Dokumentasi Keperawatan DHF
Dokumentasi Keperawatan DHF
PENDAHULUAN
1
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 PENGERTIAN
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang
ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi. Demam Berdarah Dengue sering disebut pula
Dengue Haemoragic Fever ( DHF ).
2.2 PATOFISIOLOGI
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami keluhan dan gejala
karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemi
ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul pada system
retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam
pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan DF
dan DHF ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat
anafilaktosin, histamin dan serotonin serta aktivasi system kalikreain yang berakibat
ekstravasasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plama, terjadinya
hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler ibuktikan dengan ditemukannya
cairan dalam rongga serosa, yaitu dalam rongga peritoneum, pleura dan perikard. Renjatan
hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma, bila tidak segera teratasi akan
terjadi anoxia jaringan, asidosis metabolic dan kematian. Sebab lain kematian pada DHF
adalah perdarahan hebat. Perdarahan umumnya dihubungkan dengan trombositopenia,
gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi trombosit.
Fungsi agregasi trombosit menurun mungkin disebabkan proses imunologis terbukti
dengan terdapatnya kompleks imun dalam peredaran darah. Kelainan system koagulasi
disebabkan diantaranya oleh kerusakan hati yang fungsinya memang tebukti terganggu oleh
aktifasi system koagulasi. Masalah terjadi tidaknya DIC pada DHF/ DSS, terutama pada
pasien dengan perdarahan hebat.
2
2.3 KLASIFIKASI DHF
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat penyakitnya menjadi 4 golongan,
yaitu :
a. Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji
tourniquet positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
b. Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejala-gejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
c. Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (>120x/mnt
) tekanan nadi sempit ( 120 mmHg ), tekanan darah menurun, (120/80 120/100
120/110 90/70 80/70 80/0 0/0 )
d. Derajat IV
Nadi tidak teaba, tekanan darah tidak teatur (denyut jantung 140x/mnt) anggota gerak
teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
5
dari 20 menit dan dapat diulang. Jika ini gagal untuk mengoreksi defisit, nilai hematokrit
harus ditentukan dan jika naik informasi klinis yang terbatas menunjukkan bahwa plasma
expander dapat diberikan. Dekstran 40, atau albumin 5% pada dosis 10-20 kg mL juga dapat
digunakan. Jika pasien tidak membaik setelah ini, kehilangan darah harus dipertimbangkan.
Pasien dengan perdarahan internal atau pencernaan mungkin memerlukan transfusi. Pasien
dengan koagulopati mungkin memerlukan plasma beku segar.
Setelah pasien dengan dehidrasi yang stabil, mereka biasanya membutuhkan cairan
infus tidak lebih dari 24-48 jam. cairan intravena harus dihentikan ketika tingkat hematokrit
turun dibawah 40% dan volume intravaskuler cukup.
Transfusi plasma platelet segar beku mungkin diperlukan untuk mengontrol pendarahan
parah. Sebuah laporan kasus baru-baru ini menunjukkan perkembangan yang baik setelah
pemberian globulin intravena anti-D di dua pasien. Sebelum mengakhiri, sebelum
pengobatan demam berdarah dilakukan, khendaknya pemeriksaan atau konsultasi kepada
dokter adalah jalan yang terbaik, pastikan penderita berada pada kondisi yang stabil karena
jika dibiarkan akan menjadi semakin parah sehingga menyebabkan kematian.
6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : Tn. S
Umur : 17
Alamat : Malang
Agama : Islam
Nama Ibu : Ny. W
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Nama Ayah : Tn. R
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Diagnosa Medik : DHF
Pengkajian tanggal : 08 Mei 2016
2. Keluhan Utama :
Pasien mengeluh panas.
7
Sebelumnya klien tidak penah dirawat karena penyakit apapun.
8
ANALISA DATA
Nama pasien : Tn S
Umur : 17
No. Register : 00876
9
DIAGNOSA KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS)
Nama pasien : Tn S
Umur : 17 tahun
10
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn S
No.registrasi : 00876
12
3. Ketidakseimbangan 1. Adanya 1. Kolaborasi
1. Diharapkan
nutrisi kurang dari peningkatan dengan ahli
dengan
kebutuhan tubuh berat badan gizi untuk
berkolaborasi
sesuai dengan menentukan
dengan ahli gizi
tujuan jumlah kalori
dapat
2. Berat badan dan nutrisi
memantau
ideal sesuai 2. Kaji
perkembangan
dengan tujuan kemampuan
nutrisi pasien
3. Mampu pasien untuk
2. Diharapkan
mengidentifikasi mendapatkan
dengan
kebutuhan nutrisi yang
mengkaji
nutrisi dibutuhkan
kemampuan
3. Monitor
pasien untuk
kalori dan
mendapatkan
intake nutrisi
nutrisi yang
dibutuhkan
dapat
meningkatkan
kesembuhan
pasien
3. Memonitor
kalori dan
intake nutrisi
pasien untuk
memamntau
perkembangan
nutrisi pasien
13
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn S
Umur : 17 tahun
14
2. berikan makanan yang
terpilih (sesuai konsultasi
ahli gizi)
3. berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
15
EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : Tn S
Umur :17 tahun
No. Register : 00876
No Dx Tanggal: Tanggal: Tanggal:
Keperawatan
00007 S: S: S:
pasien mengeluh masih pasien sudah merasa pasien menyatakan
panas dan tidak nyaman menurun namun masih sudah merasa bisa
O: terasa belum menurun beraktifitas serta sudah
1. TD: 110/70 mmHg. O: merasa nyaman dengan
Nadi: 88 x/menit, RR: 28 1. TD: 110/80 mmHg, suhu pada tubuhnya
x/menit, Suhu: 38,8˚C. Nadi: 86 x/menit, RR: O:
A: 26 x/menit, Suhu: 1. TD: 110/70 mmHg,
masalah belum teratasi 38,3˚C. Nadi: 84 x/menit, RR:
P: A: 22 x/menit, Suhu:
melanjutkan intervensi masalah belum teratasi 37,9˚C.
P: A:
melanjutakan intervensi masalah sebagian
teratasi
P:
mempertahankan suhu
tubuh adekwat
00027 S: S: S:
1. pasien mengatakan 1. pasien mengatakan 1. pasien mengatakan
badannya terasa masih badannya sudah tidak badannya sudah tidak
lemas. terlalu lemas. lemas.
2. pasien mengatakan 2. pasien mengatakan 2. pasien mengatakan
warna kencingnya masih warna kencingnya warna kencingnya
pekat. kuning tetapi tidak kuning bening.
3. pasien mengatakan terlalu pekat. 3. pasien mengatakan
sudah minum 4-6 gelas air. sudah meminum lebih
O: dari 8 gelas air.
16
1. Aktivitas seperti makan, 3. pasien mengatakan O:
minum dan kekamar mandi sudah minum 6-8 gelas 1. aktivitas makan
masih dibantu orang lain. air. minum, dan kekamar
A: O: mandi sudah bisa
Masalah Belum teratasi. 1. Aktivitas makan, mandiri dan sudah bisa
P: minum mandiri dan berjalan-jalan keluar
Lanjutkan Intervensi. kekamar mandi masih kamar.
dibantu orang lain. A:
A: Masalah teratasi.
Masalah teratasi P:
sebagian. Hentikan Intervensi.
P:
Lanjutkan Intervensi.
00002 S: S:
S:
Pasien mengatakan nyeri Mengatakan sedikit Sudah tidak nyeri
nyeri abdomen
abdomen abdomen
O:
O: Berat badan pasien O:
sedikit naik
Berat badan menurun Berat badan pasien
A:
A: Masalah sedikit teratasi sudah kembali normal
P:
Masalah belom teratasi A:
Melanjutkan intervensi
P: Masalah teratasi
Lanjutkan Intervensi P:
Hentikan intervensi
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DHF adalah suatu infeksi arbovirus akut yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan
nyamuk spesies aides. Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, pasien akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal
seluruh badan, hiperemi ditenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin muncul
pada system retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan
limpa. Ruam pada DHF disebabkan karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit. Demam
berdarah biasanya merupakan penyakit yang hanya perawatan suportif jika tepat sasaran
dapat disembuhkan. Acetaminophen dapat digunakan untuk pengobatan demam berdarah.
Untuk beberapa jenis obat seperti aspirin, obat anti-inflammatory drugs
(NSAID), dankortikosteroid harus dihindari sebagai antisipasi pengobatan demam berdarah.
Terdapat diagnosa Hipertermi b.d proses infeksi virus, ketidakseimbangan volume
cairan b.d kehilangan cairan aktif, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b.d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat nafsu makan menurun.
4.2 Saran
Diharapkan untuk semua orang agar menjaga kebersihan lingkungan, dan hindari
tempat yang terdapat genangan air.
18
DAFTAR PUSTAKA
(http;//www.litbang.depkes.go.id, 2005).
Anton, S. Hubungan perilaku tentang pemberantasan sarang nyamuk dan kebiasaan keluarga
dengan kejadian DBD di kec. Medan perjuangan kota Medan. 2008
Isha, H. 2006. Upaya strategis dalam penanggulangan DBD di Indonesia. Jakarta: Bakti Husada
Kristina. 2005. Demam berdarah dengue. Jakarta: Litbang Depkes RI
Amin, H. Nanda NIC NOC jilid 1 (DHF).2015
Judith, M. 2016. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
19