Anda di halaman 1dari 2

1.

Anemia
Rendahnya kadar hemoglobin dalam darah, 50 persen kejadian anemia disebabkan
kekurangan zat besi.
2. BBLR
Bayi lahir dengan berat badan rendah (kurang dari 2.500 gram).
3. Diversifikasi Pangan
Penganekaragaman pangan atau diversifikasi pangan adalah upaya peningkatan konsumsi
anekaragam pangan dengan prinsip gizi seimbang.
4. Gizi Kurang
Gangguan akibat kekurangan atau ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk
pertumbuhan. Indikator yang digunakan untuk mengukur gizi kurang pada anak adalah
tinggi barat menurut umur (TB/U), berat badan menurut umur (BB/U) dan berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB), dan untuk dewasa berdasarkan IMT.
5. Gizi Lebih
Kelebihan berat badan dibandingkan tinggi badan, pada anak diukur berdasarkan berat
badan per tinggi badan dengan menggunakan referensi internasional z-score; untuk
dewasa diukur berdasarkan IMT.
6. IMT
Indeks Massa Tubuh, yaitu berat badan dalam kilogram dibagi dengan kuadrat dari
tinggi badan dalam meter (kg/m2)
7. Keamanan Pangan Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari
kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.
Ketahanan Pangan
Kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan
yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.
8. Konsumsi Energi
Besarnya energi dari pangan yang dikonsumsi penduduk yang dinyatakan dalam satuan
kilo kalori (Kkal).
9. Konsumsi Pangan
Jumlah makanan dan minuman yang dimakan atau diminum penduduk/seseorang dalam
satuan gram per kapita per hari.
10. Konsumsi Protein
Jumlah protein dari pangan, baik hewani maupun nabati, yang dikonsumsi , dinyatakan
dalam satuan gram per kapita per hari.
11. Kurang Gizi
Meliputi kurang gizi makro dan kurang gizi mikro. Kurang gizi makro dulu disebut
kurang kalori protein (KKP atau KEP). Sekarang KKP tidak dipakai lagi diganti dengan
gizi kurang (z-score BB/U < -2 SD) dan gizi buruk (z-score BB/U < -3 SD) jadi gizi
kurang pasangan dari gizi buruk, tidak lagi disebut KKP atau KEP karena tidak semata-
mata karena kurang kalori dan protein tetapi juga kekurang zat gizi mikro.
12. Gizi Seimbang
Anjuran susunan makanan yang sesuai kebutuhan gizi seseorang/kelompok orang untuk
hidup sehat, cerdas dan produktif, berdasarkan Pedoman Umum Gizi Seimbang.
13. Angka Kecukupan Gizi (AKG)
Sejumlah zat gizi/energi yang diperlukan oleh seseorang dalam suatu populasi untuk
hidup sehat.
14. Pangan
Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak
diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman bagi konsumsi manusia
termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan
dalam proses penyiapan, pengolahan dari atau pembuatan makanan dan minuman.
15. Pangan Pokok
Pangan sumber karbohidrat yang sering dikonsumsi atau dikonsumsi secara teratur
sebagai makanan utama, selingan, sebagai sarapan atau sebagai makanan pembuka atau
penutup.
16. Pola Konsumsi Pangan
Susunan makanan yang biasa dimakan mencakup jenis dan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsi/dimakan seseorang atau kelompok orang penduduk dalam frekuensi dan
jangka waktu tertentu.
17. Pola Pangan Harapan
Susunan jumlah pangan menurut 9 kelompok pangan yang didasarkan pada kontribusi
energi yang memenuhi kebutuhan gizi secara kuantitas, kualitas maupun keragaman
dengan mempertimbangkan aspek sosial, ekonomi, budaya, agama dan cita rasa.
18. Stunting
Kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, diukur berdasarkan TB/U (tinggi
badan menurut umur)
19. Wasting
Kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal, diukur berdasarkan BB/U (berat
badan menurut umur)
20. Xerophthalmia
Gangguan kekurangan vitamin A pada mata yang mengakibatkan kelainan anatomi bola
mata dan gangguan fungsi retina yang berakibat kebutaan

Anda mungkin juga menyukai