Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN EKOLOGI PANGAN DAN GIZI

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP BAYI


DUSUN TASSILI DESA PATTALLASSANG KABUPATEN
GOWA

Oleh

Sarinah : 70200115080

Nurmasita : 70200115030

Shofia fatma : 70200115075

Resky Nirwana : 70200115018

Sri wahyuni Saenal : 70200115041

Anggrili Indah Lestari : 70200115077

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allh swt. atas limpahan rahmat dan hidayahnya,
sehingga laporan ini dapat kami selesaikan. Penyusunan laporan ini bermaksud untuk
memenuh tugas “Ekologi Pangan dan Gizi”.

Sehubungan dengan penyelesaian penelitian kecil-kecilan yang kami lakukan


sampai tersusunnya laporan ini, dengan rasa rendah hati disampaikan rasa terimakasih
yang setulusnya dan meminta maaf dan memohon memaklumi bila mana isi makalah
ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggu
perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan laporan ini dengan penuh rasa terima
kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan
manfaat.

Penulis, Gowa 2017

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusah Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2
D. Defenisi Operasional dan kreteria objektif ....................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5

A. Profil Dusun Tassilli ......................................................................................... 5


B. Pendidikan ......................................................................................................... 5
C. Status Ekonomi ................................................................................................. 5
D. Pendapatan ........................................................................................................ 7
E. Sikap.................................................................................................................. 8
F. ASI Eksklusif .................................................................................................... 11
G. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif .................................................................... 13

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 16

A. Analisis Univariat.............................................................................................. 16
B. Analisis Bivariat ................................................................................................ 20
C. Pembahasaan ..................................................................................................... 23

BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 26

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 26
B. Saran ............................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
ASI eksklusif adalah intervensi yang paling efektif untuk mencegah
kematian anak, namun menurut Survei Demografi Kesehatan tingkat
pemberian ASI eksklusif telah menurun selama dekade terakhir, hanya
sepertiga penduduk Indonesia secara eksklusif menyusui anak-anak mereka
pada enam bulan pertama. Ada banyak hambatan untuk menyusui di
Indonesia, termasuk anggota keluarga dan dokter yang tidak mendukung.
Beberapa ibu juga takut menyusui akan menyakitkan dan tidak praktis, tapi
salah satu kendala terbesar adalah kesalahpahaman dari istilah 'eksklusif'.
ASI adalah makanan ideal bagi bayi, menyediakan nutrisi yang
dibutuhkan bayi untuk perkembangan yang sehat dan memberikan antibodi
terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia, dua
penyebab utama kematian anak di Indonesia.Tapi masih banyak perempuan
dan anggota keluarga yang tidak menyadari manfaat ASI eksklusif.Perempuan
masih harus memilah-milah mitos, informasi, dan pesan tentang
menyusui.Contohnya mitos bahwa bayi yang diberi ASI membutuhkan air
selain ASI tersebar luas di negeri ini. Banyak keluarga juga percaya susu
formula dapat meningkatkan kecerdasan dan meningkatkan kesehatan. Selain
itu, anggapan orang tua ketika bayi menangis mengaitkannya dengan
kelaparan, itulah sebabnya orang tua selalu berpikir ASI tidak cukup, dan
mereka mulai memberikan pisang terlalu dini.
Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan hampir
separuh bayi di Indonesia tidak mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
atau air susu ibu saat baru lahir dan ASI eksklusif selama enam bulan.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Anung
Sugihantono dalam konferensi pers di Jakarta, mengatakan pemberian IMD

1
2

kepada bayi baru lahir tercatat sebanyak 51,8 persen dan pemberian ASI
eksklusif 54 persen.
Sebagai salah satu program perbaikan gizi bayi atau anak balita,
Kementerian Kesehatan RI mengadopsi pemberian ASI eksklusif dari WHO
dan Unicef. Keputusan Menteri Kesehatan RI no. 450/ Menkes/SK/IV/2004
menyebutkan bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena
mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi. Ditetapkan bahwa pemberian ASI secara eksklusif sejak bayi lahir
sampai dengan bayi berusia 6 (enam) bulan dan dianjurkan sampai anak
berusia 2 (dua) tahun dengan memberikan makanan tambahan yang sesuai.
Air susu ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, tidak satu pun
makanan lain yang dapat menggantikan ASI, karena ASI mempunyai
kelebihan yang meliputi tiga aspek yaitu aspek gizi, aspek kekebalan dan
aspek kejiwaan berupa jalinan kasih sayang yang penting untuk
perkembangan mental dan kecerdasan anak (Depkes RI, 2003).
Faktor lainnya yang menjadi penghambat ialah lingkungan ibu
menyusui mulai dari keluarga yang tidak memberikan dukungan untuk
pemberian ASI eksklusif dan lingkungan pekerjaan bagi ibu pekerja yang
tidak menyediakan ruang untuk memberikan ASI atau tempat untuk
menyimpannya.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pemberian ASI ekslusif pada balita di Dusun Tassilli?
C. Tujuan
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui pemberian ASI ekslusif pada balita di Dusun Tassilli

Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif


3

2. Untuk mengetahui tingkat pendapatan orang tua dengan pemberian ASI


eksklusif
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif
4. Untuk mengetahui perilaku orang tua dengan pemberian ASI eksklusif
D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Tingkat pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan terakhir
responden.
a. Rendah, apabila pendidikan terakhir yang ditempuh responden
tidak sekolah atau tamat SD
b. Sedang, apabila pendidikan terakhir yang ditempuh responden
tamat SMP atau SMA
c. Tinggi, apabila pendidikan terakhir yang ditempuh responden
tamat diploma atau tamat perguruan tinggi
2. Status pendapatan keluarga:
Status pendapatan keluarga dalam penelitian ini adalah akumulasi ibu dan
bapak yang diperoleh untuk menunjang ekonomi keluarga selama 1 bulan
a. Rendah, apabila pendapatan akumulasi ibu dan bapak < Rp
1.000.000/bulan
b. Sedang, apabila pendapatan akumulasi ibu dan bapak Rp
1.000.000 – Rp 3.000.000/bulan
c. Tinggi, apabila pendapatan akumulasi ibu dan bapak > Rp.
3.000.000/bulan
3. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan dalam penelitian ini adalahtingkat pengetahuan
responden terhadap pentingnya ASI ekslusif bagi bayi
a. Baik, jika responden mengetahui ASI penting bagi bayi, tidak
setuju memberikan makanan selain ASI ketika bayi berusia 0-6
bulan serta nilai skor > skor rata-rata.
4

b. Sedang, jika responden tidak mengetahui salah satu dari variable


diantaranya ASI penting bagi bayi, pemberian makanan selain ASI
ketika bayi berusia 0-6 bulan serta nilai skor yaitu skor = skor
rata-rata.
c. Kurang, jika responden tidak mengetahui ASI penting bagi bayi,
setuju pemberikan makanan selain ASI ketika bayi berusia 0-6
bulan serta skor < skor rata-rata.
4. Sikap responden
Sikap respondendalam penelitian ini adalah pemberian ASI, waktu
menyusui,kecukupan ASI, pemberian kolostrum, dan perawatann terhadap
payudara.
a. Baik, jika responden memberikan ASI kepada bayi, menyusui bayi
hingga usia 2 tahun, kebutuhan ASI mencukupi kebutuhan bayi,
memberikan ASI segera setelah lahir, melakukan perawatan
payudara untuk memperlancar ASI, serta skor > skor rata-rata.
b. Kurang, jika responden memberikan makanan pada bayi selain
ASI seperti susu formula, MPASI, responden menyusui balita
tidak genap 2 tahun, kebutuhan ASI tidak mencukupi kebutuhan
bayi, memberikan ASI setelah lahir lewat 1 hari bayi lahir, dan
tidak melakukan perawatan payudara untuk memperlancar ASI,
serta skor ≤ skor rata-rata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Profil Dusun Tassilli Desa Pattallasang Kecamatan Patallassang


Dusun Tassilli merupakan bagian dari Desa Pattallasang Kecamatan
Patallassangdengan jumlah penduduk Desa Pattalassang pada tahuan 2017
ada sebanyak 1132 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 4.065
jiwa, yang terdiri dari 2042 laki-laki dan 2023 perempuan. Adapun di
Dusun Tassilli sendiri jumlah individu pada tahun 2017 sebanyak 197
Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah penduduk 714 jiwa .
B. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu hal penting dalam tingkat kesejahteraaan
pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya, dengan tingkat
pendidikan yang tinggi maka akan mengdongkrak tingkat kemampuan.
Tingkat kemampuan akan mendorong tumbuhnya keterampilan
kewirausahaan dan pada gilirannya akan mendorong munculnya lapangan
kerja baru. Dengan demikian akan membantu program Pemerintah untuk
pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam istematika fikir atau pola
fikir individu, selain itu akan mempermudah menerima informasi yang
lebih maju.
C. Status Ekonomi
Status sosial ekonomi adalah sebagai pengelompokkan orang-orang
berdasarkan kesamaan karakteristik perkerjaan,pendidikanekonomi. Status
soial ekonomi menunjukkan ketidaksetaraan tertentu.(Studi et al., 2000)
Status sosial ekonomi adalah kedudukan suatu individu dan keluarga
berdasarkan unsur-unsur ekonomi. Status sosial ekonomi adalah posisi
yang di tempati individu atau keluarga yang berkenaan dengan ukuran
rata-rata yang umum berlakutentang kepemilikan kultural,pendapatan

5
6

efektif,pemilikan barang dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari


komunitasnya.(Studi et al., 2000)
Menurut Palcon Parsons (Nurjannah,2014) berpendapat bahwa
beberapa indikator tentang penilaian seseorang mengenai kedudukan
dalam lapisan sosial di masyarakat antara lain:
a. Bentuk ukuran rumah, keadaan perawatan, tata kebun
b. Wilayah tempat tinggal
c. Pekerjaan atau profesi yang dipilih seseorang
d. Sumber pendapatan

Total penghasilan, pengeluaran, simpanan dan kepemilikan harta yang


bernilai ekonomis merupakan indikator untuk menetukan kondisi ekonomi
seseorang.(Studi et al., 2000)

Ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota


masyarakat ke dalam ssuatu lapisan sosial ekonomi antara lain (Studi et
al., 2000):

1. Ukuran kekayaan, kekayaan dapat dilihat dalam bentuk rumah,


mobil, pribadi, penghasilan, cara menggunakan pakaian serta
bahan pakaian yang di pakai, kebiasaan berbelanja barang-barang
mahal.
2. Ukuran kekuasaan, barang siapa yang memiliki kekuasaan atau
yang mempunyai wewenang terbesar.
3. Ukuran kehormatan, orang yang paling di hormati dan disegani,
mendapat tempat teratas. Orang seperti ini sering dijumpai pada
masyarakat tradisional.
4. Ukuran ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan sebagai ukuran
dipakai oleh masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan
7

Status sosial ekonomi dapat digolongkan menjadi 3(Nadya and Djala,


2016), yaitu :

1. Status sosial ekonomi rendah


2. Status sosial ekonomi sedang
3. Status sosial ekonomi tinggi
D. Pendapatan
Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun
berupa barang yang berasal dari pihak lain maupun hasil industri yang
dinilai atas dasar sejumlah uang dari harta yang berlaku saat ini.
Pendapatan merupakan sumber penghasilan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup
dan penghidupan seseorang secara langsung maupun tidak langsung
(suroto,2000).
Menurut sukirno (2002), pendaptan dapat dihitung melalui tiga cara:
1. Cara pengel uaran, cara ini pendapatan dihitung dengan
menjumlahkan nila pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang-
barang dan jasa
2. Cara produksi, cara ini pendapatan dihitung dengan
mengjumlahkan nila barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Cara pendapatan dalam perhitungan ini pendapatan diperoleh
dengan cara menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima.

secara garis besar pendaptan digolongkan menjadi tiga golongan


(Suparmoko dalam Artaman,2015), yaitu:

1. Gaji dan upah


Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan
pekerjaan untuk orang lan yang diberikan dalam waktu satu hari,
satu minggu mapun satu bulan.
8

2. Pendapatan dari usaha sendiri


Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi dengan
biaya-biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha milik
sendiri atau milik keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggta
keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya
ini biasanya tidak diperhitungkan.
3. Pendapatan dari usaha lain
Pendapatan yang diperoleh tanpa mencurahkan tenaga kerja dan
ini biasanya merupakan pendapatan sampingan antara lain yaitu
pendapatan dari hasil menyewakan aset yang dimiliki seperti
rumah, ternak dan barang lain, bunga dari uang, suumbangan dari
pihak lain dan pendapatan dari pensiun.
E. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau objek dan manifestasi sikap itu tidak
dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari
perilaku yang tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Menurut Allport (1954), menjelaskan bahwa sikap mempunyai 3
komponen pokok, yaitu:
1. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap objek
3. Kecenderungan untuk bertindak

Sikap merupakan kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu


terhadap hal-hal tertentu. Sikap dapat bersifat positif, kecenderungan
tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu
sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.
9

Menurut Atkinson yang dikutip oleh Sunaryo (2004:199-200), sikap


memiliki 5 fungsi, yaitu:

1. Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan manfaat dan menggambarkan
keinginan.
2. Fungsi Pertahanan Ego
Sikap diambil individu untuk melindungi diri dari kecemasan yang
mengancam harga dirinya.
3. Fungsi Nilai Ekspresi
Sikap diambil individu untuk mengekspresikan nilai yang ada dalam diri.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap ini membantu individu untuk menerima informasi yang kemudian
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Fungsi Penyesuaian Sosial

Sikap ini membantu individu merasa menjadi bagian dari masyarakat


sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Sikap memiliki 4 tingkat, yaitu:


1. Menerima (receiving)
Individu ingin dan memperhatikan rangsangan (stimulus) yang
diberikan.
2. Merespon (responding)
Individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mampu
mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3. Menghargai (valuing) Individu mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.
4. Bertanggung jawab (responsible)
10

Individu akan bertanggung jawab dan siap menanggung risiko atas


segala hal yang telah dipilihnya.
Menurut Bimo Walgito (2004) ada 4 hal yang menjadi faktor penentu sikap
individu, yaitu:
1. Faktor Fisiologis
Faktor yang penting adalah umur dan kesehatan.
2. Faktor Pengalaman Langsung terhadap Objek Sikap
Pengalaman langsung yang dialami individu terhadap objek sikap
berpengaruh terhadap sikap individu terhadap objek sikap tersebut.
3. Faktor Kerangka Acuan
Kerangka acuan yang tidak sesuai dengan objek sikap, akan menimbulkan
sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
4. Faktor Komunikasi Sosial
Informasi yang diterima individu akan dapat menyebabkan perubahan
sikap pada diri individu tersebut.
Faktor-faktor yang menyebabkan perubahan sikap:
1. Faktor intern: faktor yang terdapat dalam pribadi manusia itu sendiri.
Faktor ini berupa selectivity atau daya pilih seseorang untuk menerima
dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar
2. Faktor ekstern: faktor yang terdapat di luar pribadi manusia. Faktor ini
berupa interaksi sosial di luar kelompok.
Menurut Sarlito Wirawan ada beberapa cara untuk membentuk dan mengubah
sikap individu,yaitu:
1. Adopsi
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap melalui kejadian yang
terjadi berulang dan terus menerus.
2. Diferensiasi
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena sudah dimilikinya
pengetahuan, pengalaman, intelegensi, dan bertambahnya umur.
11

3. Integrasi
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara bertahap, diawali
dengan pengetahuan dan pengalaman sehingga akan terbentuk sikap
terhadap suatu objek.
4. Trauma
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap secara tiba-tiba dan
mengejutkan sehingga meninggalkan kesan mendalam pada diri individu.
5. Generalisasi
Suatu cara pembentukan dan perubahan sikap karena pengalaman
traumatik pada individu terhadap hal tertentu sehingga menimbulkan sikap
negatif. Pengukuran tentang sikap dapat dilakukan secara langsung
maupun dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden
terhadap suatu objek secara tidak langsung dapat dilakukan dengan
pertanyaan hipotesis yang kemudian ditanyakan pada responden (bisa
dengan pilihan jawaban setuju, ragu-ragu, tidak setuju, benar salah, atau
yang lain)
F. ASI Eksklusif
Asi Eksklusif Adalah pemberian Air Susu Ibu (Asi) pada bayi yang
berumur antara 0 - 6 bulan setelah kelahiran tanpa memberikan makanan
atau minuman lain selain obat atau vaksin imunisasi, selain itu Asi juga
merupakan salah satu makan/minuman yang bisa mencukupi semua unsur
kebutuhan bayi, baik kebutuhan untuk perkembangan fisik maupun mental
si kecil.
Pemberian ASI ekslusif dianjurkan hingga usia bayi 4 bulan akan
tetapi lebih baik diberikan hingga usia bayi 6 bulan. Selanjutnya
pemberian ASI ekslusif dapat diberikan dengan pendamping makanan,
pemberian ASI sendiri dapat hingga usiabayi anda berusia 2 tahun.
ASI ekslusif adalah intervensi yang efektik untuk mencegah kematian
anak sedangkan menurut survei yang ditemukan kesadaran akanpemberian
12

ASI semakin berkurang. Bahkan masyarakat masih khawatir apabila yang


diberikan pada bayi tidak mengenyangkan sehingga pemberian ASI
ditambah dengan susu formula ataupun air putih bahkan pemberian
makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi
peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus
bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi
bayi.Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi
tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan
otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan
mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.
Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang
optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu
perhatian agar dapat terlaksana dengan benar.Faktor keberhasilan dalam
menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar,
teratur, dan eksklusif.Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat
perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI
kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat
dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun.
Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes
RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI)
secara eksklusif pada bayi Indonesia.Program Peningkatan Pemberian ASI
(PP-ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas
terhadap status gizi ibu dan bayi. Pemberian ASI di Indonesia belum
dilaksanakan sepenuhnya.Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada
ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang.
Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan
pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum
13

sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu


bekerja.
G. Manfaat Pemberian Asi Eksklusif
1. Pemberian Asi Eksklusif dapat meningkatkan
Kecerdasan dan Perkembanganotak bayi karena mengandung zat-zat
penting yang dibutuhkan bayi seperti DHA, AA dan Laktosa yang
berfungsi untuk merangsang perkembangan Sel-sel saraf pana bayi.
2. Pemberian Asi Eksklusif bisa meningkatkan kekebalan tubuh bayi
serta membantu Melindungi dari berbagai penyakit dan infeksi agar
tidak mudah sakit.
3. Salah satu kemudahan dan manfaat Asi yaitu mudah diserap, mudah
dicerna oleh tubuh bayi, bersih dan bebas pencemaran Lebih aman dari
pada susu formula, dan tentunya kandungan zat-zat penting yang
sesuai dan seimbang dengan kebutuhan bayi.
4. Selain untuk bayi ternyata juga ada Manfaat pemberian asi eksklusif
terhadap ibu menyusui, diantaranya adanya ikatan kasih sayang antara
ibu dan anak, menunda kehamilan serta membantu mencegahkanker
payudara.
5. Manfaat memberikan ASI ekslusif kepada bayi adalah untuk
mengurangi jenis penyakit ketika tumbuh dewasa. Pada sebuah
penelitian ditemukan bahwa anak yang disusui pada saat anak anak
dengan ASI ekslusif maka akan mengurangi berbagai jenis
penyakit seperti obesitas, hipertensi dan juga diabetes melitus tipe 2.

Begitupula dengan penelitian lainnya yang menghubungkan


pemberian ASI ekslusif dengan kemampuan test intelegensia yang lebih
baik dibandingkan dengan anak yang mendapatkan susu formula.

Memberikan ASi ekslusif pada ibu juga memberikan manfaat. Pasca


persalinan ibu mengalami pendarahan akan dibantu dengan pemberian
14

ASI ekslusif selain itu akan mempercepat pengecilan rahim semula.


Kondisi ini disebabkan karena pada saat melahirkan dan segera disusukan
akan membantu dalam merangsang hisapan bayi dan diteruskan ke
hipofisis pars posterior yang akan mengeluarkan hormone progesterone.

Manfaat ASI eksklusif akan membantu dalam mengembalikan tubuh


ibu setelah hamil. Dengan aktivitas menyusui maka timbunan lemak pada
tubuh ibu akan dipergunakan untuk membentuk ASI sehingga berat badan
ibu akan kembali stabil.

Selanjutnya adalah ikatan batin antara ibu dan anak akan lebih terjaga
karena ibu dapat dengan mudah mengekspresikan sayang kepada
anaknya. Dengan demikian ikatan batin semakin kuat.Begitupula dengan
pemulihan kesehatan ibu yang semakin cepat ketika ibu memberikan ASI
ekslusif pada bayi.

Manfaat untuk ibu ketika memberikan ASI eksklusif adalah dapat


mengurangi risiko kanker payudara dan juga kanker ovarium. Banyak
penelitian yang dilakukan untuk mengamati korelasi antara infertilitas dan
tidak menyusui akan meningkatkan risiko kanker baik kanker payudara
maupun kanker ovarium.

Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian
ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama
52,7%. Rendahnya pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya
status gizi bayi dan balita.

Menurut penelitian para ahli kesehatan, Banyak sekali fungsi dari


Pemberian asi eksklusif selama enam bulan dan lembaga kesehatan Dunia
(WHO) sangat menganjurkan Asi Eksklusif supaya si kecil mendapatkan
15

kebutuhan gizi, terlindungi dari berbagai penyakit, dan merangsang


pertumbuhan fisik dan perkembangan sel-sel otak.

H. Jenis ASI
Selain memiliki banyak manfaat, ASi memiliki beberapa jenis yang
perludi ketahui yaitu:
1. Kolostrum
Merupakan cairan yang memiliki warna kekuning-kuningan umunya
pada hari 1-3 setelah kelahiran.Jenis ASI ini dapat memberikan
manfaat kepada bayi karena mengandung protein yang dapat berfungsi
sebagai antibodi dalam membunuh kuman.Bahkan kolustrum
seringkali dikatakan imunisasi pada bayi yang baru lahir karena
manfaat antibodi yang baik untuk kesehatan.
2. Susu Transisi
Jenis ASI yang diproduksi setelah kolostrum pada hari ke 4-10
kelahiran bayi. Pada susu transisi terdapat immunoglobin protein dan
juga laktosa dengan kosentrasi yang lebih rendah dari pada kolestrum
akan tetapi memiliki kandungan lemak dan jumlah kalori yang tinggi.
Adapun warna dari ASI yang berjenis susu transisi ini lebih putih dari
kolostrum
3. Susu Matur
Sedangkan ASI yang keluar setelah 10 hari dan seterusnya setelah
kelahiran disebut dengan susu matur. Warna dari ASI ini adalah
berwarna putih kental sehingga komposisi dari ASI yang keluar dari
isapan pertamanya adalah lemak dan juga karbohidrat yang lebih
banyak dibandingkan dengan isapan terakhir.Inilah alasannya jangan
terlalu cepat memindahkan bayi ketika sedang menyusui sebelum
hisapan pada bayi habis.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Univariat (analisis deskriptif)


Yaitu analisi yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
krakteristik setiap variabel penelitian.Pada umumnya dalam analisis ini hanya
menghasilkan distribusi dan presentase dari tiap variabel (notoadmojo). Dengan
menggunakan rumus:
X= (F/n) x 100%
Keterangan
X= hasil presentase
F= Frekuensi Hasil Pencapaian
n= Total seluruh Observasi

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Dusun Tassilli


Tahun 2017
Umur N %
20-29 6 40
30-39 7 46,7
≥40 2 13,3
Total 15 100

Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat disimpulkan bahwa umur responden yang

didata terbanyak adalah umur 30-39 tahun (46,7%). Sementara hanya 2 orang yang

berumur ≥40 tahun (13,3 %).

16
17

Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan di Dusun Tassilli Tahun


2017
Pendidikan n %
Rendah 6 40
Sedang 7 46,7
Tinggi 2 13,3
Total 15 100

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan ibu

mayoritas berpendidikan sedang sebanyak 7 orang (46,7%). Sementara hanya 2 orang

(13,3%) berpendidikan tinggi.

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Tassilli


Tahun 2017
Pekejaan n %
IRT 14 93,3
PNS 1 6,7
Total 15 100
Berdasarkan tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden
mayoritas IRT sedang sebanyak 14 orang (93,3%). Sementara hanya 1 orang (13,3%)
bekerja sebagai PNS.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan di Dusun
Tassilli Tahun 2017
Pendapatan n %
Rendah 2 13,3
Sedang 10 66,7
Tinggi 3 20
Total 15 100
18

Berdasarkan tabel 4 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden mayoritas


berpendapatan sedang sebanyak 10 orang (66,7%). Sementara hanya 2 orang (13,3%)
berpendapatan rendah.

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anak di Dusun


Tassilli Tahun 2017
Jumlah anak n %
Satu 7 46.7
Dua 1 6.7
Tiga 4 26,7
Lebih dari tiga 3 20
Total 15 100
Berdasarkan tabel 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden mayoritas
memiliki jumlah anak 1 yaitu 7 orang (46,7%). Sementara hanya 1 orang memiliki 2
anak (13,3%).

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan di


Dusun Tassilli Tahun 2017
Pengetahuan N %
Baik 4 26,7
Sedang 7 46,6
Kurang 4 26,7
Total 15 100

Berdasarkan tabel 6 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden mayoritas


berpengetahuan sedang sebanyak 7 orang (46,6%). Sementara hanya 4 orang (26,7%)
berpengetahuan kurang dan berpengetahuan baik.
19

Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pemberian ASI kepada bayi


di Dusun Tassilli Tahun 2017
Pemberian ASI n %
saja
Ya 10 66,7
Tidak 5 33,3
Total 15 100

Berdasarkan tabel 7 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden yang


memberikan ASI eksklusif sebanyak 10 orang (66,7%). Sementara 5 orang (33,3%)
tidak memberikan ASI eksklusif.

Tabel 8. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Ibu di Dusun Tassilli


Tahun 2017
Sikap Ibu n %
Baik 4 26,7
Kurang 11 73,3
Total 15 100

Berdasarkan tabel 8 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden yang


memberikan ASI eksklusif sebanyak 10 orang (66,7%). Sementara 5 orang (33,3%)
tidak memberikan ASI eksklusif.
20

B. Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengatahui pengaruh
antara variabel dependen dan independan.
1. Hubungan Pemberian ASI Ekslusif menurut Tingkat Pendidikan
Sebagian besar responden mempunyai tingkat pendidikan sedang yaitu
pendidikan terakhir yang ditempuh responden tamat SMP atau
SMA.Distribusi antara tingkat pendidikan responden terhadap persentase
pemberian ASI pada penelitian ini, tergambar pada tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 2.1.Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Menurut
Pendidikan Responden di Dusun Tassilli Tahun 2017.
Pemberian ASI Total
Tingkat
ASI Non ASI
pendidikan n %
n % n %
Rendah 3 20 3 20 6 40
Sedang 6 40 1 6,7 7 46,7
Tinggi 1 6,7 1 6,7 2 13,4
Total 10 66,7 5 33,3 15 100
` Keterangan: p = 0,343> α = 0,05, kesimpulan: tidak ada hubungan bermakna

Persentase terbesar responden yang memberikan ASI eksklusif


adalah responden dengan tingkat pendidikan sedang (40%) yaitu
tamat SMP dan SMA. Sedangkan responden dengan pendidikan
tinggi yaitu Diploma dan sarjana hanya 6,7% yang memberikan
ASI eksklusif. Hasil uji statistik (p = 0,343) menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan
responden dengan pemberian ASI eksklusif.
2. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Pendapatan
Sebagian besar responden mempunyai penghasilan sedang yaitu 1 juta
sampai 3 juta per bulan. Gambaran hubungan antara pendapatan rumah tangga
21

dan pemberian ASI eksklusif pada penelitian ini bisa dilihat pada tabel 3.2
berikut..
Tabel 2.2. Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Menurut Pendapatan
Responden di Dusun Tassilli Tahun 2017
Pemberian ASI Total
Pendapatan ASI Non ASI
n %
N % n %
Rendah 2 13,3 0 0 2 13,3
Sedang 7 46,7 3 20 10 66,7
Tinggi 1 6,7 2 13,3 3 20
Total 10 66,7 5 33,3 15 100
Keterangan: p = 0,279> α = 0,05, kesimpulan: tidak ada hubungan bermakna

Berdasarkan tingkat pendapatan rumah tangga, distribusi


pemberian ASI eksklusif mayoritas lebih besar, kecuali pada
responden dengan pendapatan sedang (46,7%) dan distribusi
pemberian ASI eksklusif mayoritas lebih kecil yaitu pendapatan tinggi
yaitu lebih dari 3 juta per bulan (6,7%). Dari analisa, didapatkan nilai
p = 0,279, yang lebih besar dari α = 0,05 sehingga tidak didapatkan
hubungan bermakna antara pendapatan rumah tangga dengan
pemberian ASI eksklusif pada responden.

3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Pemberian ASI


22

Tabel 2.3 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Menurut Tingkat


Pengetahuan Responden di Dusun Tassilli Tahun 2017
Pemberian ASI Total
Pengetahuan ASI Non ASI
n %
N % n %
Kurang 3 20,0 1 6,7 4 26,7
Sedang 6 40 1 6,7 6
Baik 1 6,7 3 26,7 5 73,3
Total 10 66,7 5 33,3 15 100
Keterangan: p = 0,111> α = 0,05, kesimpulan: tidak ada hubungan bermakna

Berdasarkan tingkat berdasarkan tingkat pengatahuan terhadap


pemberian ASI, distribusi pemberian ASI eksklusif mayoritas lebih
besar, pada responden dengan pengetahuan sedang (40%) dan
distribusi pemberian ASI eksklusif pada responden dengan tingkat
pengetahuan rendah (6,7%). Dari analisa, didapatkan nilai p = 0,111,
yang lebih besar dari α = 0,05 sehingga tidak didapatkan hubungan
bermakna antara pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI
eksklusif pada responden.
4. Hubungan sikap dengan pemberian ASI
Tabel 2.4 Distribusi Pemberian ASI Eksklusif Menurut Sikap
Responden di Dusun Tassilli Tahun 2017
Pemberian ASI Total
Perilaku ASI Non ASI
N %
N % n %
Kurang 3 20,0 1 6,7 4 26,7
Baik 7 46,7 4 26,7 11 73,3
Total 10 66,7 5 33,3 15 100
Keterangan: p = 0,593> α = 0,05, kesimpulan: tidak ada hubungan bermakna
23

Berdasarkan tingkat berdasarkan sikap orang tua terhadap


pemberian ASI, distribusi pemberian ASI eksklusif mayoritas lebih
besar, pada responden dengan perilaku baik (66,7%) dan distribusi
pemberian ASI eksklusif pada responden dengan perilaku rendah
(33,3%). Dari analisa, didapatkan nilai p = 0,593, yang lebih besar dari
α = 0,05 sehingga tidak didapatkan hubungan bermakna antara
pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif pada
responden.
C. Pembahasan
Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Baqarah ayat 233:
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin penyempurnaan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak di
bebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya,dan warispun
berkewajiban demikian. ( Al- Baqarah 233 ).

Pada Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 233 di atas, terdapat beberapa point
penting yang berkaitan dengan kegiatan menyusui, yaitu:

1. menyusui ASI dari seorang ibu kepada bayinya merupakan sebuah ibadah
dan bagian melaksanakan perintah Allah SWT, bahkan ada yang
menyatakan, wajib bagi seorang ibu untuk menyusui
anaknya. Sesungguhnya Allah SWT adalah yang paling Maha Rahim
(Maha Penyayang) bagi seluruh mahluk-Nya dari pada kasih sayangnya
seorang ibu kepada anaknya, karena Allah SWT memerintahkan kepada
para ibu untuk menyusui, padahal hal itu sudah merupakan fitrah dan
naluri mereka. Hal ini menunjukkan bahwa rahmat Allah SWT sangat jauh
lebih luas dan agung daripada kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
24

Dalam kitab tafsir Fi-Zhilalil Qu’an karangan Sayyid Quthb, ketika


membahas surat Al Baqarah ayat 233 dituliskan “Allah mewajibkan
seorang ibu untuk menyusui anaknya selama dua tahun penuh, karena Dia
mengetahui bahwa masa-masa inilah yang sangat penting bagi anak dari
semua aspek, baik aspek kesehatan atau kejiwaan.” Kemudian penjelasan
selanjutnya, “Berbagai penelitian kesehatan dan kejiwaan modern
menegaskan bahwa masa dua tahun sangat penting bagi kesehatan
pertumbuhan anak baik dari aspek kesehatan jiwa ataupun kesehatan
fisik.”

Jadi, kegiatan menyusui bukan hanya karena alasan kesehatan tetapi


yang terpenting adalah melaksanakan perintah dan kewajiban dari Allah
SWT. Tentunya panggilan keimanan dan keislaman harus menjadi dasar
pertama dan yang terkuat untuk melaksanakan seluruh perintah Allah
SWT dengan baik dan benar.

2. Perintah menyusui yang sempurna adalah selama dua tahun penuh. Namun
boleh bagi ibu yang menyusui bayinya kurang dari dua tahun, akan tetapi
hal itu dimusyawarahkan terlebih dahulu (oleh kedua orang tua anak) dan
dengan keridhaan keduanya dan kemashlahatan (kebaikan) bagi bayinya,
jika menimbulkan madharat (kerugian) bagi anaknya maka hal itu
dilarang. Sebenarnya, bayi usia 0-6 bulan tidak memerlukan air atau
makanan lainnya (seperti air teh, jus, air gula, air beras, susu lain dan
bubur), walaupun berada di daerah yang beriklim panas sekalipun, ASI
sudah dianggap memenuhi seluruh kebutuhan bayi. Pemberian ASI
merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada
bayi umur kurang dari 6 bulan karena ASI mengandung semua zat gizi dan
cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan
pertama kehidupannya. Dan saat bayi berumut 6-12 bulan, ASI masih
merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60%
25

kebutuhan bayi. Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah


dengan MP-ASI.. Setelah umur 1-2 tahun, meskipun ASI hanya bisa
memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap
dianjurkan karena masih memberikan manfaat.
3. Sangat perlu adanya partisipasi aktif ayah dalam proses menyusui,
sehingga ibu berhasil menyusui bayinya secara eksklusif dan selama 2
tahun. Perlu dipahami bahwa peran keluarga menjadi utama karena ibu
bukanlah pelaku tunggal yang bertanggungjawab dalam pemberian ASI
eksklusif. Keluarga terdekatlah dalam hal ini adalah suami/ayah yang
faktor dominan dalam memberikan dukungan pada ibu dan
bayi. Breastfeeding father merupakan istilah populer bagi ayah yang
mendukung dan berperan aktif membantu ibu dalam menyusui sangat
menentukan keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
4. Konsep ibu persusuan sebagai alternatif apabila seorang ibu tidak dapat
untuk menyusui bayinya secara langsung karena faktor tertentu seperti ibu
yang meninggal atau sedang khemoterapi kanker. Ibu persusuan dapat
dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Yang dimaksud ibu
persusuan secara langsung adalah bayi menyusui secara langsung dari
payudara seorang perempuan yang bukan ibu kandung si bayi (ibu
persusuan). Sedangkan yang tidak langsung adalah bayi mendapatkan ASI
dari ibu persusuan melalui gelas/cup yang telah diisi ASI dari ibu susu.
Dari hasil analisis data yang telah peneliti lakukan yaitu hubungan tingkat
pendapatan, tingkat pendidikan tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan
pemberiaan ASI eksklusif, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suci Wulansar dan Moch. Setyo Pramono pada tahun 2014. Sedangkan tingkat
pengetahuan dan perilaku juga tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan
pemberian ASI eksklusif namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
Suci Wulansar dan Moch. Setyo Pramono tahun 2014 yang terdapat hubungan
dengan pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cakupan ASI ekslusif masih harus ditingkatkan. Kondisi ekonomi
cukup bagus ditandai dengan tingginya tingkat pendapatan rumah tangga
dalam sebulan, namun tidak dapat hubungan yang signifikan antara
pendapatan rumah tangga dengan pemberian ASI eksklusif. Juga Tidak dapat
hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif,
tidak terdapat hubungan antara pengatahuan dengan pemberian ASI Eksklusif.
Dan tidak dapat hubungan yang bermakna antara pendidikan dengan
pemberian ASI eksklusif dan tidak terdapat hubungan antar pengatahuan
dengan pemberian ASI Eksklusif.
B. Saran
Dalam penyusunan laporan masih terdapat kekurangan baik yang
penulis sadari ataupun tidak untuk itu penulis mengharapkan pembaca
memberikan saran dan kritik yang membangun untuk peneliti selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

ASI EKSKLUSIF, ARTINYA ASI, TANPA TAMBAHAN APAPUN.


https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html. Diakses pada
tanggal 14 November 2017

KEMENKES: HAMPIR SEPARUH BAYI DI INDONESIA TIDAK DAPAT ASI


EKSKLUSIF. https://www.antaranews.com/berita/644390/kemenkes-hampir-
separuh-bayi-di-indonesia-tidak-dapat-asi-eksklusif. Diakses pada tanggal 14
November 2017

Tri Hartatik . 2009. HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN GUNUNGPATI
KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG.
http://lib.unnes.ac.id/3797/1/5730.pdf. Dakses pada tanggal 26 November 2017

MANFAAT ASI EKSKLUSIF.


http://papua.bkkbn.go.id/_layouts/mobile/dispform.aspx?List=8c526a76-8b88-
44fe-8f81-2085df5b7dc7&View=69dc083c-a8aa-496a-9eb7-
b54836a53e40&ID=228. Diakses pada tanggal 14 November 2017

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAyAH KERJA PUSKESMAS
TANAH KALI KEDINDING SURABAYA (Correlation between Family
Social Economy Status and Exclusive Breastfeeding in Tanah Kali Kedinding
Public Health Centre, Surabaya)

Suci Wulansar, Moch. Setyo Pramono. 2014. Jurnal. HUBUNGAN KONDISI


SOSIAL EKONOMI KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI
EKSKLUSIF DI WILAyAH KERJA PUSKESMAS TANAH KALI
KEDINDING SURABAYA
https://media.neliti.com/media/publications/20876-ID-correlation-between-
family-social-economy-status-and-exclusive-breastfeeding-in.pdf. Diakses pada
tanggal 14 November 2017

Hestanto. 2017. PENGERTIAN PENDAPATAN.


http://www.hestanto.web.id/pengertian-pendapatan/ Diakses pada tanggal 19
November 2017
28

Anda mungkin juga menyukai