unsur hayati (organisme) dan unsur-
unsur non hayati (zat tak hidup) serta antara unsur-unsur tersebut terjadi hubungan
timbal-balik
a. Bio-geo-sistem yaitu interaksi antar komponen
Komponen penyusun ekositem terdiri dari tiga yaitu :
Komponen Hidup meliputi Gen, Sel, Organ, Individu / organ, Populasi, dan
Kumunitas.

1. Komponen Tak Hidup meliputi Materi, Energi, Ruang, Waktu,


Keanekaragaman dan Persekutuan hidup
2. Bio-geo-sistem meliputi Sistem gen, Sistem sel, Sistem organ, Sistem
organisme,Sistem populasi, Ekosistem.

Dilihat dari fungsinya, komponen ekosistem :

1. Komponen autotrofik : produsen


2. Komponen heterotrofik : konsumen.

Bagan 2. Komponen Ekosistem, menunjukan bahwa matahari dibutuhkan oleh


produsen dalam hal untuk membantu produsen menyediakan makanan sendiri
melalui pengubahan bahan anorganik menjadi bahan organic dengan bantuan
panas atau energy matahari. Bahan organic yang dihasilkan produsen akan
diberikan kepada konsumen yang kemudian akan memanfaatan bahan
organic tersebut sebagai bahan makanannya dan dan decomposer. Kemudian
bahan organik yang berasal dari konsumen akan diuraikan oleh decomposer.

Bagan 3 system ekologi menurut Rambo 1981, menunjukkan bahwa dalam


ekologi manusia sitem dibagi dalam ekosistem dan system sosial yang
berhubungan satu sama lain dalam proses seleksi dan adaptasi. Dari kedua
system itu terjadi pertukaran arus energy, materi dan informasi. Dalam
gambar ini juga ditunjukkan bahwa pada dasarnya baik ekosistem maupun
system sosial mempunyai hubungan eksternal dengan ekosistem atau system
sosial lainnya baik berupa masukan dari ekosistem atau system sosial maupun
keluaran ke system lain.

Hubungan timbal balik di dalam ekosistem = persaingan, kerjasama,


pertumbuhan & pertambahan komponen :

1. hukum alam yaitu aliran/sistem materi, aliran/sistem energi (hukum


termodinamika I & II)
2. hukum sosial = sistem infomasi ,sebagai dasar :
 manajemen individu : perilaku individu dan institusi dalam
berinteraksi dengan lingkungan
 pengambilan keputusan : meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui kebijakan pembangunan

b. Pengelolaan Lingkungan Hidup yaitu upaya terpadu untuk melestarikan


fungsi lingkungan hidup meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian
lingkungan hidup.

c. Sumberdaya alam meliputi

1. Asset didalam pembanguanan yang diperlukan untuk kesejahteraan


manusian yang pemanfaatannya perlu lestari dan tidak menimbulkan
degradasi lingkungan (Soerianegara 1977).

2. unsur bentang alam yang memiliki komponen biotik dan abiotic tersedia
untuk memenuhi kebutuhan manusia secara lestari (Zonneveld 1979).

Prinsip dan azas ekosistem

1. Prinsip ekosistem terdiri atas :


a. Keanekaragaman
b. Keterkaitan & ketergantungan
c. Keteraturan & keseimbangan dinamis
d. Harmonisasi & stabilitas
e. Manfaat & produktivitas
2. Azas ekosistem menurut Sumaatmadja tahun 1989, terdiri atas 5 yaitu :
a. Keanekaragaman : Setiap makhluk memiliki fungsi dan peranan masing-masing
(produsen, konsumen, pengontrol atau dikontrol oleh makhluk lainnya) sehingga
suatu ekosistem akan mengalami keseimbangan yang stabil & dinamis.
b. Kerjasama : karena adanya keanekaragaman
c. Persaingan : untuk mengontrol pertumbuhan suatu komponen yang terlalu cepat
sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem (dinamika dalam menjaga
keseimbangan dan stabilitas)
d. Interaksi : hubungan timbal balik antar komponen maupun dengan
lingkungan sebagai penyedia sumberdaya.
e. Kesinambungan

Analisis Ekosistem Pangan Dan Gizi

1. Sistem Pangan dan Gizi (SPG)


a. Dengan Pertimbangan yaitu Ketahanan pangan & gizi melibatkan banyak pelaku
dari berbagai aspek & mencakup interaksi antar wilayah, sehingga memerlukan
pendekatan
b. Dengan sistem pangan dan gizi sebagai model interaksi manusia dengan SDAL
untuk keberlanjutan ketahanan pangan & gizi
c. Bagan Ketahanan Pangan-Deptan tahun 2004
Inputnya berupa kebijakan dan kinerja sektor ekonomi, sosial dan politik meliputi:
1. ekonomi contohnya Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
2. Prasarana/Sarana misalnya Lahan/Pertanian, Sumberdaya Air/Irigasi,
Perhubungan/ Transportasi, Permodalan
3. Kesra meliputi Kependudukan, Pendidikan, Kesehatan
4. Stabilitas dan Keamanan Nasional

Jika keempat ini terpenuhi baik secara baik nasional, provinsi maupun
kabupaten/kota diharapkan memilki ketersediaan pangan, distribusi pangan yang
merata, serta konsumsi pangan yang baik akan berdampak pada setiap setiap
rumah tangga akan memperoleh pendapatan dan akses pangan yang mudah hal ini
akan berdampak pada pengetahuan dan pola asuh keluarga akan membaik serta
kesehatan dan sinatasi akan terjamin, yang secara tidak langsung juga akan
berdampak pada setiap individu dimana pola konsumsi akan sesuai dengan
kebutuhan gizi akan terwujud individu yang produktif. Secara tidak langsung
outputnya akan terpenuhinya pemenuhan hak atas pangan, sumberdaya manusia
yang berkualitas dan ketahan nasional akan terwujud.

d. Bagan Sistem Ketahanan Pangan Nasional


Dengan adanya Kebijakan Ekonomi dan Pangan serta Kebijakan Otonomi dan
Desentralisasi maka diharapkan terpenuhinya indicator ketahanan pangan yang
meliputi ketersedian pangan, keterjangkauan pangan serta pemanfaatan (konsumsi
pangan dan gizi) dan gizi ketika terjadi perubahan penduduk, perubahan iklim,
kinerja ekonomi, dinamika pasar pangan, ataupun shock/bencana dengan melihat
dan memanfaatkan sumberdaya yang ada contohnya Lahan, Air, SDM, Teknologi,
Kelembagaan, Budaya akan mewujudkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang
tangguh, sehat, aktif, dan produktif
e. Bagan System pangan dan gizi
Terdiri atas dua subsystem yaitu sub-sistem pangan dan sub-sistem gizi
 Sub-system pangan meliputi produk pangan seperti menghasilkan,
mengola, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali, serta
mengubah bentuk pangan. Kemudian setelah pangan telah tersedia maka
pangan akan dicadangkan, di impor ataupun diekspor, selanjutnya pangan
di distribusi baik melalui akses fisik ataupun akses ekonomi. Kemudian
akan menjadi konsumsi pangan yang mencakup keragaman, keamanan
jumlah, mutu gizi, individu maupun keluarga masyarakat. Konsumsi
pangan akan secara langsung berdampak pada status gizi/kesehatan setiap
individu, system merupakan bagian dari sub-sistem gizi
 Sub-sistem gizi berkaitan dengan status gizi/kesehatan seperti gejala
klinis/subklinik, pertumbuhan/daya kerja serta gizi kurang/gizi lebih
 Subsistem ketahanan pangan terdiri dari tiga yaitu
1. Ketersediaan pangan berperan dalam produksi dalam negeri, cadangan
nasional, ekspor ddan impor, penganekaragaman, serta penanganan
krisis pangan.
2. Keterjangkauan pangan meliputi distribusi, perdagangan dan
pemasaran, stabilisasi pasokan dan harga pangan pokok, serta
banttuan pangan
3. Konsumsi pangan dan gizi meliputi pola konsumsi, penganekaragaman
konsumsi serta sebagai perbaikan gizi

Untuk penujang system ketahanan pangan diantaranya melalui


perencanaan pangan, system informasi pangan, kelembagaan pangan dan
peran serta masyarakat.

f. System cadangan pangan nasional


Pemerintah dan masyarakat berperan penting dalam cadangan pangan nasional.
Cadangan pangan nasional terdapat pada pemerintah kemudian akan tebagi lagi
menjadi pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pada peemerintah daerah akan
dibagi lagi baik itu provinsi, kabupaten serta desa.
g. Sistem informasi pangan yaitu Pengumpulan, pengolahan, penganalisisan,
penyimpanan, penyajian, serta penyebaran data dan informasi tentang pangan.
Data dan informasi pangan sekurang2nya meliputi:
 produksi, harga, konsumsi, ekspor & impor pangan,
 kondisi gizi dan kesehatan masyarakat
h. Kelembagaan Pangan sebagai pelaku pembangunan pangan
 Masyarakat terdiri dari petani dan nelayan, pelaaku usaha (pedagang
industry, jasa), konsumen, dan lembaga masyarakat
 Pemerintah yaitu desa, kabupaten/kota, provinsi, dan pusat

Daya Dukung Gizi

Suatu daerah mempunyai kapasitas untuk mendukung suatu komunitas disebut


daya dukung (carrying capacity)

 Daya dukung ekosistem : jumlah maksimum populasi dari suatu spesies yang
dapat didukung oleh suatu wilayah tanpa mengurangi wilayah tersebut
untuk mendukung spesies yang sama pada masa yang akan datang.
 Daya dukung lahan (DDL)
a. Jumlah individu yang dapat didukung oleh suatu habitat
b. Daya dukung terkait dengan kebutuhan pangan berupa kebutuhan tanah
/kapita (land man ratio)
c. Pendekatan perhitungan DDL : demand dan supply sumberdaya dan
jasa lingkungan

land man ratio(kebutuhan tanah /kapita) di Indonesia tercatat dari tahun 1980-2000 yaitu
1199, 1112, 969 semakin menurun land man ratio dari tahun ketahun.

a. Penelitian Ilunanwati di Kab Muara Enim tahun 201. Dalam rangka perbaikan pola
konsumsi pangan dan memperhatikan laju pertumbuhan penduduk :
land-man ratio lahan sawah yang dibutuhkan = 471 m2/kapita sedangkan,
land-man ratio lahan kering yang dibutuhkan = 1025 m2/kapita.
Dengan demikian luas lahan pertanian pangan yang harus dipertahankan
untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi pangan ideal penduduk = 116910 ha
dengan land-man ratio 1423 m2/kapita.
b. Luas lahan (ha) yang diperlukan keluarga untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup
minimal menurut besar keluarga menurut Suhardianto tahun 2007 yaitu terdiri dari 3
kategori
1. Sedang jika klasifikasi jumlah anggota rumah tangga 2-3 dengan luas lahan Luas
lahan yang diperlukan (n x 0.17 ha) contohnya 2 anggota rumah tangga maka 2
X 0.17 = 0.34 ha
2. Sedang jika jika klasifikasi jumlah anggota rumah tangga 4-5 dengan luas lahan
yang diperlukan, misalnya 4 anggota rumah tangga maka, 4 X 0.17 = 0.68 ha
3. Besar jika klasifikasi jumlah anggota rumah tangga 6-125 dengan luas lahan yang
diperlukan, misalnya 6 anggota rumah tangga maka, 6 X 0.17 = 1.02 ha
c. Daya dukung gizi
Nutritional Carrying Capacity yaitu jumlah maksimum manusia atau penduduk
yang dapat dipenuhi kebutuhan pangannya pada saat tertentu tanpa menyebabkan
berkurangnya kemampuan wilayah tersebut untuk mendukung manusia atau
penduduk pada masa yang akan datang.
Daya dukung gizi = kebutuhan tanah/kapita untuk memenuhi kebutuhan pangan
A s1.Ys1 + As2.Ys2
K= : :R
Cs1+Cs2
Ket :
K = daya dukung tanah
As1, As2 = luas tanah yang ditanami dengan jenis tanaman pangan s1 & s2 (ha)
Ys1, Ys2 = produktivitas jenis tanaman pangan s1, s2 (kkal/ha/th)
Cs1, Cs2 = tingkat konsumsi minimum untuk jenis tanaman pangan s1, s2 dalam
menu (% dari kkal total)
R = kebutuhan energi rata-rata/orang (kkal/th)
Perhitungan daya dukung gizi.
Daya dukung gizi hutan kemasyarakatan dinilai dengan menghitung jumlah total
pangan nabati maupun hewani serta hasil non pangan yang disetarakan pangan pokok
beras yang dihasilkan oleh lahan hutan kemasyarakatan dengan menggunakan satuan
energi (kkal/org/hari) kemudian dibandingkan dengan angka kecukupan energi.
Daya dukung hutan kemasyarakatan di Kabupaten Lampung Barat sebesar 2754
kkal/kap/hr. untuk mencapai tingkat ketersediaan energi ≥ 90% diperlukan luas
lahan1.5-3 ha dengan tingkat keanearagaman jenis komoditas sedang (13-24 jenis).

Indikator Ekologi
Indicator ekologi meliputi Keberadaan suatu organisme atau beberapa organisme
yang berada pada suatu ekosistem tertentu dan menetukan keadaan fisik, social ekonomi
dan budaya wilayah tersebut.
1. Hukum Minimum Leibig : kebutuhan dasar yang terdapat di lingkungan tidak
semuanya tersedia secara mencukupi (jumlahnya terbatas), sehingga manusia hanya
dapat bertahan hidup pada faktor tertentu di lingkungannya dalam keadaan minimum.
2. Hukum toleransi Shelford : manusia dapat bertahan hidup tidak hanya ditentukan oleh
faktor pembatas minimum saja, tetapi ditentukan oleh faktor pembatas maksimum.

komoditas sagu menjadi indikator ekologi (berdasarkan konsep bio-eco-culture)


untuk wilayah Indonesia bagian timur.
 Sumber pangan : pati sagu digunakan sebagai makanan pokok dan cadangan
pangan.
 Sumber energi : sumber bahan baku bioetanol.
 Kekuatan nilai budaya: ”lumbung” makanan untuk kelompok kerabat maupun
keluarga.
 Aspek ekologis : lahan sagu dapat melindungi air tanah, dapat menciptakan
air pada habitatnya, berfungsi sebagai zona di pesisir, sebagai buffer intrusi air
laut dan penyerap O2.

Efisiensi Ekologi

Efisiensi ekologi : rasio atau perbandingan antara laju aliran energi pada berbagai mata
rantai dalam rantai makanan. Organisme yang menempati posisi tertinggi dalam rantai
makanan akan lebih efisien dalam menangkap energi (Rizal dan Utomo tahun 2006).

 Efisiensi penangkapan energi berupa produktivitas primer (aras produsen) dan


produktivitas sekunder (aras konsumen).
 Konsep produktivitas digunakan dalam pemuliaan tanaman untuk
memaksimalkan hasi panen.
 Efisiensi ekologi dalam sistem kemasyarakatan dapat dipahami dengan melihat
Konsep rantai pangan.
1. Skema system distribusi pangan
Terdiri dari tiga mekanisme yaitu
a. Mekanisme pasar terdiri dari pasar grosir dan pasar eceran , bias juga dari pasar
grosir kemudian kepasar eceran dan dipasarkan di pemukiman
b. Mekanisme khusus terdiri dari raskin disaluran ke desa/kelurahan, bantuan pangan
darurat disaluran ke desa/kelurahan, operasi pasar disalurkan di pemukiman
c. Mekanisme langsung yaitu sasaran langsungnya rumah tangga.

Ketiga mekanisme ini memiliki sasaran utama yaitu rumah tangga dengan melalui
akses fisik dan akses ekonomi/pendapatan rumah tangga, kemudian akan terjadi
transaksi

2. Saluran tataniaga komoditi beras


Petani sebagai produsen beras akan disalurkan ke KUD dan Satgas Pengadaan ke
Huller Swasta atau dari Huller swasta akan di salurkan ke KUD dan satgas pangadaan
. di KUD dilakukan penggilingan padi sedangkan pada satgas pengadaan dapat
dilakukan sub dolog ataupun penggilingan padi KUD. Kemudian di sub dolog akan
disalurkan ke sub dolog yang lain, atau pun ke kantor pemerintah/perusahaan
Negara/ABRI, bisa juga disalurkan ke pedagang besar dan langsung ke pengecer lalu
ke konsumen.
3. Pola distribusi beras di jawa Timur
Di desa petani akan membentuk kelompok tani kemudian hasilnya akan di distribusi
ke RMU, dari RMU memasuki wilayah kabupaten terdiri dari beberapa jenis distribusi
yaitu pengecer kios/toko dan langsung ke konsumen ataupun Bulog yang selanjutnya
akan di distribusi ke luar provinsi. Adapun dari RMU di distribusikan ke pedagang
besar di daerah provinsi dari sini akan didistribusikan ke pengecer. Serta dari RMU
langsung ke luar provinsi.
4. Pola distribusi ayam ras di SulTeng
Dari produsen peternak di distribusikan ke pedagang besar, atau dari pedagang antar
pulau/provinsi ke pedagang besar. Kemudian pedagang besar akan di distribusikan ke
pedagang kabupaten ataupun ke pengecer selanjutnya di pasarkan ke konsumen.

Adaptasi Paradigma Ekologi Budaya (cultural ecology)


Menurut Julian Steward tahun 1968, ekologi budaya merupakan studi yang
mempelajari bagaimana suatu masyarakat beradaptasi dengan lingkungannya. Adaptasi
lingkungan hanya berlangsung di unsur budaya tertentu, kebiasaan makan merupakkan
inti kebudayaan (cultural core). Di inti kebudayaan inilah berlangsung interaksi antara
kebudayaan dengan lingkungan hidup disekitarnya.
Kebiasaan makan yang tumbuh dan berkembang tidak terlepas dari pengaruh faktor
luar (faktor lingkungan: ciri tanaman pangan, ternak dan ikan yang tersedia dan dapat
dibudidayakan), faktor budaya dan sistem social ekonomi. Kebiasaan makan yang baik
dapat diciptakan. Pengembangan kebiasaan makan (pengendalian kenaikan konsumsi
pangan tertentu, misalnya beras, terigu ke arah keseimbangan gizi dan keanekaragam
konsumsi pangan (TGS,PPH) melalui pengembangan pangan lokal/tradisional) akan
menyebabkan keseimbangan antara pola konsumsi pangan dengan daya dukung
lingkungan sehingga terbentuk kelestarian fungsi lingkungan
 Adaptasi , a.l dalam bentuk
Food coping stategi menurut Davies tahun 1993 diacu dalam Usfar tahun 2002 yaitu
suatu respon jangka pendek dan segera terhadap menurunnya akses terhadap pangan.
Tujuannya untuk mempertahankan berbagai tujuan termasuk pemenuhan konsumsi
pangan, kesehatan, status dan mata pencaharian.
 Bentuk food coping stategy menurut Maxwell 2:

(1) mengurangi makanan kesukaan;

(2) membeli makanan yang lebih murah;

(3) meminjam makanan atau uang untuk membeli panga

(4) membeli makanan dengan berhutang;

(5) meminta bantuan kepada teman;

(6) membatasi dan membagi makanan;

(7) membatasi konsumsi makan pribadi untuk memastikan

anak cukup makan;

(8) mengurangi satu jenis makanan pada satu h

(9) menjalani hari tanpa makan.

 Contoh perilaku food coping stategy (Mangkoeto 2009)


Rumah tangga petani di Kabupaten Lebak pada pangan yang lebih murah.

Anda mungkin juga menyukai